BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SAMBUNGAN PAKU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan IV,V,VI,VII II. Sambungan dan Alat-Alat Penyambung Kayu

KAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun.

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :

batang tunggal yang dipisahkan pada ujung-ujungnya dan yang pada pertengahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

3.2 Alat Sambung Paku Sifat-sifat Sambungan Paku 14

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

Komponen Struktur Tarik

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAB 2 SAMBUNGAN (JOINT ) 2.1. Sambungan Keling (Rivet)

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

Sambungan diperlukan jika

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

III. DASAR PERENCANAAN

PENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tegangan Dalam Balok

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL KOMPOSIT KAYU KELAS MUTU TINGGI LANTAI BETON SECARA ELASTIS DAN ULTIMATE

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU BALOK KOMPOSIT BAMBU BETUNG - BETON DENGAN BAMBU DIISI DI DALAM BALOK BETON (EKSPERIMEN)

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Baut.

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. Perencanaan batang tarik

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu

BAB III BAHAN DAN METODE

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

STRUKTUR KAYU. Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T.

dengan ukuran batang 4/6 cm dan panjang batang (L) menyesuaikan dengan jarak klos. Sedangkan klos menggunakan ukuran 4/6 cm dan L = 10 cm skala penuh

pendahuluan dan bahan penyusun kuda-kuda yang ineliputi kayu, pclat baja dan

PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU PROFIL TERSUSUN BENTUK

EKSPERIMEN PERSEN KEKUATAN SAMBUNGAN MEMAKAI PLAT BAJA DAN KAYU DENGAN MEMIKUL MOMEN PADA BALOK BERDASARKAN PKKI NI (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

sehingga menjadi satu kesatuan stmktur yang memiliki sifat stabil terhadap maka komponen-komponennya akan menerima gaya aksial desak dan tarik, hal

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

SAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan kayu tersebut. Berat jenis juga merupakan indeks yang paling baik dan paling sederhana dari kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian, bila berat jenis kayu tinggi maka kekuatan kayu pun juga ikut naik. Ini disebabkan karena berat jenis atau kerapatan merupakan pengukur banyaknya zat kayu yang ada dalam kayu segar. Kerapatan yang lebih tinggi berasal dari proporsi yang lebih besar dari sel sel dengan dinding sel tebal dan rongga sel sempit. Ini memberikan kekuatan yang lebih besar pada kayu bebas cacat yang lebih padat. Kekuatan kayu yang efektif tergantung pada banyaknya zat dinding sel, proporsi dinding sel yang ada dalam kayu, dan banyaknya zat ekstraktif dalam rongga sel kayu. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu dalam hubungan dengan kekuatan kayu tersebut : 1. Susunan dari masing-masing sel kayu tersebut 2. Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar berat jenis kayu 3. Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori 13

14 Tabel 3.1 Kelas Kuat Berdasarkan Berat Jenis Kayu Kelas Kuat Kayu Berat Jenis Kayu (kg/cm 3 ) I >0.9 II 0.9 0.6 III 0.6 0.4 IV 0.4 0.3 V >0.3 Sumber: PPKI NI5-1961 Rumus yang digunakan untuk mengetahui kadar berat jenis asli adalah sebagai berikut: BJ berat m (3-1) volume p l t m = berat (g) p = panjang (cm) l = lebar (cm) t = tinggi (cm) Rumus yang digunakan untuk mengetahui berat jenis kering oven adalah sebagai berikut: m BJ p l t (3-2) m p l t = berat kering oven (g) = panjang kering oven(cm) = lebar kering oven(cm) = tinggi kering oven(cm)

15 Pada berat jenis kering oven, benda uji terlebih dahulu dimasukkan ke dalam oven selama ± 24 jam dengan suhu 50 o C. 3.2 Tegangan Geser pada Balok Tersusun Balok tersusun adalah potongan badan balok yang dihubungkan bersama menjadi satu kesatuan yang bersifat sebagai balok tunggal. Tegangan geser yang terjadi dapat terdistribusi tidak merata pada lebar balok Jika f merupakan gaya lintang per jarak satuan panjang sumbu balok (aliran geser) maka aliran geser ( f ) dapat diformulasikan menjadi : f V. Q (3-3) I f = aliran geser (MPa) I = momen inersia (mm 4 ) V = gaya geser (kn) Q = momentum statis Bila terdistribusi tegangan geser merata maka hubungan antara aliran geser dengan tegangan geser seperti pada persamaan berikut : f.b (3-4) f = aliran geser (MPa) = tegangan geser maksimum (MPa) b = ketebalan penampang tegak lurus dengan arah geser (mm) 3.3 Alat Sambung Paku Alat sambung paku sering dijumpai pada struktur dinding, lantai, dan rangka. Paku tersedia dalam bentuk dan ukuran yang bermacam macam. Paku bulat merupakan jenis paku yang mudah diperoleh meskipun kuat dukungnya relative lebih rendah bila dibandingkan dengan paku ulit (deform nail). Umumnya

16 diameter paku berkisar antara 2,75mm sampai 8mm dan panjangnya antara 40 mm sampai dengan 200mm. Angka kelangsingan paku adalah nilai banding antara panjang terhadap diameter sangat tinggi menyebabkan mudahnya paku untuk membengkok saat dipukul. Keuntungan daru sambungan dengan paku adalah harga paku lebih murah, konstruksi lebih kaku, di dalam pembuatan konstruksi sambungannya tidak diperlukan tenaga ahli karena tukang sudah bisa mengerjakannya dengan alat sederhana, Pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat, dan perlemahan kayu oleh paku sangat kecil. 3.3.1 Kuat Lentur Paku Kuat lentur dari paku dapat diperoleh dari informasi supplier paku. Untuk jenis paku pada umumnya, kuat lentur paku dapat dilihat pada Tabel 3.2. Kuat lentur paku menurun dengan semakin meningkatnya diameter paku. Berikut tabel kuat lentur dari paku pada umumnya. Tabel 3.2 Kuat Lentur Paku Diameter Paku (mm) Kuat Lentur Paku (N/mm 2) D 3,6 689 3,6 < D 4,7 620 4,7 < D 5,9 552 5,9 < D 7,1 483 7,1 < D 8,3 414 D > 8,3 310 Sumber : Struktur Kayu 2010

17 3.3.2 Ukuran Paku Dimensi paku meliputi diameter, panjang, dan angka kelangsingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Dimensi Paku Nama Paku Diameter Paku (mm) Panjang Paku (mm) λ* 2 BWG 12 2,8 51 18 2,5 BWG 11 3,1 63 20 3 BWG 10 3,4 76 22 3,5 BWG 9 3,8 89 23 4 BWG 8 4,2 102 24 4,5 BWG 6 5,2 114 22 Sumber : Struktur Kayu 2010 3.3.3 Geometrik Sambungan Paku Jarak dalam pemasangan paku merupakan hal yang sangat penting. Pembagian spasi minimum untuk pemasangan sambungan paku pada kayu dapat dilihat pada PKKI 1961. Untuk lebih mudahnya, dapat dipahami pada gambar berikut.

18 Gambar 3.1 Geometrik Sambungan Paku a. Spasi dalam satu baris Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar alat pengencang dalam suatu baris diambil : 1. 10 D bila digunakan pelat sisi dari kayu 2. 7 D bila digunakan pelat sisi dari baja b. Spasi antar baris Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar baris adalah 5 D. c. Jarak ujung Jarak minimum dari ujung komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebesar : 1. Untuk beban tarik lateral : 15 D untuk pelat sisi dari kayu dan 10 D untuk pelat sisi dari baja. 2. Untuk beban tekan lateral : 10 D untuk pelat sisi dari kayu dan 5 D untuk pelat sisi dari baja.

19 d. Jarak tepi Jarak minimum dari tepi komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebesar. 1. 5 D pada tepi yang tidak dibebani 2. 10 D pada tepi yang dibebani. 3.3.4 Kedalaman Penetrasi Paku Dalam melakukan pemakuan terdapat peraturan yang membatasi kedalaman paku saat dipakukan ke kayu. Ketentuan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. ` Gambar 3.2 Penetrasi Paku Satu Irisan (atas) dan Dua Irisan (bawah)