EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 2 PETA GEMPA INDONESIA

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SESUAI SNI DITINJAU DARI KETENTUAN SENGKANG MINIMUM KOLOM

KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SESUAI SNI DITINJAU DARI KETENTUAN SENGKANG MINIMUM KOLOM

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

KATA KUNCI: gempa, sistem ganda, SRPMK, SRBKK, 25%, gaya lateral, kekakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Tahan Gempa

EVALUASI KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN SECARA DDBD TERHADAP GEMPA RENCANA

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 2 PETA GEMPA INDONESIA

adalah momen pada muka joint, yang berhubungan dengan kuat lentur nominal balok pada hubungan balok. Kolom tersebut.

STUDI PENENTUAN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR PADA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BERATURAN YANG DIDESAIN DENGAN METODE DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN PADA SISTEM RANGKA DENGAN KETIDAKBERATURAN PERGESERAN MELINTANG TERHADAP BIDANG

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

BAB III METODE PENELITIAN

KATA KUNCI: direct displacement-based design, performance based design, sistem rangka pemikul momen, analisis dinamis riwayat waktu nonlinier.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

PERBANDINGAN KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN DENGAN FORCE- BASED DESIGN DAN DIRECT DISPLACEMENT-BASED DESIGN MENGGUNAKAN SNI GEMPA 2012

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

EVALUASI KINERJA METODEDIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN DAN FORCE BASED DESIGNPADA BANGUNAN VERTICAL SETBACK 6 LANTAI

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

PENGARUH DILATASI PADA BANGUNAN DENGAN KETIDAKBERATURAN SUDUT DALAM YANG DIDESAIN SECARA DIRECT DISPLACEMENT-BASED

BAB II STUDI PUSTAKA

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 13/PEN/SIPIL/2010

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Stuktur dengan Vertical Set-Back

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PENDAHULUAN Perencanaan gedung tahan gempa telah menjadi perhatian khusus mengingat telah banyak terjadi gempa cukup besar akhir-akhir ini. Perencanaa

EVALUASI KINERJA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS BERCOAKAN 40% DI WILAYAH BERESIKO GEMPA TINGGI DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

HARUN AL RASJID NRP Dosen Pembimbing BAMBANG PISCESA, ST, MT Ir. FAIMUN, M.Sc., Ph.D

PENGARUH DILATASI PADA BANGUNAN DENGAN KETIDAKBERATURAN GEOMETRI VERTIKAL YANG DIDESAIN SECARA DIRECT DISPLACEMENT BASED

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

EVALUASI KINERJA DIRECT-DISPLACEMENT BASED DESIGN PADA PERENCANAAN BANGUNAN DENGAN KETIDAKBERATURAN TINGKAT LUNAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah :

TUGAS AKHIR ANALISA EFISIENSI STRUKTUR DENGAN METODE PSEUDO ELASTIS TERHADAP METODE DESAIN KAPASITAS PADA BANGUNAN BERATURAN DI WILAYAH GEMPA 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 14/PEN/SIPIL/2010

balok yang merangkainya atau yang biasa dikenal dengan istilah strong column weak beam. Gambar 1.1. Side Sway Mechanism

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 03/PEN/SIPIL/2010

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

ANALISIS PUSHOVER PADA BANGUNAN DENGAN SOFT FIRST STORY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI 2847-2013 PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN Giovanni Jonathan 1, Otniel Gandawidjaja 2, Pamuda Pudjisuryadi 3, Benjamin Lumantarna 4 ABSTRAK : Dalam mendesain bangunan, Indonesia memiliki peraturan-peraturan yaitu SNI 03-2847- 2013 dan SNI 1726-2012. Pada penelitian sebelumnya, didapatkan masalah pada bangunan yang telah didesain sesuai dengan SNI 03-2847-2002, namun tidak dapat bertahan ketika diuji dengan gempa rencana SNI 1726-2012, dan kegagalan pada struktur tersebut diperkirakan akibat beban gempa dominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali peraturan tersebut, khususnya pada struktur dengan gempa dominan. Bangunan 3-lantai, diasumsikan sebagai ruko, pada penelitian sebelumnya merupakan bangunan dasar yang akan dimodifikasi menjadi beberapa varian dan akan digunakan sebagai studi kasus. Kinerja bangunan diuji dengan analisis Time History nonlinier. Hasil penelitian ini menunjukkan gempa dominan bukan merupakan penyebab utama kegagalan bangunan. KATA KUNCI : SNI 03-2847-2103, SNI 1726-2012, beton bertulang, gempa dominan, Time History. 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan daerah yang rawan tehadap gempa, maka perencanaan bangunan di Indonesia harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya gempa. Hal ini ditujukan supaya apabila terjadi gempa, maka bangunan yang ada dapat bertahan atau hanya mengalami kerusakan, tetapi tidak collapse sehingga dapat meminimalkan korban jiwa yang ada. Berdasarkan referensi (Tantra dan Sutanto, 2015), penelitian tentang performa bangunan yang didesain menurut SNI 1726-2002 yang diuji kembali dengan SNI 1726-2012, ditemukan adanya suatu masalah yaitu kegagalan pada balok eksterior portal lantai 1 yang diperkirakan akibat dari gempa dominan. Hal ini diperkirakan menjadi penyebab rusaknya bangunan dan berkaitan dengan faktor modifikasi respon (R) yang terlalu besar pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, yaitu 8. Masalah yang terjadi yaitu beban gempa ini menghasilkan momen positif yang besar pada joint kolombalok sehingga tulangan positif yang sudah didesain berdasarkan peraturan pun tidak kuat menahan momen tersebut. Hal ini menjadi dasar penelitian bahwa diperkirakan peraturan yang ada tidak cukup aman untuk semua kasus. Oleh karena itu, penelitian ini menyelidiki kinerja bangunan yang gagal akibat gempa dominan dengan mencoba berbagai macam varian (hasil modifikasi dari bangunan pada penelitian sebelumnya). Dalam penelitian ini digunakan beban gempa El Centro yang dimodifikasi pada wilayah gempa paling rawan di Indonesa, Jayapura, dengan kelas situs tanah E dengan tujuan agar dapat mengetahui kondisi yang paling rawan sehingga kita dapat menentukan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, giovannijonath@gmail.com 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, otnielganda@yahoo.com 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, pamuda@ petra.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, bluman@ petra.ac.id 1

2. LANDASAN TEORI Capacity Design SRPMK mempunyai konsep utama yaitu strong column weak beam, konsep ini bertujuan agar terjadi Beam Side Sway Mechanism dapat dilihat pada Gambar 1. Perencanaan kolom didasarkan pada kapasitas momen balok yang dihitung dari momen actual balok. Saat gempa terjadi, struktur akan melampaui tingkat elastis, dan akan muncul sendi-sendi plastis. Lokasi sendi plastis yang diijinkan adalah pada ujung-ujung balok dan kolom lantai dasar saja. Agar tidak terjadi sendi plastis pada kolom, maka kolom harus didesain lebih kuat daripada balok dengan harapan sendi plastis terjadi lebih dahulu pada ujung-ujung balok. Oleh karena kekuatan kolom harus lebih kuat daripada balok ( strong column weak beam ), maka perencanaan kolom baru dapat dilakukan setelah perencanaan balok. Gambar 1. Pola Keruntuhan Strong Column Weak Beam Analisis Time History adalah suatu cara untuk menentukan respons dinamik struktur yang berperilaku elastis penuh (linier) maupun elasto plastis (non-linier) terhadap gerakan tanah akibat gempa rencana sebagai data masukan, dimana respon dinamik dalam setiap interval waktu dihitung dengan metode integrasi langsung. 3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat 5 bangunan, bangunan 1 merupakan bangunan 3 lantai dengan model yang sama dengan bangunan pada penelitian sebelumnya. 4 bangunan lainnya merupakan modifikasi dari bangunan 1: Menambah 1 portal ke arah X dan Y Menambah jumlah lantai menjadi 7 lantai Menambah tinggi kolom menjadi 4,5 meter tiap lantai Memperpanjang bentang balok menjadi 7 meter Struktur utama semua bangunan merupakan beton bertulang dengan ukuran plat setebal 12 cm. Dalam penelitian ini, dimensi kolom dan balok tidak boleh ada rasio tuangan minimum pada seluruh kolom. Untuk mencapai kriteria desain tersebut, dilakukan serangkaian trial and error dimensi kolom dan balok bangunan 1, begitu pula dengan ke-4 bangunan lainnya. Penelitian ini menggunakan acuan dari SNI 1327:2013 untuk nominal beban mati yang harus diperhitungkan. Tabel 1 berikut memperlihatkan nominal-nominal beban mati terhitung. 2

Percepatan Respon Spektra, Sa (g) Tabel 1. Nominal Beban Mati dan Hidup Jenis Beban Mati Tambahan Lantai Beban Mati Tambahan Atap Beban Tembok Beban 125 kg/m2 125 kg/m2 900 kg/m' Beban Hidup Plat Lantai 250 kg/m 2 Beban Hidup Plat Atap 250 kg/m 2 Pembebanan gempa pada bangunan di penelitian ini dilakukan secara respons spectrum. Perhitungan beban respons spectrum diambil dari respons spectrum gempa rencana wilayah Jayapura Peta Gempa Indonesia berdasarkan SNI 03-1726-2012 yang dapat dilihat pada Gambar 2. Respon Spektrum Desain Tanah Lunak 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 1 2 3 4 Periode, T (detik) Jayapura 2012 Gambar 2. Respon Spektrum Gempa Rencana di Wilayah Jayapura Peta Gempa Indonesia Berdasarkan SNI 1726-2012 Pehitungan dengan menggunakan respon spektrum untuk seluruh bangunan menggunakan SNI 03-1726-2012 pasal 7.9. Dalam peraturan ini hasil base shear respon spektrum dibandingkan dengan 85% base shear static eqivalen. Nilai yang diambil untuk perhitungan ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai yang Dipakai untuk Perhitungan Keterangan SPRMK SNI 03-1726-2012 R max/digunakan 8/8 Klasifikasi Tanah Site E ρ'/ρ 1/2 Penelitian ini menggunakan program CUMBIA untuk mendapatkan kapasitas lentur berupa grafik moment-curvature dan kapasitas geser berupa grafik force-displacement. Kemudian grafik tersebut disederhanakan menjadi bentuk grafik bilinear. Grafik bilinear inilah yang menjadi input dari hinge 3

properties untuk balok maupun kolom pada program SAP2000 v15. Pendefinisian grafik bilinear dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik Hubungan Force-Displacement untuk Desain Sendi Plastis Titik-titik A, B, C, D, dan E memiliki definisi sebagai berikut: Titik A Titik dimana penampang belum menerima pembebanan. Titik B Titik dimana penampang mengalami leleh pertama kali. Titik C Titik dimana penampang berada pada kondisi ultimate. Titik D Titik dimana penampang memasuki batas residual strength. Diambil dari ekstrapolasi nilai C sebesar 1.01 Titik E Titik dimana penampang memasuki batas total failure Diambil dari ekstrapolasi nilai C sebesar 1.02 Gempa yang dipakai menguji adalah gempa El-Centro 18 Mei 1940 yang dimodifikasi sesuai dengan respon spektrum Jayapura. Untuk mendapatkan gempa sintetis tersebut menggunakan bantuan program RESMAT. Dalam penelitian ini gempa yang digunakan sama dengan gempa pada penelitian sebelumnya (Intan & Valentino, 2015). Pemodelan struktur untuk analisis dinamis Nonlinear Time History disesuaikan dengan pemodelan yang digunakan untuk analisis struktur, termasuk asumsi pemodelan yang digunakan, serta beban-beban yang bekerja pada struktur gedung tersebut. Analisa memakai bantuan program SAP2000 v15 dengan periode ulang tahun dan tahun. Untuk beban gravitasi diasumsikan dengan kombinasi 1D+0.5L. 4. HASIL DAN ANALISIS Hasil perencanaan struktur untuk tulangan yang terpasang merupakan tulangan yang paling dekat dengan tulangan perhitungan secara teoritis. Dimensi dipilih sedemikian rupa agar hasil desain tulangan tidak sampai lebih kecil dari syarat minimum yang diatur SNI 03-2847-2013. Pada semua bangunan dilakukan pembebanan secara dinamis yang berlangsung selama 20 detik. Tetapi pada saat melakukan analisis Time History pada program SAP2000v.15 terdapat bangunan yang perhitungannya berhenti secara otomatis sebelum 20 detik. Hal ini dikarenakan struktur bangunan sudah mengalami kegagalan yang mengakibatkan konvergensi pada perhitungan tidak dapat ditemukan. Hasil analisis Time History dari program SAP2000v.15 berupa pola keruntuhan dan lokasi sendi plastisnya. Pola keruntuhan bangunan dianalisa dengan prinsip strong column weak beam. Diharapkan dengan prinsip ini terjadi beam side sway mechanism. Pola keruntuhan ini ditentukan dengan melihat balok mengalami plastis sebelum kolomnya untuk setiap joint. Bangunan dinilai punya kinerja yang baik apabila tidak terjadi sendi plastis pada kolom. 4

Untuk menyederhanakan hasil dari evaluasi kinerja struktur dari penelitian yang dilakukan, rangkuman waktu gagal pertama, letak kegagalannya, serta tulangan yang gagal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman Waktu Kegagalan Pertama, Letak Kegagalan, dan Tulangan yang Gagal Bangunan 1 2 3 4 Level Gempa (Tahun) Arah Waktu Kegagalan Pertama (Detik) Poin Penilaian Letak Kegagalan Kegagalan Akibat Tulangan X 2.58 Balok Eksterior Lt.1 (+) Y 2.58 Balok Eksterior Lt.1 (-) X 1.76 Balok Eksterior Lt.1 (-) Y 1.76 Balok Eksterior Lt.1 (-) X 2.22 Balok Interior Lt. 3 (+) Y 2.12 Balok Eksterior Lt. 2 (+) X 2.12 Y 2.12 Balok Eksterior Lt. 2 & 3 Balok Eksterior Lt. 2 & 3 X - - - Y - - - X 9.92 Kolom Corner Lt. 1 - Y 9.9 Kolom Corner Lt. 1 - X 19.72 Kolom Eksterior Lt. 1 - Y 16.08 Kolom Eksterior Lt. 1 - X 12.12 Kolom Eksterior Lt. 1 - Y 12.58 Kolom Eksterior Lt. 1 - (+) (+) 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis di atas, beberapa hal yang dapat disimpulkan dan disarankan: 1. Beban gempa dominan bukan penyebab utama kegagalan bangunan. Jika dilihat perbandingan beban gempa dan mati seharusnya kerusakan terbesar terdapat pada bangunan 3 karena memiliki perbandingan terbesar, tetapi bangunan tersebut memiliki kinerja paling baik bila dibandingkan dengan bangunan lainnya. Sebaliknya pada bangunan 5 yang memiliki perbandingan paling kecil, tetapi memiliki kinerja yang buruk. 2. Peraturan pada SNI 03-2847-2013 pasal 21.5.2.2, tentang tulangan harus memenuhi syarat bahwa tulangan untuk momen positif harus tidak kurang dari setengah kekuatan momen negatif (ρ /ρ=0.5), tidak dapat dievaluasi karena pada bangunan 1 periode tahun kegagalan pertama terjadi pada tulangan negatif. 3. Program CUMBIA perlu dievaluasi kestabilan programnya karena pada percobaan sederhana, hasil menunjukkan pola berbeda pada dimensi yang berbeda. 4. Faktor pembesar kolom (6/5 kali momen nominal balok) kurang besar karena hanya dapat menjamin sendi plastis terjadi pada balok terlebih dahulu, tetapi tidak menjamin kolom tidak mengalami sendi plastis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor pembesaran kolom yang seharusnya minimal untuk mencegah kolom plastis. 5

6. DAFTAR REFERENSI Badan Standardisasi Nasional. (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2012. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Bandung. Badan Standardisasi Nasional. (2013). Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727:2013. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Badan Standardisasi Nasional. (2013). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2013. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Computer and Structures,Inc. (2007). CSI Analysis Reference Manual for Sap2000, ETABS, and SAFE. Berkeley, Author, California FEMA356. (2000). NEHRP Guidelines for the Seismic Rehabilitation of Buildings. Federal Emergency Management Agency, Washington D.C. Intan, R.P. & Valentino, A. (2015). Evaluasi Kinerja Direct Displacement Based Design pada Bangunan Beraturan untuk Beberapa Level Gempa. Skripsi No: 11012067/SIP/2015. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Tantra, K.A. & Sutanto, Z. (2015). Performa Bangunan yang Didesain Menurut SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 pada Bangunan Beraturan 7- dan 3-lantai di Wilayah Surabaya Peta Gempa Indonesia. Skripsi No: 11012063/SIP/2015. Universitas Kristen Petra, Surabaya. 6