Bassi. D.. A. Dima and R. Scorza. 1994. Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3):378-382. Brown, C. S., E. Young and D. M. Pharr. 1985. Rootstock and scion effects on the seasonal distribution of dry weight and carbohydrates in young apple trees. J. Amer Soc. Hort. Sci. 1 10(5):696-701. Cline, M. G. 1997. Concepts and terminology of apical dominance. Amer. J. Bot. 84:1064-1069. Cook, N. C., E. Rabe and G. Jacobs. 1999. Early expression of apical control regulates length and crotch angle of sylleptic shoots in peach and nectarine. HortScience 34(4):604-606. Dietz, K. J. and F. Keller 1997. Transient storage of photosynthates in leaves, p:717-737. In M. Pessarakli (ed). Handbook of Photosynthesis. Marcell Dekker, Inc. New York. Gifford. R. M., J. H. Thorne, W. D. Hitz and R. T. Giaquinta. 1984. Crop productivity and photoassimilate partitioning. Science. 225801-808. Halle. F., R. A. A. Oldeman and P. B. Tornlinson. 1978. Tropical Trees and Forest: An Architectural Analysis. Springer-Verlag. Berlin. 441p. Hartmann. H. T.. D. E. Kester and F. T. Davies, Jr. 1990. Plant Propagation: Principles and Practices. Fifth Ed. Prentice Hall Career and Technology, New Jersey. 647 p. Lockard, R. G. and G. W. Schneider. 1981. Rootstock and scion growth relationships and the dwarfing mechanism in apple, p:315-375. In J. Janick (ed.) Horticultural Review. Vol. 3. AVI Publ. Co. lnc.. Westport. Connecticut. Verheij, E. W. M. and R. E. Coronel. 1992. Plant Resources of South East Asia No. 2: Edible Fruits and Nuts. PROSEA Bogor, p:1-56. Wilson. 6. F. 2000. Apical control of branch growth and angle in woody plants. Amer. J. Bot. 87:601-607.
Alternate bearing: fenornena cabang menyangga buah secara bergantian, sehingga dalam rnusim yang sarna terjadi cabang 'on" dan cabang "OR dalam suatu pohon dan secara agregatif direfleksikan sebagai panen raya (year "on') di suatu tahun dan panen kecil (year "off") di tahun yang lain (biennial bearing). Arsitektur: struktur (susunan atau arrangement), karakter atau konstruksi. Arsitektur pohon (Hatle et a/.. 1978): struktur visual bentuk (fonn) atau "frame" pohon dan "sejarah" bentuk tersebut yang merefleksikan (1) masa (life span) meristern tarnpak sebagai pertumbuhan vegetatif monopodial dan simpodial atau indeterminate dan determinate). (2) perilaku rneristematik yang tarnpak sebagai (a) diferensiasi seksual dan vegetatif, (b) dirnor- - fisme dan polirnorfisme cabang, (c) perturnbuhan episodik dan kontinyu dan (d) dominansi apikal dan kendali apikal. Arsitektur pohon "bentukan" (dalam konteks penelitian ini): struktur pohon bentukan yang rnemfasilitasl hubungan efektif dan efisien antara struktur pohon dengan fungsi pertumbuhan dan perkembangan pohon, terjadi hubungan efektif dan efisien antara source dan sink sedemikian sehingga alokasi asimilat berlangsung optimal. Cabang basal: cabang-cabang yang letaknya di segmenlsektor bawah tajuk atau segrnen bawah pada posisi topofisik apex-basal batang utarna. Cabang "off": cabang yang tidak rnenopang bunga atau buah sehingga aktivitas sink-nya lemah. Cabang "on": cabang yang rnenopang bunga atau buah sehingga aktivitas sink-nya kuat. Cabang ortotrop: cabang yang rnempunyai sejurnlah karakter yang dihasilkan sebagai respon gravitasi ortotropi antara lain simetri radial, berorientasi vertikal (lawan kata: plagiotropi) dan biasanya tidak berbunga. Cabang plagiotrop: cabang yang rnempunyai sejumlah karakter yang dihasilkan sebagai respon gravitasi plagiotropi antara lain simetri dorsiventrat dan orientasi horisontal atau sedikit miring (lawan kata: ortotropi) dan biasanya berbunga. CL (central leader): lihat "panutan utarna". Deflorasi: pernangkasan kuncup bunga yang dirnaksudkan untuk rnemperoleh efek sink lernah (cabang "oft"') pada TM yang sedang berbunga. sedangkan cabang yang menyangga bunga berlaku sebagai cabang "on". Defoliasi: perornpesan atau peluruhan daun dengan rnaksud untuk rnernperoleh efek pernaksaan trubus (flush forcing).
Dimorfisme: perilaku meristematik pucuk (shoot) yang berorientasi ortotropi dan plagiotropi. Dominansi apikal: fenonena penghambatan pertumbuhan cabang lateral karena keberadaan pucuk. Fase (datam model tajuk): perubahan gradien suatu shape tajuk dalarn model tajuk. Fenologi: studi fentang kejadian-kejadian yang periodik seperti siklus perturnbuhan dan perkembangan tanaman dalam hubungannya dengan iklim. Fisiologi source-sink: fisiologi yang mernpelajari proses pembentukan, penirnbunan, translokasi dan perornbakan asimilat dalarn jaringan tanaman. Gradien model tajuk (gradien tajuk): konstanta "b" yang menyatakan kemiringan (slope) dalam model tajuk (lihat "model tajuk"). Hirarkhi: model kanopi yang terjadi karena kendali apikai sangat kuat dan pertumbuhan cabang basal kurang, sehingga tanarnan hanya mernpunyai satu aksis (batang -utama) dan tajuknya berbentuk kerucut tajam atau kolumnar (lawan kata: poliarkhi). Intewensi: mengganggu (interfering) suatu peristiwa atau perilaku untuk rnempengaruhi atau mengendalikan perilaku misalnya perilaku percabangan, sehingga ddam konteks penelitian ini intervensi biologi berarti mengendalikan perilaku percabangan dengan penernpelan sedangkan intervensi fisik mengendalikan perilaku tersebut dengan pernangkasan dan training. Kendali apikal (apical control), yaitu (I) kondisi fisiologi yang membentuk tajuk (shape dan form) pohon secara keseluruhan melalui berbagai pola percabangan (Cline. 1997), (2) penghambatan perturnbuhan suatu cabang oleh cabang di atasnya karena adanya otonomi cabang (Wilson, 2000) pada level dominansi apikal yang sama. sehingga tanarnan dengan kendali apikal kuat cabang basalnya Lemah sedangkan tanaman dengan kendali apikal lemah cabang basalnya berkembang baik. Kerucut: bentuk tajuk -, bentuk tajuk dengan bagian basal yang sangat lebar dibandingkan bagian atasnya sedemikian sehingga membentuk kerucut tumpul atau kerucut dengan gradien bentuk tajuk besar. Kolumnar: bentuk tajuk -. bentuk tajuk dengan bagian basal yang harnpir sama lebar dibandingkan bagian atasnya sedemikian sehingga membentuk kolom atau kubah dengan gradien kecil. LAB, laju asimilasi bersih: pertarnbahan bobot kering per satuan luas daun. LTA, laju tumbuh absolut: pertambahan bobot kering per satuan waktu. LTR, laju tumbuh relatit pertambahan bobot kering per satuan bobot asal per satuan waktu.
Model tajuk: hubungan panjang cabang (y) dengan jarak posisi (topofisik) pada batang utama terhadap apex {x) yang disederhanakan sebagai hubungan linker (Littell, 1989) dan ditentukan secara iterasi dengan prinsip least square sebagai piecewise regression atau breakpoint regression (Statsoft 1995) menjadi persamaan y = {bo + b?x (x S t)) -c w2 -c b3x (x > t)) di mana t merupakan titik belok, bl dan b3 merupakan gradien model tajuk. Nisbah kerundukan: perbandingan antara panjang (ekstensi) cabang primer dengan elevasinya, level tinggi ortografi (nisbah 1.0 menunjukkan cabang sangat tegak, sebaliknya jika 0.0 atau bahkan jika negatif menunjukkan cabang sangat runduk). Nisbah VIA: perbandingan volume (V) dengan area permukaan atau kulit (A) batang dan cabang. OC (open center): lihat "terbuka tengah". Ontogeni: perkembangan suatu organisme secara individual atau sejarah perkembangan, yang dinyatakan sebagai umur atau fase perturnbuhan dan perkembangan. Ortotropi: tumbuh vertikal ke arah atas atau bawah sebagai respon terhadap gravitasi yang menghasilkan aksis (batang) vertikal. Panutan utarna (central leader atau CL): pola training yang rnemelihara batang utama (batang utama tidak dipancung), sehingga perturnbuhan vertikalnya dominan. Panutan telapak (palmette leader atau PL): pola training yang membiarkan atau sedikit menjarangkan cabang basal hingga tinggi tertentu (daiam penelitian ini 180 cm) dan cabang tetap terdistribusi secara radial. tetapi menjarangkan (thinning-out) cabang atas (pada ketingian lebih 180 cm) sedemikian sehingga tajuk bagian atas berbentuk seperti tetapak tangan atau kipas. Pauperasi: kondisi pengurangan kejaguran (vigor) dan ukuran-atau condition of being poor sedemikian sehingga arsitektur sangat minimal diekspresikan. karena kondisi yang marginal. Pelatihan (training): mengarahkan periumbuhan tanaman menurut ruang tumbuhnya, biasanya dilakukan dengan merundukkan (bending), memberi penopang (staking) dan sebagainya. Pemaksaan trubus (flush forcing): perompesan daun (defoliasi) untuk memaksa agar trubus tumbuh, yang dimaksudkan sebagai simulasi untuk memperoleh efek sink kuat (cabang "on") pada TBM (cabang yang tidak didefoliasi berlaku sebagai cabang "off'). sebagai pengganti simulasi deflorasi pada TM (lihat "deflorasi") Pernangkasan (pruning): pemotongan bagian tertentu tanaman dengan maksud agar nilai bagian yang ditinggalkan meningkat: terdapat tiga macam pemangkasan yaitu pemangkasan bentuk, pemeliharaan dan
produksi; jika tidak disebutkan secara khusus "pemangkasan" dalam konteks penelitian ini adalah pemangkasan bentuk. Pernancungan (pancung [PI, topping): pemangkasan dengan menghilangkan bagian dari batang utama. Penjarangan (jarang [J], thinning): menjarangkan cabang dengan memangkas cabang hingga ke pangkal cabangnya (thinning ouf). Periiaku percabangan (dalam konteks penelitian ini): perilaku percabangan tanaman model Roux yaitu dimorfisme (plagiotropi dan ortotropi) dan kendali apikal. Pertumbuhan episodik: pertumbuhan ritmik jlawan pertumbuhan kontinyu), perturnbuhan yang sangat bergantung pada musim (tawan kata: pertumbuhan kontinyu). Perundukan (runduk [R], bending): training dengan merundukkan cabangcabang sedemikian sehingga cabang rnengarah horisontal. PL (palmette leader): lihat "panutan telapak". Plagiotropi: fakta atau proses pertumbuhan yang menghasilkan aksis (cabang) horisontal. atau sedikit miring (oblique) sebagai hasil reaksi yang berbeda terhadap pengaruh cahaya, gravitasi dan faktor eksternal lain. Pohon (secara botanis): tanaman berkayu (yang mempunyai porsi jaringan berlignin yang tinggi) dengan batang utama tunggal. Polirnorfisme: perilaku meristernatik cabang yang tidak saja respon pada ortotropi dan plagiotropi, tetapi cabang juga mengalami pemendekan ruas yang menghasilkan spur. yang menyangga organ reproduktif, pada ape1 dan famili Rosaceae lainnya. Rarniflora: kelompok tanaman yang bunganya menempel pada cabang-cabang tua. Rauh. model arsitektur - : model arsitektur tanaman yang mirip dengan model Roux dengan ciri batangnya monopodial. tetapi ritme pertumbuhannya episodik (ritmik), cabang mengalami polimorfisme (lihat "polirnorfisme") dan perkembangan kompleks cabang yang disebut sebagai fiefs, seperti pada apel, peach dan famili Rosaceae lainnya. Reiterasi: perkembangan pucuk di luar ekspresi normal suatu model arsitektur pohon. yang merefleksikan respora terhadap lingkungan yang khusus, menjadi suatu pengulangan-pengulangan atau rephka model tajuk dalam pohon yang sama. Roux. model arsitektur - : model arsitektur tanaman befbatang monopodial dengan ritme perturnbuhan kontinyu dan cabang-cabangnya mengalami plagiotropi, seperti pada durian, kopi dan sebageinya.
Self pruning: fenornena kernatian cabang pada waktu cabang mas* rnuda. baru beberapa kaii rnenopang buah, yang terjadi karena cabang mengalami defisit karbohidrat dan atau kekurangan cahaya. Strategi: rnekanisrne spesies untuk mempresewasi genotipe atau dirinya. Strategi-K (K-strategy): strategi turnbuhan untuk langgeng (rnernprese~asi din) dengan rnengorbankan kernarnpuan reproduksi. Strategi-r (r-strategy): strategi turnbuhan untuk langgeng (rnernpreservasi diri) dengan laju reproduksi yang tinggi tetapi rnengorbankan urnur "produktif' (individual longevity). Tajuk kornpleks: tajuk pohon dengan batang utarna lebih sari satu buah. batang utarna melilit atau terpilin, cabang tidak terdistribusi rnerata secara radial dan jurnlahnya sangat banyak (lawan kata: tajuk sederhana). Tajuk sederhana: tajuk dengan batang utarna tunggal atau tanpa batang utarna. TBM (tanaman belum menghasilkan): fase tanarnan dewasa yang belum menghasilkan. Terbuka tengah (open cenfer atau OC): pola training dengan memancung batang utarna pada ketinggian tertentu (dafam penelitian ini pada ketinggian 180 crn), sehingga pertumbuhan horisontal tanarnan dominan. TM (tanaman menghasilkan): fase tanaman yang telah rnernasuki fase reproduktif, tanaman telah rnulai rnenghasilkan buah dan sebagainya, untuk durian biasanya berumur > 5 tahun. Topofisik: status organisasi rneristem dalarn tubuh tumbuhan yang ditentukan oleh posisi dan stabil jika turnbuhan diperbanyak secara vegetatif. Training: pengendalian pertumbuhan individu tanarnan secara spasial dengan merundukkan cabang (bending), memberi ajir atau penopang (staking). memilin (twisting). merambatkan dan sebagainya. Trubus (flushing): perturnbuhan pucuk (shoot) primer yang sangat ekstensif dalarn suatu periode relatif pendek yang secara visual tarnpak sebagai pernunculan daun-daun muda yang ekstensif.
Lampiran 1 Percabangan durian dengan perlakuan pemangkasan, penjarangan dan perundukan atau PJR (atas) dibandingkan kontrol, dibiarkan alami atau K (bawah) pada tanaman umur 3,5 tahun
Lampiran 2 Koefisien korelasi sudut cabang dengan kadar beberapa jenis gula pada floem batang utama, floem cabang dan daun dengan aktivitas sink lemah dan kuat. Organljaringanljenis gula sink lernah sink kuat Batanglfloem oligosakarida {oligosac) ns sukrosa (suc) - 0.810" ("2. n=8) - gula non reduksi (oligosac+suc) ns 0 gula reduksi (glu+fru) ns gula total ns Cabanglfloem oligosakarida (oligosac) sukrosa (suc) gula non reduksi (oligosac+suc) gula reduksi (glu+fru) - gula total Daun tua oiigosakarida {oligosac) sukrosa (suc) - gula non reduksi (oligosac+suc) gula reduksi (glu+gal+fru) guia total Tan& '." dan "' menyatakan korelasiyang nyata berulrut-nrutpada p=0.05.0.01 dan 0.001 antara suds cabang dengan Lgulal. Tanda ns menyatakan tidak ada korehsi.