KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN. bidang transportasi dalam penyediaan sarana transportasi. Pemerintah juga melakukan. peningkatan pembangunan di bidang perhubungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan serta semakin pesatnya persaingan bisnis. Indonesia dalam

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA PENGIRIMAN SURAT DAN BARANG PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan sarana yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

III. METODE PENELITIAN. kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 angka (3) Angkutan adalah perpindahan orang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari suatu badan dengan nama Pos en Telegraafdients yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini mengharuskan setiap perusahaan menyusun strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pengangkutan dapat dilakukan melalui darat, laut

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. atau produsen semakin berlomba-lomba untuk terus berusaha meningkatkan mutu

RUDY ARDI CANDRAWIJAYA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laut Dan Perairan Darat, (Jakarta: Djambatan, 1989), hal 120. Universitas Indonesia

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pengecualian Dari Ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan di bidang teknologi. informasi dan komunikasi, salah satunya melahirkan internet, yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi adalah salah satu bidang kegiatan yang sangat vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG

BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang. sedang membangun terutama bidang pendidikan dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Komanditer atau sering disebut dengan CV (Commanditaire. pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam Kitab Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut 2. Kedudukan pengirim dan

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BAB I PENDAHULUAN. perlunya penerapan strategi pelayanan perusahaan yang tepat. Perkembangan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri karena adanya

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1984 TENTANG POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

2013, No.38 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan

Transkripsi:

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA (PERSERO) DALAM PENGIRIMAN PAKET BARANG DI JAMBI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) LISA ERIANTI B10013345 Pembimbing: Evalina Alissa, S.H., M.Hum. Firya Oktaviarni, S.H., M.H. JAMBI 2017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM Skripsi ini diajukan oleh PENGESAHAN SKRIPSI Nama Nomor Induk Mahasiswa Program Kekhususan Judul Skripsi : LISA ERIANTI : B10013345 : HUKUM PERDATA : TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA (PERSERO) DALAM PENGIRIMAN PAKET BARANG DI JAMBI Skripsi ini Telah Dipertahankan dihadapan Tim Penguji Fakultas Hukum Universitas Jambi, pada tanggal 18 April 2017 Dan dinyatakan LULUS TIM PENGUJI NAMA JABATAN TANDATANGAN Asmawati, S.H., M.H Lili Naili Hidayah, S.H., M.H. Umar Hasan, S.H., M.H. Ketua Tim Penguji Sekretaris Penguji Utama Evalina Alissa, S.H., M.Hum. Firya Oktaviarni, S.H., M.H. Anggota Anggota Mengetahui Dekan Fakultas Hukum Universitas Jambi Dr. Helmi, S.H., M.H. NIP. 19710606 199803 1 001

TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA (PERSERO) DALAM PENGIRIMAN PAKET BARANG DI JAMBI Oleh: LISA ERIANTI (B10013345) ABSTRAK PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman paket barang. Dalam proses pengiriman barang, kadangkala terjadi keterlambatan, kerusakan, dan kehilangan. Sehubungan dengan itu, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu bagaimana pertanggung jawaban atas penyelesaian pengaduan kiriman dan tuntutan ganti rugi (TGR) yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi dalam pengiriman paket barang serta apa saja hambatan yang terjadi dalam penyelesaian pertanggung jawaban yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi kepada pengguna jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pertanggung jawaban yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi atas penyelesaian klaim kepada pengguna jasa serta hambatan yang terjadi dalam penyelesaian pertanggung jawaban yang diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa wujud ganti rugi yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi adalah berupa uang yang jumlah besarannya telah diatur secara internal, baik untuk barang yang telah diasuransikan maupun tidak sehingga semua klaim yang masuk dapat diselesaikan tanpa harus melalui pengadilan. Dalam penyelesaian pertanggung jawaban yang diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi kepada pengguna jasa kadangkala terjadi hambatan yang disebabkan oleh pihak pos sendiri maupun dari pengguna jasa. Kata Kunci: Tanggung Jawab, Pengiriman Paket Barang

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... iv HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. RumusanMasalah... 13 C. Tujuan Penelitian... 13 D. Manfaat Penelitian... 13 E. Kerangka Konseptual... 14 F. Metode Penelitian... 16 G. Sistematika Penulisan... 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian... 21 B. Tinjauan Umum Terjadinya Perjanjian Pengangkutan... 29 C. Tinjauan Umum Perjanjian Pengangkutan PT Pos Indonesia (Persero) Jambi... 35 BAB III PEMBAHASAN A. Pertanggungjawaban Atas Penyelesaian Pengaduan Kiriman Dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) Yang Diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi Dalam Hal Pengiriman Paket Barang...43 B. Hambatan Yang Terjadi Dalam Penyelesaian Pertanggungjawaban Yang Diberikan Oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi Kepada Pengguna Jasa.68 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 73 B. Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel1.Jumlah Pengiriman Paket Barang Dalam Negeri Bulan Januari- Desember 2015...6 Tabel 2. Jumlah Pengaduan Kiriman Karena Terlambat Bulan Januari- Desember 2015...8 Tabel 3. Jumlah Pengajuan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) Barang Rusak Dan Hilang Bulan Januari-Desember 2015...9 Tabel 4. Besar Ganti Rugi Terhadap Surat Dan Paket Yang Tidak Membayar Bea Jaminan Ganti Rugi... 47 Tabel 5. Besar Ganti Rugi Terhadap Surat Dan Paket Dengan Nilai Jaminan Ganti Rugi... 47 Tabel 6. Daftar Barang Pengguna Jasa PT. Pos Indonesia (Pesero) Jambi Yang Hilang/Rusak Dan Bentuk Tanggung Jawab Pada Tahun 2015... 66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini masyarakat cenderung menginginkan sesuatu yang bersifat cepat dan praktis, termasuk juga dalam hal jasa pengiriman paket barang. Dewasa ini, jasa pengiriman paket barang seperti sudah menjadi kebutuhan hidup karena tidak hanya dibutuhkan oleh orang pribadi saja, melainkan perusahaan, distributor, toko, bahkan para wiraswastawan. Dalam proses pengiriman paket barang tentunya akan berhubungan dengan pengangkutan. Dalam kehidupan sehari-hari pengangkutan sangat dibutuhkan baik dalam pengiriman paket barang untuk keperluan pribadi maupun pengangkutan barang dalam dunia perniagaan, sehingga sangat sulit untuk mengabaikan segi pengangkutan ini. Pengangkutan dapat diartikan sebagai perpindahan tempat, baik mengenai benda-benda maupun orang-orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta efisiensi. 1 Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pengangkutan dapat memberikan kegunaan kepada masyarakat yang menggunakan jasa angkutan 1 Sutio Usman Adji, Djoko Prakoso, Hari Pramono, Hukum Pengangkutan Di Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1990, hal 1. tersebut. Dengan adanya pengangkutan maka dapat diadakan pemindahanbarang dari suatu tempat ke tempat lain di mana barang-barang itu dirasakandapat lebih bermanfaat. Dengan demikian, pengangkutan tersebut

pada umum nya memberikan suatu nilai dan kegunaan tempat (Place Utility) kepada pengguna jasa tersebut. Selain itu, pengangkutan juga banyak memberikan manfaat menyangkut faktor waktu (Time Utility). Maka dapat terjadi pemindahan yang lebih cepat dari tempat yang satu ke tempat lain. Jadi dengan adanya faktor-faktor tersebut maka terciptalah suatu hubungan di mana yang satu menghendaki balas jasa. 2 Pada umumnya pengangkutan terbagi atas pengangkutan darat, pengangkutan udara, pengangkutan laut, dan pengangkutan perairan darat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Andi Sri Rezky Wulandari bahwa, Masingmasing pengangkutan tersebut ada yang mengangkut orang dan ada yang mengangkut barang. Pengangkutan memiliki hubungan hukum dan kedudukan hukum yang sama antara pengangkut dengan penumpang atau pengirim barang yang bersifat koordinasi. 3 Pada penelitian ini akan lebih difokuskan membahas mengenai pengangkutan barang. Hal yang terpenting dalam menyelenggarakan pengangkutan barang itu, mulai dari tempat pemuatan sampai ke tempat tujuan tidak kurang suatu apa pun (selamat) dan kalau tidak selamat berarti menjadi tanggung jawab dari pihak pengangkut. 4 2 Andi Sri Rezky Wulandari, Buku Ajar Hukum Dagang, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2014, hal 118. 3 Ibid, hal 123. 4 Ibid, hal 119. Saat ini sudah banyak perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman paket barang, namun jasa pengiriman paket barang pemerintah yang ada dari dulu hingga sekarang hanya ada satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Pos Indonesia (Persero) adalah suatu perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa (paketpos, suratpos, keuangan, logistik, dan e-bisnis) dengan jangkauan operasi hampir di seluruh tanah air. Kantor PT. Pos

Indonesia (Persero) pertama kali dibangun pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia yang didirikan oleh Gubernur Jenderal GW Baron. Kemudian PT. Pos Indonesia (Persero) tumbuh dan berkembang sampai sekarang hingga memiliki kantor cabang/perwakilan di setiap Provinsi di Indonesia. Berdiri pada tahun 1746, saham PT. Pos Indonesia (Persero) sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Seiring waktu berjalan, PT. Pos Indonesia (Persero) pun sampai saat ini masih berdiri dan memberikan berbagai kemudahan yang ditawarkan dalam pelayanan pos terhadap pelanggannya dan menjadi suatu strategi yang diambil oleh PT. Pos Indonesia (Persero) untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos, dijelaskan bahwa: Pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan pos untuk kepentingan umum. Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut, PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perwujudan dalam fungsi pengangkutan, yaitu memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. 5 Dengan demikian, disebutkan di dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1985 Tentang Penyelenggaraan Pos bahwa Penyelenggara Pos diarahkan sebagai penunjang pembangunan dengan memberikan pelayanan sebaik mungkin bagi masyarakat di seluruh tanah air dan untuk mempererat kerjasama dalam hubungan antar bangsa. Keberadaan PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu bagian dalam pembangunan nasional, yaitu untuk mempercepat pembangunan melalui pembangunan jaringan komunikasi antar daerah. Oleh karena itu, di dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Pos disebutkan bahwa:

PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu sarana komunikasi dan informasi yang memiliki peranan penting dan strategis dalam mendukung pelaksanaan pembangunan, mendukung persatuan dan kesatuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mendukung kegiatan ekonomi, sertameningkatkan hubungan antar bangsa. Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Herto, selaku Bagian Pelayanan atau Customer Service PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi, mengatakan bahwa: Dalam hal pengiriman paket barang, pos menyediakan beberapa jenis layanan kiriman paketpos, yaitu layanan pengiriman paket barang dalam negeri dan layanan pengiriman paket barang luar negeri, sehingga dapat mempermudah masyarakat untuk mengirimkan paket barangnya kemana pun tujuannya. 6 5 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1991, hal 2. 6 Wawancara dengan Herto, Bagian Pelayanan atau Customer Service PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi, Tanggal 31 Oktober 2016. Dari hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa PT. Pos Indonesia (Persero) telah mengupayakan untuk selalu menjaga kepercayaan masyarakat dalam menggunakan pelayanannya dengan menyediakan jenis layanan paketpos yang tidak hanya berlaku untuk mengirim paket barang di dalam negeri saja, melainkan berlaku juga untuk mengirim paket barang ke luar negeri. PT. Pos Indonesia (Persero) membagi jenis layanan paketposmenjadi 2 (dua), yaitu pengiriman paket barang Dalam Negeri dan pengiriman paket barang Luar Negeri. Untuk mengirim paket barang antar kota, dapat menggunakan layanan paketpos Dalam Negeri, yang terdiri dari paketpos Kilat Khusus, paketpos Biasa, dan paketpos Ekspress. Sedangkan untuk mengirim paket barang antar negara dapat menggunakan layanan paketpos Luar Negeri, seperti Express Mail Service (EMS), Pos Tercatat (RLN), dan Paket Pos Luar Negeri (PPLN). Kedua jenis layanan paketpos ini bertujuan untuk mengirimkan barang-barang berharga masyarakat kemanapun tujuannya

pengiriman paket barang tersebut dengan hemat dan dalam cakupan nasional maupun internasional. 7 Pada penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian kepada pengiriman paket barang Dalam Negeri saja untuk mempersempit ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini. 7 http://www.posindonesia.co.id/index.php/produk/. Di akses tanggal 30 Oktober 2016, Pukul 13.30 WIB. Tabel 1 Jumlah Pengiriman Paket Barang Dalam Negeri Bulan Januari Desember 2015. No Bulan Jenis Pengiriman Pos Pos Biasa Pos Kilat Khusus Pos Ekspress 1 Januari 2015 918 750 13.972 2 Februari 2015 872 923 22.518 3 Maret 2015 852 813 13.714 4 April 2015 991 1.001 19.988 5 Mei 2015 832 795 13.874 6 Juni 2015 1.394 1.116 9.530 7 Juli 2015 635 1.167 3.274 8 Agustus 2015 1.982 800 6.391 9 September 2015 8.492 971 3.236 10 Oktober 2015 6.885 1.804 3.397 11 November 2015 6.118 2.227 8.641 12 Desember 2015 1.243 673 4.103 Jumlah 31.214 13.040 122.638 Sumber : data dari PT. Pos Indonesia Jambi Tanggal 31 Oktober 2016. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa masyarakat Kota Jambi masih banyak menggunakan jasa PT. Pos Indonesia (Persero) dalam pengiriman paket barangnya. Dapat dilihat juga bahwa dalam pengiriman paket barang Dalam Negeri, masyarakat lebih banyak menggunakan layanan paketpos Ekspress, kemudian paketpos Biasa, dan yang terakhir adalah paketpos Kilat Khusus. Untuk menjalankan tugasnya dalam mengantarkan paket barang, PT. Pos Indonesia (Persero) berkewajiban untuk berusaha memberikan pelayanan

yang terbaik kepada masyarakat. Hal ini merupakan salah satu faktor pentingyang patut diperhatikan mengingat adanya rasa percaya dari masyarakat selaku pengguna jasa bahwa paket barang atau kiriman yang dikirim melalui PT. Pos Indonesia (Persero) akan sampai dengan selamat ke tempat tujuan sesuaiketentuan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Pos bahwa Penyelenggara Pos wajib menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keselamatan kiriman. Dengan demikian, PT. Pos Indonesia (Persero) bertanggung jawab dalam mengantarkan paket barang tersebut. Dalam proses pengiriman barangakan terjadi perjanjian antara pengirim dengan PT. Pos Indonesia (Persero), dimana dari perjanjian ini akan timbul perikatan, bahwa PT. Pos Indonesia (Persero) mengikatkan diri untuk mengantarkan paket barang milik si pengirim, sedangkan pengirimmengikatkan diri untuk membayar kewajibannya berupa ongkos. 8 bahwa: Dengan demikian, menurut H.M.N. Purwosutjipto berpendapat bahwa: Tanggung jawab tidak hanya terletak di pundak PT. Pos Indonesia (Persero) saja, tetapi juga membebani pengirim, yaitu bila kewajibankewajiban tidak dipenuhi atau larangan-larangan dilanggar, seperti: 1. Bila pengirim mengirimkan barang-barang yang menjadi larangan Pemerintah untuk dikirimkan melalui PT. Pos Indonesia (Persero); 2. Pengirim telah memberikan perincian-perincian yang tidak benar mengenai isi surat atau paket barang kiriman itu; 3. Bila pengirim menyalahgunakan hak kebebasan porto untuk kiriman pribadi atau menyalahgunakan wewenang mempergunakan hak kebebasan porto. 9 Menurut Pasal 471 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dijelaskan Persyaratan untuk membatasi tanggung jawab pengangkut tidak membebaskannya dari tanggung jawab, bila dibuktikan, bahwa ada kesalahan atau kelalaian padanya sendiri atau pada orang-orang yang dipekerjakannya, kecuali bila tanggung jawab untuk itu pun ditiadakan dengan tegas. 8 H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit., hal 83.

9 Ibid., hal 84. Dalam pelaksanaan pelayanan PT. Pos Indonesia (Persero), kadangkala terjadi ketidaksesuaian dari yang telah dijanjikan sehingga pengiriman paket barang tersebut menimbulkan kerugian bagi pengguna jasa, seperti paket barang yang dikirimkan tersebut mengalami keterlambatan sampai ke tempat tujuan, kerusakan barang ketika barang itu telah diterima, atau bisa saja paket barang tersebut tidak sampai di tempat tujuan karena hilang. Tabel 2 Jumlah Pengaduan Kiriman Karena Terlambat Bulan Januari Desember 2015. No Bulan Jumlah Pengaduan Kiriman 1 Januari 2015-2 Februari 2015 12 3 Maret 2015 31 4 April 2015 21 5 Mei 2015 19 6 Juni 2015 89 7 Juli 2015 63 8 Agustus 2015 72 9 September 2015 32 10 Oktober 2015 3 11 November 2015-12 Desember 2015 - Jumlah 342 Sumber : data dari PT. Pos Indonesia Jambi Tanggal 31 Oktober 2016. Dari Tabel 2 dapat diketahui, bahwa jumlah pengaduan kiriman yang masuk ke PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi sebanyak 342 pengaduan, dimana pengaduan yang masuk tersebut paling banyak di bulan Juni 2015 yaitu sebanyak 89 pengaduan. Sedangkan di bulan Januari, November, dan Desember 2015 tidak ada pengaduan yang masuk. Pengaduan kiriman tersebut masuk melalui website PT. Pos Indonesia (Pesero), via telepon atau datang langsung ke PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. Adapun pengaduan kiriman yang masuk tersebut berupa keterlambatan sampai ke tempat tujuan yang disebabkan karena penerima belum merasa

menerima paket barang tepat waktu, salah kirim, gagal kirim, permintaan antar ulang, dan alamat tujuan yang tidak jelas. 10 Tabel 3 Jumlah Pengajuan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) Barang Rusak dan Hilang Bulan Januari Desember 2015. No Bulan Jumlah Pengajuan TGR Keterangan Rusak Hilang 1 Januari 2015 3 2 1 2 Februari 2015 2 2-3 Maret 2015 5 1 4 4 April 2015 2-2 5 Mei 2015 3 3-6 Juni 2015 - - - 7 Juli 2015 - - - 8 Agustus 2015 4 1 3 9 September 2015 1 1-10 Oktober 2015 1 1-11 November 2015 3 1 2 12 Desember 2015 1 1 - Jumlah 25 13 12 Sumber : data dari PT. Pos Indonesia Jambi Tanggal 31 Oktober 2016. Pada Tabel 3 dapat diketahui, bahwa terdapat 25 Pengajuan Tuntutan Ganti Rugi (TGR), terdiri dari 13 pengajuan untuk barang yang rusak dan 12 pengajuan untuk barang yang hilang dengan rincian sebagaimana Tabel 3 di atas. 10 Buku Pengaduan Kiriman PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. Permasalahan di atas terjadi bisa disebabkan oleh adanya kesalahan dan/atau kelalaian, baik dari penyelenggara PT. Pos Indonesia (Pesero) atau bisa juga disebabkan oleh pihak pengguna jasa (pengirim barang) itu sendiri. Pemerintah telah berupayamemberikan penyelesaian terhadap permasalahan ini dengan mengaturnya pada Pasal 28 Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos bahwa: Pengguna layanan pos berhak mendapatkan ganti rugi

apabila terjadi kehilangan kiriman, kerusakan isi paket, keterlambatan kiriman dan Ketidaksesuaian antara barang yang dikirim dan yang diterima. Selain itu juga disebutkan di dalam Pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1985 Tentang Penyelenggaraan Pos, bahwa: Pengirim atau penerima dapat mengajukan pengaduan tentang pelayanan suratpos, suratpos tercatat, paketpos, weselpos, giropos, dan kuitansi-pos yang diduga mengalami hambatan dalam proses pengirimannya, menurut tata cara yang ditetapkan oleh Menteri. Wujud dari bentuk tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) berupa jaminan ganti rugi terhadap paket dalam negeri sebagai layanan nilai tambah kepada pengirim atas kiriman yang diserahkan kepada Perusahaan jika terjadi keterlambatan, kerusakan dan kehilangan terhadap paket barang yang dikirimkan melalui pengiriman paket Dalam Negeri. Jaminan ganti rugi yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) ini memiliki maksud dan tujuan seperti yang telah diatur di dalam Pasal 2 Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Nomor KD 128/DITRAKET/0616 Tentang Jaminan Ganti Rugi dan Paket Dalam Negeri bahwa: (1) Maksud ditetapkan Jaminan Ganti Rugi Surat atau Paket ini, merupakan kewajiban Perusahaan kepada pelanggan atas kiriman yang diserahkan terjadi keterlambatan, kerusakan, dan kehilangan Surat dan Paket Dalam Negeri; (2) Tujuan ditetapkan Jaminan Ganti Rugi untuk mempermudah para Kepala Kantor Pos menyelesaikan Jaminan Ganti Rugi kepada pelanggan atas kiriman yang diserahkan jika terjadi keterlambatan, kerusakan dan kehilangan Surat dan Paket Dalam Negeri. Jaminan ganti rugi hanya diberlakukan untuk jenis layanan Pos Ekspress, Pos Kilat Khusus, dan Paket Biasa sesuai dengan ketentuan persyaratan paket barang yang dijamin oleh Perusahaan yang dalam hal ini PT. Pos Indonesia (Persero). bahwa: Pasal 468 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang mengatakan

Pengangkut harus mengganti kerugian karena tidak menyerahkan seluruh atau sebagian barangnya atau karena ada kerusakan, kecuali bila Ia membuktikan bahwa tidak diserahkannya barang itu seluruhnya atau sebagian atau kerusakannya itu adalah akibat suatu kejadian yang selayaknya tidak dapat dicegah atau dihindarinya, akibat sifatnya, keadaannya atau suatu cacat barangnya sendiri atau akibat kesalahan pengirim. Dengan adanya perjanjian pengangkutan ini sangat membantu jika terjadi kelalaian dari pihak yang melakukan wanprestasi yang menimbulkan akibat hukum. Salah satu bentuk wanprestasi dalam pengiriman barang melalui paketpos adalah keterlambatan, hilang ataupun rusak. H.M.N. Purwosutjipto berpendapat bahwa: Perjanjian pengangkutan itu adalah perjanjian campuran, karena mempunyai unsur penyimpanan (bewaargeving). 11 Hal ini sesuai dengan ketetapan dalam Pasal 468 ayat (1) KUHD yang berbunyi: Perjanjian pengangkutan menjanjikan pengangkutuntuk menjaga keselamatan barang yang harus diangkut dari saat penerimaan sampai saat penyerahannya. Pada kenyataannya, bentuk dokumen dalam proses pengiriman barang melalui PT. Pos Indonesia (Persero) adalah berupa Resi.Abdulkadir Muhammad berpendapat bahwa: Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai alat bukti adanya perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan pengirim. 12 Bila terjadi suatu permasalahan yang menimbulkan kerugian pada pengirim, maka Resi inilah yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan pengaduan kiriman dan pengajuan tuntutan ganti rugi (TGR). Kenyataan dengan banyaknya klaim atau tuntutan ganti rugi (TGR) yang diajukan oleh pengirim paket barang sepanjang tahun 2015, perlu adanya dilakukan peninjauan mengenai sejauh mana PT. Pos Indonesia(Persero) Jambi memproses semua klaim atau tuntutan ganti rugi (TGR) yangmasuk dan mempertanggung jawabkannya dengan memberikan ganti rugi atas kerugian yang dirasakan oleh pengirim paket barang.

Berdasarkan hal-hal diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Tanggung Jawab PT. Pos Indonesia (Persero) Dalam Pengiriman Paket Barang Di Jambi. 11 H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit., hal 9. 12 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara, Cet. Kesatu, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, hal 49. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pertanggungjawaban atas penyelesaian pengaduan kiriman dan tuntutan ganti rugi (TGR)yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi dalam hal pengiriman paket barang? 2. Apa saja hambatan yang terjadi dalam penyelesaian pertanggung jawaban yang diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi kepada pengguna jasa? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk pertanggungjawaban atas penyelesaian pengaduan kiriman dan tuntutan ganti rugi (TGR) yang diberikan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi kepada pengguna jasa pengiriman paket barang. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai hambatan yang terjadi dalam penyelesaian pertanggung jawaban yang diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero)Jambi kepada pengguna jasa.

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ilmu pengetahuan khususnya untuk menambah wawasan bagi kalangan akademik mengenai perlindungan konsumen yang dalam hal ini adalah pengguna jasa pengiriman paket barang di PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan dan bahan informasi bagi semua pihak terkait dengan pengguna jasa layanan paketpos dan bagi aparat penegak hukum untuk mengetahui tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi atas pengaduan kiriman dan tuntutan ganti rugi (TGR) dan dalam memberikan ganti kerugian kepada pengguna jasa pengiriman paket barang. E. Kerangka Konseptual Dalam Kerangka Konseptual ini penulis memberikan batasan peristilahan yang di pakai sebagai dasar penulisan agar mempermudah dalam pemahaman penulis dalam membahas hal selanjutnya, untuk itu penulis akan menguraikannya sebagai berikut. 1. Tanggung Jawab Menurut Kamus Hukum, tanggung jawab pengangkut merupakan kewajiban perusahaan angkutan untuk mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pengirim barang serta pihak ketiga. 13

13 Rachmat Trijono, Kamus Hukum, Pustaka Kemang, Jakarta, 2016, hal 247. 2. PT. Pos Indonesia (Persero) Pos Indonesia atau sering disebut dengan PT. Pos Indonesia (Persero) karena perseroan terbatas merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi keuangan. 14 3. Pengiriman Berdasarkan dari konsep Hukum Pengangkutan, arti dari pengiriman merupakan kegiatan dari transportasi memindahkan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat lain. 15 4. Paket Barang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan paket adalah barang yang dikirimkan di bungkusan melalui pos atau perusahaan ekspedisi. 16 Menurut Kamus Hukum, yang dimaksud dengan barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak, atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud. 17 Berdasarkan pemaparan pengertian konsep di atas, maka maksud dari judul skripsi ini adalah untuk mengkaji tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa pengiriman dalam hal mengirimkan paket barang di Jambi. 14 http://www.bumn.go.id/posindonesia/halaman/41/. Di akses tanggal 30 Oktober 2016, Pukul 13.30 WIB. 15 Soegijatna Tjakranegara, Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, Cet. Kesatu, Rineka Cipta, Jakarta, hal 1. 16 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), Balai Pustaka, Jakarta, hal 813. 17 Rachmat Trijono, Op.Cit., hal 32. F. Metode Penelitian 1. Tipe/Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan sesuai dengan pokok permasalahan yang akan diteliti adalah yuridis empiris. Yuridis empiris adalah suatu pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana bekerjanya hukum di dalam masyarakat. 18 2. Spesifikasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis fakta-fakta sosial dengan menjelaskannya melalui bantuan hukum atau sebaliknya hukum itu dijelaskan melalui bantuan fakta-fakta sosial yang ada dan berkembang di tengah masyarakat. 19 Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis terhadap bentuk tanggung jawab PT. Pos Indonesia (Persero) atas pengiriman paket barang di Jambi. 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian atau jumlah keseluruhan dari suatu sampel. 20 Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah orang yang mengalami kerugian yang disebabkan karena keterlambatan, kerusakan, dan kehilangan pada barang dalam proses pengiriman barang melalui PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 367 orang. 18 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2008, hal 123. 19 Ibid., hal 174. 20 http://definisipengertian.net/. Di akses tanggal 07 Maret 2017 pukul 14.38 WIB. Guna mendapatkan informasi sebagai salah satu data untuk menyempurnakan penelitian ini, maka penulis menetapkan sampel penelitian melalui teknik Purposive Sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan sampel berdasarkan penilaian tertentu karena unsurunsur atau unit-unit yang dipilih dianggap mewakili populasi. 21 Disini penulis mengerucutkan jumlah responden dengan mengambil 10% dari 367

yaitu 36,7yang kemudian penulis bulatkan menjadi 37 dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok responden, yaitu 7 orang dari pemilik barang yang mengalami kerusakan, 4 orang dari pemilik barang yang mengalami kehilangan, dan 26 orang dari pemilik barang yang mengalami keterlambatan sampai ke tempat tujuan. Selain itu penulis juga menetapkan narasumber guna memperoleh informasi terkait permasalahan yang diteliti penulis, yang dalam hal ini merupakan informan dari PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi, yakni: 1. Customer Service PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. 2. Manajer Antaran PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. 4. Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data penelitian dikumpulkan melalui sumber data yang berasal dari data primer dan data sekunder sebagai berikut: a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini. 21 Bahder Johan Nasution, Op.Cit., hal 159. b. Data Sekunder, data yang dari sudut kekuatan mengikatnya meliputi: 1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan yang diperoleh dengan mempelajari peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu: (a) KUHPerdata, Buku III Tentang Perikatan; (b) KUHD, Buku II Bab V-A Tentang Pengangkutan Barang; (c) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (d) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Pos;

(e) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1985 Tentang Penyelenggaraan Pos; (f) Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Nomor KD 128/DITRAKET/0616 Tentang Jaminan Ganti Rugi Surat dan Paket Dalam Negeri. 2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang diperoleh melalui literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan informasi tentang bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang diperoleh dengan mempelajari kamus baik itu kamus hukum maupun kamus besar bahasa Indonesia. Selain itu, metode atau alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung di mana semua pertanyaan disusun secara sistematik, jelas, dan terarah sesuai dengan isu hukum yang di angkat dalam penelitian. 22 Wawancara dilakukan dengan menggunakanpedoman pertanyaan yang ditujukan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi, Customer ServicePT. Pos Indonesia (Persero) Jambi dan Manajer Antaran PT. Pos Indonesia (Pesero) Jambi. 2. Kuisioner Pengumpulan data melalui kuisioner ini akan dilakukan penulis dengan menyebarkan kuisioner (daftar pertanyaan) yang berhubungan dengan penelitian ini kepada 37 orang responden yaitu pemilik barang yang mengalami kerusakan, kehilangan, dan keterlambatan.

5. Analisis Data Data yang diperoleh baik itu data primer maupun data sekunder dikumpulkan terlebih dahulu kemudian diseleksi dan diklasifikasikan serta dianalisis secara kualitatif, kemudian ditarik kesimpulan.metode analisis kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan teori, dan menggambarkan realitas yang kompleks. 23 Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu menggambarkan suatu kenyataan hal 28. 22 Ibid, hal 167. 23 Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, yang terjadi di lapangan antara pihak PT. Pos Indonesia (Persero) dengan pihak pengirim barang sehubungan dengan pelaksanaan tanggung jawabnya di Jambi. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadi 4 (empat) bab, yaitu: Bab I : Bab ini menerangkan secara ringkas mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II : Bab ini merupakan bab Tinjauan Pustaka yang membahas mengenaitinjauan Umum Tentang Perjanjian, Tinjauan Umum Terjadinya Perjanjian Pengangkutan, dan Tinjauan Umum Perjanjian Pengangkutan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan dengan jelas tentang: pertanggungjawaban atas penyelesaian pengaduan kiriman dan tuntutan ganti rugi (TGR)yang diberikan PT. Pos Indonesia

(Persero) Jambi dalam hal pengiriman paket barang; dan hambatan yang terjadi dalam penyelesaian ganti rugi yang diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi kepada pengguna jasa. Bab IV : Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berguna untuk menyempurnakan penelitian di masa mendatang.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai uraian di bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pertanggungjawaban atas penyelesaian pengaduan kiriman dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang diberikan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi dalam hal pengiriman paket barang adalah dengan memberikan Ganti Rugi berupa uang. Ganti Rugi diberikan baik untuk barang yang sudah diasuransikan maupun yang tidak diasuransikan dengan besaran jumlah ganti rugi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. 2. Faktor-faktor yang menghambat penyelesaian pertanggung jawaban PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi dapat berasal dari PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi sendiri, seperti masalah waktu maupun dari kekurangan PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi terkait jumlah pegawai di bagian customer service atau karena masalah server. Selain itu, juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan pengirim/kuasanya akan hak mereka, kurangnya sikap proaktif pengirim/kuasanya sehingga pengirim/kuasanya tidak melaporkan klaim atas kerugian yang dirasakan kepada PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi. B. Saran 1. Guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi dapat melakukan Sosialisasi, Edukasi dan Informasi kepada masyarakat tentang hak-hak pengirim/kuasanya, tatacara dan

syarat-syarat pengajuan pengaduan kiriman dan Tuntutan Ganti Rugi terhadap paket barang yang terlambat, rusak atau hilang. 2. Untuk masyarakat yang ingin menggunakan jasa pengiriman paket barang melalui PT. Pos Indonesia (Persero) Jambi, sebaiknya lebih proaktif untuk mencari informasi terkaitt hak-hak yang dapat diperoleh ketika mengalami kerugian dan teliti dalam menuliskan dan mengecek kebenaran alamat pengirim maupun alamat penerima baik yang tertera di bukti tanda kiriman/resi maupun yang tertera pada paket barang yang akan dikirimkan untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan barang akibat gagal antar karena alamat yang tidak jelas.