ANALISA PERANCANGAN. Maju. Penugalan lahan. Sensor magnet. Mikrokontroler. Motor driver. Metering device berputar. Open Gate

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. PENDEKATAN PERANCANGAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG (Zea mays) OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER SKRIPSI YUNIUS GIRRY WIJAYA F

III. METODE PENELITIAN

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

METODOLOGI PENELITIAN

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

RAMGANG BANGUN ALAT PEWAMAM DAN PEMUPUK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Lampiran 1. Hasil pengolahan amplitudo mole plow getar dengan software Corel Photo Paint-12

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013.

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

Pertemuan ke-10. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

IV. ANALISIS PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

ALAT DAN MESIN PENANAM

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL...iii. DAFTAR GAMBAR...iv. DAFTAR LAMPIRAN...vi PENDAHULUAN...1

IV. DESAIN PROSES PRODUKSI MESIN PANGKAS RUMPUT POTRUM BBE-02

4 PENDEKATAN RANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jumlah serasah di lapangan

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

IV. ANALISA PERANCANGAN Alat tanam jagung ini menggunakan aki sebagai sumber tenaga penggerak elektronika dan tenaga manusia sebagai penggerak alat. Alat ini direncanakan menggunakan jarak tanam 80 x 20 cm dengan harapan penjatahan benih sebanyak 1 benih per lubang pada kedalaman 2.5-5 cm. Furadan dengan dosis 5-10 g/m 2 ditempatkan bersamaan dengan jagung pada lubang tanam, serta pembuatan alur pupuk yang berada 5-10 cm dari alur tanam. A. Rancangan Fungsioanal Prototipe alat penanam jagung ini terdiri dari unit penugalan, penjatahan benih dan furadan, pembuatan alur pupuk dan penutup lubang tanam. 1. Penugalan Proses penugalan dilakukan untuk membentuk lubang tanam benih dengan kedalaman 2.5-5 cm dengan jarak tanam 20 x 80 cm. 2. Penjatahan benih dan furadan Proses penjatahan benih dan furadan terjadi di dalam hopper masing-masing yang diatur oleh metering device yang berbentuk piringan bercelah yang diputar oleh motor DC. 3. Pembuatan alur pupuk dan lubang tanam Penutupan ubang tanam dilakukan saat piringan pembuka alur pupuk merobek tanah dan bagian dalam tanah yang terangkat oleh piringan akan terseret masuk ke lubang tanam oleh roda penahan rangka hopper. Maju Penugalan lahan Sensor magnet Mikrokontroler Motor driver Metering device berputar Open Gate Penjatahan benih dan furadan Pembukaan alur pupuk dan penutupan lubang tanam Gambar 10. Skema rancangan fungsional 15

B. Rancangan Struktural 1. Rangka Utama Rangka utama terbuat dari besi pipa, besi hollow, dan besi plat yang ukurannya bervariasi. Desain rangka yang terdiri dari dudukan poros roda yang terbuat dari besi hollow, dudukan sensor magnet dan dudukan hopper terbuat dari besi plat serta stang kendali yang terbuat dari besi pipa. Stang (kemudi) berbentuk silinder dengan bahan besi pipa. Ukurannya sesuai dengan lebar bahu ergonomis manusia yaitu 40 cm dengan diameter genggaman 4 cm. Gambar 11. Rancangan rangka alat 2. Penjatah Benih dan Furadan (metering device) Penjatah benih yang digunakan adalah penjatah tipe lempeng bercelah yang dipasang pada posisi miring. Lempengan yang digunakan berdiameter 12 cm dan memiliki 8 buah celah berbentuk menyerupai elips dengan lebar celah 8 mm yang disesuaikan dengan rata-rata lebar jagung manis yaitu 6.94 cm serta panjangnya 7.2 cm dan jumlah celah sama dengan banyaknya tugal dalam roda tugal. Harapannya hasil keluaran benih adalah 1 benih per lubang. Penjatah benih ini digerakkan oleh tenaga motor DC yang diberi tegangan 12 V yang dikontrol oleh motor driver. 16

Gambar 12. Rancangan penjatah benih jagung Sedangkan penjatah furadan juga menggunakan tipe lempeng bercelah yang terpasang dengan posisi horizontal atau sejajar dengan alas hopper. Lempengan penjatah furadan ini memiliki dimensi diameter total 80 mm, tebal 8 mm dan 4 buah celah yang berbentuk tabung dengan ukuran diameter celah 8 mm. Penjatah furadan ini digerakkan oleh putaran motor DC yang diberi tegangan 12 V yang juga dikontrol oleh motor driver. Hasil yang diharapkan adalah penjatahan furadan dengan dosis 1.6 gram per lubang dengan perhitungan sebagai berikut: D = 100 kg a 0.2 0.8 = 1.6 g 10000 Ø80 mm 15 mm Gambar 13. Rancangan penjatah furadan Volume lubang penjatah ditentukan berdasarkan volume furadan yang dijatahkan per lubang tanam. Karena dibutuhkan dosis 1.6 g furadan per lubang tanam, maka volume lubang pada piringan penjatah adalah: V ρf = D ρ f = 1.6 g 1.12 g cm 3 = 1.43 cm 3 17

Karena tebal silinder penjatah 0.8 cm, maka diameter lubang adalah: d = Dimana: D = dosis furadan V ρf = volume lubang penjatah furadan d = diameter lubang penjatah furadan 4V lb πt = 4 1.43 = 1.5 cm 3.14 0.8 3. Kotak (hopper) Benih dan Furadan Hopper benih pada alat ini terbuat dari bahan akrilik dengan tebal 3 mm. Bentuk hopper benih ini berbentuk prisma segi lima yanng di bagian sisi miringnya terdapat celah lempengan untuk penjatah benih. Hopper ini terbagi menjadi penutup hopper, dinding hopper benih, dan katup ruang penjatah. Dimensi hopper benih adalah 25 x 15 x 20 cm sedang kan dimensi hopper furadan adalah 250 x 10 x 20 cm. Kebutuhan volume hopper benih dan furadan dapat dihitung menggunakan persamaan (1) dan persamaan (2) (Syafri 2010). Kemiringan bagian penjatah hopper benih sebesar 45 0 dengan membuat sudut kemiringan hopper lebih besar dibanding sudut curah jagung diharapkan jagung yang jatuh ke saluran keluaran lebih lancar. Untuk jagung dengan kadar air 14 % sudut curahnya adalah 25.11 0, 18% sudut curahnya 31.63 0 dan jagung dengan kadar air 28% adalah 36.4 0 (Panggabean 2008). (a) (b) Gambar 14. (a) desain hopper Benih dan (b) desain hopper furadan V hb A j b 10 pl Keterangan : V hb : volume kotak benih (cm 3 ) A : luas penanaman sekali mengisi kotak benih (1000 m 2 ) J : jumlah benih jagung setiap lubang tanam (1 biji) b : massa per butir benih jagung rata-rata (0.3 g) b 4 18

b : kerapatan isi benih (0.676 g/cm 3 ) p : jarak antar barisan tanam (80 cm) l : jarak antar lubang tanam dalam barisan (20 cm) Ukuran volume kotak benih dengan nilai parameter yang direncanakan adalah: V hb V hb 4 10001 0.310 0.676 80 20 3 2467.1 cm m 1666.9 g Kebutuhan benih untuk luas 1000 m 2 = 1000/0.8 0.2 = 6250 benih Total benih dalam 1 hopper = 1669.9/0.3 = 5567 benih Volume kotak furadan. Volume kotak furadan dapat ditentukan dengan melihat kebutuhan dosis furadan per hektar, berat jenis furadan, dan efisiensi pengisian furadan. Volume kotak pupuk dapat ditentukan dengan persamaan berikut: V hp A D 104 p Dalam hal ini: V hp : volume kotak pupuk(cm 3 ) A : luas pemupukan sekali mengisi kotak pupuk (1000 m 2 ) D : dosis furadan (100 kg/ha) b : kerapatan isi furadan (1.12 g/cm 3 ) V hp V hp 1000100 1.12104 858.52 cm 3 m 580 g Kebutuhan furadan untuk luas 1000 m 2 = 1.6 g 6250 lubang = 10000 g = 10 kg 4. Roda Tugal Agar tanah dapat terlubangi dengan rapi dan seragam maka diperlukan roda tugal yang bekerja dengan sistem yang continuous dengan jarak mata tugal yang telah disesuaikan jarak tanamnya. Roda tugal dirancang dengan diameter pada velknya 45.72 cm. Kemudian mata tugal dirancang dengan bentuk prisma segitiga dengan ukuran lebar 5cm dan tinggi 6 cm. Jarak tanam yang diharapkan oleh roda tugal ini adalah 80 x 20 cm dan ke dalam penugalan adalah 2.5 5 cm, sehingga volume mata tugal yang menekan tanah sekitar 36 cm 3 seperti pada skema yang di tunjukkan pada Gambar 16. 19

Ø 45.72 cm 57.72 cm Gambar 15. Rancangan Roda tugal Gambar 16. Rancangan mata tugal Titik centroid benih Gambar 17. Skema tahanan penetrasi tanah 20

5. Poros Roda Tugal Poros roda tugal mengalami pembebaban yang berasal dari beban alat keseluruhan. Dengan adanya pembebanan yang terjadi maka ukuran dan jenis poros tidak boleh sembarangan. Harus melalui perhitungan yang memperhitungkan berbagai aspek, perhitungan diameter poros dengan beban lentur murni: W = 29 kg, g = 80 cm = 800 mm, j = 100 cm = 1000 mm h = 106 cm = 1060 mm, V = 0.325 m/s = 1.17 km/h, r = 24.13 cm = 241.3 mm M 1 = 1000 800 29 = 1450 kg. mm 4 α V = 0.4, α L = 0.3 M 2 = 0.4 1450 = 580 kg.mm ɑ = 10 cm = 100 mm, l = 60 mm P = 0.3 29 = 8.7 kg Q 0 = 8.7 1060/1000 = 9.22 kg R₀ = 8.7 1060 +241.3 800 = 14.15 kg M 3 = 8.7 241.3 + 9.22 (100 + 60) 14.15 (100+60) (1000 800/2) = 2725.51 kg.mm Poros pengikut, kelas 1, σ wb = 10 km/mm 2, m = 1 ds 10.2 1 (1450 + 580 + 2725.51) 10 1/3 = 16.93 mm = 17 mm ς b = 10.2 1 (1450 + 580 + 2725.51) 17 3 = 98.7 kg mm 2 n = 10/9.87 = 1.01, baik Diameter poros berdasarkan perhitungan adalah 17 mm dan untuk mempermudah perakitan digunakan diameter poros 1 inchi = 2.54 cm yang mudah diperoleh. 21

6. Pembuka Alur Pupuk Rancangan pembuka alur pupuk ini dibuat berbentuk piringan atau blade yang terletak di belakang hopper. Jarak yang diharapkan untuk membuat alur pupuk adalah 5-10 cm dari alur lubang tanam dan dengan kedalaman 2 5 cm dari permukaan tanah karena pupuk disarankan berada tidak jauh dari permukaan tanah agar lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Selain itu piringan pembuka alur pupuk ini dirancang dengan kemiringan 13.6 agar piringan dapat berputar, berobek dan membalik tanah dengan baik, selain itu agar tanah juga menutup lubang tanam dengan sempurna. Perhitungan sudut piringan pada pembuka alur pupuk: 6.5 cm α a = 8.5 cm 8.5 cm 5 cm b = 2 cm α = sin 1 2 8.5 = 13.6 30 cm Ø 13 cm Gambar 18. Rancangan piringan (blade) pembuka alur pupuk 22

7. Sumber Tenaga Sumber tenaga untuk rangkaian elektronika adalah aki (accu) kering 5Ah., sedangkan sumber tegana dorong alat dari tenaga manusia. Untuk mengetahui besarnya daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan keseluruhan sistem kerja dari kontrol elektronika, maka diperlukannya perhitungan daya listrik yang tersedia oleh aki dan daya yang akan digunakan. Perhitungan kebutuhan kosumsi daya listrik: Daya Aki 12V, 5Ah = 60 W Mikon = 0.02 A, 12V = 0.24 W EMS 2A = 2A, 5V = 10 W Oph-Amp = 0.02 A, 5V = 0.1 W Sensor magnet = 0.025 A, 5V = 0.125 W Motor DC MD = 0.06 A, 12V = 0.72 W 4 buah = 2.88 W Motor DC OG = 0.025 A, 5V = 0.125 W 2buah = 0.5 W Total daya = 0.24 + 10 + 0.24 + 0.125 + 2.88 + 0.5 = 13.845 W Ketika daya yang berasal dari aki kering habis maka aki dapat diisi kembali dayanya dengan bantuan charger. Daya charger aki 18 V, 800mA = 14.4 W Daya aki 60 W maka waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya pada aki = 60/14.4 = 4.16 jam Untuk mengetahui besarnya daya yang diperlukan untuk mengoperasikan alat, perlu diketahui terlebih dahulu analisis kebutuhan tenaga dorong yang terjadi ketika alat beroperasi. F d W r F tp F rr Dimana: F rr = tahanan gelinding pada roda tugal (N) F tp = tahanan potong piringan pembuka alur pupuk (N) W r = bobot dinamis roda (N) C rr = koefisien tahanan gelinding F d = gaya dorong yang diperlukan (N) ds = draft per unit area Kecepatan maju operator = 1.17 km/h = 0.325 m/s Daya manusia laki-laki dewasa (asumsi berat badan 60 kg) = 0.3 Hp = 223.71 W 23

F d = F tp + F rr F rr = C rr W r Dimana Wr dihitung dari kebutuhan untuk menekan tugal (pada roda) menembus tanah hasil olahan. A = 6 cm 6 cm 36 cm 2 t p = 5 kgf 2 cm 2 = 2.5 kgf cm 2 A t = 3 5 36 cm2 = 21.6 cm 2 W r = 21.6 2 2.5 2 = 108 kgf = 1058 N C rr = 0.3 1058 N = 317 N F tp dihitung menggunakan persamaan draft per unit area Asumsi tanah gembur yang sudah diolah menggunakan persamaan Sandy Loan Draft per unit area: d s = 2.8 + 0.013V = 2.8 + (0.013 1.17) = 2.815 N/cm 2 A potong = 5 2 2 = 10 cm 2 2 F tp = d s A potong = 2.815 10 = 28.15 N F dorong = F rr + F tp = 317 + 28.15 = 345.15 N Daya dorong = F dorong v = 345.15 N 0.325 m s = 112 Watt Tenaga dorong yang tersedia (tenaga dorong manusia laki-laki dewasa) 223.71 Watt, sehingga dapat disimpulkan alat dapat didorong. 24