BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

PENGARUH PEMBERIAN ESKTRAK ETANOL ECHINACEA PURPUREA TERHADAP PROFIL DARAH DAN FUNGSI KOGNITIF MENCIT JANTAN PUTIH YANG DIINDUKSI SWIMMING TEST

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Seiring dengan kebutuhan untuk menyerap dan. kehidupan, khususnya sebagai seorang pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di Indonesia, namun penelitian dan pemanfaatan lumut ini

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB 1. PENDAHULUAN. dengan adanya cairan yang mudah terbakar seperti bensin, gas kompor rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kontroversi Pemakaian Obat Alami Untuk Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

I. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB VI PEMBAHASAN. Kadar trigliserida dan kolesterol VLDL pada kelompok kontrol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, gangguan kognitif dan sindrom

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap orang mempunyai aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari. Aktivitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan suatu energi (WHO, 2010). Tingkat aktivitas fisik yang dilakukan diperoleh dari nilai Physical Activity Level (PAL). PAL terdiri dari tiga tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat tergantung besarnya nilai PAL (FAO/WHO/UNU, 2001). Stres akan muncul ketika aktivitas fisik tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup (Wardani dan Rosita, 2008). Stre s merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan kerja dimana dapat mengancam dan memberikan tekanan secara fisiologi dan psikologi (Sutarto, 2010). Hubungan personal dengan lingkungan yang dapat menyebabkan stres disebut stressor (Lazzarus, 1990). Menurut penelitian Widyasari (Anggraeni, 2011) stres dapat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental dimana terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja. Semakin tinggi tingkat stres maka produktivitas kerja semakin menurun yang dapat berkontribusi dalam perkembangan suatu penyakit. Menurut Pratiwi dan Mayasari, (2009) Seseorang yang mengalami stres mempunyai konsekuensi untuk terkena kondisi yang patologis sehingga akan mengganggu respon imun. Penekanan fungsi sistem imun akan terjadi perubahan jumlah leukosit yang dapat menimbulkan peningkatan kerentanan seseorang terhadap terjadinya suatu penyakit infeksi (Konig et al., 2000). 1

Terjadinya stres yang dapat mempengaruhi kekebalan tubuh yaitu stres mempengaruhi saraf simpatis untuk mengeluarkan berbagai macam senyawa yang dapat merespon imun dengan cara mengikat reseptor pada sel-sel darah putih (Kemeny et a., 1992; Felten & Felten, 1994; Ader et al., 1995; Rabin, 1999) yang dapat mempengaruhi respon terhadap stres (Anstead et al., 1998; Landmann, 1992; Maisel et al., 1989). Hormonhormon yang ada di dalam tubuh seperti hormon epinefrin, norepinefrin, kortisol, hormon prolactin pituitary, hormon pertumbuhan, brain peptides melatonin, β endorpin serta enkephalin dikeluarkan oleh hipothalamus hiposis adrenal Axis, sympathetic adrenal medullary axis, hypothalamic pituitary ovarian axis akan terikat dengan reseptor spesifik pada leukosit yang memiliki berbagai macam distribusi serta memiliki efek regulasi (Ader et al., 2001). Hal-hal ini merupakan faktor perilaku yang berpotensi penting dalam menghubungkan stres dengan sistem kekebalan tubuh. Pada penelitian Pharma Nutura (2004) adanya aktivitas yang berat dapat meningkatkan produksi radikal bebas. Jika jumlah radikal bebas melebihi kemampuan pertahanan antioksidan maka akan menyebabkan stres oksidatif yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas leukosit (Cooper, 2000). Stres oksidatif merupakan suatu keadaan dari aktivitas fisik yang berat dimana terjadi peningkatan oksidan dan sistem pertahanan antioksidan tubuh tidak mampu untuk menetralisirnya (Hairrudin, 2005). Pada penelitiaan (Luan, 2013), mencit yang diberikan aktivitas berlebih berupa swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C selama 7 hari dapat menimbulkan stres oksidatif. Keadaan ini terjadi karena aktivitas fisik yang berat menyebabkan peningkatan metabolisme dan konsumsi oksigen yang dapat meningkatkan produksi ROS (Reactive Oxygen Species). Peningkatan metabolisme dan konsumsi oksigen diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat selama aktivitas fisik berat. Sebagian dari oksigen 2

yang dikonsumsi akan diubah menjadi ROS, sehingga peningkatan konsumsi oksigen akan mengakibatkan produksi ROS meningkat (Harjanto, 2004). Jumlah leukosit akan berubah karena adanya suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya mediasi dari katekolamin, kortisol, demarginasi, neuron transmiter dan peptida (Cooper, 2000). Pengaruh aktivitas fisik yang berlebih selain mempengaruhi jumlah leukosit juga mempengaruhi jumlah hitung jenis sel leukosit diantaranya pada sel limfosit dan neutrofil. Pada hasil penelitian (Harahap, 2008) mencit yang diinduksi aktivitas fisik yang berupa aktivitas renang sampai mencit hampir tenggelam. Lama perenangan yang dilakukan 24-25 menit selama 3 hari dapat menimbulkan perubahan jumlah hitung jenis leukosit, salah satunya adalah perubahan terhadap jumlah limfosit dan neutrofil pada mencit. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kadar kortisol yang dihubungkan dengan stres yang dialami oleh hewan coba (Harahap, 2008). Meningkatnya kadar kortisol menekan sistem imun sehingga menyebabkan produksi limfosit berkurang. Selain itu adanya stres akan meningkatkan produksi adrenalin yang dapat menyebabkan kenaikan jumlah neutrofil (Gunawan dan Sumadiono, 2007). Upaya masyarakat dalam meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh, mereka menggunakan obat imunomodulator atau imunostimulansia. Fungsi imunomodulator yaitu memperbaiki sistem imun yaitu dengan cara menstimulasi (imunostimulan) atau menekan/menormalkan aksi imun yang abnomal (Heru, 2001). Saat ini masyarakat lebih menggunakan produk herbal dibandingkan dengan produk sintetik. Pemilihan obat herbal tersebut dikarenakan obat herbal memberikan efek samping lebih ringan dibandingkan dengan produk sintetik sehingga masyarakat yang dulunya menggunakan obat sintetik beralih pada pengobatan herbal. 3

Indonesia merupakan suatu negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya hal ini termasuk tanaman-tanaman yang tumbuh di negara ini. Kebanyakan dari berbagai tanaman tersebut berkhasiat sebagai obat. Diawali dengan penggunaan tanaman secara empiris yang merupakan hasil turun temurun nenek moyang yang kemudian dicari kandungan yang dapat memberikan khasiat sebagai obat. Salah satu tanaman yang mempunyai fungsi sebagai imunomodulator yaitu dari golongan Echinacea sp. Secara empiris tanaman Echinacea sp. digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satu tanaman Echinacea sp. yang bisa digunakan sebagai imunomodulator yaitu Echinacea purpurea dimana bekerja dengan merangsang sel imun termasuk makrofag dan sel-sel pembunuh alami. Komponen utama pada Echinacea purpurea yaitu alkamides, polyacetylenes, cafeic dan derivat asam ferulat, polisakarida serta glikoprotein. Kandungan Echinacea purpurea yang berguna untuk imunomodulaor yaitu derivat caffeic acid. Derivat caffeic acid pada Echinacea purpurea hanya chicoric acid dimana merupakan komponen fenolik. Efek imunostimulannya dengan cara meningkatkan fagosit secara in vivo dan in vitro, aktivitas antihyaluronidase serta efek perlindungan terhadap radikal bebas (Li, 1998). Banyak produk Echinacea purpurea sudah masuk dan beredar di pasar Indonesia. Sediaan yang tersedia di Indonesia yaitu dalam bentuk sirup, kaplet dan kapsul. Pabrik obat, farmasi serta pabrik jamu banyak menggunakan Echinacea purpurea sebagai bahan baku olahan. Pada tahun 1690 ahli botani Eropa mulai mengenal Echinacea dan mulai dikembangkan penggunaan Echinacea sp. sebagai bahan baku obat. Formula obat paten Echinacea mulai dihasilkan dan berkembang luas pada tahun 1870. Sekitar tahun 1887 Echinacea sp. dimasukkan dalam Materia Medica dan 20 tahun selanjutnya sudah terkenal di pasaran (Rahardjo, 2005). 4

Stres selain mempengaruhi sistem imun dan aktivitas leukosit juga berpengaruh pada psikologis terutama fungsi kognitif yang meliputi perhatian, persepsi, berpikir, pengetahuan dan daya ingat. Fungsi kognitif sangat penting dalam kehidupan manusia. Fungsi kognitif diperlukan seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup dimana fungsi kognitif tersebut mempengaruhi aspek kehidupan yang lain seperti produktivitas, kreativitas dan keadaan umum (Saladin, 2003). Mekanisme penyebab terjadinya penurunan fungsi memori dan kognitif akibat stres yaitu adanya gangguan fungsi memori dan kognitif yang diakibatkan dari stres melalui beberapa peristiwa yang melibatkan hippocampus. Ada dua bentuk perubahan struktur hippocampus yang diakibatkan stres, yaitu stres berulang menyebabkan atrofi dendrit di regio CA3, dan stres akut maupun kronik dapat menekan neurogenesis neuron granula gyrus dentatus. Kondisi stres akan mengganggu fungsi hippocampus dimana akan terjadi peningkatan kadar kortisol yang berpengaruh pada reseptor glukokortikoid dengan konsentrasi tinggi. Gangguan pada hippocampus dapat menurunkan kemampuan memori (McEwen, 1998). Pada hasil penelitian (Gabriel, 2014) tentang pengukuran memori mencit jantan yang diinduksi akitivitas berlebih berupa swimming test dengan cara mencit direnangkan dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dengan rentang waktu 5, 10 dan 20 menit selama 1 bulan dapat menurunkan fungsi kognitif ketika diuji dengan T-maze labyrinth test. Saat ini dalam mengatasi penurunan fungsi kognitif banyak dokter meresepkan obat piracetam. Piracetam merupakan obat nootropik yang memiliki potensi neuronal maupun vaskuler. Efek neuronal yaitu efek untuk meningkatkan metabolisme dan penggunaan glukosa dan oksigen oleh selsel otak sedangkan untuk efek vaskuler yaitu dalam perbaikan reologi darah. Piracetam merupakan derivat GABA dan secara klinis digunakan 5

dalam gangguan keseimbangan (vertigo) atau kondisi yang berkaitan dengan proses penuaan seperti gangguan fungsi kognitif (Waegemans et al., 2002). Dari beberapa penelitian dan pustaka tentang pengaruh aktivitas berlebih terhadap daya tahan tubuh, profil darah, fungsi kognitif serta khasiat Echinacea purpurea sebagai antioksidan dan imunomodulator maka dilakukan penelitian. Pada penelitian ini akan dilihat apakah pemberian ekstrak etanol Echinacea purpurea dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan profil darah dari mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih berupa swimming test pada suhu air 25⁰C ± 1⁰C dengan rentang waktu 10 menit selama 30 hari dan mencit diberi ekstrak etanol bagian-bagian (batang, bunga, daun dan akar) tanaman Echinaceae purpurea dengan dosis 500 mg/70 kgbb. Dosis 500 mg merupakan dosis lazim obat Echinacea purpurea yang ada di pasaran sehingga dalam penelitian ini dosis disesuaikan dengan obat Echinacea purpurea yang ada pada umumnya. Digunakan piracetam sebagai kontrol positif untuk pengujian fungsi kognitif. Setelah 30 hari maka akan dilakukan pengamatan terhadap profil darah yaitu jumlah neutrofil dan limfosit serta dilakukan pengujian fungsi kognitif menggunakan alat T-maze Labyrinth test. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah yang diteliti yaitu 1. Apakah pemberian ekstrak etanol bunga, batang, akar dan daun tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb mempengaruhi perubahan profil 6

darah mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari? 2. Apakah pemberian ekstrak etanol bunga, batang, akar dan daun tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb mempengaruhi fungsi kognitif mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1 ⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari? 3. Manakah bagian (bunga, batang, akar dan daun) ekstrak etanol tanaman Echinacea purpurea yang dapat mempengaruhi perubahan profil darah dan fungsi kognitif mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga, batang, akar dan daun tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb terhadap perubahan profil darah mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga, batang, akar dan daun tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb terhadap perubahan fungsi kognitif mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari. 3. Untuk mengetahui salah satu bagian ekstrak etanol tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb yang dapat memberikan pengaruh lebih terhadap perubahan profil darah dan fungsi kognitif mencit jantan putih 7

yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari. 1.4 Hipotesis Penelitian 1. Adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga, batang, akar dan daun tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb terhadap profil darah mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari. 2. Adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga, batang, akar dan daun tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb terhadap fungsi kognitif mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari. 3. Adanya bagian tanaman Echinacea purpurea 500 mg/70 kgbb yang dapat memberikan pengaruh terhadap profil darah dan fungsi kognitif mencit jantan putih yang diinduksi aktivitas berlebih swimming test dengan suhu air 25⁰C ± 1⁰C dalam waktu 10 menit selama 30 hari. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang obat herbal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan fungsi kognitif akibat stres. 2. Memberikan informasi penting dan pengetahuan kepada peneliti untuk pengembangan penelitian tentang tanaman herbal. 8