Termasuk ke dalam retrovirus : famili flaviviridae dan genus hepacivirus. Virus RNA, terdiri dari 6 genotip dan banyak subtipenya

dokumen-dokumen yang mirip
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

Program Studi Mikrobiologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung 2010

BAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan

MANIPULASI RESPONS IMUN DEBBIE S. RETNONINGRUM SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi virus Human. merupakan virus RNA untai tunggal, termasuk dalam famili Retroviridae, sub

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. ASPEK BIOLOGI MORFOLOGI VIRUS EBOLA:

PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

PENDAHULUAN Latar Belakang

Chlamydia trachomatis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

B. KARAKTERISTIK VIRUS

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

M. ESHA FAHLUTHFI PEMBIMBING : DR. HJ. IHSANIL HUSNA, SP.PD

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

Pengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy.

Aspek Virologi Hepatitis C

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

Aspek Virologi Hepatitis C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. karena merupakan penyebab kematian paling tinggi (Ahira, 2013). Data

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya dan menghasilkan kerentanan terhadap berbagai infeksi. sel T CD4 yang rendah (Cabada, 2015; WHO, 2016).

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

ABSTRAK. Linda Nathalia, Pembimbing: Caroline Tan Sardjono, S.Ked, PhD

Respon imun adaptif : Respon humoral

Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Vectormune HVT-NDV

BIOTEKNOLOGI DASAR Program studi BIoteknologi. By Seprianto S.Pi, M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS. Morfologi dan komponen virus

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini. pengetahuan, sikap, dan praktik/tindakan.

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

leukemia Kanker darah

MAKALAH KLASIFIKASI VIRUS BALTIMORE DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI

BAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006)

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

Kasus Penderita Diabetes

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

BIOTEKNOLOGI KEDOKTERAN. Oleh : Titta Novianti

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

Etiology dan Faktor Resiko

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur . Sistem Kekebalan pada Ayam

MATURASI SEL LIMFOSIT

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 BAB II ISI

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

ABSTRAK (STUDI PUST AKA) Interferon Sebagai Terapi Terhadap Penderita Hepatitis C Roni Aldiano, Pembimbing : dr. Fanny Rahardja, MSi.

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

ABSTRAK. Analisis Mutasi Gen Pengekspresi Domain B dan C DNA Polimerase HBV Dari Pasien Yang Terinfeksi Dengan Titer Rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi

Transkripsi:

Felix Johanes 10407004 Rahma Tejawati Maryama 10407017 Astri Elia 10407025 Noor Azizah Ba diedha 10407039 Amalina Ghaisani K.10507094 Febrina Meutia 10507039 Anggayudha A. Rasa 10507094

Termasuk ke dalam retrovirus : famili flaviviridae dan genus hepacivirus Virus RNA, terdiri dari 6 genotip dan banyak subtipenya Memiliki spesifisitas inang yang sempit dan transmisinya melalui kontak darah diantara manusia Tingkat kekronisan pada manusia adalah 50-80%, tergantung umur saat terinfeksi Infeksi yang disebabkan HCV menginduksi kegagalan respon imun untuk mencegah kekronisan dan tidak memberikan proteksi terhadap reinfeksi oleh galur dan homolog dan heterolog (pada monyet).

Genom : 5' UNTRANSLATED REGION 3' UNTRANLATED REGION

Termasuk ke dalam retrovirus, genus Lentivirus dan famili Retroviridae Memiliki envelope dan merupakan virus ssrna Merupakan agen kausatif yang yang menyebabkan immune deficiency syndrome (AIDS) Transmisi melalui hubungan seksual dan inokulasi dari darah yang terinfeksi Dapat terjadi transmisi dari ibu ke anak, secara transplantasi, selama melahirkan ataupun ASI Setelah infeksi pertama ada jangka waktu dari beberapa bulan hingga 10 tahun tanpa gejala sebelum terlihatnya imunodefisien.

Persamaan secara umum Karakteristik Golongan Materi genetik Penularan Resiko reinfeksi HIV dan HCV Retrovirus ssrna Melalui darah, transplantasi organ dan hubungan seksual Cukup tinggi

Perbedaan secara umum Karakteristik HIV Penyerangan Imunitas tubuh (CD 4 sel) HCV Hati Enzim untuk Replikasi Reverse transkriptase RNA polimerase Penularan melalui ASI Pemberian ASI dari ibu yang terkena HIV cukup beresiko Resiko transmisi HCV dari pemberian ASI cukup rendah Lama infeksi Seumur hidup Tidak selalu kronis Sifat jika berada di luar tubuh Lama pengobatan Cepat mati jika berada di luar tubuh Pengobatan seumur hidup Bisa bertahan berhari-hari di luar tubuh manusia Pengobatan biasanya dalam waktu 1 tahun atau kurang Penggandaan diri Dua hari Delapan jam

HIV HCV

HIV HCV

HIV HCV

Berdasarkan persamaan genetik, HCV diklasifikasi menjadi 6 genotipe : Pengembangan vaksin menjadi lebih kompleks

Protein E2 pada amplop mengandung bagian hypervariable yang terdiri dari sekitar 30 asam amino yang dapat bermutasi HCV merupakan RNA virus yang tidak memiliki kemampuan proofreading sehingga mudah mengalami mutasi

Korelasi imunologi terhadap proteksi dan Korelasi imunologi terhadap proteksi dan perkembangan HCV masih belum diketahui

Belum bisa mengembangkan sistem kultur sel atau model hewan untuk eksperimen vaksin Simpanse digunakan untuk mempelajari infeksi HCV, simpanse ini jumlahnya sedikit dan mahal Namun simpanse tidak menunjukkan infeksi secara keseluruhan dari hepatitis

Keragaman amplop yang dimiliki HIV dan pelindung glycan nya, menjadikan sulit untuk membentuk penetralan antibodi untuk melawan virus (Watkins,2010) Penyebab sulitnya pengembangan vaksin untuk HIV karena beberapa faktor. Faktor utama adalah : Genetic diversity Laju replikasi yang cepat di dalam sel inang Tingginya frekuensi mutasi Viral Reverse Transkriptase tidak memiliki aktivitas proofreading sehingga kemungkinan Laju replikasi yang cepat dan mutasi sangat besar (Pharmocotherapy, 2005)

1. Belum ada pasien yang recover dari infeksi HIV, sehingga tidak ada mekanisme alami untuk meniru (imitate) 2. HIV menyerang sistem imun sel 3. HIV menginsersikan materi genetik ke dalam sel manusia, dimana tersembunyi dari sistem imun. 4. HIV memliki beberapa subtipe, yang berbeda satu sama lain, dan memiliki variabel yang tinggi dan terus bermutasi. 5. Tidak ada hewan model yang baik untuk menjadi objek experimen, sekalipun penggunaan primata non manusia model cukup signifikan (future).

Memiiki subtipe yang beragam Mudah bermutasi Mekanisme respon imun belum diketahui dengan jelas Sulit menemukan hewan model dan sistem kultur sel

Vaksin Epitop Vaksin Vektor Vaksin Protein Rekombinan Vaksin DNA

Berbasis peptida dan adjuvant Bertujuan menginduksi respon Th1 sel T cytotoxic pada penderita HCV kronik IC41; 5 konservatif peptida dari inti dan protein NS3, NS4 (yang conserve di HCV genotype 1 & 2), epitop HLA- A2, 3 epitop CD4 + promiscuous Namun masih membutuhkan modifikasi lebih lanjut. Membutuhkan adjuvant lebih kuat Kombinasi terapi dengan PEG-IFN dan ribavirin

Berupa vektor virus teratenuasi Menginduksi respon sel T CD4 + dan CD8 + Modified Virus Of Ankara (MVA) Strain poxvirus yang telah diatenuasi Memiliki tingkat imunogenisitas tinggi dan crossreactivity Mengekspresikan antigen; NS3, NS4, dan NS5B Menginduksi sekresi IFN-dz oleh sel T CD4 + dan CD8 +

Memerlukan adjuvant Th1 yang kuat untuk menginduksi respon sel T spesifik terhadap HCV. Glikoprotein E1/E2 pada HCV yang diemulsikan dengan MF59 (adjuvant) menunjukkan penginduksian respon sel T CD4 + yang disertai produksi antibodi penetralan untuk E1 dan E2 pada primata nonhuman.

Sel ragi yang diperlakukan dengan panas Mengekspresikan protein NS3 Vaksin ini menginduksi respon sel T CD4 + dan CD8 + studi preklinis pada tikus menunjukkan produksi Th1 dan IFN-dz serta aktivitas sitotolsik terhadap keberadaan NS3 didasarkan in vitro killing assay dan in vivo tumor challange experiment

Menggunakan naked DNA Untuk treatment HCV kronik Dirancang untuk memasukkan daerah conserve termasuk NS3 dan NS4A Chron Vac-c Diberikan secara intramuscular electroporation Hasil sementara menunjukkan vaksin aman dan menginduksi respon imun setelah 4 bulan Disarankan untuk digunakan bersaman dengan kombinasi treatment berbasis IFN-α

Kendala yang ditemui : Genetic diversity Laju replikasi yang cepat di dalam sel inang Tingginya frekuensi mutasi Selain itu, penyebaran virus secara seksual dan transfusi darah sebagai partikel virus bebas atau virus di dalam sel ( cellassosiated virus) menyebabkan vaksin yang dikembangkan sebaiknya memiliki kemampuan mereduksi virus secara humoral (antibodi) dan diperantai sel ( cell mediated immune respone) pada level lokal (mukosa) atau sistemik

Jenis Vaksin Sifat Keterangan Live Attenuated Virus Imunogenitas tinggi Tidak lagi digunakan Menginduksi respon imun humoral dan selular Bertahan dalam jangka waktu yang lama HIV bermutasi menyebabkan sifat patogen kembali Killed Organism/ subunit Imunogenitas rendah Tidak digunakan Subunit Vaccine Produksi antibodi (humoral) Banyak dikembangkan Dapat berupa protein rekombinan : protein struktural (env), enzim, regulatory protein Vaksin Vektor Rekombinan DNA Vaksin Virus non HIV aau bakteri yang memiliki virulensi rendah di insersi dengan gen yang berasal dari HIV Memberi perlindungan secara seluler dan humoral Menginduksi respon imun seluler Materi genetik virus langsung diinsersi ke dalam sel inang Pembuatan rumit Respon yang diberikan sangat rendah Di khawatirkan terjadi integrase DNA virus dengan inang

Berdasarkan penyebab sulitnya vaksin dibuat dan evaluasi vaksin yang pernah dilakukan, maka vaksin yang dianjurkan adalah kombinasi vaksin vektor rekombinan dan subunit (monomer gp120) rekombinan Subunit monomer gp 120 rekombinan dapat menginduksi respon imun humoral. Protein ini menjadi target karena merupakan sub tipe spesifik yang dimiliki oleh jenis virus HIV ada umumnya. Vaksin vektor rekombinan akan menginduksi respon imun selular dan berfungsi sebagai booster.

Vektor (Adenovirus) membawa gen-gen HIV yang berguna untuk memberikan sinyal kepada sel inang, seperti gen env, gag atau pol Protein yang disintesis di dalam sel, dapat menstimulasi respon imun seluler dan humoral secara lokal dan sistemik