BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kehidupan, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas VIII-H di SMP IPIEMS Surabaya serta faktor yang mendukung dan. menghambat dalam penerapan pendekatan tersebut.

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain, demikian sebaliknya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu

Oleh Marwanti Guru SDM Ambarbinangun ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. 1 Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kondisi Umum MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak. 1. Tinjauan Historis Berdirinya MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. laju perkembangan itu demikian luasnya hingga hampir mencakup seluruh kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. baik penjajahan fisik maupun non fisik atau termasuk ideologi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

Penerapan Strategi Active Learning Dalam Pembelajaran Akidah Di Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

PENGGUNAAN MEDIA DAN ALAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIKIH (Studi Kasus di Kelas VIII B SM Al Firdaus Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010)

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB III METODE PENELITIAN

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Siswa sekolah menengah pertama berada pada masa remaja, masa penuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif, akan tetapi metode tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari aplikasinya dilapangan, jenis penelitian ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang. serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH KELAS X TKJ SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2009: 6) berpendapat, bahwa : dan menganalisis data secara mendalam tentang analisis kebutuhan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi. berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai. perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dengan pengembangan potensi tersebut diharapkan peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian, pendidikan memiliki fungsi yang strategis dalam upaya pembangunan sumber daya manusia. Keberhasilan pendidikan banyak bergantung dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang merupakan sinergisitas dari komponen-komponen pendidikan, baik yang merupakan instrumen input yaitu kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, sistem pengelolaan maupun environmental input berupa faktor lingkungan sosial, dengan peserta didik sebagai subjeknya. Dalam membantu proses belajar peserta didik, media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang memegang peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar.

2 Media pembelajaran adalah segala jenis media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran (Thoha, 2004: 130). Media pembelajaran dalam hal ini merupakan bagian dari proses pembelajaran, karena berhubungan langsung dengan pemberian materi pelajaran dalam rangka efektifitas dan efisiensi pengajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu, baik edukatif, teknis, estetika maupun persyaratan lainnya. Persyaratan dalam standar ini perlu ditetapkan karena alat peraga atau media pembelajaran di sekolah banyak yang dibuat, baik atas inisiatif guru atau juga hasil karya siswa. Untuk menjamin agar alat tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan, maka perlu diadakan pemilihan terlebih dahulu. Sebagai alat bantu penghubung dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar, maka harus disesuaikan dengan orientasi dan tujuan pembelajaran (Thoha, 2004: 203). Menurunnya mutu pendidikan disinyalir karena rendahnya mutu pembelajaran di dalam kelas. Salah satu faktor penyebab ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran, baik yang tersedia di sekolah maupun yang sengaja dirancang oleh guru. Seorang guru harus mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran khusus yang hendak dicapai dengan merujuk kepada wawasan kependidikan guru, substansi materi ajar, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dan kesiapan peserta didik (Tarsa, 2004: 18).

3 Pike menyatakan bahwa dengan menambahkan media visual pada pemberian pelajaran, daya ingat akan meningkat dari 14 % sampai 38 % (dalam Silberman, 2006: 25). Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan hingga 200 % ketika digunakan media visual dalam pengajaran kosa kata. Tidak hanya itu, waktu yang diperlukan dalam menyajikan sebuah konsep dapat berkurang hingga 40 % ketika media visual digunakan untuk mendukung presentasi lisan. Ketika pembelajaran menggunakan media audio visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat dan lebih menarik bagi peserta didik (Silberman, 2006: 25). Grinder menyatakan bahwa dari setiap 30 peserta didik, 22 di antaranya mampu belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan bentuk pengajaran yang berkombinasi antara audio dan visual (dalam Silberman, 2006: 28). Beberapa keuntungan psikologis lain yang dapat diperoleh dari penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran antara lain: (1) perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan; (2) proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari; (3) pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta didik (Darajat dalam Syah, 2007: 209). SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul merupakan sekolah yang sudah cukup memiliki sarana prasarana belajar termasuk media pembelajaran. Namun, dalam penggunaannya masih perlu dioptimalkan karena sebagian guru kurang mampu mengoperasikan. Sekolah ini berada di tengah-tengah kampung yang diapit dua SD negeri, namun minat masyarakat untuk memasukkan anakanaknya ke SD Muhammadiyah Ambarbinangun yang notabene swasta, masih

4 cukup tinggi. Bahkan, merupakan SD Muhammadiyah terbaik nilai UASBN tahun 2009/2010 di Kecamatan Kasihan. Sebagaimana tercantum dalam kurikulum Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009/2010, salah satu indikator mata pelajaran ibadah kelas II semester II adalah peserta didik diharapkan mampu mempraktekkan shalat wajib dengan baik dan benar. Perumusan indikator ini mencakup tentang teori shalat (kognitif), sikap senang dan merasa bahwa shalat merupakan kebutuhan spiritualnya (afektif), serta trampil dan hafal bacaan serta gerakannya (psikomotorik). Dalam rangka mencapai indikator tersebut, berbagai model pembelajaran sudah dilakukan oleh guru PAI (Pendidikan Agama Islam) yang mengampunya. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, guru PAI telah menggunakan beberapa metode pembelajaran, antara lain metode ceramah, penugasan, demonstrasi maupun kerja kelompok, akan tetapi hasilnya belum memuaskan. Dalam pembelajaran peserta didik mudah kehilangan konsentrasi, ketika peserta didik mempraktekkan shalat, selain bacaannya belum begitu dikuasai, kaifiyahnya juga belum tepat, bahkan anak cenderung tidak tertib. Kelas II di SD Muhammadiyah Ambarbinangun dibagi menjadi dua rombongan belajar, yaitu kelas II A dan kelas II B. Kedua kelas ini mempunyai ciri khas masing-masing. Dibanding kelas II A, kelas II B cenderung kurang disiplin dan susah diatur. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan di kelas tersebut.

5 Setelah mempertimbangkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut guna menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dengan judul PENERAPAN MULTIMEDIA VCD PADA PEMBELAJARAN SHALAT KELAS II B SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN BANTUL. B. Penegasan Istilah Guna memperjelas perumusan masalah pada skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi tersebut sebagai berikut: 1. Penerapan Istilah penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti perihal mempraktekkan (Depdikbud, 1990: 935). 2. Multimedia VCD (Video Compact Disk) Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, media berarti alat (sarana) untuk menyebarluaskan informasi seperti surat kabar, radio, televisi (Poerwadarminta, 2007: 256). VCD (Video Compact Disk) adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita magnetik (Arsyad, 1997: 36). VCD sebagai multimedia karena bisa menghantarkan gambar,

6 suara dan gerakan. Dalam pengoperasiannya membutuhkan peralatan lain seperti TV monitor. 3. Pembelajaran Shalat Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada manusia disebabkan oleh pengalaman (dalam Syah, 2007: 90). Pembelajaran merupakan proses mendapatkan pengalaman sehingga didapatkan perubahan tingkah laku. Dengan pembelajaran shalat diharapkan peserta didik mampu menyebutkan nama-nama gerakan shalat dan bacaannya serta mampu mempraktekkannya dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Islam. Dengan demikian, yang dimaksud dengan penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat adalah bagaimana pemakaian media pembelajaran VCD dalam proses pembelajaran shalat wajib di kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul?

7 2. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul. b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah: a. Secara teoritis adalah untuk menambah khasanah keilmuan terutama dalam penerapan media pada pembelajaran agama sebagai upaya peningkatan pemahaman dan pengamalan ibadah. b. Secara praktis adalah menjadi alternatif referensi bagi peneliti berikutnya sebagai kemungkinan dilakukannya pengembangan penelitian yang serupa serta dapat memberikan motivasi, saran dan petunjuk untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik bagi guru serta pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru.

8 E. Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan media telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Beberapa penelitian tersebut antara lain: 1. Siti Umami (UIN Sunan Kalijaga, 2009) dalam skripsinya dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran VCD terhadap Prestasi Belajar Fikih Kelas VII MTsN Bantul Kota Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen, yang menerapkan media VCD dalam pembelajaran shalat jamaah. Kesimpulan dalam skripsi tersebut adalah terdapat perbedaan rata-rata prestasi kelompok siswa eksperimen dengan kelompok siswa kontrol (yang tidak diperlakukan eksperimen). 2. Fuadi Aziz (UIN Sunan Kalijaga, 2008) dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer sebagai Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas IX D SMP N 2 Temon. Penelitian tersebut menemukan adanya peningkatan motivasi belajar PAI yang tampak pada keaktifan dan perhatian dalam menyimak penjelasan guru melalui media berbasis komputer. 3. Siti Noor Musfiroh (UMS, 2008) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fikih Siswa Madrasah Aliyah Negeri Rembang Tahun Pelajaran 2007/2008. Penulis skripsi menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan

9 prestasi belajar yang signifikan pada mata pelajaran Fikih setelah penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Zaqqi Qudsi Kurniawan (UIN, 2009) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Multimedia Kits VCD (Video Compact Disk) sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fikih di Kelas VIII A Madrasah Muhammadiyah Wates Kulon Progo. Penelitian ini menemukan bahwa ada peningkatan motivasi belajar peserta didik yang signifikan dengan penerapan multimedia kits VCD dalam pembelajaran Fikih. Berdasarkan temuan-temuan penelitian di atas, penulis ingin mengembangkan pembahasan pada penerapan multimedia VCD yaitu tentang pola dan strategi pelaksanaannya. Diharapkan penelitian ini akan melengkapi kajian dalam bahasan penggunaan media dalam proses pembelajaran shalat wajib. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada materi pembelajaran shalat wajib. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini memenuhi kriteria kebaruan. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif lebih

10 memperhatikan proses daripada hasil semata dengan menganalisis data secara induktif (Bodgan dan Biklen dalam Thobroni, 2003: 122). Ditinjau dari tempatnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan atau penelitian kancah, yaitu suatu penelitian langsung di lapangan (Arikunto, 2006: 10). 2. Subjek dan Setting Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti (Arikunto, 2006: 145). Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI dan peserta didik di kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun. Adapun waktu penelitian adalah pada semester II bulan April sampai Juni 2010. 3. Teknik Pengumpulan Data Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan beberapa teknik sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2006: 156). Teknik observasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian, yakni di SD Muhammadiyah Ambarbinangun kelas II B. Dengan melakukan observasi, diperoleh data tentang lokasi penelitian, penerapan multimedia VCD pada pembelajaran

11 shalat wajib, dan faktor pendukung dan penghambat penggunaan media pembelajaran. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi umum SD Muhammadiyah Ambarbinangun meliputi; letak geografis, visi dan misi sekolah, kurikulum, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan serta siswa dan keadaan sarana prasarana sekolah dan dokumen penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat di sekolah tersebut. c. Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dan berhadapan dengan informan/responden atas maksud tertentu (Thobroni, 2003: 172). Wawancara dilakukan dengan panduan tertulis pokok-pokok pertanyaan kepada guru PAI yang mengampu di kelas II B sebagai informan/responden untuk memperoleh data tentang faktor pendukung dan penghambat yang dijumpai pada saat menggunakan media pembelajaran di kelas tersebut.

12 4. Analisis Data Analisis data adalah proses untuk memberikan intepretasi dari data yang telah dikumpulkan sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian (Nasution, 1988: 126). Dalam penelitian ini, setelah mengumpulkan data, peneliti menyajikannya dengan menggunakan metode analisis data yang bersifat deskriptif-kualitatif yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahanpermasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan (Arikunto, 1999: 246). Untuk menetapkan keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi, yakni pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Pada dasarnya ada empat macam triangulasi, yaitu memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori (Thobroni, 2003: 187). Adapun penelitian ini menggunakan triangulasi metode, yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data (informasi) yang diperoleh melalui metode yang berbeda, antara data hasil dokumentasi dengan hasil observasi.

13 G. Sistematika Pembahasan Penyusunan skripsi ini akan mencapai hasil yang diharapkan apabila disusun rencana sistematika pembahasan yang baik. Adapun dalam skripsi ini sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan, yang berisi latar belakang munculnya permasalahan sehingga perlu diadakan tindakan penelitian, penegasan istilah dalam judul penelitian, rumusan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika pembahasan. Bab II. Multimedia pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang meliputi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, multimedia dalam pembelajaran, dan penerapan multimedia dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bab III. Laporan Hasil Penelitian Lapangan tentang Penerapan Multimedia VCD pada Pembelajaran Shalat Kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, yaitu SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul, meliputi: letak geografis, visi dan misi sekolah, kurikulum, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan serta peserta didik dan keadaan sarana prasarana sekolah. Selanjutnya laporan tentang bagaimana penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul dan menjelaskan faktor pendukung dan penghambat penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul.

14 Bab IV. Analisis Data, dalam bab ini akan diuraikan analisis hasil pengumpulan data dan interpretasi data tentang penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul dan faktor pendukung serta penghambat penerapan multimedia VCD pada pembelajaran shalat kelas II B SD Muhammadiyah Ambarbinangun Bantul. Bab V. Penutup, yang terdiri atas kesimpulan, saran, dan kata penutup.