TOR. Rencana Kajian Perubahan PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.165,2010 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Pendaftaran Penanaman Modal.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Bintan, dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun, perlu mendelegasikan kewenangan penerbitan perizinan di bidang perd

PENATAAN RUANG KAWASAN GAMBUT

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanaman modal merupakan salah satu pendukung dalam meningkatkan

RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN TA. 2018

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi ini tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penarik untuk mengadu nasib

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian permasalahan yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

Lombok, 26 November 2013 Disampaikan oleh Prof. Ir. H. M. ALAMSYAH, HB. Wakil Ketua/Kepala Pelaksana Harian BP KAPET Khatulistiwa

DAFTAR GAMBAR. Renstra Strategis Tahun

KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR. oleh: Sekretaris Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabek

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12/M-DAG/PER/3/2009 TENTANG

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang

Pajak Daerah Tahun 2012 Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 1 Tahun 2012

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

sebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

OSWAR MUNGKASA DIREKTUR TATA RUANG DAN PERTANAHAN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

Penyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun ;

ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN

PERCEPATAN PENYUSUNAN RUPMK DAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS Oleh : Fuadi, SE

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

68 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI

HARMONISASI PERATURAN DAERAH DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA. (Analisis Urgensi, Aspek Pengaturan, dan Permasalahan) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENSTRA SKPD JAKARTA, 2013 DR. ASROPI, SIP, MSI SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja. Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

Laporan Hasil Penelitian Kelompok Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Tahun Anggaran 2015

2013, No.94 A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XI/2013 Tentang Penetapan Batam, Bintan dan Karimun Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT TATA RUANG LAUT PESISIR DAN PULAU-PULAU

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pelabuhan Bebas Bintan, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun, dan Badan Pelabuhan Bebas Sabang; b.

BAB IV PENUTUP. pengaturan pembentukan desa dan kewenangan pembentukan desa oleh pemerintah

RANCANGAN PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

PETA MASALAH HUKUM PERTANIAN PROF.DR.ROMLI ATMASASMITA GURUBESAR (EM) UNPAD

DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI PENYEMPURNAAN SUBSTANSI PP 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2017 RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam

P. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN

PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2010

Transkripsi:

TOR Rencana Kajian Perubahan PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2011 tentang RENCANA TATA RUANG KAWASAN BBK DISIAPKAN : SUBAG. PENGEMBANGAN WILAYAH - BP BATAM TA. 2014

I.1 KEDUDUKAN BATAM DI ERA OTONOMI DAERAH Sesuai UU 32 tahun 2004, untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional, Pemerintah (Pusat) dapat menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota yang diperuntukan sebagai kawasan Perdagangan Bebas dan/atau Pelabuhan Bebas. Undang undang yang terkait dengan penetapan kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) adalah UU 44 tahun 2007, sedangkan yang terkait dengan KPBPB Batam adalah PP 46 tahun 2007 dan PP 5 tahun 2011. Suatu kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan khusus, maka menurut UU 26 tahun 2007 (Penataan Ruang), kawasan tersebut berstatus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan menurut PP 26 tahun 2008, terdapat 76 wilayah yang ditetapkan sebagai KSN yang salah satunya adalah Batam Di era otonomi daerah ini, penyelenggaraan pemerintahan di kota Batam tidak dapat disamakan dengan keumuman wilayah yang lainnya dikarenakan kota Batam termasuk KSN (strategis dibidang ekonomi dan hankam). dengan kekhususan (lex specialis) sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam (KPBPB-Batam) 1.2 KEDUDUKAN PERPRES 87/2011 DALAM HIERARKHI RENCANA TATA RUANG Batam sebagai KSN berimplikasi pada penataan ruang (Perencanaan, Pemanfaatan & Pengendalian) yang berbeda dengan keumuman wilayah yang lain. Dalam hal penataan ruang kawasan Batam, Bintan dan Karimun diatur dengan Perpres 87 tahun 2011 sedang keumuman wilayah yang lain diatur dengan Perda RTRW. Perpres 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasn Batam Bintan Karimun (RTRKBBK) adalah alat koordinasi dan alat operasional pelaksanaan penataan ruang kawasan BBK. Dengan fungsinya tersebut maka Perpres 87 tahun 2011 sudah seharusnya dapat menjembatani antara kepentingan Pemerintah (Kementrian), Badan Pengusahaan (BP) Kawasan, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Swasta, serta dapat mengatasi berbagai persoalan lapangan dan memberikan kepastian hukum dalam hal penyelenggaraan penataan ruang.

1.3 MASALAH KETERPADUAN Supaya peran sebagai alat operasional dan alat koordinasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kiranya perlu kajian lebih terperinci, yang antara lain mengenai hal hal berikut : Keterpaduan antara Perpres 87 tahun 2011 dengan peraturan perundang undangan terkait penataan ruang, antara lain dengan UU 26/2007, PP 26/2008. UU 44/2007, PP 46/2007 dan PP 5/2011 Keterpaduan antara Perpres 87 tahun 2011 dengan pola ruang yang sudah ada. Keterpaduan antara Perpres 87 tahun 2011 dengan kaidah akademis dalam perencanaan tata ruang (rencana pola ruang dan struktur ruang) Keterpaduan antara Perpres 87 tahun 2011 dengan kebijakan pengembangan yang tertuang dalam Road Map BP Batam dan kebijakan lainnya Keterpaduan dalam penyelenggaraan penataan ruang, dalam hal bidang bidang dan kewenangan instansi pelaksananya Ketidaksesuaian dan hal hal yang terlewatkan pada isi pasal per pasal, peta peta dan indikasi program utama Dengan pertimbangan pada hal-hal tersebut dan karena menurut peraturan perundang undangan dimungkinkan adanya revisi setiap 5 (lima) tahun, maka akan dilakukan kegiatan jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) untuk mendapatkan materi yang dapat diusulkan dalam rangka peninjauan kembali Perpres 87/2011 di tahun 2016 II MAKSUD dan TUJUAN Maksud kegiatan jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) adalah ketersediaan dokumen yang berisi kajian konverhensif terhadap hal hal yang terkait dengan Perpres 87 tahun 2011. Tujuannya adalah sebagai bahan usulan pada Pemerintah dalam rangka upaya perbaikan (revisi) Perpres 87 tahun 2011 sehingga fungsinya sebagai alat koordinasi dan alat operasional pembangunan dapat tercapai.

III LINGKUP PEKERJAAN Lingkup jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) adalah tinjauan terhadap kawasan Batam, yang secara garis besar meliputi : 1.Tinjauan peraturan perundang undangan dan kebijakan yang terkait dengan penataan ruang khususnya untuk Kawasan Perbatasan Negara dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) 2. Tinjauan terhadap Batam sebagai KSN beserta implikasi-implikasinya dalam hal penataan ruang. 3. Tinjauan Perpres 87 tahun 2011 beserta lampiran lampirannya 4. Tinjauan akademis terhadap kaidah-kaidah perencanaan tata ruang 5. Tinjauan terhadap visi misi BP Batam yang terperinci dalam Road Map BP Batam 6. Tinjauan penataan ruang yang ada di Batam yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang baik yang diselenggarakan oleh BP Batam maupun oleh Pemko Batam. 7. Tinjauan terhadap prosedur penyusunan Perpres dan prosedur revisi 5 tahunan 8. Kajian / analisis hasil tinjauan secara konverhensif 9. Menginventarisir hal-hal yang tidak berkesesuaian dan yang terlewatkan dalam Perpres 87 tahun 2011 10.Usulan usulan perubahan (isi, peta, indikasi program utama). IV METHODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN Melakukan tinjauan-tinjauan dan kajian-kajian serta analisa superimposed antara Perpres 87 dengan peraturan perundang undangan dan kebijakan kebijakan yang terkait penataan ruang (aspek hukum), dengan kaidah-kaidah perencanaan tata ruang (aspek akademis) dan dengan penyelenggaraan penataan ruang yang ada (praktek lapangan/realisasi) untuk menemukan hal hal yang tidak berkesesuaian dan yang terlewatkan. Membuat skema prosedur penyusunan perpres beserta kelembagaannya dan prosedur revisi serta sejauh mana keterlibatan BP Kawasan dalam penyusunan tersebut. Melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait secara insentif.

V PRODUK / OUT PUT Produk dari jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) berupa : Dokumen yang berisi tinjauan dan kajian dalam bab III angka 1 s/d 7 Dokumen analisa / superimposed dan daftar hal-hal yang tidak berkesesuaian dan yang terlewatkan. Dokumen usulan dalam rangka revisi Perpres 87 tahun 2011 untuk kawasan Batam yang meliputi : - Usulan pasal per pasal yang mengalami perubahan - Usulan perubahan peta peta - Usulan perubahan indikasi program utama VI KOMPETENSI PENYEDIA JASA KONSULTANSI Selain harus memenuhi persyaratan persyaratan administrasi dan teknis yang telah ditentukan dalam pelelangan, penyedia jasa konsultansi juga harus memahami atau dapat menjelaskan beberapa hal seperti yang tersebut dibawah ini : Substansi yang membedakan penataan ruang di Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan keumuman wilayah lain di Indonesia Kebijakan-kebijakan Pemerintah (Pusat) di kawasan perbatasan negara dan di Kawasan Strategis Nasional (KSN) Prosedur penyelesaian masalah tumpang tindih kewenangan dan masalah perkotaan secara umum. VII TENAGA AHLI Untuk kegiatan jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) minimal diperlukan tenaga ahli dengan kualifikasi sbb :

S2 Urban Planning, pengalaman 15 tahun S1 Ahli Hukum / Kelembagaan, pengalaman 10 tahun S1 Ahli Strategi Bisnis & Investasi, pengalaman 10 tahun S1 Ahli Perencanaan Wilayah, pengalaman 10 tahun S1 Ahli Ekonomi Wilayah, pengalaman 10 tahun S1 Ahli Lingkungan, pengalaman 10 tahun S1 Ahli Arsitektur, pengalaman 10 tahun Assisten Tenaga Ahli 6 orang, pengalaman masing masing 5 tahun, sesuai bidangnya Penyedia jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) diharuskan memerinci pengalaman dan penigasan tenaga ahli masing masing. VIII WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN Waktu pelaksanaan jasa konsultansi Rencana Kajian Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) adalah 150 hari kalender.