I. PENDAHULUAN. Obligasi merupakan salah satu surat utang yang termasuk dalam sekuritas jangka

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

Indikator Perkembangan Sektor Keuangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaanya yang mendukung penelitian ini :

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh melalui pasar uang dan pasar modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. obligasi, hal utama yang dilihat terlebih dahulu adalah harga pasar obligasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

I. PENDAHULUAN. rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7

BAB I PENDAHULUAN. bunga Sertifikasi Bank Indonesia atau SBI rate yang sebesar 6 persen. SBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. Seolah tiada habis-habisnya pembicaraan seputar krisis ekonomi. berkepanjangan yang melanda lndonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. datang. Perusahaan pun diharapkan mendapatkan hasil yang semakin baik dari. yang tepat atau kalah dalam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

OVERVIEW 1/20

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obligasi merupakan salah satu surat utang yang termasuk dalam sekuritas jangka panjang. Obligasi yang diterbitkan bertujuan menghimpun dana dari masyarakat yang digunakan untuk pembiayaan. Pada tahun 2010 ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pasar obligasi. Pertama diperkirakan pemerintah akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), akibat dari kenaikan BBM ini inflasi akan ikut meningkat, apabila inflasi meningkat maka akan mempengaruhi suku bunga bank yang juga ikut meningkat. Pihak Bank Indonesia memperkirakan inflasi ditahun 2010 yang berkisar 5% dengan plus minus 1%. Namun Perekonomian indonesia ditahun 2010 mencapai 5%-5,5%. pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini sejalan dengan tingkat pemulihan perekonomian dunia serta semakin kondusifnya pasar keuangan dan perbankan yang disertai dengan terjaganya kodisi fundamental domestik. Kedua, selain masalah inflasi dan suku bunga yang harus dilihat juga oleh perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Dimana ditahun 2009 obligasi yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp. 144 triliun, sementara ditahun 2010 pemerintah menurunkan targetnya dari tahun sebelimnya menjadi Rp104,4 triliun.

2 Obligasi merupakan sumber pendanaan yang dapat dijadikan alternatif bagi dunia usaha antara lain melalui pendanaan perbankan, non-perbankan dan pasar modal (meliputi penerbitan obligasi dan saham). Pendanaan melalui pinjaman perbankan atau institusi keuangan non-bank lainnya seringkali dibatasi dengan kebijakan sehingga seringkali pembiayaan melalui perbankan ini tidak dapat mencukupi kebutuhan dana secara keseluruhan yang dibutuhkan oleh perbankan. Tabel 1. dibawah ini akan menyajikan total jumlah obligasi menurut kepemilkan bank di tahun 2010-2014. Table 1. Data Jumlah Total Obligasi Kepemilikan Bank 2010 2014 (Rp. Miliar) Bank 2010 2011 2012 2013 2014 Bank Pemerintah 128,050 144,412 142,828 138,059 160,279 Swasta Nasional 56,805 68,005 89,190 106,063 82,463 Bank Campuran 5,040 4,910 4,355 4,443 11,515 Bank Asing 8,234 16,556 15,360 20,108 33,400 BPD 2,492 14,201 15,690 8,570 13,049 Bank Indonesia 16,804 7,783 2,272 42,862 40,278 Total 217,425 255,867 269,695 320,105 340,984 Sumber : Bank Indonesia Berdasarakan Tabel 1. Diatas yang merupakan total jumlah obligasi menurut kepemilikan bank yang tercatat di Bank Indonesia, pada tahun 2014 nilai obligasi mencapai Rp. 340,984 miliar. Meningkat dari tahun sebelumnya 6,5 % sebesar Rp. 320,105 miliar. Dari Agustus 2010 sampai Agustus 2014 tingkat obligasi terus meningkat. Dalam perkembangan obligasi bank milik pemerintah yang terus menerus meningkat menunjukan bahwa bank-bank di Indonesia aktif dalam penjualan surat berharga, hal ini menunjukan bahwa bank membutuhkan dana untuk kebutuhan pembiayaan perusahaannya. Dari data total jumlah obligasi

3 diatas dapat diketahui bahwa jumlah obligasi bank milik pemerintah yang paling tinggi dan obligasi BPD peringkat yang paling rendah. Dari jumlah obligasi yang telah disajikan perlu diketahui apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan obligasi bank milik pemerintah di Indonesia. Adapun teori yang menjelaskan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis tingkat permintaan obligasi bank milik pemerintah, yaitu teori permintaan aset. Permintaan aset merupakan alat untuk memahami kemampuan masyarakat dan perusahaan yang memiliki nilai uang dalam transaksi obligasi. Untuk memahami faktor-faktor yang menentukan jumlah permintaan dari suatu aset, perlu diketahui bentuk bentuk aset seperti uang, obligasi, saham, karya seni, rumah, dan lain lain adalah aset. Fakor penentu permintaan aset adalah kekayaan, imbal hasil, resiko dan likuditas (Miskhin, 2008). Kekayaan masyarakat merupakan kemampuan masyarakat dalam membeli suatu barang atau jasa. Perkembangan suatu perekonomian dapat menigkatkan pendapatan sehingga kemampuan masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tinggi akan mengalokasikan pendapatanya ke sektor bank atau lembaga keuangan. Tujuan mengalokasikan pendapatan agar kebutuhan dimasa mendatang akan tetap terpenuhi. Meningkatnya kekayaan masyarakat dapat dilihat dari pendapatan suatu negara yaitu produk domestik bruto (PDB). Semakin tinggi PDB suatu negara semakin tinggi tingkat kekayaan suatu penduduk serta produktifitas juga ikut meningkat (Keynes, 1936).

4 Pertumbuhan PDB berpengaruh terhadap permintaan obligasi di Indonesia. Dimana apabila pertumbuhan PDB suatu negara cukup tinggi maka akan membuat jumlah dana yang beredar dimasyarakat menjadi melimpah. Dengan begitu akan membuat masyarakat menginvestasikan dananya dalam instrumentinstrumen seperti obligasi (Richard Noviandi Lubis, 2009). 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000-300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Obligasi PDB Sumber : Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Gambar 1. Perkembangan Obligasi dan PDB Pada Gambar 1. menjelaskan tingkat PDB Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014 mengalami peningkatan hal ini memnunjukan tingkat kekayaan masyarakat di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menigkatnya PDB dikuti oleh meningkatnya tingkat obligasi bank milik pemerintah, hal ini menunjukan adanya hubungan yang positif antara peningkatan PDB terhadap tingkat obligasi dibank milik pemerintah. Dalam mengalokasikan pendapatan, masyarakat memperkirakan tingkat imbal hasil agar tingkat pengembalian atas pendapatan yang dialokasikan dari

5 pembelian obligasi dapat optimal. Suku bunga kupon merupakan imbal hasil dalam investasi obligasi, kupon mewakili suatu nilai yang disepakati untuk dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi sebagai pengembalian pinjaman penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Semakin tinggi tingkat kupon maka obligasi itu akan diminati oleh para investor (Mishkin, 2008). Kupon berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi (return obligasi). Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat coupon obligasi maka akan makin tinggi tingkat perubahan harganya (return obligasinya) (Monica Krisnilasari, 2007). 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000-7 6 5 4 3 2 1 0 2010 2011 2012 2013 2014 Obligasi Kupon Sumber : Bank Indonesia (BI) data diolah Gambar 2. Perkembangan Obligasi dan Kupon Dari Gambar 2. dijelaskan bahwa kupon atau suku bunga obligasi bank milik pemerintah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. namun terjadi penurunan yang signifikan di bulan 2011 sampai 2013, hal ini tidak mempengaruhi tingkat obligasi dibank pemerintah. Namun dibulan

6 selanjutnya tingkat kupon mempengaruhi tingkat obligasi di bank milik pemerintah. karena seiring berkembangknya kupon obligasi juga ikut meningkat. Tingkat pengembalian kupon yang tinggi tentu ada suatu resiko. Resiko yang perlu dicermati adalah tingkat inflasi suatu negara, apabila inflasi tinggi maka akan mempengaruhi suku bunga diperbankan. Semakin besar inflasi akan menimbulkan ketidakpastian akan pergerakan return/ imbal hasil dari suatu aset. Jika imbal hasil pada pasar obligasi menjadi lebih berfluktuasi maka resiko yang terkait dengan obligasi akan meningkat dan obligasi menjadi kurang menarik (Mishkin, 2008). Secara umum inflasi mempunyai dampak yang positif maupun negatif, tergantung tinggi atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi ringan justru mempunyai pengaruh yang positif sehingga dapat mendorong perekonomian, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah dalam bekerja, manabung, dan melakukan investasi (pembelian obligasi). Sebaliknya apabila inflasi tinggi atau tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi lesu. (Eman Sukanto, 2009)

7 200,000 150,000 100,000 50,000-10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% 2010 2011 2012 2013 2014 Obligasi Inflasi Sumber : Bank Indonesia (BI) data diolah Gambar 3. Perkembangan Obligasi dan Inflasi Berdasarkan Gambar 3. diatas Inflasi bergerak berlawanan dengan tingkat obligasi di bank milik pemerintah. hal ini menunjukan inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat obligasi di bank milik pemerintah. Resiko inflasi ini diperhitungan oleh investor untuk mendapatkan return yang tinggi atas pembelian obligasi. Imbal hasil menjadi daya tarik suatu masyarakat untuk membeli aset obligasi dengan memperkirakan tingkat inflasi yang rendah. Namun tidak hanya kedua ini yang menjadi perhitungan masyarakat untuk memilih aset. Likuid atau tidaknya aset tersebut menjadi faktor apakah aset tersebut mudah diperdagangan, sehingga aset tersebut mudah dicairkan. Untuk melihat likuidnya suatu aset volume transaksi jual beli aset tersebut menjadi salah satu indikator likuidnya suatu aset. Likuidnya suatu obligasi akan meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi tersebut, sehingga obligasi yang telah dibeli dapat dijual kembali kepada para investor lainnya. Semakin banyak obligasi yang dijual dipasar maka semakin likuid tingkat obligasi untuk diperjual belikan kembali (Mishkin, 2008),

8 Obligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar dikalangan pemegang obligasi,obligasi yang mempunyai likuiditas cukup tinggi maka harga obligasi tersebut cenderung stabil dan meningkat. (Eman Sukanto, 2009) 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember 25,000.00 20,000.00 15,000.00 10,000.00 5,000.00 0.00 2011 2012 2013 2014 Obligasi Volume Obligasi Sumber : Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia (IDX) data diolah Gambar 4. Perkembangan Obligasi dan Volume Transaksi Pada Gambar 4.Volume transaksi jual beli obligasi bank milik pemerintah di Indonesia terus meningkat hal ini juga dikuti oleh perkembangan obligasi bank milik pemerintah. Dapat diketahui bahwa volume transaksi obligasi bank milik pemerintah berpengaruh positif terhadap perkembangan obligasi di bank milik pemerintah. Semakin banyak volume transaksi jual beli obligasi maka semakin mudah untuk dijual kembali obligasi yang telah dibeli. Apabila permintaan obligasi menurun karena tingkat kupon atau imbal hasil yang kecil, investor akan beralih ke aset lain yang lebih menguntungkan tingkat pengembaliannya (return) dari obligasi seperti suku bunga deposito. Suku bunga deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

9 tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank (UU No. 10 Tahun 1998) Nilai obligasi selalu berubah sesuai dengan perubahan suku bunga secara umum. salah satu penentu harga obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor. Apabila kupon obligasi lebih rendah dari tingkat suku bunga deposito maka investor cenderung menyimpan dananya pada produk deposito ketimbang obligasi. begitupun sebaliknya, apabila tingkat bunga dipasar menurun maka investor cenderung membeli obligasi. (Richard Noviandi Lubis, 2009) 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000-10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2010 2011 2012 2013 2014 Obligasi Suku Bunga Deposito Sumber : Bank Indonesia (BI) data diolah Gambar 5. Perkembangan Obligasi dan Suku Bunga Deposito Gambar 5. menjelaskan tingkat suku bunga deposito berlawanan terhadap perkembangan obligasi di bank milik pemerintah. hal ini menunjukan adanya pengaruh negatif suku bunga deposito terhadap perkembangan obligasi dibank milik pemerintah. Hal ini karena masyarakat lebih memilih aset lain yang

10 memiliki tingkat return yang lebih mengutungkan dari tingkat obligasi bank milik pemerintah. Berdasarkan uraian dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti ingin membuktikan produk domestik bruto (PDB), kupon (coupon), inflasi, volume transaksi dan suku bunga deposito berpengaruh terhadap permintaan obligasi pada bank milik pemerintah. Dengan demikian, penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi, Volume Obligasi dan Suku Bunga Deposito terhadap Permintaan Obligasi di Bank Milik Pemerintah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka permasalahan yang dianalisis dalam permintaan obligasi dalam tulisan ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh PDB terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah? 2. Bagaimana pengaruh kupon terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah? 3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah? 4. Bagaimana pengaruh volume transaksi obligasi terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah? 5. Bagaimana pengaruh suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi di Bank milik pemerintah?

11 6. Bagaimana pengaruh PDB, kupon, inflasi, volume obligasi, dan suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi di Bank Milik Pemerintah? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh PDB terhadap obligasi di bank milik Pemerintah 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kupon terhadap obligasi di bank milik pemerintah 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap obligasi di bank milik pemerintah 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh volume obligasi terhadap obligasi di bank milik pemerintah 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga deposito terhadap obligasi di bank milik pemerintah 6. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling besar berpengaruh terhadap obligasi di bank milik pemerintah D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis sebagai syarat kelulusan Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Bagi fakultas dan pembaca sebagai refrensi untuk mengatahui teoritis tentang obligasi di bank milik pemerintah.

12 E. Ruang Lingkup Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai dari obligasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi, volume obligasi, dan suku bunga deposito. Seluruh variabel yang digunakan series dari tahun 2010-2014. F. Kerangka Pemikiran PDB (+) Kupon (+) Inflasi (-) Obligasi di Bank Milik Pemerintah (Y) Volume Transaksi (+) Bunga deposito (-) Gambar 6. Model Kerangka Pemikiran Penelitian Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa mendatang. Misalnya obligasi, Obligasi merupakan sekuritas utang yang menjanjikan pembayaran secara periodik untuk semua periode tertentu. Obligasi sangat penting didalam perekonomian karena memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk meminjam dan membiayai kegiatannya. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan obligasi adalah kekayaan, imbal hasil, resiko, dan likuiditas (Miskhin, 2008). Dimana faktor-faktor ini dapat jelaskan melalui varibel-variabel PDB, kupon, inflasi, volume transaksi, dan suku bunga deposito.

13 Produk domestik bruto (PDB) berpengaruh positif terhadap tingkat permintaan obligasi. PDB digunakan sebagai tolak ukur kekayaan masyarakat disuatu negara untuk memperoleh barang ataupun jasa. Apabila PDB meningkat maka masyarakat akan mengalokasinya pendapatannya sektor perbankan atau lembaga keuangan lainya yang produktif dalam mengelola kuangan. (Mishkin, 2008) Kupon berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi. Kupon yang tinggi memberikan imbal hasil yang tinggi atas pembelian obligasi. Kupon atau suku bunga obligasi merupakan instrumen utang yang membayarkan bunga kepada pemegang obligasi, pembayaran bunga yang tetap setiap tahunnya sampai waktu jatuh tempo, yaitu waktu ketika pokoknya dibayarkan (Mishkin, 2008). Inflasi mempunyai dampak yang negatif terhdapa permintaan obligasi. Apabila inflasi rendah dapat mendorong perekonomian, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat masyarakat bergairah untuk bekerja, menabung, dan melakukan investasi (Sukamto, 2009) Volume transaksi berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi. Volume transaksi menjadi tolak ukur likuiditas aset obligasi. Likuidnya suatu obligasi akan meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi tersebut, sehingga obligasi yang telah dibeli dapat dijual kembali kepada para investor lainnya. Semakin banyak obligasi yang dijual dipasar maka semakin likuid tingkat obligasi untuk diperjual belikan kembali (Mishkin, 2008).

14 Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan obligasi. Suku bunga deposito mencerminkan imbal hasil aset lain dari imbal hasil obligasi itu sendiri. Apabila suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat kupon maka suku bunga deposito lebih diminati investor untuk menanamkan modalnya dibandingkan obligasi. Begitupun sebaliknya apabila suku bunga deposito lebih rendah dari suku bunga kupon,maka obligasi tersebut yang lebih diminati oleh para investor. (Menurut Mishkin, 2008) G. Hipotesis Dari permasalahan yang ada maka hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diduga PDB berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah 2. Diduga kupon berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah. 3. Diduga inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah. 4. Diduga volume transaksi berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah. 5. Diduga suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah. 6. Variabel PDB, kupon, inflasi, volume obligasi dan suku bunga deposito diuji bersama-sama pengaruhnya terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah.

15 H. Sistematika Penelitian BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian yang diharapkan, dan hipotesis yang diajukan serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini berisi tinjauan teori yang mendiskripsikan pengertian, jenis-jenis dan manfaat. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang Disain Penelitian, Operasional Variabel dan Pengukuran, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data yang digunakan dan Rancangan Uji Hipotesis BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi deskripsi permintaan obligasi, PDB, kupon, inflasi, volume transaksi dan siuku bunga deposito. Distribusi Data, Pengujian Persyaratan Analisis yang tediri atas Pengujian Pengukuran Koefisien Korelasi, Pengukuran Koefisien Determinasi dan Pengukuran Koefisien Regresi serta Pengujian Hipotesis; dan Pembahasan Hasil Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis kuantitaf dan menggunakan metode Error Correction Model (ECM) melalui eviews6.

16 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.