BAB I PENDAHULUAN. lahan serta kerusakan infrastruktur dan bangunan (Marfai, 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNBAUN SABU KEC. ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN GELOMBANG RENCANA DI PERAIRAN PANTAI AMPENAN UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI ABSTRAK

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI TERJADINYA ABRASI PANTAI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION DAN FUZZY TIME SERIES (STUDI KASUS : PANTAI OESAPA KOTA KUPANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar didunia dengan 17.504 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km. Hal ini semakin memperkuat eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara maritim besar di dunia yang memiliki garis pantai terpanjang keempat setelah Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia. Diperkirakan wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah pesisir terluas di dunia (KEMENLH, 2010). Sebagai negara kepulauan, daerah pesisir Indonesia sangat strategis untuk pembangunan karena memberikan banyak manfaat dan sumber daya untuk kehidupan manusia. Sehingga permasalahan yang ada di daerah pesisir pantai adalah terjadinya abrasi pantai yang menyebabkan hilangnya lahan serta kerusakan infrastruktur dan bangunan (Marfai, 2011). Abrasi pantai adalah kerusakan garis pantai akibat terlepasnya material pantai, seperti pasir atau lempung yang terus menerus dihantam oleh gelombang laut atau dikarenakan oleh terjadinya perubahan keseimbangan angkutan sedimen di perairan pantai (Hang Tuah, 2003). Abrasi yaitu suatu proses terjadinya pengikisan pantai yang diakibatkan oleh sebagian besar (diperkirakan lebih dari 90%) adanya campur tangan manusia (A Hakam, 2013). Abrasi pantai juga didefinisikan sebagai mundurnya garis pantai dari posisi asalnya (Triatmodjo, 1999). 1

Biasanya abrasi pantai merupakan hasil dari kombinasi faktor alam dan manusia dengan skala yang berbeda. Abrasi didefinisikan sebagai perambahan lahan oleh air laut dengan periode yang cukup lama yang diakibatkan oleh cuaca, peristiwa badai dan dinamika sedimen lokal (Durusoju Hari Prasad, 2014). Secara geografis Kota Kupang yang juga merupakan ibu kota dari provinsi nusa tenggara timur terletak pada 10 36 14-10 39 58 lintang selatan serta 123 32 23-123 37 01 bujur timur. Kota Kupang terbagi menjadi enam kecamatan yang terdiri dari 51 kelurahan/desa dengan luas wilayah 18.027 Ha. Batas administrasi wilayah Kota Kupang disebelah timur berbatasan dengan kecamatan kupang tengah kabupaten kupang, dibagian selatan berbatasan dengan kecamatan taebenu dan nekamese kabupaten kupang, sedangkan bagian barat berbatasan dengan kecamatan kupang barat kabupaten kupang serta sebelah utara Kota kupang berbatasan dengan teluk kupang. Topografi Kota Kupang terdiri dari dataran rendah dan tinggi serta pantai dan perbukitan dengan rata-rata ketinggian dari permukaan laut sampai 50 meter dengan kemiringan rata-rata sebesar 15 %. Secara geografis Kota kupang dipengaruhi iklim tropis dengan musim penghujan dan kemarau, dimana musim penghujan terjadi antara bulan desember sampai bulan maret dengan rata-rata curah hujan sebesar 1.589 mm dan suhu udara berkisar antara 23ºC sampai 34ºC serta rata-rata kelembaban udara 77 %. Sedangkan untuk musim kemarau terjadi antara bulan april sampai dengan bulan november. Berdasarkan data BPS dari hasil sensus tahun 2012, jumlah penduduk Kota Kupang sekitar 359.165 jiwa sedangkan data berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kupang pada bulan 2

april tahun 2013 jumlah penduduk Kota Kupang sekitar 499.432 jiwa. Kenaikan angka populasi di Kota Kupang ini dipengaruhi oleh faktor migrasi dan urbanisasi pendatang dari berbagai daerah kabupaten didalam provinsi NTT maupun pendatang dari luar provinsi NTT serta tingginya tingkat kelahiran bayi yang cukup signifikan yang mendongkrak jumlah penduduk di Kota Kupang (BAPPEDA, 2013). Wilayah pesisir di kawasan Kota Kupang terancam oleh meningkatnya intensitas dan naiknya gelombang air laut. Hal ini diperparah dengan berkurangnya vegetasi tumbuhan mangrove di sepanjang pantai Kupang. Abrasi sangat mengancam pemukiman penduduk dan merusak infrastruktur di sepanjang pantai. Sektor yang kemungkinan akan sangat terdampak adalah perikanan dan juga usaha yang ada di sepanjang pantai seperti perhotelan dan pasar-pasar tradisional (Rifai, 2015). JST merupakan sesuatu pemodelan informasi sistem yang dilakukan berdasarkan tingkat kemiripan dengan otak atau pemikiran manusia (Tsang-Yao Chang, 2013). Dengan kata lain JST adalah sistem pengolahan informasi yang dirancang sesuai cara kerja pemikiran manusia dalam melakukan dan memutuskan sesuai yang diharapkan berdasarkan bobot sinapsisnya (Hermawan, 2006). Jaringan saraf tiruan merupakan suatu teknik pemodelan fleksibel yang digunakan untuk struktur dasar dan fungsi neuron biologis dalam memecahkan suatu permasalahan yang kompleks (Stephen D Turner, 2010). Fuzzy time series adalah kumpulan data hasil pengamatan atau pencatatan historis yang berkala digambarkan secara kronologis pada suatu karakteristik 3

populasi. Fuzzy time series berkala adalah suatu rangkaian atau seri dari nilai-nilai suatu variabel yang dicatat dalam jangka waktu yang berurutan (Atmaja, 1997). Metode fuzzy time series merupakan metode peramalan dengan menggunakan data dari masa lalu yang digunakan untuk meramalkan data yang terjadi dimasa yang akan datang (Spyros Makridakis, 1999). Sistem peramalan menggunakan fuzzy time series menangkap pola data yang terjadi sebelumnya dan digunakan untuk memproyeksikan data yang akan datang. Pada fuzzy time series, proses peramalan data tidak membutuhkan suatu sistem pembelajaran yang rumit seperti pada algoritma genetika dan jaringan syaraf sehingga mudah untuk dikembangkan (I Made Candra Satria, 2015). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian Prediksi Terjadinya Abrasi Pantai Menggunakan Backpropagation dan Fuzzy Time Series (Studi Kasus : Pantai Oesapa Kota Kupang). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Memprediksi terjadinya abrasi pantai menggunakan Metode Backpropagation dan Fuzzy Time Series. 1.3. Batasan Masalah Karena cakupan masalah yang sangat luas maka penulis memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut : 4

1. Variabel yang digunakan meliputi : Data Tinggi Gelombang Tahun 2010-2016, Data Pasang Surut Air Laut Tahun 2010-2016, dan Data Kecepatan Angin Tahun 2010-2016. 2. Proses perhitungan menggunakan Metode Backpropagation dan Metode Fuzzy Time Series. 3. Penelitian ini hanya meneliti dan memperhitungkan faktor alam saja dan tidak memperhitungkan faktor lainnya seperti faktor kerusakan lingkungan pantai akibat ulah manusia. 4. Penelitian ini hanya dilakukan pada Pantai Oesapa Kota Kupang. 1.4. Keaslian Penelitian Berdasarkan kajian literatur dari beberapa jurnal ilmiah, artikel, buku dan penelitian yang pernah dilakukan belum ditemukan penelitian maupun buku yang secara khusus membahas mengenai Prediksi terjadinya abrasi pantai menggunakan Backpropagation dan Fuzzy Time Series. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dengan penielitian ini dapat menghasilkan suatu pemikiran baru dalam mengembangkan pengetahuan dibidang teknik informatika. 2. Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bidang karya ilmiah dan sebagai bahan masukan penelitian yang akan datang. 5

3. Dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada rumusan masalah penelitian ini, yaitu memprediksi terjadinya abrasi pantai menggunakan metode backpropagation dan fuzzy time series. 4. Dapat meningkatkan penalaran dalam membentuk pola pikir yang dinamis dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh penulis selama studi Magister teknik informatika di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 1.6. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji sejauh mana dampak penerapan Backpropagation dan Fuzzy Time Series dalam memprediksi terjadinya abrasi pantai. 2. Dapat menjadi referensi pada bidang penelitian prediksi menggunakan Backpropagation dan Fuzzy Time Series serta terlebih khusus untuk para mahasiswa atau mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang berminat melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan penanggulangan dan pencegahan bencana abrasi pantai di Kota Kupang. 4. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan meneliti dan memperhitungkan faktor-faktor lainnya selain faktor alam yang dapat menyebabkan tingginya abrasi pantai. 1.7. Sistematika Penulisan Penulisan tesis sebagai laporan akhir penelitian ini disusun menurut sistematika penulisan sebagai berikut : 6

BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat yang dapat diberikan melalui penelitian ini dan sistematika penelitian. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori yang mendukung proses pemecahan masalah, meliputi hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengembangan menggunakan Metode Backpropagation dan Metode Fuzzy Time Series. BAB III. LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan dasar teori berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan bahan atau materi penelitian, alat dan langkah - langkah penelitian BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang keseluruhan hasil penelitian meliputi analisis dan pengujian terhadap data dalam memprediksi abrasi di pantai Oesapa Kota Kupang. BAB VI. PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan atas seluruh penelitian dan hasil pengujian yang sudah dilakukan. 7