RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

BAB IV BANTUAN FINANSIAL DAN PENERAPAN GOOD GOVERNANCE KEPADA KROASIA. merupakan stimulus bagi kemakmuran dan pertumbuhan di negara-negara anggota

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya lebih besar dari jumlah awal. Pada 18 April 1951, enam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

BAB III SEJARAH INTEGRASI DAN INSTITUSI UNI EROPA. Bentuk kerja sama dapat diwujudkan dengan membentuk unit-unit organisasi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

Press Release Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Rumania ke Rumania 27 November - 3 Desember 2017

TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Humaniter Internasional bertujuan untuk memanusiawikan perang agar korban

4/8/2013. Mahkamah Pidana Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain yang yang diderita oleh banyak orang di negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB VI PENUTUP. 1. Imunitas Kepala Negara dalam Hukum Internasional. Meski telah diatur dalam hukum internasional dan hukum kebiasaan

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

Kerja sama ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

LAYANAN PENASIHAT DAN KERJA SAMA TEKNIS DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 3. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MASUKNYA KROASIA DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

A. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB II UNI EROPA. Gagasan untuk menyatukan negara-negara Eropa telah dimulai sejak akhir

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)


Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KOMENTAR UMUM no. 08

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

Transkripsi:

RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling melakukan hubungan kerjasama dalam berbagai bentuk dan bidang. Suatu negara melakukan hubungan dengan negara lain dengan tujuan mengejar kepentingan nasional masing-masing negara. Uni Eropa adalah organisasi regional di negaranegara Eropa yang memberi jaminan perdamaian dan stabilitas di antara negara-negara anggotanya. Pada awal pembentukannya, Uni Eropa bergerak dalam penyatuan ekonomi namun dalam perkembangannya Uni Eropa bergerak meluas ke segala bidang kehidupan negara. Uni Eropa merupakan organisasi regional yang mempunyai cita-cita untuk menyatukan kembali benua Eropa ke dalam satu kesatuan. Saat ini Uni Eropa sedang berambisi untuk menambah kekuasaannya melalui perluasan keanggotaan dan akan dilakukan ke negara-negara Eropa Timur, Eropa Tengah dan negara-negara Balkan. Hal ini dapat terlihat sejak akhir 1

1900-an, Uni Eropa telah mempertimbangkan untuk memperluas kekuasaannya di daerah Balkan. Hal ini semakin jelas terlihat di tahun 2003, ketika Uni Eropa secara resmi menyatakan bahwa negara-negara Balkan merupakan negara-negara kandidat yang potensial untuk masuk dalam keanggotaan Uni Eropa. Ambisi Uni Eropa untuk memperluas wilayahnya, bertujuan untuk menyatukan kembali benua Eropa guna mengkonsolidasikan perdamaian dan demokrasi bagi kemajuan dan kesejahteraan yang dihasilkan oleh integrasi Eropa. Integrasi Eropa dimulai dari pembentukan kerjasama pasar bersama dalam sektor batu bara dan baja (European Coal and Steel Community (ECSC) pada tahun 1951. Kemudian ide ini di ikuti dengan lahirnya European Atomic Energy Community (EAEC/Euratom) dan European Economic Community (EEC) pada tahun 1957. Ketiga organisasi ini secara kolektif dikenal sebagai European Community (EC). Dengan ditandatanganinya Treaty on European Union (TEU) pada tanggal 7 Februari 1992 di Maastricht dan mulai berlaku 1 November 1993, telah mengubah European Community (EC) menjadi European Union (EU). 2

Selain itu, Uni Eropa lebih dari sekedar menjelaskan entitas Eropa yang mengembangkan institusi-institusi politik, ekonomi dan sosial lintas batas negara, bangsa serta menjangkau individu. Organisasi ini tercipta karena adanya kerjasama antara pemerintah-pemerintah nasional dan bukan hanya sekedar sebuah asosiasi negara regional. Uni Eropa diharapkan dapat membantu negara-negara anggotanya untuk menjadi negara yang lebih baik dari sebelumnya. Keberhasilan Uni Eropa dalam meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas politik di negara-negara Uni Eropa serta adanya Treaty of Amsterdam pada 17 Juni 1997, telah membuka kesempatan dan mendorong keinginan negaranegara non anggota, termasuk Serbia untuk melamar dan bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Runtuhnya komunisme menggusur batas-batas ideologis dan negara-negara baru di Eropa Timur dan Eropa Tengah, termasuk Serbia. Negaranegara baru tersebut mulai menyadari bahwa keanggotaan dalam masyarakat Eropa merupakan kunci utama untuk bergabung kembali dan bekerjasama dengan Eropa. Pemerintah Serbia telah mengajukan permohonan keanggotaan Uni Eropa pada 22 Desember 2009 lalu. Hal ini dikarenakan 3

hubungan baik antara Serbia dengan Uni Eropa yang telah terjalin cukup lama. Harapan Serbia setelah resmi menjadi negara anggota Uni Eropa mencakup kepentingan di beberapa bidang. Di antaranya yaitu bidang ekonomi dan politik. Dalam bidang ekonomi yaitu berupa peningkatan volume ekspor atau perluasan perdagangan dan peningkatan arus investasi asing ke Serbia yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Serbia secara umum. Dalam bidang politik, keanggotaan Serbia dalam Uni Eropa diharapkan dapat memperkuat proses konsolidasi demokrasi, stabilitas politik domestik serta memperkuat posisi internasional Serbia, sehingga dapat menata kembali hubungan bilateral dengan negara tetangga yang nantinya akan dapat meningkatkan hubungan kerjasama dengan negara lain. Pada kenyataannya, pemerintah Serbia memulai proses aksesi keanggotaan Uni Eropa sejak akhir tahun 1990-an ketika Uni Eropa mempertimbangkan untuk memperluas keanggotaan di daerah Balkan, dan memulai kerjasama dengan Uni Eropa pada tahun 1997. Dimana Dewan Uni Eropa menetapkan persyaratan politik dan ekonomi kepada Serbia untuk pengembangan hubungan bilateral. Dengan dimulainya 4

kerjasama tersebut, maka sejak saat itu Serbia telah memulai proses integrasinya dengan Uni Eropa yang tidak hanya dalam bidang ekonomi namun meluas kesegala bidang kehidupan negara Serbia. Keinginan Serbia untuk berintegrasi dengan Uni Eropa sangat besar. Berintegrasi dengan Uni Eropa diharapkan memperoleh keuntungan-keuntungan seperti di bidang ekonomi, sosial, politik dan keamanan. Keuntungan di bidang ekonomi dimana Uni Eropa sangat berperan dalam menyatukan pasar dunia, dimana Serbia telah melakukan perdagangan dengan negara-negara Uni Eropa. Negosiasi mengenai keanggotaan Serbia baru dimulai pada tahun 2004. Pada bulan Oktober 2004 sampai Oktober 2005, Dewan Eropa menyimpulkan membuka proses dan meluncurkan proses negosiasi perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi kepada Serbia. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Mei 2006 negosiasi perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi tersebut dibatalkan karena kurangnya kemajuan kerjasama antara pemerintah Serbia dengan ICTY terkait penangkapan para penjahat perang. Namun setahun kemudiannya lagi, pemerintah Serbia menegaskan kembali kerjasamanya dengan 5

ICTY, maka negosiasi perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi kembali diadakan. Pada tanggal 29 April 2008, Perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi (SAA) serta Perjanjian Sementara Perdagangan dan isu-isu terkait antara Serbia dan Uni Eropa ditandatangani di Luxembourg. Pada tanggal 9 September 2008, Perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi (SAA) serta Perjanjian Sementara Perdagangan dan isu-isu terkait, diratifikasi oleh Majelis Nasional Serbia. Pada 1 Januari 2009, pemerintah Serbia mengimplementasikan Perjanjian Perdagangan Sementara dengan Uni Eropa. Komisi Eropa memutuskan untuk menempatkan Serbia dalam daftar perjanjian Schengen, tanggal 30 November 2009. Lalu pada tanggal 7 Desember 2009, Komisi Eropa memutuskan untuk menerapkan kesepakatan Perdagangan Interim dengan Serbia. Setelah berbagai upaya dilakukan oleh Serbia, akhirnya Serbia resmi menjadi negara calon anggota Uni Eropa pada 22 Desember 2009. Pada dasarnya, keanggotaan Uni Eropa terbentuk dan terbuka bagi setiap negara Eropa yang ingin menjadi anggota. Namun dengan dua persyaratan yang harus dipenuhi (kriteria Kopenhagen). Identitas ke-eropaan masing-masing 6

negara kandidat dinilai dari dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: negara yang bersangkutan harus berada di benua Eropa, serta negara tersebut harus menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, penegakkan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam konstitusinya. Persyaratan tersebut juga lebih dikenal sebagai kriteria Kopenhagen yang dirumuskan oleh Dewan Eropa pada bulan Juli 1993. Pelaksanaan atas KTT Kopenhagen menggunakan strategi pertemuan regular antara Uni Eropa dengan negara-negara Eropa Timur dan Eropa Tengah. Pertemuan tersebut dilakukan pada level yang berbeda-beda dengan menggunakan seperangkat aturan untuk menyelaraskan ekonomi dan sistem hukum mereka, sesuai aturan pasar internasional dan pemberian bantuan finansial. Adapun isi dari kriteria Kopenhagen tersebut yaitu: 1. Stabilitas dari lembaga-lembaga yang menjamin demokrasi, penegakan hukum, hak asasi manusia serta rasa hormat dan perlindungan terhadap golongan minoritas (kriteria politik). 7

2. Adanya ekonomi pasar yang berjalan maupun kemampuan untuk mengatasi tekanan persaingan dan kekuatankekuatan pasar dalam wilayah Uni Eropa (kriteria ekonomi). 3. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban sebagai anggota yaitu mampu memenuhi tujuan dari penyatuan politik, ekonomi dan moneter (kriteria mengenai pengadopsian perundang-undangan masyarakat Eropa). Dengan adanya kriteria yang telah diberikan oleh Uni Eropa, membuat negara-negara kandidat termasuk Serbia, harus dapat memenuhi kriteria tersebut agar dapat menjadi anggota Uni Eropa secara penuh. Dengan memenuhi persyaratan, berarti negara tersebut telah memiliki identitas Eropa. Namun upaya Serbia untuk dapat diterima dalam keanggotaan Uni Eropa tersebut mengalami beberapa hambatan. Adapun secara garis besarnya, beberapa hambatan yang harus dihadapi Sebia untuk masuk dalam keanggotaaan Uni Eropa yaitu perekonomian yang belum stabil dan citra buruk Serbia di mata Negara-negara anggota Uni Eropa maupun Internasional dan status Serbia yang masih 8

menghadapi tuntutan Mahkamah Internasional terkait kejahatan perng di masa lalu. Selain itu juga, beberapa negara anggota di antaranya Inggris dan Belanda, keberatan dengan pengajuan diri pemerintah Serbia tersebut terkait kejahatannya di masa lalu. Hal ini dapat dilihat dari sikap parlemen Inggris dan Belanda yang menolak untuk meratifikasi Perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi Serbia dengan Uni Eropa, karena kerjasama antara pemerintah Serbia dengan ICTY tidak menunjukkan adanya perkembangan dalam penangkapan penjahat perang. Oleh sebab itu, Inggris dan Belanda mengajukan beberapa persyaratan terhadap pemerintah Serbia. Adapun persyaratan yang diajukan Inggris dan Belanda yaitu, harus mau kembali bekerjasama dengan tim penyelidik pengadilan kejahatan perang PBB untuk bekas Yugoslavia (ICTY- International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia) untuk menangkap para penjahat perang yang terlibat dalam konflik Srebrenica dan menyerahkannya ke pengadilan internasional. Namun demikian, berbagai macam upaya dilakukan Pemerintah Serbia untuk mendapat 9

dukungan dari seluruh negara anggota Uni Eropa, agar dapat masuk dalam keanggotaan Uni Eropa. Pemerintah Serbia berupaya keras untuk mengatasi hambatan-hambatan baik dalam bidang ekonomi maupun politik yang menghambat proses integrasi Serbia ke Uni Eropa tersebut. Serta berupaya untuk mengembalikan kepercayaan negara-negara anggota Uni Eropa, agar permohonan kenggotaan Serbia dan proses menuju keanggotaan Uni Eropa dapat berjalan lancar. Adapun secara garis besar, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Serbia tersebut yaitu: 1. Memulihkan politik dan perekonomian yang belum stabil, 2. Merubah citra buruk Serbia di mata internasional dengan cara mengadopsi beberapa undang-undang mengenai HAM, dan lain-lain. 10