BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. berlaku. Definisi perawat menurut Internasional Council of

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kesepakatan Nasional yang secara konseptual mengakui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dalam upaya melakukan perawatan. Upaya peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. pasien dalam merawat pasien. Dengan demikian maka perawatan dan spiritual telah

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Setiap

Program Pendidikan Keperawatan Muhammadiyah Gombong memiliki jenjang sebagai berikut :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

1 DESEMBER Tim P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

manusia yang holistik; kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan;

BAB I PENDAHULUAN. ini perkembangan pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin meningkatya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

PROGRAM ORIENTASI BAGI MAHASISWA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN/KEBIDANAN DI RSUD dr.fauziah BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

BABI PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati pada lokakarya

BAB I PENDAHULUAN. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang pencapaian cita-cita bangsa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. berkembang menjadi Rumah Sakit Lee Seng Ie. Pada tanggal 1 Juni 1965 nama

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL II (KONAS II) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/II/008/X/2016

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

SKL: Pasal 5 26/03/2015

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi dari perkembangan media informasi. Berkenaan dengan hal

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

K E P U T U S A N KONGRES NASIONAL I (KONAS I) HIMPUNAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH INDONESIA NOMOR : K/I/020/IV/2010

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup tinggi diantara rumah sakit baik rumah sakit swasta maupun pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat di Indonesia, jumlahnya paling banyak bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Sehingga perannya menjadi penentu dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, baik di Puskesmas maupun di rumah sakit. Menurut Supriyantoro, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (DIRJEN BUK) Kemenkes pada saat bertemu media di Jakarta tanggal 6 Mei 2011. Diakui oleh Dirjen BUK bahwa, sebagian besar atau 80 % perawat yang bekerja di rumah sakit berpendidikan Diploma III, Diploma IV 0,5 %, Sarjana Strata Satu Keperawatan 1 %, Ners 11 %, dan Sarjana Strata Dua 0,4% (Kemenkes, 2011). Perawat yang berpendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) sebanyak 7 %. Jumlah perawat di seluruh rumah sakit berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2000 sebanyak 107.029 orang. Sedangkan jumlah perawat yang bekerja di Puskesmas berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2009 berjumlah 52.753 orang. Menurut Yuti Suhartati, tenaga keperawatan mempunyai kontribusi besar dalam mencapai kinerja Puskesmas dan Rumah Sakit. Karena itu, mutu tenaga perawat akan terus ditingkatkan profesionalismenya secara berkesinambungan ( Kemenkes, 2011). Sistem Kesehatan Nasional (2004) menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan vokasi, sarjana, dan profesi tingkat pertama adalah institusi pendidikan tenaga kesehatan yang telah diakreditasi oleh asosiasi institusi pendidikan kesehatan yang bersangkutan. Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003) dijelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan akademik, profesi dan vokasi yang semuanya diselenggarakan melalui pendidikan tinggi. Bila dilihat dalam pernyataan Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Pendidikan Nasional, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan SPK sudah tidak sesuai lagi (Robert Priharjo, 2008).

Adanya tuntutan bahwa perawat harus dipersiapkan melalui pendidikan tinggi seperti tercantum dalam SKN yang lama dan yang baru, telah ditanggapi antara lain dengan mengkonversikan SPK menjadi jenjang pendidikan diploma tiga dan menunjuk AKPER yang melaksanakan program ini (Nugroho Imam Santosa, 1992). Dengan memberi kesempatan kepada perawat lulusan SPK untuk melanjutkan pendidikan nya tanpa harus meninggalkan pekerjaan nya (Robert Priharjo,2008). Penyelenggaraan program diploma tiga keperawatan merupakan salah satu upaya antisipasi terhadap perkembangan pelayanan kesehatan. Program ini pertama-tama diselenggarakan pada tahun 1960-an, yaitu dengan berdiri nya Akper Bandung. Persyaratan peserta adalah lulusan SMU atau lulusan SPR/SPK yang sudah bekerja. Seperti halnya SPK, secara administratif program diploma tiga dibawah koordinasi Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan. Pada beberapa tahun lalu, kurikulum juga telah menawarkan program S2 dengan kekhususan kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Lama program ini adalah dua tahun (empat semester). Dimasa mendatang kita berharap bahwa universitas di tanah air juga mampu menyelenggarakan program S2 keperawatan ini dengan berbagai peminatan termasuk peminatan klinis guna menyiapkan perawat dengan kompetensi klinis tingkat tinggi (advanced nursing practice) dan perawat peneliti melalui program S3 Keperawatan (Robert Priharjo, 2008). Profesionalisme keperawatan di Indonesia sudah disepakati terutama pada saat diselenggarakannya lokakarya nasional bulan Januari 1983 saat ditetapkan pengertian keperawatan, falsafah keperawatan dan peran/fungsi. Pernyataan falsafah keperawatan berdasarkan lokakarya tersebut adalah yang pertama keperawatan merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,serta kurangnya kemauan mencapai kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari, yang kedua kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama (PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan (Ibrahim, 1998; Robert Priharjo,2008).

Perawat Indonesia memiliki kode etik sendiri yang telah disahkan oleh organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Keperawatan sebagai profesi tidak hanya memiliki kode etik, tetapi juga standar profesi. Standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan oleh perawat sebagai panduan dalam menjalani profesi. Dalam keperawatan, standar profesi ini dikenal dengan istilah standar praktik keperawatan. Standar praktik dalam keperawatan harus dilaksanakan oleh perawat di seluruh tatanan layanan keperawatan, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun instansi layanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, standar praktik keperawatan profesional dibuat mengacu pada tahapan proses keperawatan yang meliputi lima standar yaitu standar pengkajian, standar diagnosis keperawatan, standar perencanaan, standar implementasi, dan standar evaluasi (Asmadi,2008). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menyimpulkan pesan ( Desiderato, 1976; Rakhmat J ; 2007). Persepsi yang terbentuk oleh komponen kognitif seseorang dapat menjadi positif atau negatif. Jika banyak mahasiswa yang memiliki persepsi negatif tentang profesi perawat, maka akan membatasi keinginan mahasiswa untuk menjadi perawat yang profesional. Hal ini dapat mengakibatkan semakin menurun nya minat mahasiswa untuk menjadi perawat profesional yang akan berdampak pada tidak tercapai nya pelayanan keperawatan dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Wahyudi (2010) di RSU dr. Slamet Garut mengenai hubungan persepsi perawat tentang profesi keperawatan, kemampuan, dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat pelaksana profesionalisme sebagai suatu profesi yang memberikan kontribusi yang lebih nyata dan berkualitas dalam pelayanan kesehatan pada umumnya, khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit harus dimulai dari komitmen dan internalisasi perawat terhadap profesi nya sendiri. Termasuk didalam nya adalah dukungan dari motivasi diri perawat dalam menjalankan aktivitas profesi. Perawat sebagai tenaga kesehatan mempunyai kesempatan yang paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan secara komprehensif. Pelayanan dengan membantu klien memenuhi kebutuhan klien

yang holistik karena perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psikososiokultural-spiritual yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau keadaan krisis (Hamid,1999). Hal ini menggambarkan bahwa sebagai suatu profesi, perawat dapat menjadi unsur penting dalam upaya peningkatan status kesehatan klien khususnya di pelayanan keperawatan di rumah sakit yang dilandasi nilai-nilai profesional. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Agustiana (2010) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hutama Abdi Husada Tulungagung mengenai hubungan minat dan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar menunjukan bahwa pada era 1980 sampai 2000 pendidikan program diploma III keperawatan peminatnya cukup besar, tetapi akhir-akhir ini minat untuk masuk program diploma III jurusan keperawatan dari tahun ke tahun cenderung menurun. Menurun nya peminat pada jurusan keperawatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah rendahnya minat dan motivasi untuk memilih pendidikan program diploma III keperawatan. Mereka yang masuk pendidikan diploma III keperawatan tersebut umumnya bervariasi yaitu karena dipaksa orang tua, mengikuti teman daripada tidak sekolah, tidak diterima di perguruan tinggi negeri, ingin secepatnya mendapatkan suatu pekerjaan dan ada pula yang memang merupakan cita-cita nya sejak kecil. Alasan peneliti memilih Program Studi DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai tempat penelitian karena peneliti adalah mahasiswa DIII Keperawatan UPI, DIII Keperawatan UPI merupakan program studi baru yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia sehingga membutuhkan perhatian dan pengembangan, jumlah mahasiswa program studi DIII Keperawatan UPI masih sedikit karena kurangnya minat mahasiswa untuk masuk ke jurusan keperawatan, dan belum ada yang melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap profesi perawat di Program Studi DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia. Alasan memilih mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai responden penelitian karena mahasiswa tingkat 1 belum pernah praktek kerja lapangan di rumah sakit sehingga muncul persepsi positif dan

negatif tentang profesi perawat, masuk jurusan DIII Keperawatan UPI bukan pilihan utama dan hanya mengikuti saran orang tua, jumlah mahasiswa yang sedikit karena kurangnya minat mahasiswa tingkat 1 untuk masuk ke jurusan DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Mei 2016 dengan 10 orang mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia, tentang persepsi mahasiswa keperawatan tentang profesi perawat peneliti menemukan masalah pada persepsi mahasiswa tentang profesi perawat. Kurangnya minat mahasiswa pada jurusan keperawatan adalah penyebab munculnya persepsi positif dan negatif terhadap profesi perawat. Dari 25 orang responden, peneliti melakukan wawancara kepada 10 orang responden. Dari 6 orang responden mengatakan masuk jurusan keperawatan dan menjadi perawat adalah bukan pilihan utama dan hanya mengikuti saran orangtua. 4 orang responden menjawab sangat berminat masuk ke jurusan keperawatan karena melihat orang memakai seragam putih terlihat anggun bagi wanita dan terlihat berwibawa bagi lakilaki, perawat adalah profesi yang sangat mulia, ilmu keperawatan sejalan dengan kehidupan sehari-hari, menjadi perawat bisa berinteraksi dengan profesi lain seperti dokter, apoteker, dan farmasi. Secara umum berdasarkan pengamatan terhadap mahasiswa-mahasiswa tersebut mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia masih kurang berminat pada jurusan keperawatan dan profesi perawat. Fenomena-fenomena terhadap persepsi mahasiswa keperawatan terhadap profesi perawat yang tergambar dalam uraian diatas menjadi suatu yang menarik untuk diteliti lebih jauh. Dapat dilihat bahwa mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia masih kurang berminat pada jurusan keperawatan sehingga muncul persepsi mahasiswa jurusan keperawatan terhadap profesi perawat. Oleh karena itu sangat penting peneliti melakukan penelitian tentang Gambaran Persepsi Mahasiswa Tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia Tentang Profesi Perawat.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimanakah Gambaran Persepsi Mahasiswa Tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia Tentang Profesi Perawat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tentang profesi perawat. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama dalam ruang lingkup persepsi mahasiswa, khususnya yang berkaitan dengan gambaran persepsi mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tentang profesi perawat. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan baru serta memberi pengalaman bagi peneliti tentang gambaran persepsi mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tentang profesi perawat. b. Bagi Instansi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan UPI tentang profesi perawat dengan cara pendekatan kepada mahasiswa. Dan dapat menambah wacana keperpustakaan dan informasi ilmiah tentang Gambaran Persepsi Mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia tentang profesi perawat.

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah dengan judul: gambaran persepsi mahasiswa keperawatan tentang profesi perawat pada mahasiswa tingkat 1 DIII Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut: BAB I adalah PENDAHULUAN yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II adalah LANDASAN TEORI yang berisi tentang konsep persepsi, konsep mahasiswa, konsep profesi perawat, dan konsep keperawatan. BAB III adalah METODOLOGI PENELITIAN yang berisi Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Definisi Operasional, Prosedur Penelitian, dan Analisis Data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI