SISTEM JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN. Tim Teaching Higiene Susu & Telur 2017 Senin, 25 & Rabu, 27 September 2017

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

EVALUASI KEGIATAN DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER TAHUN 2017 & RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 RAKONTEKNAS II SURABAYA, 12 NOVEMBER 2017

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGAMANAN PANGAN ASAL HEWAN

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Bagian Keenam Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Pasal 16 (1) Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

KAJIAN HASIL MONITORING DAN SURVEILANS CEMARAN MIKROBA DAN RESIDU OBAT HEWAN PADA PRODUK PANGAN ASAL HEWAN DI INDONESIA

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2012, No.72 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

X. STRATEGI MENGHASILKAN PANGAN ASAL TERNAK YANG AMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bahan Kuliah ke 6: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad. Usaha Peternakan

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PROFIL LABORATORIUM KESMAVET KOTA METRO

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN SURVEILANS RESIDU DAN CEMARAN MIKROBA PADA PRODUK HEWAN

LAMPIRAN IX : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG PETERNAKAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Obat Ikan. Peredaran. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 3. Undang-Un

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/PD.200/6/2014 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA BUDIDAYA HORTIKULTURA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

TATA CARA/PROSEDUR PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI BALI

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

2 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/PD.410/9/2013, dengan Peraturan Menteri Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 t

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DISTRIBUSI PRODUK IMPOR DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

IndoGAP. Hubungan antar sistem. (Pre--requisite Programmes) (GAP, GMP, GHP, SOP, etc.) Program Persyaratan (Pre

KEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Analisa Mikroorganisme

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 TAHUN 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

2 adanya standar alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang harus ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Pada prinsipnya, setiap orang yang beru

Transkripsi:

SISTEM JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN Tim Teaching Higiene Susu & Telur 2017 Senin, 25 & Rabu, 27 September 2017

Nomor Kontrol Veteriner ISO 22000:2005 CODEX ALIMENTARIUS

SERTIFIKASI NOMOR KONTROL VETERINER UNIT USAHA PRODUK HEWAN

DEFINISI SERTIFIKASI NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) (Permentan No. 381/2005) NOMOR KONTROL VETERINER PRAKTEK HIGIENE & SANITASI KD-1411321-48 Rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat NKV terhadap unit usaha pangan asal hewan yang telah memenuhi persyaratan kelayakan dasar sistem jaminan keamanan pangan dalam aspek higiene, sanitasi & biosekuriti

Definisi... Sertifikat Kontrol Veteriner (NKV): adalah bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan pada unit usaha pangan asal hewan. Pangan Asal Hewan adalah pangan yang berasal dari hewan berupa daging, susu dan telur. Unit usaha Pangan Asal Hewan adalah unit usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat untuk tujuan komersil yang meliputi Rumah Potong Hewan (Ruminansia/Unggas/Babi), usaha budidaya unggas petelur, usaha pemasukan/pengeluaran, distributor, ritel, dan atau pengolahan pangan asal hewan.

Definisi... Dinas Provinsi adalah unit kerja provinsi yang membidangi fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Kabupaten/Kota adalah unit kerja kabupaten/kota yang membidangi fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan Biosecurity adalah semua tindakan untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen penyakit ke populasi hewan rentan di suatu peternakan dan/atau daerah

Definisi... Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut Auditor NKV adalah petugas pemerintah dengan latar belakang pendidikan dokter hewan, sarjana peternakan, sarjana lain di bidang pangan dan gizi atau paramedik veteriner yang telah mengikuti pelatihan auditor NKV dan memiliki sertifikat auditor NKV Pengawas Kesmavet adalah dokter hewan pemerintah yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat pengawas kesmavet serta ditunjuk oleh Kepala Dinas Provinsi atas nama Gubernur atau Kepala Dinas kabupaten/kota atas nama Bupati/Walikota untuk melaksanakan pengawasan kesmavet.

KEBIJAKAN DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN PASCAPANEN Penerapan Sistem Jaminan Keamanan Pangan Asal Hewan Pengamanan Produk Hewan Pengawasan Zoonosis Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan KEGIATAN UTAMA DIT. KESMAVET & PP

KEBIJAKAN PENERAPAN SISTEM JAMINAN KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN 3 Strategi utama: 1. Peningkatan jaminan PAH ASUH melalui pengawasan terpadu pada rantai produksi pangan asal hewan melalui sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) tempat produksi PAH (RPH, TPD, RPU, dll), tempat pengumpul dan penjajaan PAH 2. Penerapan Program Monitoring & Surveilance Residu dan Cemaran Mikroba pada produk hewan Peningkatan kompetensi laboratrium 3. Peningkatan daya saing dan pengurangan kerusakan PAH Pembinaan pasca panen

PENGAWASAN PEMERINTAH DALAM MENJAMIN KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN GFP & Kesejahteraan Hewan (SKKH) Pemeriksaan Antedan Post-mortem, penyembelihan halal, praktek higiene, sanitasi, dan biosekuriti Praktek higiene, sanitasi, dan biosekuriti Proses produksi & Formulasi produk Distribusi dan Peternakan RPH/RPU Pengolahan Pemasaran Unit usaha pangan asal hewan

DASAR HUKUM UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pangan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah PP No. 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota

DASAR HUKUM PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Menteri Pertanian bertanggung-jawab menetapkan pedoman yang berkaitan dengan keamanan pangan segar asal hewan, sebagaimana tercantum pada : Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) bahwa : Pedoman Cara Produksi Pangan Segar (dalam hal ini Pangan asal Hewan) yang Baik ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian (d.h.i. Menteri Pertanian) Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) bahwa : Pedoman Cara Distribusi Pangan yang Baik ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidangnya ( d.h.i. Menteri Pertanian di bidang Pertanian)

DASAR HUKUM Pasal 10 bahwa : Menteri yang bertanggung jawab di bidang (a.l. Pertanian) dapat menetapkan pedoman cara yang baik untuk diterapkan secara wajib Produk Pangan Asal Hewan Menteri Pertanian menetapkan Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005

Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner

TUJUAN SERTIFIKASI NKV Memberi jaminan dan perlindungan kepada masyarakat bahwa pangan asal hewan yang dibeli/dikonsumsi berasal dari unit usaha yang telah memenuhi persyaratan higiene, sanitasi dan biosekuriti Terlaksananya tertib hukum dan tertib administrasi dalam pengelolaan unit usaha pangan asal hewan Pelaksanaan sistem pengawasan unit usaha pangan asal hewan menjadi lebih efektif alat dalam penelusuran kembali (trace back)

MANFAAT SERTIFIKASI NKV Bagi unit usaha yang memiliki NKV dapat memperoleh nilai tambah dan daya saing berupa jaminan keamanan produk dengan mencantumkan label NKV pada produknya atau memasang sertifikat NKV pada kios daging (meat shop) Bagi pemerintah, merupakan sarana penelusuran / tracebility sumber produk yang efektif dalam rantai keamanan pangan

Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan (Permentan No. 381/2005) Pelaku Usaha yang Wajib Memiliki NKV Persyaratan Untuk Memperoleh NKV Tata Cara Untuk Memperoleh NKV Kewajiban Pencantuman NKV Masa Berlaku, Perubahan dan Pencabutan NKV Pembinaan Pengawasan

PELAKU USAHA WAJIB MEMILIKI NKV APABILA BERUSAHA DI BIDANG: 1. Rumah Pemotongan Hewan/Unggas/Babi 2. Usaha Pemasukan 3. Usaha Pengeluaran 4. Usaha Pengumpulan/Distribusi 5. Usaha Pengolahan Pangan Asal Hewan : a. Usaha Pengolahan Daging (meat further processed) b. Usaha Pasteurisasi Susu c. Usaha Pengumpulan/Pengolahan Telur 6. Usaha Penjajaan/Ritel (kios daging/meat shop) 9/23/2017

PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH NKV Permohonan secara tertulis oleh pelaku usaha kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi kesmavet di daerah propinsi, dengan melampirkan persyaratan administrasi 1. Persyaratan Administrasi : KTP Akte Pendirian Surat Keterangan Domisili SIUP, NPWP, HO Ijin Lokasi Rekomendasi dari dinas kabupaten/kota yang membidangi fungsi kesmavet Surat penunjukan dokter hewan penanggung jawab dari dinas kabupaten/kota yang membidangi kesmavet

PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH NKV 2. Persyaratan Teknis: Memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL)/Upaya Pengendalian Lingkungan (UKL) khusus untuk RPH,RPU dan Unit Pengolahan PAH Memiliki tenaga kerja teknis/penanggung jawab teknis yang mempunyai keahlian bidang Kesmavet Menerapkan Cara Produksi Yang Baik : Higiene Personal (karyawan) Bangunan (lokasi, lingkungan, disain, konstruksi, lay out) Sarana (air bersih dan penerangan) dan peralatan Proses Menerapkan Cara Budidaya Unggas Petelur yang Baik khusus untuk Usaha Pengumpulan/ Pengolahan Telur

TATA CARA UNTUK MEMPEROLEH NKV Tidak lengkap 1 Pimpinan unit usaha mengajukan permohonan (+ persyaratan adm) ke Kepala Dinas Peternakan Provinsi, Cc. Dirjen Nak Cq. Direktur Kesmavet 2 Pemeriksaan dokumen (maksimum 30 hari kerja) Lengkap Persyaratan teknis terpenuhi 3 4 5 Persyaratan teknis tidak terpenuhi (perlu tindakan koreksi) 6 7 Kepala Dinas memberitahukan Pemohon, akan dilakukan penilaian di unit usaha dalam waktu 7 hari kerja sejak terpenuhinya persyaratan adm. Penilaian persyaratan teknis di unit usaha dilakukan oleh Tim Auditor yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Provinsi Rekomendasi Tim Auditor kepada Kepala Dinas Provinsi Pemohon melakukan tindakan koreksi seperti yang direkomendasikan Kepala Dinas Provinsi menunda penerbitan NKV sampai dipenuhinnya tindakan koreksi oleh pemohon Kepala Dinas Provinsi menerbitkan NKV dalam bentuk sertifikat dalam waktu 14 hari kerja sejak terpenuhinya persyaratan teknis dan atau tindakan koreksi 9/23/2017

KEWAJIBAN PENCANTUMAN NKV 1. Pelaku usaha yang telah memperoleh NKV wajib mencantumkan label NKV pada kemasan produknya (daging, susu, telur) 2. Pelaku usaha retail/penjajaan wajib mencantumkan NKV pada kios daging (meat shop) berupa pemasangan sertifikat NKV di kios pada area yang mudah dilihat konsumen 3. Pelaku usaha pemasukan dan distribusi wajib mencantumkan NKV pada gudang (cold storage/chill room) berupa pemasangan sertifikat NKV pada area yang mudah dilihat

MASA BERLAKU, PERUBAHAN DAN MASA PENCABUTAN MASA BERLAKU NKV : selama unit usaha melakukan kegiatan produksi dan memenuhi persyaratan hygiene-sanitasi dan biosekuriti PERUBAHAN : Perubahan NKV dilakukan bila terjadi perubahan jenis usaha/tempat usaha/pengelola usaha/nama unit usaha Berdasarkan permohonan pemilik unit usaha Berdasarkan hasil surveilans ditemukan adanya bukti perubahan tersebut diatas

PENCABUTAN NKV : Pencabutan NKV dilakukan oleh Kepala Dinas Propinsi yang membidangi fungsi kesmavet, dengan alasan : Unit usaha tidak lagi memenuhi persyaratan hygiene sanitasi Unit usaha tidak lagi melakukan kegiatan usaha Beralihnya penanggungjawab unit usaha Unit usaha dinyatakan pailit Berpindahnya unit usaha Prosedur Pencabutan : - Peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut selama 3 bulan. - Unit usaha tidak melakukan kegiatan selama 6 bulan9/23/2017

PEMBINAAN 1. Pelaku usaha yang belum dapat diberikan NKV dilakukan pembinaan oleh Dinas Kabupaten/Kota 2. Dinas Kabupaten/Kota melakukan pembinaan mengikuti ketentuan dalam pedoman pembinaan seperti tercantum dalam lampiran IV Permentan 381/2005

PENGAWASAN Pengawasan secara langsung dilakukan oleh petugas Kesmavet dilakukan dengan pemantauan,surveilans dan verifikasi Berdasarkan laporan hasil pengawasan secara langsung, kepala Dinas Propinsi : a. Bila terjadi penyimpangan, memberikan peringatan dan atau pencabutan (Pasal 14) b. Bila terjadi pemindahan lokasi, melakukan perubahan NKV (Pasal 12) c. Bila terjadi pemindahan lokasi kewilayah propinsi yang berbeda, melakukan pencabutan (pasal 13) Pengawasan tidak langsung dapat dilakukan melalui sistem pelaporan (konsumen/produsen)

PENGAWASAN Tim Auditor Ditjen Nak. dapat melakukan verifikasi pelaksanaan proses pemberian NKV suatu unit usaha PAH Tujuan verifikasi untuk harmonisasi standar jaminan keamanan asal hewan ditingkat regional dan/atau internasional Tim Auditor Ditjen melaporkan hasil verifikasi pada Direktur Jenderal Peternakan Berdasarkan hasil verifikasi dan rekomendasi Tim Auditor Ditjen Nak dapat meminta Kadis Propinsi untuk melakukan penyempurnaan pelaksanaan penerapan metode, sistem dan prosedur, pengujian, cara penilaian, pemantauan dan atau surveilans

Revisi Permentan No. 381/2005 Rancangan Peraturan Menteri Pertanian (RPMP) Tata Cara Sertifikasi NKV

Revisi Permentan No. 381/2005: Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha PAH Melaksanakan ketentuan UU No 18/2009 tentang NAK KESWAN Melaksanakan ketentuan PP No. 95/2012 tentang KESMAVET & KESRAWAN Pasal 60 ayat (1) Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 TATA CARA SERTIFIKASI NKV

RPMP Tata Cara Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan (perubahan prinsip) NKV merupakan persyaratan dasar penerapan sistem jaminan keamanan produk hewan Produk hewan mencakup pangan asal hewan dan produk hewan non pangan NKV diberikan oleh pemerintah daerah provinsi kepada unit usaha produk hewan yang telah menerapkan cara yang baik secara terus menerus Surat Keterangan pra-nkv diberikan oleh pemda kabupaten/kota kepada unit usaha produk hewan yang belum sepenuhnya memenuhi ketentuan dalam menerapkan cara yang baik Masa pembinaan paling lama 5 tahun Perbedaan fungsi antara auditor provinsi dan pusat

RUANG LINGKUP Permentan No. 381/2005 1. Pelaku usaha pangan asal hewan yang wajib memiliki NKV 2. Persyaratan untuk memperoleh NKV 3. Tata cara memperoleh NKV 4. Kewajiban pencantuman NKV 5. Masa berlaku, perubahan dan pencabutan NKV 6. Pembinaan 7. Pengawasan RPMP Tata Cara Sertifikasi NKV Unit Usaha PH 1. Persyaratan memperoleh NKV 2. Pelaksanaan audit 3. Penerbitan NKV 4. Pencantuman NKV 5. Pencabutan NKV 6. Pembinaan 7. Pengawasan

MATRIKS PERBANDINGAN N o Uraian 1. Unit usaha yang wajib memiliki NKV Permentan No. 381/2005 RPH Usaha Budidaya Unggas Petelur Usaha Pemasukan PAH (Impor) Usaha Pengeluaran PAH (Ekspor) Usaha Distribusi dan atau Usaha Ritel Usaha Pengolahan PAH RPMP Tata Cara Sertifikasi NKV tempat budidaya; tempat produksi PAH; tempat produksi produk hewan nonpangan; RPH; tempat pengumpulan dan penjualan; dan pengangkutan produk hewan

No Uraian Permentan No. 381/2005 2. Persyaratan administrasi KTP/akte pendirian perusahaan Surat Keterangan Domisili Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Surat Izin HO (hinder ordonnantie) RPMP Tata Cara Sertifikasi NKV KTP pemilik atau penanggung jawab usaha; Surat Ket. Domisili; Surat Izin Usaha Peternakan unit usaha budidaya; surat izin usaha RPH unit usaha RPH; SIUP unit usaha PH; NPWP; Surat Izin Gangguan bukti perjanjian pengelolaan usaha pelaku usaha yang melakukan kegiatan di tempat usaha milik orang lain; dan daftar nama penanggung jawab dan pekerja teknis.

No Uraian Permentan No. 381/2005 RPMP Tata Cara Sertifikasi NKV 3. Persyaratan teknis Memiliki dokumen UKL/UPL yang khusus dipersyaratkan bagi unit usaha RPH (R, B, U), dan Unit Pengolahan PAH Memiliki bangunan, sapras usaha yang penuhi syarat higiene-sanitasi Memiliki tenaga kerja teknis dan/atau penanggung jawab teknis yang mempunyai keahlian/ ketrampilan di bidang Kesmavet Menerapkan proses penanganan dan atau pengolahan yang higienis (GHP) Menerapkan cara budidaya unggas petelur yang baik (GFP) Memiliki bangunan, sarana, dan/atau peralatan usaha yang penuhi std HS; Surat rekomendasi dari otvet kabupaten/kota melalui dinas kab/kota unit usaha bersangkutan telah menerapkan cara yang baik secara terus menerus sesuai tahapan proses produksi produk hewan; memiliki penanggung jawab teknis yang mempunyai profesi dokter hewan, dibuktikan dengan ijazah; memiliki tenaga kerja teknis dg kompetensi di bidang HS dan higiene produk hewan sertifikat kompetensi.

No Uraian Permentan No. 381/2005 4. Tata cara audit Permohonan diajukan ke Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Fungsi Peternakan/Keswan Audit unit usaha dilakukan oleh auditor provinsi Rekomendasi hasil audit: Dapat diterbitkan Dapat diterbitkan dengan catatan Ditolak Verifikasi dilakukan oleh auditor DJ PKH RPMP Tata Cara Sertifikasi NKV Permohonan diajukan ke otoritas veteriner provinsi atas nama gubernur melalui dinas provinsi Permohonan unit usaha ekspor ditujukan juga ke POV KMV di Kementan Audit unit usaha ekspor dilakukan bersama-sama antara auditor provinsi dengan auditor DJ PKH Unit usaha yang tidak memenuhi persyaratan NKV dibina melalui Pra-NKV Surat Keterangan pra-nkv dikeluarkan oleh otvet di kab/kota

Unit Usaha PH Ekspor Setiap Orang Unit Usaha PH Impor & Domestik POV Kementerian di bidang KMV Gubernur via POV Provinsi di bidang KMV tempat budidaya tempat produksi produk hewan tempat produksi produk hewan nonpangan rumah potong hewan tempat pengumpulan dan penjualan pengangkutan produk hewan

memiliki sertifikat auditor NKV yang diterbitkan oleh DITJEN PKH berprofesi dokter hewan PNS yang bertugas di bidang Kesmavet AUDITOR NKV

a. NKV wajib dicantumkan pada label dan kemasan produk hewan b. Pencantuman NKV dilakukan dalam bentuk: rangkaian angka yang tertulis dalam sertifikat yang menunjukkan jenis, lokasi, dan nomor urut registrasi unit usaha produk hewan bersangkutan; dan logo Nomor Kontrol Veteriner c. Pencantuman NKV menggunakan stempel untuk karkas ruminansia, kuda, dan babi, serta kerabang telur konsumsi d. Pencantuman NKV dengan menggunakan rangkaian angka dan logo pada kemasan (primer & skunder) untuk: potongan daging ruminansia, kuda, dan babi; karkas utuh dan potongan daging unggas; telur konsumsi; susu; dan produk hewan lainnya

Kode Unit Usaha - lokasi no. urut Contoh RPU 327601-005 Bag Kesmavet PKH UB 9/23/2017 39

No Alasan Pencabutan Waktu a atas permintaan pemilik unit usaha PH 7 hari b c d unit usaha PH dinyatakan pailit; ditemukan penyimpangan yg dpt membahayakan kesehatan dan ketentraman batin masyarakat; kegiatan usaha pindah ke lokasi lain; 30 hari e unit usaha PH tidak lagi memenuhi persyaratan peringatan tertulis f tidak lagi melakukan kegiatan usaha selama 6 3x berturut-turut, bulan berturut-turut selang waktu msg2 30 hr kerja g perubahan ruang lingkup jenis usaha h perubahan nama unit usaha Dilap. oleh i NKV dapat dicabut oleh OV Prov Izin usaha produk hewan dilakukan oleh bupati/walikota perubahan pemilik unit usaha pemilik/penanggung jwb ke otvet prov, cc kab/kt & DJ PKH

POV KMV kabupaten/kota melakukan pembinaan kepada unit usaha yang belum memenuhi persyaratan Pembinaan paling sedikit meliputi pembinaan dalam hal pemenuhan persyaratan teknis Pembinaan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun. Unit usaha produk hewan dalam pembinaan yang telah memenuhi persyaratan teknis dan belum memenuhi persyaratan administrasi, dapat diberikan surat keterangan Pra-NKV oleh POV KMV kabupaten/kota. Jika setelah jangka waktu yang ditetapkan unit usaha belum memenuhi persyaratan, POV KMV kabupaten/kota wajib mencabut surat keterangan Pra-NKV dan bupati/walikota mencabut izin usaha unit usaha yang bersangkutan, serta Unit usaha dilarang mengedarkan produknya di wilayah Republik Indonesia.

PERSYARATAN TEKNIS UNTUK MEMPEROLEH Pra-NKV: memiliki bangunan, sarana dan prasarana usaha yang memungkinkan dapat diterapkannya proses produksi yang higienis memiliki tenaga kerja dan atau penanggung jawab yang mempunyai pengetahuan tentang higiene sanitasi melaksanakan praktek higiene sanitasi mempunyai prosedur tetap untuk melakukan alur produksi melakukan aktifitas penanganan limbah untuk mencegah pencemaran terhadap produk dan lingkungan

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh auditor Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat merekomendasikan kepada POV KMV. Rekomendasi dapat berupa mempertahankan atau mencabut Nomor Kontrol Veteriner unit usaha yang bersangkutan. Jika hasil evaluasi menunjukkan terjadi ketidaksesuaian yang disebabkan oleh kelalaian auditor provinsi, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan merekomendasikan kepada POV KMV untuk memberikan sanksi kepada auditor provinsi bersangkutan.

Contoh Temuan Kritis pada audit pra NKV: Tidak ada dokter hewan penanggung jawab kesehatan hewan dan kesmavet (RPH, RPU, RPB) Pemeriksaan ante mortem dan post mortem tidak dilakukan oleh dokter hewan atau paramedik veteriner Alamat unit usaha tidak sesuai dengan yang alamat yang tercantum dalam perijinan Tidak ada pemisahan fisik antara RPB dengan RPH/RPU Tidak ada pemisahan antara ruang dan alat pengolahan produk halal dengan non halal Lampu tidak berpelindung Tidak memiliki gen set (cold storage) Jarak antara sumber air bersih dengan tempat pembuangan limbah cair/septic tank < 8 m Penggunaan bahan kimia dan bahan tambahan makanan yang tidak diizinkan

Hubungan Antara NKV dan Sistem HACCP

Prinsip-prinsip HACCP Sistem Keamanan Pangan Berdasarkan Sistem HACCP/ISO 22000 NKV/GHP Sebagai pre-requisite program ISO 9000 Sebagai universal program

Hirarki Sistem Jaminan Keamanan Pangan Asal Hewan SISTEM HACCP/ISO 22000 Sertifikat HACCP/ISO 22OOO (Voluntary) Pemenuhan persyaratan higiene, sanitasi & biosekuriti: penerapan Cara Produksi Yang Baik dan Standar Prosedur Operasi Penerapan praktek higiene, sanitasi & biosekuriti: sarana air bersih, pemisahan proses di daerah bersih dan kotor, menghindari kontak langsung dg lantai Sertifikat NKV & Label (Mandatory) Sertifikat Penerapan Higiene, Sanitasi & Biosekuriti

ISO 22000:2005 Rev. ISO 22000:2009 Dibentuk sebagai penyempurna ISO 9001:2000 Pada ISO 9001:2000 (sebagai sebuah standar sistem manajemen mutu) tidak mengulas secara spesifik mengenai KEAMANAN PANGAN

ISO 22000:2005 Sejarah ISO 22000:2005 Manfaat ISO 22000:2005 Cara menerapkan ISO 22000:2005 Area penerapan ISO 22000:2005

SEJARAH ISO 22000:2005 1. Tanggal 1 September 2005 adalah publikasi resmi standar internasional ISO 22000:2005 2. Tujuan menjamin keamanan pangan di keseluruhan rantai pangan bagi seluruh organisasi yang bergerak di bidang pangan di seluruh dunia 3. Standar ini telah mengalami perubahan berulangkali dalam penyusunannya hingga sampai pematangan konsep sistem keamanan pangan 4. Standar banyak diadopsi oleh berbagai organisasi yang bergerak di bidang pangan hingga saat ini

MANFAAT ISO 22000:2005 1. Terjalinnya komunikasi yang terarah dan terorganisasi antar mitra bisnis 2. Pengoptimasian sumber daya baik internal maupun sepanjang rantai pangan 3. Sistem pendokumentasian yang lebih baik 4. Perencanaan proses lebih baik dan mampu mengurangi verifikasi pasca proses 5. Pengendalian yang dinamis dan efisien terhadap bahaya keamanan pangan 6. Semua ukuran pengendalian diterapkan ke analisis bahaya 7. Manajemen yang sistematis dari program-program prasyarat (Pre- Requisite programmes) 8. Memiliki dasar yang sah untuk pengambilan keputusan 9. Pengendalian terfokus kepada apa yang diperlukan sehingga mampu menyimpan sumberdaya dengan mengurangi biaya lebih dari sistem audit

CARA MENERAPKAN ISO 22000:2005 Mengacu kepada 4 ELEMEN KUNCI : 1. Elemen pertama adalah HACCP, sebuah sistem analisa bahaya dan pengendalian titik-titik kritis bahaya pada proses pengolahan pangan. 2. Elemen kedua adalah Pre-Requisite Programme (PRP), kondisi dasar dan aktivitas yang diperlukan untuk memelihara lingkungan yang higienis sepanjang rantai makanan. 3. Elemen ketiga adalah komunikasi interaktif, sebuah sistem komunikasi yang melibatkan pihak internal dan eksternal untuk mengkomunikasikan informasi atau perubahan apa pun yang berkaitan dengan jaminan keamanan sepanjang rantai makanan. 4. Elemen keempat adalah sistem manajemen yang menyediakan sumberdaya yang diperlukan untuk sistem keamanan pangan, menjamin sistem keamanan pangan dilaksanakan seluruh pihak di organisasi, dan mengendalikan sistem keamanan pangan tersebut.

AREA PENERAPAN ISO 22000:2005 1. ISO 22000:2005 dapat diterapkan pada seluruh rantai pangan dari produk primer sampai pada konsumsi akhir 2. ISO 22000:2005 mengharuskan bahwa semua bahaya yang mungkin terjadi dalam rantai makanan, termasuk bahaya yang berhubungan dengan proses dan fasilitas yang digunakan, diidentifikasi dan ditinjau. Skema rantai pangan dimana ISO 22000:2005 dapat diterapkan

CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION CAC/RP 1969 Diadopsi secara identik

CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION? Codex Alimentarius Commission (CAC) : badan internasional yang diberikan mandat untuk mengembangkan standar pangan & teks terkait dalam rangka melindungi kesehatan konsumen & menjamin praktek perdagangan yang adil (fair) di bidang pangan CAC dibentuk atas dasar Joint FAO/WHO Food Standards Programme (program standart pangan FAO/WHO) pada tahun 1963 Codex Indonesia : suatu wadah yang dibentuk untuk mengkoordinasikan kegiatan Codex di Indonesia, agar Indonesia dapat berperan aktif secara aktif di forum Codex dan dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional di bidang pangan, sesuai dengan prinsip keamanan pangan dan perlindungan konsumen, dalam rangka terwujudnya kesehatan masyarakat Indonesia dan perdagangan yang adil di bidang pangan

CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION? CAC dibentuk atas dasar Joint FAO/WHO Food Standards Programme (program standart pangan FAO/WHO) pada tahun 1963 Keanggotaan Codex terbentuk untuk seluruh negara anggota FAO dan WHO Sampai 2013 185 negara & 1 anggota organisasi, yaitu European Union (EU) Negara Asia 23 negara Negara anggota ASEAN 10 negara Indonesia sejak 1971

RUANG LINGKUP CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION

Download ya...

Sertifikasi TERIMA KASIH...