BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muamalat Indonesia selama periode Dalam penelitian ini. yang menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (intitusi/ perusahaan/ responden)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan pada bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian pertama merupakan analisis deskriptif sedangkan bagian kedua merupakan uji asumsi klasik, dan yang ketiga adalah analisa statistika. Analisa statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi linier berganda. Selanjutnya, bedasarkan data yang diperoleh maka dapat dipaparkan analisis deskripsi dari penelitian ini. Dari hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh gambaran masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPL 48 1,74 4,67 3,2344,86970 CAR 48 12,02 20,20 16,0183 1,71670 LDR 48 61,89 116,04 84,6796 15,96537 BOPO 48 57,46 85,05 72,2467 7,65801 Valid N (listwise) 48 Sumber : data yang telah diolah oleh penulis 42

43 Pada variabel Non Performing Loan (NPL) mempunyai nilai minimum 1.74, nilai maksimum 4.67, dan nilai rata-rata (mean) yang didapat adalah sebesar 3.2344, sedangkan standar deviasi sebesar 0.86970. Dengan nilai standar deviasi terlihat lebih kecil dari mean dan nilai mean NPL di bawah standar Bank Indonesia yaitu 5%, maka dapat dikatakan bahwa data pada variabel NPL tersebar dengan baik. Pada variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai nilai minimum 12.02, nilai maksimum 20.20, dan nilai rata-rata (mean) yang didapat adalah sebesar 16.0183, sedangkan standar deviasi sebesar 1.71670. Dengan nilai standar deviasi terlihat lebih kecil dari mean dan nilai mean CAR di atas standar Bank Indonesia yaitu 8%, maka dapat dikatakan bahwa data pada variabel CAR tersebar dengan baik. Pada variabel Loan Deposit Ratio (LDR), memiliki nilai minimum 61.89, nilai maksimum 116.04, dan nilai rata-rata (mean) yang didapat adalah sebesar 84.6796, sedangkan standar deviasi sebesar 15.96537. Dengan nilai standar deviasi terlihat lebih kecil dari mean dan nilai mean LDR di atas standar Bank Indonesia yaitu 80%, maka dapat dikatakan bahwa data pada variabel LDR tersebar dengan baik. Pada variabel efisien Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), mempunyai nilai minimum 57.46, nilai maksimum 85.05, dan nilai rata-rata (mean) yang didapat adalah sebesar 72.2467, sedangkan standar deviasi sebesar 7.65801. Dengan nilai standar deviasi terlihat lebih kecil dari mean dan nilai mean BOPO di bawah standar Bank

44 Indonesia yaitu 90%, maka dapat dikatakan bahwa data pada variabel 90% tersebar dengan baik. B. Uji Asumsi Klasik Model regresi dapat digunakan untuk estimasi dengan signifikan dan representatif jika model regresi tersebut tidak menyimpang dari asumsi klasik regresi berupa: normalitas, heteroskedastisitas, multikolonearitas, dan autokorelasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dan Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan analisis grafik normal P-P Plot berdasarkan pada hasil output SPSS grafik normal P- P Plot yang dapat dideteksi dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot.

45 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber : data yang telah diolah oleh penulis Dari hasil uji normalitas di atas terlihat data tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, dengan demikian model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas Kolmogorov Smirnov Test dengan melihat nilai signifikasi:

46 Jika signifikasi > 0.05, maka model regresi mempuanyai standar error yang normal. Jika signifikasi < 0.05, maka model regresi memunyai standar error yang tidak normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 48 Normal Parameters a,b Mean,0000000 Std. Deviation 37,79847291 Most Extreme Differences Absolute,062 Positive,062 Negative -,046 Kolmogorov-Smirnov Z,430 Asymp. Sig. (2-tailed),993 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data yang telah diolah oleh penulis Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa normalitas model regresi memiliki signifikansi > 0.05, maka H0 diterima yang berarti model regresi yang digunakan mempunyai standar error yang normal.

47 2. Uji Multikolonearitas Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tplerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai umum yang dipakai untuk menuntukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. (Ghozali, 2009:95-96). H0 Ha : tidak ada multikolonearitas : ada multikolonearitas Pengambilan keputusan: Jika VIF < 10, maka H0 diterima (tidak ada multikolonearitas) Jika VIF > 10, maka Ha diterima (ada multikolonearitas)

48 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonearitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF (Constant) 580,135 84,868 6,836,000 NPL 41,694 9,968,669 4,183,000,442 2,262 CAR -8,867 3,532 -,281-2,511,016,904 1,106 LDR 1,963,541,578 3,628,001,445 2,246 BOPO -9,339 1,466-1,320-6,372,000,264 3,791 a. Dependent Variable: Total Kredit UMKM Sumber : data yang telah diolah oleh penulis Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10 (VIF < 10). Sehingga Ho diterima, yang berarti variabel independen (NPL, CAR, LDR, dan BOPO) yang digunakan pada model persamaan regresi tidak ada multikolonearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen). 3. Uji Heteroskedastisitas Asumsi penting dalam regresi linier berganda adalah bahwa gangguan yang muncul dalam model regresi korelasi adalah homokedastis yaitu semua gangguan mempunyai variasi yang sama (Ghozali, 2009). Dalam regresi mungkin ditemui gejala heterokedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan

49 metode grafik. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot. Pengujian terhadap adanya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot antara nilai Y prediksi (SRESID) dan nilai residualnya (ZPRED) pada regresi Non Performing Lon (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Rasio (LDR), dan BOPO terhadap peyaluran kredit UMKM pada sektor Bank Pemerintah Pada Tahun 2010 2012: Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : data yang telah diolah oleh penulis

50 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi peyaluran kredit UMKM. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi menunjukkan dalam sebuah model regresi linier terdapat kesalahan pengganggu pada periode waktu dengan kesalahan pada periode waktu sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson. Jika nilai Durbin Watson terletak diantara du dan 4-du maka disimpulkan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan untuk uji autokorelasi : 0 < d < dl : tidak ada autokorelasi positif dl d du : tidak ada autokorelasi positif 4 dl < d < 4 : tidak ada korelasi negatif 4 du d 4 dl : tidak ada korelasi negatif du < d < 4 du : tidak atau autokorelasi positif dan negatif Berikut adalah hasil pengolahan data untuk uji autokorelasi Durbin Watson :

51 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson,716 a,513,468 39,517453916 2,183 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: Total Kredit UMKM Sumber : data yang telah diolah oleh penulis Berdasarkan tabel di atas hasil uji autokorelasi nilai Durbin Watson yang diperoleh sebesar 2.194 berada di antara du = 1.7206 dan (4-du) = 2.2794, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif. C. Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varian variabel dependen. (Ghozali, Aplikasi Analisis multivariate denagan Program SPSS, 2009).

52 Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate,716 a,513,468 39,517453916 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR, NPL Sumber : data yang telah diolah oleh penulis Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R 2 adalah 0.468. Artinya seluruh variabel independen mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu sebesar 46.8% sedangkan sisanya 53.2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam pengujian. 2. Uji F (Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah secara bersama-sama seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan: Jika Sig. < alpha 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika Sig. > alpha 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

53 Tabel 4.6 Hasil Uji F (Simultan) ANOVA b Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. Regression 70811,192 4 17702,798 11,336,000 a Residual 67150,054 43 1561,629 Total 137961,246 47 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: Total Kredit UMKM Sumber : data yang telah diolah oleh penulis H0: Tidak terdapat pengaruh antara NPL, CAR, LDR dan BOPO terhadap penyaluran kredit UMKM. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara NPL, CAR, LDR dan BOPO terhadap penyaluran kredit UMKM.. Dari hasil uji F di atas diketahui bahwa F-hitung sebesar 11.336 dengan nilai signifikansi 0.000 < a 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen yaitu NPL, CAR, LDR dan BOPO terhadap peyaluran kredit UMKM.

54 3. Uji t (Secara Parsial) Untuk menguji hipotesa dilakukan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel lain adalah konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika Sig. < 0.05, maka H0 ditolak. Jika Sig. > 0.05, maka H0 diterima. Tabel 4.7 Hasil Uji T (Parsial) Coefficients a Standardized Coefficien Unstandardized Coefficients ts Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 580,135 84,868 6,836,000 NPL 41,694 9,968,669 4,183,000 CAR -8,867 3,532 -,281-2,511,016 LDR 1,963,541,578 3,628,001 BOPO -9,339 1,466-1,320-6,372,000 a. Dependent Variable: Total Kredit UMKM Sumber : data yang telah diolah oleh penulis

55 Hipotesis H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit UMKM. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit UMKM. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa nilai Sig. Non Performing Loan (NPL) sebesar 0.000, maka Ho ditolak (0.000 < 0.05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Non Performing Loan (NPL) terhadap penyaluran kredit UMKM. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit UMKM. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit UMKM. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa nilai Sig. Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0.016, maka Ho ditolak (0.016 < 0.05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit UMKM. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit UMKM.

56 Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit UMKM. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa nilai Sig. Loan Deposit Ratio (LDR) sebesar 0.001, maka Ho ditolak (0.001 < 0.05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit UMKM. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap penyaluran kredit UMKM. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap penyaluran kredit UMKM. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa nilai Sig. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 0.000, maka Ho ditolak (0.000<0.05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap penyaluran kredit UMKM. 4. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan menunjukan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal, maka analisis pada penelitian ini

57 dapat menggunakan metode parametik, yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan alat bantu SPSS. Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.7. Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 580,135 + 41,694 NPL 8,867 CAR + 1,963 LDR 9,339 BOPO +e Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelaskan nilai konstanta sebesar 580,135, artinya jika NPL, CAR, LDR dan BOPO nilainya 0, maka nilai penyaluran kredit UMKM adalah sebesar 580,135%. Koefisien regresi NPL sebesar 41,694, artinya jika nilai independen lain nilainya tetap dan NPL mengalami kenaikan 1%, maka penyaluran kredit UMKM akan mengalami peningkatan sebesar 41,694%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara NPL dengan penyaluran kredit UMKM berarti semakin naik NPL maka semakin meningkat penyaluran kredit UMKM. Koefisien regresi CAR sebesar -8,867, artinya jika nilai independen lain nilainya tetap dan CAR mengalami kenaikan 1%, maka penyaluran kredit UMKM akan mengalami penurunan sebesar -8,867%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara CAR dengan penyaluran

58 kredit UMKM berarti semakin naik CAR maka semakin menurun penyaluran kredit UMKM. Koefisien regresi LDR sebesar 1,963, artinya jika nilai independen lain nilainya tetap dan LDR mengalami kenaikan 1%, maka penyaluran kredit UMKM akan mengalami peningkatan sebesar 1,963%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara LDR dengan penyaluran kredit UMKM berarti semakin naik LDR maka semakin meningkat penyaluran kredit UMKM. Koefisien regresi BOPO sebesar 9,339 menggambarkan nilai regresi ini adalah negatif, artinya jika nilai independen lain nilainya tetap dan BOPO mengalami kenaikan 1%, maka penyaluran kredit UMKM akan mengalami penurunan sebesar 9,339%. Koefisien ini bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara BOPO dengan penyaluran kredit UMKM berarti semakin naik BOPO maka semakin turun penyaluran kredit UMKM. D. Interpretasi Penelitian Pengujian hipotesis melalui regresi linier berganda bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan Deposit Ratio, dan BOPO mempengaruhi penyaluran kredit UMKM pada sektor Bank Pemerintah. Pengaruh NPL terhadap penyaluran kredit UMKM dapat dilihat nilai signifikasinya (tabel 4.7) lebih kecil dari 0.05, yaitu sebesar 0.000. Hal ini

59 menunjukan bahwa NPL berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Hal ini kemungkinan terjadi karena bank pemerintah memiliki rasio NPL tinggi, bank tetap melakukan ekspansi kredit dengan pertimbangan bank tidak menanggung biaya bunga yang tinggi atas dana yang dihimpunnya, terutama dana pihak ketiga dengan biaya mahal seperti deposito sehingga dapat melakukan pemberian kredit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Engkus Kusnandar (2012) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh positif secara signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Berdasarkan uji regresi pada uji t (tabel 4.7), menunjukan bahwa CAR berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penyaluran kredit UMKM. Hal ini dikarenakan nilai signifikannya lebih kecil dari 0.05, yaitu besarnya 0.016. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan negatif antara rasio CAR dengan penyaluran kredit UMKM. Artinya semakin tinggi rasio CAR maka akan terjadi penurunan kredit UMKM. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kebijakan manajemen bank yang fokus untuk mempertahankan atau meningkatkan permodalaanya diatas CAR minimun 8% yang ditetapkan oleh BI sehingga cenderung menahan dananya untuk memenuhi kebutuhan CAR dan membatasi pemberian kredit. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Alinda Agustina (2012) yang menyatakan CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM.

60 Pengaruh LDR terhadap penyaluran kredit UMKM dapat dilihat nilai signifikasinya (tabel 4.7) lebih kecil dari 0.05, yaitu sebesar 0.001. Hal ini menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Artinya semakin besar Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank, maka bank memiliki kemampuan pendanaan yang lebih besar, sehingga pada tahap selanjutnya akan berimplikasi kepada penyaluran kredit UMKM. Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu sumber pendanaan bank yang paling besar dalam proses intermediasi. Oleh karena itu, manajemen bank biasanya melakukan berbagai langkah strategi pemasaran yang efektif dalam rangka meningkatkan Dana Pihak Ketiga, antara lain dengan kebijakan pembebasan biaya administrasi bagi penabung, pemberian tingkat suku bunga yang lebih besar bagi penabung, dan memberikan hadiah-hadiah yang menarik untuk merangsang masyarakat menyimpan dananya di bank. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma Anindita (2011) yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif secara signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Pengaruh BOPO terhadap penyaluran kredit UMKM dapat dilihat nilai signifikasinya (tabel 4.7) lebih kecil dari 0.05, yaitu sebesar 0.000. Ini berarti bahwa nilai signifikasi < 5%. Artinya variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM selama kurun waktu penelitian ini. BOPO memiliki hubungan negatif dengan penyaluran kredit

61 UMKM. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tidak efisien bank dalam pengelolaan operasionalnya maka akan semakin tinggi beban operasional bank, sehingga menurunkan laba bank, yang pada akhirnya berdampak terhadap penurunan kredit UMKM. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso (2010) yang menyatakan rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMKM. Pada uji F (tabel 4.6) dapat diketahui bahwa secara bersamaan variabel independen (NPL, CAR, LDR, dan BOPO) berpengaruh terhadap variabel dependen (penyaluran kredit UMKM). Hal ini dibuktikan dari nilai signifikan sebesar 0.000 yang berarti nilai signifikanya lebih kecil dari nilai tarif yang telah ditentukan sebesar 0.05. Pada uji koefisien determinasi (tabel 4.5) dapat diketahui besarnya nilai adjusted R Square sebesar 0.468. Hal ini berarti bahwa 46.8% variabel dependen penyaluran kredit UMKM dapat dijelaskan oleh variabel independennya, yaitu: NPL, CAR, LDR, dan BOPO.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit UMKM pada sektor bank pemerintah. 2. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penyaluran kredit UMKM pada sektor bank pemerintah. 3. Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit UMKM pada sektor bank pemerintah. 4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan secara positif terhadap penyaluran kredit UMKM pada sektor bank pemerintah. 5. Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Ratio (LDR), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada sektor bank pemerintah. 62

63 B. Saran Dengan melihat pada hasil penelitian di atas, adapun saran yang dianjurkan, yaitu: Pihak manajemen bank agar berupaya meningkatkan kolektibilitas kreditnya sehingga dapat mengurangi rasio NPL dan memupuk dana pihak ketiga (LDR), karena dua faktor ini sangat berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM, disamping rasio lain yaitu CAR dan BOPO. Bagi Pihak manajemen bank meningkatkan efisiensi operasional bank agar dapat meminimalisir biaya dana yang harus dikeluarkan sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. Peningkatan pendapatan pada giliranya dapat meningkatkan pula pemberian kredit. Untuk lebih meningkatkan penyaluran kredit UMKM, perlu kebijakan pemerintah mendorong bank-bank menjadi pelaksana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bagi peneliti selanjutnya, apabila akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang tema yang sejenis sebaiknya perlu dilakukan perluasan subjek penelitian yang mencakup kebijakan kredit perbankan di Negara lain (terutama di negara Asia), sebagai perbandingan dan masukan bagi pengembangan kebijakan UMKM di tanah air.