BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

AKTIVASI DAN KARAKTERISASI FLY ASH SEBAGAI MATERIAL ADSORBEN LIMBAH TIMBAL

PENURUNAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ARANG AKTIF BIJI KAPUK (Ceiba Petandra)

BAB III. BAHAN DAN METODE

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

POTENSI ARANG AKTIF MENGGUNAKAN AKTIVATOR

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

DATA PENGAMATAN. 2. Untuk Konsentrasi Aktivator H2SO4 4M Serbuk kayu. No Pengamatan Kelapa (gr) (gr)

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Zn 2+ DAN SO 4 2- DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG KERBAU SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TIMBAL, SULFAT DAN KLORIDA DALAM LARUTAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

PENGARUH KOMPOSISI Poly Ethylene Glycol (PEG) DALAM SINTESIS MEMBRAN PADAT SILIKA DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA UNTUK DEKOLORISASI LIMBAH CAIR BATIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Februari hingga Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

KARAKTERISASI SIFAT FISIS MEMBRAN PADAT SILIKA (SiO 2 ) UNTUK FILTRASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL, MASSA DAN WAKTU KONTAK KARBON AKTIF BERDASARKAN EFEKTIVITAS ADSORPSI β-karoten PADA CPO

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

Hasil dan Pembahasan

Mulai. Memanaskan 300 ml aquades dengan hot plate hingga mencapai suhu 60 C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

PEMANFAATAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ADSORBEN SULFIDA DALAM LIMBAH CAIR PABRIK TAHU SKRIPSI. Oleh : Maimunah Noer Aini NIM

METODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI BATANG TANAMAN GUMITIR (TAGETES ERECTA) DENGAN AKTIVATOR NaOH

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

POTENSI ARANG AKTIF BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

Mengapa Air Sangat Penting?

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

POTENSI ARANG AKTIF CANGKANG BUNGA PINUS SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H2SO4 DALAM LARUTAN

III. METODE PENELITIAN

ADSORPSI METILEN BLUE PADA KARBON AKTIF DARI BAN BEKAS DENGAN VARIASI KONSENTRASI NACL PADA SUHU PENGAKTIFAN 600 O C DAN 650 O C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Bentuk Fisik Sekam Padi dan Arang Aktif Hasil karakterisasi sekam padi arang aktif secara fisika ditunjukkan pada Gambar 6. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sekam padi (Gambar 6A) sebelum diaktivasi dan arang aktif (Gambar 6B) setelah diaktivasi. Proses aktivasi pada sekam padi dilakukan secara fisika dengan proses pembakaran dengan cara difurnace pada suhu 400 o C selama 4 jam (Gambar 6B). Pemanasan dengan suhu tinggi berfungsi untuk memutuskan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO 2 pada proses ini terjadi penambahan warna yang semula kuning menjadi hitam. Hasil ini sama dengan yang dilaporkan oleh Della et al. (2002). Pada penelitian ini tidak melakukan karakterisasi lebih lanjut karena cara kerja dan produk arang aktif dari sekam padi yang dihasilkan sama seperti yang dilakukan oleh Satriyani (2013). (A) (B) Gambar 6. (A) Bentuk fisik dari sekam padi (B) dan arang aktif sekam padi 25

26 5.2 Hasil Uji SEM Arang Aktif dari Sekam Padi Pengujian SEM di lakukan di LPPT UGM hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 4. Proses pembakaran sekam padi pada temperatur 400 o C selama 120 menit karbon sekam padi bertambah melalui reaksi pemutusan rantai karbon pada permukaan karbon sekam sehingga pori-pori semakin terbuka. Prubahan sekam padi setelah diaktivasi mengunakan SEM pada pembesaran 500x, 1000x, 1500x dan 2000x dapat di lihat pada gambar 4. (A (B (C (D Gambar 7. SEM hasil analisis arang aktif dari sekam padi: (A) pembesaran x500 (B) pembesaran x1000 (C) pembesaran x1500 (D) pembesaran x2000

27 Terlihat pada Gambar 7 dapat diamati perbedaan permukaan karbon sekam padi setelah dilakukan pembesaran dari 500x pada Gambar (A) 1000x pada Gambar (B) 1500x pada Gambar (C) dan 2000x pada Gambar (D) terlihat kejelasan pori-pori pada setiap pembesaran hasil uji SEM. 5.3 Pengaruh Waktu pengadukan Terhadap Penurunan Limbah Metilen Biru Pada penelitian ini telah dilakukan pengolahan limbah metilen biru dengan variasi waktu magnetic stirrer antara 30, 60 dan 90 menit dengan menggunakan 3g arang aktif sekam padi (Gambar 3b) dari sekam padi yang dicampurkan dengan limbah metilen biru sebanyak 100 ml. Hal ini dilakukan untuk mengetahui waktu optimum untuk mengolah limbah metilen biru dengan arang aktif dari sekam padi. Hasil pengolahan limbah metilen biru dengan arang aktif sekam padi dengan variasi waktu pengadukan ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 8. Perbedaan warna hasil perlakuan limbah metilen biru dengan variasi waktu pengadukan (Sempel) sebelum pengolahan (15) pengadukan selama 15 menit (30) 30 menit dan (60) 60 menit..

28 Gambar 9. Spektra UV-Vis hasil analisis variasi waktu sebelum pengolahan (a) sebelum pengolahan (b) pengadukan selama 15 menit (c) 30 menit dan (d) 60 menit Pada gambar 9 hasil adsorpsi metilen biru diuji mengunakan spektrofotometer Uv-Vis dengan variasi waktu 15, 30 dan 60 menit menujukan bahwa (a) itu setandar metilen biru yang digunakan 20 ppm pada ketinggian adsorpsi 3.122 kemudian setelah mengunakan arang aktif sekam padi 3 gram kemudian diaduk mengunakan magnetik stirer dengan variasi waktu 15 menit ditujukan pada panjang glombang (b) menjadi adsorpsi 0.220 kemudian variasi 30 menit ditujukan pada panjang glombang (c) menjadi adsorpsi 0.062 dan uji variasi waktu 60 menit dengan panjang glombang ditujukan pada gambar (d) menjadi adsorpsi 0.015.

29 Pada Gambar 9 dapat dilihat hasil penurunan limbah metilen biru sebelum dan sesudah di proses pengolahan. Gambar 9 ditunjukkan bahwa semakin lama waktu pengadukan semakin rendah kadar limbah metilen biru. 5.4 Pengaruh Berat Arang Aktif dari Sekam Padai Terhadap Penurunan Limbah Metilen biru Selanjutnya peneliti melakukan pengolahan limbah metilen biru dengan variasi berat arang aktif dari sekam padi (Gambar 3b) antara 5 gram dan 7 gram yang dicampurkan dengan air limbah metilen biru sebanyak 100 ml dan diaduk mengunakan magnetic stirrer. Variasi berat arang aktif dari sekam padi dilakukan untuk mengetahui berat maksimum arang aktif yang diperlukan untuk mengolah limbah metilen biru. Hasil pengolahan limbah metlen biru dengan menggunakan variasi arang aktif dari sekam padi ditujukan pada Gambar 8. Gambar10. Perbedaan warna hasil perlakuan limbah metilen biru dengan variasi berat arang aktif dari sekam padi (20ppm) sebelum pengolahan (3g) 3 gram (5g) 5 gram dan (7g) 7 gram berat arang aktif dari sekam padi

30 Gambar11. Spektra UV-Vis hasil analisis penurunan variasi berat arang aktif sekampadi sebelum pengolahan (b) 3 gram (c) 5 gram (d) 7 gram berat arang aktif dari sekam padi Pada gambar 11 hasil uji adsorpsi metilen biru dengan mengunakan sprktrofotometer Uv-Vis dengan variasi berat arang aktif sekam padi dengan berat 3 gram, 5 gram dan 7 gram. Pada panjang glombang (a) menujukan bahwa setandar metilen biru 20 ppm dengan ketigian adsorpsi 3.122 kemudian stelah dilakukan pengadukan mengunakan magnetic stirrer dengan variasi 3 gram arang aktif sekam padi didapat panjang glomang (b) adsorpsi menjadi turun 0.151 kemudian variasi 5 gram arang aktif didapat panjang globang (c) adsorpsi menjadi 0.065 selanjutnya 7 gram arang aktif dengan panjang glombang (d) adsorpsi menjadi 0.015. Pada Gambar 11 ditunjukkan bahwa semakin banyak arang aktif yang di gunakan dalam proses pengolahan limbah metilen biru maka semakin turun kadar metilen biru.