Zero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

dokumen-dokumen yang mirip
Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJIAN PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN ALAM

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Edisi Juni 2013 No.3511 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

Transkripsi:

Zero Waste [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

Zero Waste [Prinsip Menciptakan Agro-industri Ramah Lingkungan] April 2008 Penulis: Dede Sulaeman, ST, M.Si Subdit Pengelolaan Lingkungan, Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP-Deptan Anggota Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) Ged D. Lt. 3 Kantor Pusat Dep. Pertanian Jl. Harsono RM No. 3 Jakarta Selatan T/F: 021-78842572, 7815380 ext 5334 e-mail: de_sulaeman@yahoo.com [i]

Daftar Isi Pengantar Masalah Agro-industri: Keterbatasan Sumber Daya dan Pencemaran Lingkungan Zero Waste: Menjawab Tantangan Pencemaran Lingkungan, Keterbatasan Sumber Daya dan Menciptakan Agro-industri Ramah Lingkungan Penutup Daftar Pustaka [ii]

Pengantar U ntuk menjalankan aktivitas industri, diperlukan berbagai komponen yang saling berterkait erat sehingga mampu dihasilkan produk/barang yang baik. Komponen tersebut meliputi bahan baku, energi, bahan tambahan, peralatan, air, dan pekerja. Selain menghasilkan produk, dalam proses produksi industri dihasilkan pula limbah sebagai ekses negatif dari proses tersebut. Limbah yang dihasilkan sangat beragam dan bergantung pada jenis industri, bahan yang digunakan dan proses yang dijalankan. Perkembangan industri yang pesat untuk menghasilkan produk- ternyata tidak selalu dibarengi dengan upaya untuk menekan jumlah, jenis dan tingkat bahaya limbah yang dihasilkan. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan pencemaran lingkungan dan berdampak pada penurunan kesehatan manusia, hilangnya habitat alami, tercemarnya sumber-sumber air serta mengakibatkan kerugian sosial dan ekonomi yang cukup besar. Salah satu solusi untuk mengendalikan pencemaran limbah industri dengan tetap menjaga produktivitas adalah dengan menerapkan kebijakan nir limbah (zero waste) pada seluruh rantai produksi. Selain itu untuk menyempurnakan kebijakan nir limbah dapat diterapkan pengelolaan dan pengolahan limbah yang dihasilkan untuk mengurangi tingkat bahaya limbah yang dihasilkan dan menciptakan nilai ekonomis dari limbah tersebut. [1]

Masalah Agro-industri: Keterbatasan Sumber Daya dan Pencemaran Lingkungan M asalah yang dihadapi oleh agro-industri adalah bagaimana menyediakan atau mengatasi sumber daya berupa bahan baku, air dan energi untuk menunjang proses produksi, dan mengendalikan pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan yang dilakukan. Keterbatasan Sumber Daya: Bahan Baku dan Energi Untuk menjalankan kegiatan industri, dua hal yang harus tersedia yaitu bahan baku dan energi. Bahan baku adalah sumber bahan yang akan diolah sedangkan energi digunakan untuk mempercepat proses yang dilakukan. Kondisi yang terjadi saat ini adalah, bahan baku untuk produksi di industri pertanian dan pendukungnya memiliki kualitas yang kurang baik, harga yang mahal dan belum adanya jaminan kontinuitas. Kondisi ini timbul karena proses untuk memproduksi bahan baku belum dilakukan dengan baik dan minimnya kontrol serta insentif. Pada sisi lain, energi yang berfungsi sebagai penggerak proses produksi dan peralatan- ketersediaannya semakin langka, harga yang terus meninggi dan ketidaksesuaian energi yang tersedia dengan kebutuhan yang ada. Bila bahan baku dan energi untuk proses produksi industri tidak dapat dipenuhi, maka dapat dipastikan keberlanjutan usaha dan produksi barang akan tersendat bahkan terhenti. Pencemaran Lingkungan Secara umum, setiap unit proses membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan produk serta akan mengeluarkan ekses negatif berupa limbah. Secara garis besar unit proses mengikuti diagram alir (flow diagram) seperti gambar 1 berikut.

Gambar 1. Diagram Proses Produksi Limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi sangat dipengaruhi oleh jenis, jumlah dan kualitas bahan baku serta bahan tambahan yang digunakan; jenis proses yang dijalankan; jumlah air; jenis energi dan pembangkitannya; kompetensi pekerja; dan pengelolaan lingkungan/limbah yang dilakukan. Secara umum, industri pertanian (budidaya dan pengolahan hasil) menghasilkan limbah dengan karakteristik didominasi kandungan bahan organik yang tinggi, padatan tersuspensi yang tinggi, mengandung minyak, dan mudah membusuk. Selain itu industri pertanian menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar karena banyaknya bagian-bagian dari tanaman yang tidak digunakan sebagai bahan baku proses. Sebagai contoh, limbah dari penggilingan padi berupa sekam jumlahnya mencapai 20 hingga 23 persen dari gabah sehingga bila dalam 1 hektar dihasilkan 3 ton gabah kering giling maka jumlah limbah sekam yang dihasilkan mencapai 600-690 kg. Belum lagi bila kita menghitung jerami sebagai limbah dari tanaman padi, maka jumlah limbah yang dihasilkan dari kegiatan panen padi akan setara atau lebih besar dari produk (beras) yang dihasilkan. Pada kegiatan pemotongan ternak, dihasilkan limbah padat, cair dan gas. Limbah padat dari pemotongan sapi terutama berupa isi rumen, kotoran ternak dan sisa pakan dengan jumlah mencapai 56 kg, sedangkan limbah cair berupa darah, air bekas pencucian, urine dan cairan rumen. Kualitas limbah cair dari pemotongan ternak sapi mempunyai nilai BOD antara 400-3.000 mg/l, bahan tersuspensi 400-3.000 mg/l dan lemak 200-1.000 mg/l.

Dari kegiatan pengolahan kelapa sawit, dihasilkan limbah cair sebanyak 2,5 ton dari setiap produksi 1 ton CPO (crude palm oil). Kualitas limbahnyapun terbilang tinggi dan sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan bila tidak dikelola dengan baik. Data kualitas limbah dari 28 pabrik kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara menunjukkan nilai BOD antara 8.200-35.000 mg/l, TSS antara 1.330-50.700 mg/l dan minyak & lemak antara 190-14.720 mg/l. Berdasarkan contoh industri dan limbah yang dihasilkannya, maka limbah industri pertanian harus dikelola dengan baik karena memiliki jumlah yang besar dan kualitas limbahnya berada di atas baku mutu kualitas limbah yang ditetapkan. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana untuk menyelesaikan permasalahan di industri pertanian berkaitan dengan pencemaran lingkungan yang ditimbulkannya dan masalah minimnya ketersediaan sumberdaya (bahan baku dan energi) untuk proses produksi?

Zero Waste: Menjawab Tantangan Pencemaran Lingkungan, Keterbatasan Sumber Daya dan Menciptakan Agroindustri Ramah Lingkungan U ntuk menjawab tantangan pengendalian pencemaran lingkungan dan keterbatasan sumberdaya dapat dilakukan dengan cara menerapkan prinsip dan aktivitas nir limbah (zero waste) dalam proses industri. Berdasarkan pengertiannya, aktivitas zero waste didefinisikan sebagai aktivitas meniadakan limbah dari suatu proses produksi dengan cara pengelolaan proses produksi yang terintegrasi dengan minimisasi, segregasi dan pengolahan limbah. Dengan kata lain, pelaku industri harus berupaya agar meminimalkan limbah yang dihasilkan dan apabila masih tetap dihasilkan limbah maka diupayakan untuk dioleh sehingga menjadi produk yang aman namun masih memiliki nilai ekonomis. Dari sisi proses produksi perlu diupayakan aktivitas pencegahan pencemaran (pollution prevention) yang meliputi keseluruhan dari proses produksi seperti pemilihan bahan baku yang murni, penggunaan alat proses yang efisien-efektif dalam pemakaian bahan-energi-air, perawatan peralatan untuk optimalisasi proses, dan SDM yang cakap dalam proses dan pengelolaan lingkungan. Meniadakan limbah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama, menjalankan proses produksi yang efisien-efektif dengan dukungan faktor pendukung produksi yang juga optimum. Secara teoritis dan praktis meniadakan 100% limbah dari proses produksi adalah hal yang tidak mungkin. Dengan tingkat efisiensi-efektivitas yang paling optimum sekalipun, limbah masih akan tetap dihasilkan, namun jumlahnya sangat sedikit. Limbah yang sedikit ini selanjutnya harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Kedua, mengolah limbah yang dihasilkan apabila ada keterbatasan dalam mencapai kondisi efisien-efektif dalam proses produksi. Dengan mengolah

limbah maka secara aktual limbah menjadi tidak ada. Persepsi yang lebih baik adalah bila limbah sudah dipandang sebagai bahan baku untuk memproduksi barang tertentu yang tentu bernilai ekonomis. Pembahasan lebih mendalam akan ditujukan pada cara yang kedua yaitu pengolahan/pemanfaatan limbah sebagai bahan baku produksi dan penyediaan energi, karena seperti dipaparkan di awal bahwa agro-industri banyak menghasilkan limbah sehingga perlu ada tindakan nyata untuk pengendalian pencemarannya. Berikut ini disampaikan beberapa potensi pemanfaatan limbah untuk dijadikan bahan baku dan sumber energi, meliputi: Sekam padi dapat dijadikan bahan bakar yang merata dan stabil karena sebagian besar terdiri dari selulosa. Dari sisi biaya penggunaan sekam sebagai bahan bakar sangat murah karena ketersediaannya di perdesaan melimpah dan nyaris tidak memiliki nilai ekonomis. Menurut penelitian Ridwan Rachmat dkk (2007), untuk mendidihkan 6 liter air diperlkan biaya gas sebesar Rp. 500, atau minyak tanah sebesar Rp. 350, atau sekam sebesar Rp. 20. Untuk penggunaan yang lebih luas, sekam dapat diolah lebih lanjut menjadi arang sekam. Limbah kulit buah kakao dapat diolah menjadi kompos dan diaplikasikan pada perkebunan kakao atau tanaman keras lainnya. Dengan pengolahan limbah kulit kakao menjadi kompos, maka akan diperoleh dua keuntungan yaitu hilangnya potensi timbunan limbah sebanyak 15-22 m 3 /tahun dari satu hektar perkebunan kakao dan dihasilkannya pupuk kompos sebagai sumber hara bagi tanaman. Proses pengomposan kulit kakao dilakukan lazimnya pengomposan bahan organik/limbah pertanian lainnya yaitu pencacahan, penumpukan, pembalikan, dan penyaringan (Disarikan dari Sukrisno Widyotomo dkk, 2007). Limbah kotoran ternak dapat diolah menjadi biogas untuk pemenuhan kebutuhan energi rumah tangga dan industri pertanian. Dengan mengolah limbah ternak menjadi bogas maka akan didapat beberapa keuntungan yaitu: didapatkan energi, menghasilkan pupuk organik dan menurunkan

tingkat pencemaran dari kotoran (BOD dan COD turun 90%) (M. Junaidi Chasani,2007). Limbah dari perkebunan dan pengolahan kelapa sawit dapat diolah dan digunakan sebagai bahan bakar, kompos dan pakan ternak. Limbah dari kelapa berupa tempurung dapat diolah menjadi arang tempurung, sabut kelapa diolah menjadi media tanaman dan bahan serat organik. Limbah pertanian, perkebunan dan agro-industri dapat diolah menjadi pakan ternak. Limbah tersebut diantaranya: pucuk tebu, jerami kedelai, batang jagung, kulit singkong, kulit kopi, ampas tebu, dedak padi, bungkil sawit, ampas tahu (Muhardini, 2006 dalam Mariyono dkk, 2007)

Penutup U paya untuk menciptakan agro-industri ramah lingkungan dapat dilakukan melalui penerapan konsep nir limbah (zero waste) yaitu meningkatkan efisiensi-efektifitas proses industri dan pengolahan/pemanfaatan limbah yang dihasilkan. Keuntungan yang didapat dari penerapan konsep ini adalah menurunnya tingkat pencemaran lingkungan dari limbah, dihasilkannya produk serta energi dari limbah yang tentunya bernilai ekonomis dan dapat meningkatkan produktivitas di perdesaan.

Daftar Pustaka Costanza, Robert (ed), Ecological Economic: The Science and Management of Sustainability, Columbia University Press, New York, 1991 Departemen Pertanian, Draft Naskah Pedoman Umum Pengelolaan Agroindustri Ramah Lingkungan, Jakarta, 2007 Mariyono dkk, Teknik Pengolahan Limbah Pertanian Untuk Pakan Ternak, Makalah pada Dialog Bioenergi, Temu Karya dan Pameran Bioenergi Pedesaan dan Pemanfaatan Limbah Pertanian, P2HP-Deptan Jakarta 23-24 Agustus 2007 Ridwan Rachmat dkk, Sekam Untuk Bahan Bakar Rumah Tangga, Warung, dan Pengering Gabah, Makalah pada Dialog Bioenergi, Temu Karya dan Pameran Bioenergi Pedesaan dan Pemanfaatan Limbah Pertanian, P2HP- Deptan Jakarta 23-24 Agustus 2007 Sarwono, Edhie et. al (ed), Green Company: Pedoman Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan Kerja (LK3), PT. Astra International Tbk, Jakarta, 2002 Sukrisno Widyotomo dkk, Rekayasa Teknologi Proses dan Alsin untuk produksi Kompos Organik dari Kulit Buah Kakao, Makalah pada Dialog Bioenergi, Temu Karya dan Pameran Bioenergi Pedesaan dan Pemanfaatan Limbah Pertanian, P2HP-Deptan Jakarta 23-24 Agustus 2007 Tatang Hidayat dan Ridwan Rachmat, Teknik Pengolahan Briket Arang Dari Limbah Pertanian, Makalah pada Dialog Bioenergi, Temu Karya dan Pameran Bioenergi Pedesaan dan Pemanfaatan Limbah Pertanian, P2HP- Deptan Jakarta 23-24 Agustus 2007