PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

dokumen-dokumen yang mirip
KERAGAMAN GENETIK POPULASI INDUK ABALONE (Haliotis diversicolor) ASAL SELAT BALI DENGAN MENGGUNAKAN PENANDA Random Amplified Polimorphic DNA (RAPD)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

SINTESIS cdna DAN DETEKSI FRAGMEN GEN EF1-a1 PADA BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2010 di Laboratorium Zoologi Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Daerah D-loop M B1 B2 B3 M1 M2 P1 P2 (-)

menggunakan program MEGA versi

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB 4. METODE PENELITIAN

BIOMA, Juni 2014 ISSN: Vol. 16, No. 1, Hal

Keanekaragaman Genetika Ikan Lais Cryptopterus spp. dari Propinsi Riau Berdasarkan Sitokrom-b DNA Mitokondria

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI BANDEALIT JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh Dina Fitriyah NIM

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

Tabel 1. Komposisi nukleotida pada gen sitokrom-b parsial DNA mitokondria Cryptopterus spp.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. masyarakat terhadap konsumsi susu semakin meningkat sehingga menjadikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

The Origin of Madura Cattle

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

KAJIAN MOLEKULER BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 9A HASIL ISOLASI DARI KOLON SAPI BALI MELALUI ANALISIS GEN 16S rrna SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN PENGESAHAN. Menyetujui : Ketua Penguji Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Pengujian DNA, Prinsip Umum

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... PRAKATA... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DNA DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN D-LOOP MITOKONDRIAL PADA IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker, 1846) DARI SUNGAI KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

PEMBAHASAN Variasi Gen COI dan Gen COII S. incertulas di Jawa dan Bali

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI PAPUMA JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh. Ratno Dwinanto NIM

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Elektroforesis Hasil Amplifikasi Analisis Segregasi Marka SSR Amplifikasi DNA Kelapa Sawit dengan Primer Mikrosatelit HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

KERAGAMAN Musa acuminata Colla LIAR DENGAN PENDEKATAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

4. POLIMORFISME GEN Pituitary Positive Transcription Factor -1 (Pit-1) PADA AYAM LOKAL DI INDONESIA ABSTRAK

Kolokium Liliani Isna Devi G

Kolokium Liliani Isna Devi G

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAHAN DAN METODE. Analisis Kekerabatan Rayap Tanah M. gilvus dengan Pendekatan Perilaku

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

BAHAN DAN METODE. Tahapan Analisis DNA S. incertulas

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI PENGHASIL ENZIM SELULASE DARI LIMBAH AMPAS TEBU BERDASARKAN ANALISIS HOMOLOGI GEN PENYANDI 16S rrna

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA

HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN...

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. telah banyak dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa fenomena munculnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga

KERAGAMAN GENETIK KAMBING BOER BERDASARKAN ANALISIS SEKUEN DNA MITOKONDRIA BAGIAN D-LOOP. Skripsi

Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN INTISARI... ABSTRACT...

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau

ANALISIS JARAK GENETIK DAN FILOGENETIK KAMBING JAWA RANDU MELALUI SEKUEN DAERAH DISPLACEMENT LOOP (D-LOOP) DNA MITOKONDRIA.

III. MATERI DAN METODE A.

HASIL Amplifikasi Ruas Target Pemotongan dengan enzim restriksi PCR-RFLP Sekuensing Produk PCR ruas target Analisis Nukleotida

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 10. Hasil ekstraksi DNA daun

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

KARAKTERISASI VARIASI GENETIK Jatropha curcas L. DENGAN MENGGUNAKAN MARKA MOLEKULAR AMPLIFIED FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISM (AFLP) ANDREAS AGUSTIAN

KERAGAMAN GENETIK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DARI KABUPATEN JEMBRANA DAN KARANGASEM, BALI

K. Ratnayani, Sagung Chandra Yowani, dan Liangky Syane S. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

AMPLIFIKASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) DARI SAMPEL SIRIP IKAN HIU DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA PASANGAN PRIMER

Transkripsi:

PRAKATA Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas segala nikmat dan karunia-nya, penulisan Tugas Akhir dengan judul Keragaman Genetik Abalon (Haliotis asinina) Selat Lombok NTB, Karangasem Bali, dan Serang Banten, Menggunakan Penanda Molekular Fragmen Gen cytochrome c oxidase sub unit I (COI) ini dapat terselesaikan. Budidaya abalon di Indonesia belum mendapat perhatian secara luas, sementara potensi ekonomi dan peluang pengembangan budidaya cukup besar. Salah satu upaya pengembangan budidaya abalon yang dapat dilakukan adalah dengan persilangan induk alami secara selektif. Upaya tersebut perlu didasari oleh pengetahuan mengenai keragaman genetik calon induk abalon (H. asinina). Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan informasi mengenai keragaman genetik abalon (H. asinina) dari tiga daerah yang berbeda (Selat Lombok NTB, Karangasem Bali, dan Serang Banten). Informasi keragaman genetik H. asinina tersebut, selanjutnya diharapkan menjadi dasar bagi program persilangan induk secara selektif untuk meningkatkan kualitas dan menjaga kelestarian lengkang gen (gene pool). Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukan tanpa kekurangan dan kelemahan, oleh sebab itu penulis berharap saran dan kritik yang membangun. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat, Amiin. Penulis iii

ABSTRAK Ahmad Abdul Jabbar, J2B 006 002, Keragaman Genetik Abalon (Haliotis asinina) Selat Lombok NTB, Karangasem Bali, dan Serang Banten Menggunakan Penanda Molekuler Fragmen Gen cytochrome c oxidase sub unit I (COI) dibawah bimbingan Hermin Pancasakti K. dan Rejeki Siti Ferniah. Pengetahuan mengenai keragaman genetik H. asinina penting digunakan dalam pengembangan budidaya abalon. Keragaman genetik dapat diketahui dengan menganalisis polimorfisme DNA mitokondria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik tiga populasi H. asinina di Indonesia (Selat Lombok NTB, Karangasem Bali, dan Serang Banten) dengan penanda fragmen gen COI DNA mitokondria. Ekstraksi DNA dilakukan dengan Chelex 100. Fragmen gen COI diamplifikasi dengan metode PCR menggunakan primer spesifik FPHDivB-BPHDivB. Sekuensing DNA menggunakan Big Dye Terminator Cycle Sequencing Kit. Sekuen nukleotida fragmen gen COI disejajarkan menggunakan program ClustalW. Keragaman haplotipe dan keragaman nukleotida dihitung dengan program DNAsp 4.1. Jarak genetik ditentukan dengan model Kimura 2-parameter dan penyusunan pohon filogenetik menggunakan metode Neighbor Joining dalam program MEGA 3.1. Hasil penelitian memperoleh sekuen nukleotida fragmen gen COI H. asinina sepanjang 556 pb. Sebelas haplotipe ditemukan pada 15 individu, dengan keragaman haplotipe sebesar 0,952 dan keragaman nukleotida sebesar 0.086. Populasi Selat Lombok NTB memiliki keragaman nukleotida tertinggi (π = 0,0129) dibandingkan dengan populasi lainnya (Serang, π = 0,0037; Bali, π = 0,0125). Hasil tersebut menunjukkan bahwa H. asinina populasi Selat Lombok NTB memiiki keragaman genetik tertinggi dari semua populasi. Jarak genetik terendah diketahui pada populasi Serang Banten dan Karangsem Bali (0,01) dan terjauh adalah populasi Selat Lombok NTB (0,91). Pohon filogenetik membentuk 2 cluster. Satu cluster terdiri dari individu yang berasal dari Serang Banten dan Karangasem Bali. Cluster kedua terdiri dari semua individu pada populasi Selat Lombok NTB. Pohon filogenetik menunjukkan bahwa populasi Serang Banten dan Karangasem Bali memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, sedangkan populasi Selat Lombok NTB memiliki hubungan kekerabatan yang jauh dengan dua populasi lainnya. Keywords: H. asinina, Keragaman Genetik, Gen COI. iv

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Prakata... iii Abstrak... iv Daftar Isi... v Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... viii Daftar Lampiran... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Permasalahan... 4 1.3. Tujuan... 5 1.4. Manfaat... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1. Biologi Abalon... 6 2.2. Gen COI DNA Mitokondria... 11 2.3. Keragaman Genetik... 15 2.4. Analisis Keragaman Genetik... 20 2.5. Reaksi Rantai Polimerase (PCR)... 22 2.6. Sekuensing DNA... 26 III. METODE PENELITIAN... 29 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 29 3.2. Alat dan Bahan Penelitian... 29 a. Alat... 29 b. Bahan... 30 3.3. Cara Kerja... 30 a. Ekstraksi DNA Mitokondria Abalon......... 30 b. Amplifikasi Fragmen Gen COI Abalon....... 31 c. Visualisasi Fragmen Gen COI Menggunakan Elektroforesis Gel Agarose... 33 d. Sekuensing Fragmen Gen COI Abalon... 34 3.4. Analisis Keragaman Genetik Fragmen Gen COI Abalon... 35 v

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 37 4.1. Ekstraksi dan Visualisasi Amplifikasi DNA Mitokondria... 37 4.2. Sekuensing Fragmen Gen COI DNA Mitokondria Abalon... 40 4.3. Komposisi dan Subtitusi Basa Fragmen Gen COI... 42 4.4. Analisis Keragaman Genetik... 44 V. SIMPULAN... 60 DAFTAR PUSTAKA... 61 UCAPAN TERIMA KASIH... 66 LAMPIRAN... 68 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 80 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Morfologi abalon... 7 Gambar 2.2. Anatomi abalon... 9 Gambar 2.3. Genom mitokondria... 15 Gambar 2.4. Subtitusi transisional dan transversional... 17 Gambar 2.5. Skema reaksi PCR secara umum... 23 Gambar 2.6. Rangkaian perubahan suhu dalam reaksi PCR... 24 Gambar 4.1. Visualisai hasil optimasi PCR menggunakan tiga primer berbeda... 37 Gambar 4.2. Visualisasi hasil amplifikasi fragmen gen COI dengan primer FPHDivB-BPHDivB dalam gel agarose 1% dengan marker 100 bp DNA ladder... 39 Gambar 4.3. Pohon filogenetik H. asinina dari tiga populasi berdasarkan jarak genetik antar haplotipe menggunakan model Neighbor- Joining... 53 Gambar 4.4. Garis Wallace membedakan persebaran spesies bagian barat dengan timur Indonesia... 56 Gambar 4.5. Pohon filogenetik dari 15 sekuen gen COI H. asinina... 57 Gambar L3.1. Contoh hasil penyusunan antara sekuen forward dengan sekuen reverse fragmen gen COI DNA mitokondria H. asinina... 71 Gambar L3.2.Contoh elektroferogram dengan peak ambigu pada hasil sekuensing fragmen gen COI H. asinina (BF15)... 71 Gambar L3.3. Contoh interpretasi dan koreksi ambiguitas peak yang dilakukan secara manual... 71 vii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kandungan asam lemak abalon... 10 Tabel 3.1. Optimasi PCR menggunakan tiga protokol dan primer yang berbeda... 32 Tabel 4.1. Transisi dan transversi tiga posisi basa dalam kodon triplet fragmen gen COI pada DNA mitokondria H. asinina... 43 Tabel 4.2. Keragaman genetik H. asinina dari ketiga daerah yang berbeda berdasarkan analisis keseluruhan data sekuen fragmen gen COI... 44 Tabel 4.3. Posisi nukleotida 11 haplotipe yang ditemukan dari fragmen gen COI pada DNA mitokondria H. asinina... 47 Tabel 4.4. Distribusi dan prosentase haplotipe fragmen gen COI H asinina... 48 Tabel 4.5. Keragaman genetik intra-populasi H. asinina... 49 Tabel 4.6. Rata-rata jarak genetik H. asinina antar populasi Menggunakan model Kimura 2 parameter... 50 Tabel 4.7. Matrik jarak genetik antar haplotipe... 51 viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Buffer, Pengenceran dntps, dan Pembuatan etidium bromida... 68 a. Pembuatan Buffer TBE 5x (1.1M Tris; 900 mm, Borat; 25 mm EDTA; ph 8.3) untuk volume 2 L...... 68 b. Pengenceran DNTP (8mM dntp dan 2mM untuk setiap basa A,T,G,C, 400µL)... 68 c. Pembuatan etidium bromida...... 69 Lampiran 2. Kode Sampel Abalon dari ketiga daerah yang berbeda... 70 Lampiran 3. Contoh penyusunan, interpretasi, dan koreksi sekuen fragmen gen COI DNA mitokondria H. asinina... 71 Lampiran 4. Urutan basa hasil sekuen fragmen gen COI DNA Mitokondria H. asinina... 72 Lampiran 5. Kodon triplet penyandi asam amino dari sekuen gen COI DNA mitokondria H. asinina... 79 ix