PENYUSUNAN MODEL SIMULASI DINAMIS UNTUK MANAJEMEN TARIF ANGKUTAN UMUM Studi Kasus : Operator Angkutan Umum Perusahaan XYZ di Kotamadya Bandung
T 658.816 LUK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kebijakan Pemerintah pada bulan Januari 2003, untuk menaikan Tarif Dasar Listrik, Tarif Telepon dan Bahan Bakar Minyak, yang berdampak maraknya demonstrasi-demonstrasi dan pemogokan hampir di seluruh Indonesia. Dari kebijakan Pemerintah itu, terutama naiknya harga bahan bakar minyak, dirasakan sangat memberatkan bagi masyarakat, karena naiknya harga bahan bakar minyak akan menyebabkan naiknya biaya transportasi. Sebagaimana diketahui bersama, transportasi merupakan merupakan dasar dari aktivitas perekonomian, sehingga jika biaya transportasi naik, hal ini akan memicu kenaikan harga-harga yang lain. Mengingat kebijakan harga bahan bakar minyak berfluktuasi, maka diperlukan penelitian yang komprehensif untuk mengkaji lebih mendalam efek ganda atau rantai nilai dari kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut pada sektor transportasi dengan menggunakan model simulasi dinamis. Pengembangan model simulasi dinamis dilakukan melalui tahapan, mendeskripsikan kompleksitas permasalahan, menentukan issue potensial, memilih issue yang akan dikaji lebih mendalam, membuat formulasi model verbal, mengidentifikasi komponenkomponen biaya pokok transportasi, menyusun model simulasi dinamis dengan menggunakan perangkat lunak Ithink 5.0, dan melakukan validasi model dinamis, pengumpulan data lapangan, pengembangan skenario dan simulasi. Sebagai studi kasus pada model simulasi dinamis dalam penelitian ini, digunakan data salah satu operator transportasi umum di Kotamadya Bandung yaitu Perusahaan XYZ. Dari hasil simulasi dinamis dengan menggunakan skenario-skenario perubahan yang telah dikembangkan, menunjukkan bahwa pengurangan subsidi bahan bakar minyak oleh pemerintah khusus untuk sektor transportasi, menyebabkan turunnya laba bersih yang diperoleh perusahaan sebesar 14,6% dan naiknya biaya operasional langsung sebesar 2,8% (skenario 3). Kondisi ini akan mendorong operator jasa transportasi untuk menaikan tarifnya guna memperkecil kerugian, yang akhirnya akan berimplikasi pada naiknya hargaharga yang lain.
Background of this research is the appearance of a Government Policy on January 2003, to raise up Electrical Tariff, Telephone Tariff and Fuels Tariff. Many demonstrations and strikes administered almost in all over of Indonesia. From that government policy, the increase of fuels tariff is the most serious matter. People suffered by the increase of fuels tariff, because it raised up the transportation tariff. And as we know together, transportation is the basic of economic activities, if the transportation tariff increase it will raise up any price. Because the policy of fuels tariff is fluctuative, it is important to conduct a comprehensive research to investigate the multiplier effect or value chain of fuels price on transportation sector especially transportation tariff by using a model of dynamic simulation. There are some steps to develop a model of dynamic simulation in this research, description the complexity of problem, define the potential issue, choose one of the potential issue that will be further investigate, formulate into verbal model, identify the component of transportation operational cost, design a model of dynamic simulation using Ithink 5.0 software and validate it, collect data and develop scenario, simulate the scenario. Data from operator of public transportation, XYZ Company in Bandung, being use as a case study for dynamic simulation model. With some scenario of changes that have been designed, and then simulate it through Ithink 5.0 software. The result shows, that if subsidy on fuels tariff be decreased by government especially for transportation sector, it will cause the decrease of net profit about 14, 6% and increase current operational cost about 2,8% (scenario 3). This condition will trigger the operator of public transportation to raise up the transportation tariff in order to decrease financial loss and finally the implication of this condition is raise up any price.