STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

dokumen-dokumen yang mirip
99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

MATA PELAJARAN : BAHASA MANDARIN JENJANG PENDIDIKAN : SMP/M Ts/SMA/SMK/MA

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

92. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS. Program Studi Administrasi Bisnis. Mata Kuliah : Bahasa Mandarin

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI STRATEGI DRAPADA SISWA KELAS IV SDN SUKOLILO 02 TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

20. Mata Pelajaran Bahasa Jerman Untuk Paket C Program Bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

DRAFT JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR PENGAJARAN BIPA

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap. dari aspek kognitif, psikomotorik, dan efektif. Guru yang kompeten akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan materi pelajaran sehingga dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN MEDURI 01 MARGOMULYO BOJONEGORO 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

PROSIDING SEMNAS KBSP V

Oleh: Moh. Ghozali SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA MANDARIN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

Oleh Dwi Budi Mulyono

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan salah satu mata kuliah bahasa pilihan yang diberikan pada Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Brawijaya. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pendukung profil lulusan agar mahasiswa menguasai salah satu bahasa asing. Dalam kurikulum program studi tersebut bahasa Mandarin diberikan pada semester empat hingga semester enam. Mengingat bahasa Mandarin merupakan mata kuliah bahasa pilihan maka diperlukan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menarik minat mahasiswa agar dapat memotivasi keinginan mahasiswa untuk terus belajar mempelajarinya. Target penguasaan materi yang harus dicapai mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Mandarin I sebagai mata kuliah bahasa pilihan ini adalah mahasiswa menguasai penulisan Hanzi atau Huruf Han, menguasai urutan penulisan Hanzi, menguasai penulisan dalam Hanyu Pinyin serta mampu melakukan percakapan sederhana mengenai kegiatan sehari-hari. Strategi pembelajaran dalam pemberian materi pada mata kuliah Bahasa Mandarin I adalah menggunakan strategi ekspositori dengan menerapkan metode ceramah, metode bermain peran, dan metode diskusi dalam proses belajar mengajarnya. Kata Kunci : bahasa Mandarin, metode pembelajaran, strategi pembelajaran Pendahuluan Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Bahasa Inggris merupakan salah satu dari lima prodi di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) yang memiliki mata kuliah bahasa Mandarin sebagai mata kuliah bahasa pilihan. Kelima prodi yang dimaksud adalah Prodi S1 Sastra Inggris, S1 Sastra Jepang, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Pendidikan Bahasa Jepang, dan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejak awal pendiriannya pada tahun 2011 Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris telah menetapkan mata kuliah bahasa pilihan berupa bahasa Mandarin yang diberikan pada semester empat, semester lima, dan semester enam atau diberikan selama tiga semester. Pemberian mata kuliah bahasa pilihan berupa bahasa Mandarin ini dikarenakan pada saat

ini keterampilan dalam penguasaan bahasa asing lain selain bahasa Inggris sangat diperlukan. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, sosial budaya, dan politik serta bidang lain tidak hanya menggunakan bahasa Inggris saja.. Dimulainya ASEAN-Cina Free Trade Area pada tanggal 1 Januari 2010 telah membuat terjadinya dorongan kebutuhan Bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa pengantar dalam perdagangan Indonesia khususnya dengan Cina dan ASEAN pada umumnya karena bahasa Mandarin telah menjadi kebutuhan dalam melakukan perdagangan antar negara. Karena itu tidaklah mengherankan bila sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi mengajarkan bahasa Mandarin sebagai bekal bagi anak didiknya dalam menghadapi era global yang penuh dengan tantangan ini. Dengan demikian diharapkan bahwa lulusan Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya menguasai pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris saja tetapi juga menguasai dasar-dasar keterampilan berbahasa Mandarin. Dengan penguasaan dasar-dasar bahasa Mandarin ini para lulusan juga diharapkan memiliki kompetensi pendukung dalam memasuki dunia kerja. Menurut Izzo dalam Ghazali (2010:126) faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa terbagi menjadi tiga kategori besar: (a) faktor personal yang meliputi usia, ciri psikologis, sikap, motivasi, dan strategi pembelajaran; (b) faktor situasional yang meliputi situasi, pendekatan pengajaran, dan karakteristik pengajar; dan (c) aspek linguistik yang meliputi perbedaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua dalam hal pengucapan, tata bahasa, dan pola wacana. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai faktor personal terutama strategi pembelajaran bahasa Mandarin bagi mahasiswa, dikarenakan strategi pembelajaran diperlukan oleh pengajar dalam memberikan materi pembelajaran bahasa asing kepada mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris yang mengambil mata kuliah pilihan bahasa Mandarin ini belum pernah belajar atau belum pernah mempelajari bahasa Mandarin. Oleh karena itu dalam pembelajaran atau pemberian materinya diperlukan suatu strategi pembelajaran tertentu agar materi pembelajaran yang berhubungan dengan empat keterampilan berbahasa dapat diperoleh mahasiswa dengan baik.

Pembahasan 1. Faktor Personal Usia Dalam faktor personal mengenai usia disebutkan bahwa usia dapat mempengaruhi pembelajaran karena berkaitan dengan tingkat perkembangan dan kematangan mahasiswa. Dengan kata lain usia merupakan salah satu hal yang wajib diperhatikan pengajar sebelum membuat rancangan pembelajaran bahasa. Demikian juga dengan mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Inggris yang berusia antara 19-21 tahun saat mengikuti mata kuliah pilihan Bahasa Mandarin I. Dengan usia tersebut tentunya mahasiswa mempunyai kesiapan untuk mempelajari dan mengambil mata kuliah pilihan Bahasa Mandarin I. Ciri Psikologis Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2011:132) yang termasuk dalam ciri psikologis diantaranya adalah tingkat kecerdasan, kreativitas, bakat dan minat, pengetahuan dasar dan prestasi terdahulu, Tingkat kecerdasan mahasiswa dapat diamati berdasarkan kemampuan mahasiswa di dalam kelas saat mengikuti perkuliahan bahasa Mandarin yang diberikan satu minggu sekali dalam dua SKS di Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris ini. Dalam proses belajar mengajar dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam kemampuan mahasiswa saat mengikuti perkuliahan bahasa Mandarin, yaitu: (a) mahasiswa yang dapat dengan mudah memahami dan mampu mengikuti materi walaupun sebelumnya tidak pernah mempelajari bahasa Mandarin saat di sekolah menengah; (b) mahasiswa yang sulit memahami materi walaupun sudah pernah mempelajari bahasa Mandarin saat di sekolah menengah; (c) mahasiswa yang sulit memahami materi dan belum pernah mempelajari bahasa Mandarin saat di sekolah menengah. Dengan tingkat kecerdasan yang berbeda pengajar perlu menerapkan strategi tertentu dalam pemberian materi bahasa Mandarin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tingkat kreativitas pada setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Mandarin berbeda-beda. Hal ini tampak dari cara belajar mahasiswa tersebut di dalam kelas, dari pertanyaan tentang materi, dari usulan yang diberikan kepada pengajar, serta dari kekreatifan mahasiswa tersebut saat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar. Kreativitas

dapat dikembangkan dalam perkuliahan atau dalam pemberian materi bahasa Mandarin dengan cara menciptakan proses pembelajaran dan kondisi yang dapat memacu kreativitas mahasiswa. Bakat dan minat merupakan salah satu ciri psikologis seperti yang telah dijelaskan di atas. Sebagian besar atau 80 persen mahasiswa yang masuk di Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris memang mempunyai bakat dan minat di bidang bahasa. Hal ini terlihat pada jurusan yang diambil mahasiswa pada saat duduk di sekolah menengah dan pada prioritas pilihan pertama mahasiswa pada saat mendaftar dan ujian masuk perguruan tinggi. Dengan adanya bakat dan minat yang besar pada mahasiswa tentunya akan memudahkan proses pembelajaran bahasa bahasa Mandarin. Pengetahuan dasar dan prestasi terdahulu merupakan salah satu hal yang perlu diketahui pengajar pada saat sebelum melakukan rancangan pembelajaran bahasa. Walaupun sekitar 90 persen mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris belum pernah belajar bahasa Mandarin sebelumnya tetapi mahasiswa prodi tersebut sudah mempunyai pengetahuan dasar yang kuat tentang bahasa. Dengan adanya pengetahuan dasar yang kuat serta bakat dan minat pada bidang bahasa, maka proses belajar mengajar dan penyerapan pengetahuan dan peningkatan kemampuan berbahasa Mandarin akan dapat lebih mengalami peningkatan. Sikap Sikap mahasiswa terhadap tempat kuliahnya, terhadap dosen, terhadap teman kuliah, terhadap materi perkuliahan berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam menyerap materi dan keberhasilannya dalam proses pembelajaran (Iskandarwassid dan Sunendar (2011:139). Sikap mahasiswa terhadap mahasiswa bergantung dari cara mahasiswa memandang universitas atau tempat berkuliahnya. Ada mahasiswa yang beranggapan bahwa tempat kuliahnya merupakan tempat yang berkualitas, tetapi ada pula yang beranggapan bahwa tempatnya bukan tempat yang berkualitas dan merasa terpaksa untuk berkuliah di tempat tersebut. Sikap mahasiswa terhadap dosen bergantung pada penilaian mahasiswa terhadap dosen tersebut. Ada mahasiswa yang senang dan tertarik terhadap cara pengajaran tertentu yang dilakukan oleh dosen. Tetapi ada juga mahasiswa yang merasa bosan dengan teknik pengajaran dosen tersebut dalam menyampaikan materi. Sikap mahasiswa terhadap teman kuliahnya bergantung pada anggapan mahasiswa

terhadap sikap mahasiswa lainnya. Ada mahasiswa yang merasa senang karena bisa bergaul dan belajar atau mengerjakan tugas kelompok dengan teman-teman kuliahnya. Tetapi ada juga mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan teman-teman kuliah sehingga cenderung merasa asing dan sendiri baik dalam belajar maupun dalam pergaulannya. Sikap mahasiswa terhadap materi perkuliahan bergantung pada cara mahasiswa memandang seberapa penting materi perkuliahan itu diberikan. Apalagi mata kuliah Bahasa Mandarin merupakan mata kuliah bahasa pilihan, sehingga ada mahasiswa yang menganggap mata kuliah tersebut bukan mata kuliah yang penting. Sikap negatif mahasiswa terhadap keempat hal inilah yang paling tidak yang harus diubah mahasiswa agar mahasiswa dapat menyerap pembelajaran bahasa Mandarin dengan lebih baik lagi. Motivasi Motivasi belajar merupakan hal yang wajib dipunyai mahasiswa ketika mengadakan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Termotivasi atau tidaknya mahasiswa dapat dilihat dari keseriusan mahasiswa saat proses belajar mengajar di dalam kelas atau partisipasi mahasiswa di dalam kelas, kehadiran mahasiswa di dalam kelas, dan keseriusan mahasiswa dalam mengerjakan tugas sesuai yang diinstruksikan oleh dosen. Dalam pembelajaran bahasa Mandarin di Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris tampak adanya keseriusan mahasiswa dalam mengerjakan tugas berupa tugas tulis ataupun tugas lisan berupa percakapan dan presensi kehadiran mahasiswa mencapai 90 persen selama satu semester kuliah ini diberikan. Motivasi mahasiswa perlu ditumbuhkan baik oleh mahasiswa itu sendiri maupun oleh dosen. 2. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:9). Strategi pembelajaran tersebut merupakan suatu program yang dirancang atau dibuat pengajar agar dapat melaksanakan pembelajaran keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Terdapat dua hal yang harus dicermati dalam strategi pembelajaran (Sanjaya, 2010:186),

yaitu: (1) strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran; (2) strategi disusun untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal ini berarti bahwa semua keputusan penyusunan strategi berupa penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Menurut Sanjaya (2010: 189) jenis-jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) strategi pembelajaran ekspositori, (2) strategi pembelajaran inkuiri, (3) strategi pembelajaraan kooperatif. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses pemberian materi secara verbal dari pengajar kepada peserta didik atau kepada mahasiswa. Langkah-langkah penerapan strategi ekspositori adalah: (1) persiapan, (2) penyajian, (3) korelasi, (4) menyimpulkan, dan (5) mengaplikasikan. Strategi pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah. Langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah: (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan. Strategi pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan mengelompokkan peserta didik atau mahasiswa berdasarkan kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif adalah: (1) penjelasan materi, (2) belajar dalam kelompok, (3) penilaian, (4) pengakuan tim. 3. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara melakukan sesuatu atau menyajikan, menguraikan, memberikan contoh, dan memberi latihan isi materi kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu (Mukhtar dan Iskandar, 2010:195). Bisa dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran. Berikut adalah berbagai metode pembelajaran menurut Mukhtar dan Iskandar (2010:195): (1) metode ceramah, (2) metode demonstrasi, (3) metode penampilan, (4) metode diskusi, (5) metode studi mandiri, (6) metode kegiatan pembelajaran terprogram, (7) metode latihan bersama teman, (8) metode simulasi, (9) metode pemecahan masalah, (10) metode studi kasus,

(11) metode insiden, (12) metode praktikum, (13) metode proyek, (14) metode bermain peran, (15) metode seminar, (16) metode simposium, (17) metode tutorial, (18) metode deduktif, dan (19) metode induktif. 4. Strategi dan Metode Pembelajaran Mata Kuliah Bahasa Mandarin I di Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris FIB UB Strategi pembelajaran untuk mata kuliah Bahasa Mandarin I di Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Seperti yang telah dipaparkan di atas, strategi ekspositori menekankan kepada penjelasan materi secara verbal kepada mahasiswa. Dalam strategi tersebut pengajar mengolah materi secara tuntas sebelum diberikan dalam proses belajar mengajar di kelas. Strategi tersebut juga menyiasati agar semua aspek komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada isi materi kepada mahasiswa secara langsung (Muryati dan Kusumaningsih, 2011:20). Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Bahasa Mandarin I adalah metode ceramah, metode diskusi, dan metode bermain peran. Metode ceramah merupakan metode yang berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa. Metode diskusi adalah merupakan metode pembelajaran berupa interaksi antar mahasiswa atau mahasiswa dengan pengajar untuk menganalisis, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Metode bermain peran berbentuk interaksi antara dua atau lebih mahasiswa tentang suatu topik atau situasi (Mukhtar dan Iskandar, 2010:203). Pemilihan penggunaan strategi pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah, metode diskusi, dan metode bermain peran berdasarkan pada hal-hal yang berpengaruh terhadap pembelajaran mata kuliah Bahasa Mandarin I. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut. (1) Kompetensi dasar yang diharapkan. (2) Bahan ajar berupa buku sumber dan modul yang dibuat oleh pengajar. Dalam buku sumber atau modul yang digunakan dalam mata kuliah Bahasa Mandarin I, keempat keterampilan berbahasa Mandarin terintegrasi di dalam satu buku atau satu modul. (3) Jumlah SKS perkuliahan sebanyak 2 SKS atau 100 menit dalam satu minggunya. (4) Alat atau sarana prasarana yang digunakan dalam pembelajaran mata kuliah adalah whiteboard, laptop dan speaker, LCD, CD, dan DVD. Kondisi di kelas menunjukkan bahwa 90 persen mahasiswa belum pernah mempelajari

bahasa Mandarin ketika duduk di sekolah dasar maupun sekolah menengah. Karena itu dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa terhadap bahasa Mandarin masih belum ada dan harus mengajarkan bahasa tersebut mulai dari nol atau mulai dari dasar. Berdasarkan hal tersebut, maka proses belajar mengajar memerlukan fasilitator yaitu pengajar dalam memberikan materi tentang bahasa Mandarin secara langsung atau dengan menggunakan strategi ekspirotori agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai. Kompetensi dasar mata kuliah Bahasa Mandarin I berhubungan dengan RPKPS yang telah dibuat dan telah ditetapkan, yaitu: (1) mahasiswa mampu dan terampil dalam menyimak dan berbicara bahasa Mandarin sehari-hari, (2) mahasiswa mampu dan terampil dalam membaca dan menulis baik dalam Hanzi (huruf Mandarin) maupun dalam Hanyu Pinyin atau ejaan Pinyin. Metode pembelajaran dalam mata kuliah ini menggunakan tiga metode yaitu metode ceramah, metode diskusi, dan metode bermain peran seperti yang dijelaskan di atas. Dalam pembelajaran mata kuliah bahasa Mandarin I ini, materi tentang empat keterampilan berbahasa berupa menyimak, berbicara, menulis, dan membaca kesemuanya diberikan kepada mahasiswa. Pada pertemuan awal diberikan materi tentang pelafalan atau pengucapan serta nada atau intonasi dalam bahasa Mandarin. Dalam pemberian materi-materi tersebut menggunakan metode ceramah. Dikarenakan pengajar harus menjelaskan, memberi contoh cara mengucapkan pelafalan dan intonasi serta membimbing mahasiswa dalam berlatih pelafalan dan intonasi tersebut. Materi pelafalan dan intonasi ini sangat berhubungan dengan materi perkuliahan berikutnya berupa materi tentang membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Dalam pemberian materi tentang keterampilan menulis diberikan materi tentang penulisan Hanyu Pinyin dan penulisan Hanzi. Dalam pemberian materi tentang penulisan, pengajar menggunakan metode ceramah dengan cara menjelaskan kepada mahasiswa tentang penulisan Hanyu Pinyin dan cara-cara menulis urutan goresan Hanzi. Pada saat menjelaskan tentang materi tersebut, pengajar juga mempraktikkan cara menulis Hanzi dan meminta mahasiswa untuk mengikuti menulis sesuai dengan cara yang telah disampaikan. Hanzi yang dipelajari dan yang harus dikuasai mahasiswa dalam mata kuliah ini minimal sebanyak lima puluh Hanzi. Untuk materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca mata kuliah Bahasa Mandarin I masih menggunakan Hanyu Pinyin dan Hanzi, dikarenakan salah satu kemampuan akhir yang diharapkan setelah mengikuti mata kuliah ini adalah mampu membaca dalam

Hanyu Pinyin dan Hanzi. Materi membaca sendiri berhubungan dengan materi percakapan, karena materi materi membaca berupa dialog yang terdiri atas dua-tiga orang. Dalam materi-materi yang berhubungan dengan membaca dan berbicara ini menggunakan dua metode yaitu metode ceramah dan metode bermain peran. Metode ceramah digunakan saat pengajar membimbing secara langsung mahasiswa dengan cara meminta mahasiswa untuk membaca semua huruf dan membetulkan kesalahan pengucapan atau kesalahan intonasi yang dilakukan oleh mahasiswa. Metode bermain peran digunakan ketika mahasiswa diminta pengajar untuk membuat dialog dengan anggota kelompoknya mengenai tema-tema seperti yang telah dipelajari dalam materi membaca. Di dalam materi percakapan tersebut dosen juga meminta mahasiswa menunjukkan kemampuan berbicaranya sesuai tema yang diberikan dalam kelas dan membuat film pendek antara sepuluh sampai lima belas menit dengan tema percakapan yang telah diajarkan. Tema yang diajarkan berupa tema tentang menanyakan kabar dan kondisi kesehatan, menanyakan kesibukan, memperkenalkan diri dan teman, dan bercerita tentang keluarga. Materi keterampilan menyimak diberikan dengan cara sebagai berikut. Pengajar memberikan rekaman materi dalam bentuk audio video. Mahasiswa diminta menyimak atau mendengarkan apa yang didengar dan dilihat dari audio video tersebut dan menyampaikan apa isi audio video tersebut. Pengajar membimbing mahasiswa pada saat menyimak dan berdiskusi atau melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah selesai dilihat dan didengar. Metode diskusi merupakan metode yang tepat dalam pembelajaran materi menyimak karena dalam materi menyimak/mendengar memerlukan suatu diskusi mengenai materi. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan mahasiswa salah menangkap arti kalimat dari apa yang didengar dan dilihat. Penutup Strategi pembelajaran dan metode pembelajaran merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran bahasa asing. Dengan adanya strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat diharapkan agar kemampuan akhir mahasiswa setelah mengikuti kuliah sesuai dengan tujuan akhir mata kuliah tersebut diberikan. Strategi pembelajaran dan metode pembelajaran hendaknya juga harus dievaluasi

keberhasilannya setiap akhir semester. Hal tersebut dikarenakan hasil evaluasi tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan apakah pada perkuliahan mata kuliah yang sama pada tahun berikutnya masih menggunakan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang sama ataukah menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang lain agar dapat lebih meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa. Daftar Pustaka Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refika Aditama. Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mukhtar dan Iskandar. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Gaung Persada Press. Muryati, Sri dan Kusumanigsih, Dewi. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sukoharjo: Univet Bantara. Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.