BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014, bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

UJI KARAKTERISTIK FISIK BERAS ANALOG BERBAHAN DASAR TEPUNG TALAS DAN TEPUNG ONGGOK

Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

PEMBUATAN BERAS ANALOG BERBAHAN DASAR TEPUNG PISANG (Musa paradisiaca) THE PRODUCING OF ANALOG RICE BASED ON BANANA FLOUR (Musa paradisiaca)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Teknologi

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014 Januari 2015 di

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di bengkel Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB IV METODE PENELITIAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

MATERI DAN METODE. Materi

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB III METODE PELAKSANAAN

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

I. METODE PENELITIAN. Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Scoresheet Uji Sensori Hedonik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Pembuatan beras analog dari tepung umbi talas ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut : 1. Alat yang digunakan dalam pembuatan beras analog ini adalah : seperangkat mesin pembuat beras analog (granulator), nampan, baskom, stopwach, oven, mesin penggiling tepung (disk mill), gelas ukur, water bath, neraca analitik, neraca ohaus, digital caliper, baskom, ayakan tyler. 2. Bahan yang digunakan yaitu : tepung talas, tepung onggok kasar, tepung onggok halus dan air.

16 C. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah: 1. Pembuatan Tepung Talas Menurut Lingga (1986 dalam Wulandari, 2011) pembuatan tepung talas dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah yang pertama talas dikupas untuk menghilangkan bagian yang tidak dimakan. Kemudian talas dipotong dan dicuci dengan air untuk menghilangkan getah. Selanjutnya talas disawut tipis dengan ketebalan ± 0,1 mm. Talas kemudian direndam pada larutan NaCL 10% selama 60 menit. Langkah selanjutnya talas direndam dengan air selama 3 jam. Setelah perendaman talas ditiriskan dan ditata pada loyang untuk selanjutnya dikeringkan di dalam oven sehingga menjadi keripik. Keripik talas kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh tepung talas dengan ukuran 100 mesh. Diagram alir pembuatan tepung talas dapat dilihat pada Gambar 1. 2. Pembuatan Butiran Beras Analog Tepung talas yang sudah jadi selanjutnya akan diproses menjadi beras analog. Beras analog yang dibuat yaitu dari tepung talas yang dicampur dengan tepung onggok kasar atau tepung onggok halus dengan masing masing sampel sebanyak 1 kg. Tepung talas yang sudah dicampur kemudian ditambahkan air dan diputar dengan menggunakan mesin granulator hingga mendapatkan granular yang berdiameter 2-5 mm. Langkah langkah yang dilakukan dalam pembuatan butiran beras analog dapat dilihat pada Gambar 2.

17 Umbi talas Pengupasan Pencucian dengan air Penyawutan dengan ketebalan ±0,1 mm Perendaman dengan NaCL 10% selama 60 menit Perendaman dengan air selama 3 jam Pengeringan dengan oven pada suhu 60 C, waktu 6-12 jam Penggilingan menjadi tepung Tepung Gambar 1. Diagram alir pembuatan tepung talas

18 Mulai Penimbangan bahan Pencampuran bahan sampai homogen Penambahan air hingga merata Pembutiran dengan granulator Butiran beras analog Selesai Gambar 2. Proses pembuatan butiran beras analog Variasi komposisi campuran antara tepung talas dengan tepung onggok kasar atau onggok halus dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Kode bahan masing masing perlakuan No Tepung talas (%) Tepung onggok kasar (%) Tepung onggok halus (%) Kode perlakuan 1 75 25 - P1 2 85 15 - P2 3 95 5 - P3 4 75-25 H1 5 85-15 H2 6 95-5 H3

19 D. Parameter Pengamatan 1. Keseragaman Butiran Beras Analog Pengukuran diameter butiran beras analog dilakukan dengan penggolongan ukuran terlebih dahulu dengan ayakan tyler. Untuk mengetahui keseragaman butiran beras analog dilakukan dengan cara menimbang butiran beras analog sebanyak 500 g, kemudian dilakukan pengayakan dengan menggunakan ayakan tyler selama 10 menit yang digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu diameter lebih dari 4.70 mm, 3.33-4.70 mm, 2.36-3.33 mm, 2.00-2.36 mm dan kurang dari 2 mm. Butiran granular yang diinginkan berdiameter 2-4.70 mm. Ukuran diameter saringan yang digunakan dapat dilihat pada tabel perbandingan ukuran diameter lubang, yang berdasarkan pada ukuran standar yang umumnya digunakan seperti Tabel 6. Tabel 6. Ukuran diameter butiran Standar Mesh Ukuran Tyler U.S. mm Inches 4 4 4.70 0.185 6 6 3.33 0.131 8 8 2.36 0.094 10 12 1.65 0.065 12 14 1.40 0.056 14 16 1,17 0.047 16 18 0.991 0.039 24 25 0.701 0.028 32 35 0.495 0.020 35 40 0.417 0.016 42 45 0.351 0.014 48 50 0.295 0.012 Sumber : www.tramfloc.com/tfl2.html2.

20 2. Kerapatan Curah Kerapatan curah adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran bahan. Dalam penelitian ini penentuan kerapatan curah dilakukan dengan menimbang gelas ukur (W 1 ) yang volumenya diketahui (misalnya V 250 ml), kemudian diisi dengan beras analog hingga rata dibibir gelas ukur, lalu gelas ukur diketuk ketuk sebanyak 10 kali untuk memadatkan beras analog. Jika terjadi penurunan diisi kembali hingga rata permukaan, lalu ditimbang (W 2 ). Pengukuran kerapatan curah sebagai ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Kerapatan curah dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Berat sampel W 2 W 1 (g)...(1) Kerapatan curah = (g/cm 3 )...(2) Keterangan : W 1 W 2 = Berat gelas ukur (g) = Berat gelas ukur + Beras Analog (g) V = Volume gelas ukur (cm 3 ) 3. Kadar Air Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan dalam oven pada suhu 105-110º C. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan (Winarno, 1991). Dalam pengukuran kadar air dilakukan dengan cara menimbang beras analog sebanyak 5

21 g (W i ) kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 105ºC selama 24 jam. Setelah itu sampel didinginkan dalam desikator ± 15 menit dan ditimbang (W a ). Pengeringan diulangi sehingga mendapat berat yang konstan. Sampel yang dikeringkan diberi ulangan sebanyak 3 kali lalu dirata ratakan dan nilainya digunakan untuk perhitungan. Kadar air dihitung dengan rumus : Kadar air (%)... (3) Keterangan : berat sampel awal sebelum dioven (g) berat sampel akhir setelah pengovenan (g) 4. Daya Serap Air Pengukuran daya serap air pada butiran beras analog dilakukan dengan menimbang butiran beras analog sebanyak 20 g (W A ) direndam dalam air selama 5 menit. Kemudian diangkat dan ditiriskan lalu ditimbang kembali (W B ). Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali lalu dirata ratakan dan nilainya digunakan untuk perhitungan. Daya serap air dihitung dengan rumus : Daya serap air (%) ( )... (4) Keterangan : W A W B = Berat sampel sebelum perendaman (g) = Berat sampel sesudah perendaman (g)

22 5. Daya Pengembangan Beras analog yang telah selesai diuji keseragaman butirannya kemudian diambil sebanyak 5 g sebagai sampel untuk pengujian daya pengembangan. Sampel tersebut diukur diameternya dalam 2 orientasi sebagaimana Gambar 3 dan kemudian direndam dalam air panas dengan suhu 70 C selama 10 menit. Setelah direndam dengan air sampel tersebut mungkin sudah mengembang diukur kembali diameternya. Pengukuran diameter dilakukan menggunakan digital caliper. Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali. Perhitungan daya pengembangan adalah : Daya pengembangan =...(5) Keterangan : = diameter beras analog sebelum perendaman (mm). = diameter beras analog sesudah perendaman (mm). Gambar 3. Pengukuran dengan 2 orientasi.

23 E. Analisis Data Data data hasil pengukuran parameter keseragaman butiran, kerapatan curah, kadar air, daya serap air, dan daya pengembangan akan dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.