BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkannya. Bentuk konsumsi yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Cude, B. J, Lawrence (2006), melakukan penelitian dengan judul College

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup setiap orang. Seseorang akan berusaha memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Perilaku Konsumtif. produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

Pengaruh Financial Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Woodyard, 2011) best practice financial behavior diidentifikasi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, yang bisa disebut dengan kegiatan konsumtif. Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

Hubungan Financial Literacy dan Perilaku Konsumtif pada Pengguna Instagram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Robb dan Woodyard, 2011) best practice financial behavior

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring berjalannya waktu, finansial literacy (literasi finansial) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut penjelasan mengenai beberapa penelitian terdahulu sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipergunakan sebagai acuan adalah dengan menggunakan penelitian terdahulu. 1. Vincentius Andrew dan Nanik Linawati (2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang harus mempunyai perencanaan keuangan yang baik dalam pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin besar menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini ditulis dengan tujuan meneliti peran literasi keuangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.

Disusun Oleh : : Hanifah Mardhiyah NPM : Pembimbing : Prof.Dr.Fawzia Aswin Hadis. Psikolog

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan investasi. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

ANALISIS PENGARUH USIA, JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT LITERASI KEUANGAN (STUDI KASUS KONSUMEN CV.

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendanaan (financing) dari rencana investasi mereka. Beberapa negara seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Survey Tingkat Financial Literacy

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa alasan mengapa orang berbelanja, antara lain: untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tujuan hidup masing-masing yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Faried Wijaya, Ekonomikamakro Edisi 3, BPFE Yogyakarta, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk

Rika Pristian Fitri Astuti Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, IKIP PGRI Bojonegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG PADA IBU RUMAH TANGGA DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

Literasi Keuangan, Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Pengalaman Bekerja...

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat tingkat pemahaman masyarakat tentang keuangan syariah.

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

ABSTRAK. Kata kunci: financial self-efficacy, faktor sosiodemografi, pengelolaan keuangan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan dalam mengelola aset keuangan pribadi (personal financial

Okky Dikria Sri Umi Mintarti W.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dulunya tidak bisa dilakukan ketika masih menjadi karyawan. Setiap orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian dan untuk memperkuat penelitian yang dilakukan. Teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, tingkat pengetahuan keuangan atau financial knowledge dari

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mereka mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman untuk meneliti Pengaruh Potongan Harga, Citra Toko, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. asuransi bagi anggota keluarga memungkinkan kita untuk meminimalkan risiko

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell, 2007). Literasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

Lampiran 1 : Kuesioner Field Study

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Tujuan hidup ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini, Peneliti akan menguraikan mengenai beberapa kesimpulan yang

LITERASI KEUANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU KEUANGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 7-12 Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu antara lain : 1. Chen dan Volpe (2002) Melakukan penelitian dengan judul Gender Differences in Personal Financial Literacy Among College Student mempunyai tujuan untuk menemukan perbedaan jenis kelamin terhadap literasi keuangan mahasiswa secara pribadi. Variabel yang digunakan adalah pengetahuan keuangan pribadi dan perbedaan jenis kelamin. Data tersebut diperoleh melalui survei komprehensif. Subyek yang dituju adalah beberapa mahasiswa perguruan tinggi di Amerika. Teknik analisis yang digunakan adalah ANOVA. Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan pengetahuan keuangan pribadi ditemukan rata-rata perempuan memiliki pengetahuan keuangan yang lebih rendah daripada laki-laki. Persamaan penelitian : a. Subyek penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi. b. Variabel yang digunakan sama, yaitu perbedaan jenis kelamin. Perbedaan penelitian : a. Subyek penelitian adalah mahasiswa univesitas di Amerika. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan mahasiswa bisnis di Surabaya. 8

9 b. Teknik analisis yang digunakan adalah ANOVA. Sedangkan penelitian ini menggunakan teknik analisis MRA (Multiple Regression Analysis). 2. Indah Imawati, Susilaningsih dan Elvia Ivada (2013) Penelitian yang dilakukan ini berjudul Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh financial literacy terhadap perilaku konsumtif remaja pada program IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Variabel yang digunakan adalah financial literacy sebagai variabel bebas dan perilaku konsumtif sebagai variabel terikat. Data diperoleh melalui tes soal pilihan ganda dengan materi empat aspek financial literacy dan data perilaku konsumtif berupa angket dengan tiga aspek perilaku konsumtif. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa program IPS SMA Negeri 1 Surakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi linier. Penelitian ini menunjukkan bahwa financial literacy berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif remaja, yaitu ketika financial literacy meningkat maka perilaku konsumtif akan menurun. Persamaan penelitian : a. Data yang digunakan sama-sama menggunakan data primer. b. Variabel yang digunakan sama, yaitu literasi keuangan dan perilaku konsumtif.

10 Perbedaan penelitiaan : a. Subyek yang digunakan adalah siswa/i program IPS SMA Negeri 1 Surakarta. Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa bisnis di Surabaya. b. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi linier. Sedangkan penelitian ini menggunakan teknis analisis MRA (Multiple Regression Analysis). 3. Bashar, Ahmad and Wasiq (2013) Penelitian yang dilakukan ini berjudul A Study of Inflence of Demographic Factors on Consumer Impulse Buying Behavior dengan tujuan untuk menguji asosiasi variabel independen yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan terhadap perilaku konsumtif di daerah Delhi & NCR. Variabel yang digunakan adalah perilaku konsumtif, jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Data yang digunakan merupakan data primer, dimana responden sebanyak 250 responden yang diambil secara acak di toko daerah Delhi & NCR. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif didaerah Delhi & NCR. Semakin tinggi pendidikan, pendapatan dan pekerjaan individu maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan, pendapatan dan pekerjaan individu maka semakin rendah pula perilaku konsumtif yang dimilikinya.

11 Sedangkan, usia hanya berpengaruh saja terhadap perilaku konsumtif dan jenis kelamin yang lebih berpengaruh terhadap perilaku konsumtif adalah perempuan. Persamaan penelitian : a. Data yang digunakan sama-sama menggunakan data primer. b. Variabel yang digunakan sama, yaitu jenis kelamin dan pekerjaan orang tua. Perbedaan penelitiaan : a. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan analisis korelasi. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis MRA (Multiple Regression Analysis). b. Lokasi yang digunakan adalah di daerah Delhi & NCR. Sedangkan penelitian ini menggunakan lokasi di daerah Surabaya. 4. Brougham, Jacobs-Lawson, Douglas and Trujillo (2010) Penelitian yang dilakukan ini berjudul Who Pays Your Debt? An Important Question for Understanding Compulsive Buying among American College Students dengan tujuan untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa dan menjelaskan faktor apa yang membedakan pembayaran hutang mahasiswa tersebut. Variabel yang digunakan adalah perilaku konsumtif, pengetahuan keuangan dan kewajiban keuangan. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Amerika Serikat. Teknik analisis yang digunakan adalah ANOVA. Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumtif mahasiswa bervariasi, tergantung pada siapa yang menanggung kewajiban (diri sendiri, orang tua atau keduanya). Seorang

12 mahasiswa dengan pengetahuan keuangan yang tinggi dimungkinkan memiliki perilaku konsumtif yang tinggi pula, dikarenakan pembayaran hutang yang dilakukan oleh orang tua. Sedangkan, dengan pengetahuan yang rendah dimungkinkan memiliki literasi keuangan yang rendah pula, dikarenakan pembayaran hutang yang dilakukan oleh diri sendiri. Persamaan penelitian : a. Data yang digunakan sama-sama menggunakan data primer. b. Variabel yang digunakan sama, yaitu literasi keuangan dan perilaku konsumtif. Perbedaan penelitiaan : a. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa di Amerika Serikat Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa bisnis di Surabaya. b. Teknik analisis yang digunakan adalah ANOVA. Sedangkan penelitian ini menggunakan teknis analisis MRA (Multiple Regression Analysis). Ringkasan dari penelitian terdahulu serta persamaan dan perbedaannya dapat dilihat pada tabel 2.1

13 Tabel 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Nama Peneliti Chen dan Volpe (2002) Indah Imawati, Susilaningsih dan Elvia Ivada (2013) Tujuan Variabel Penelitian Sampel Penelitian untuk menemukan perbedaan jenis kelamin terhadap literasi keuangan mahasiswa secara pribadi. pengetahuan keuangan pribadi dan perbedaan jenis kelamin. mahasiswa perguruan tinggi di Amerika untuk mengetahui pengaruh financial literacy terhadap perilaku konsumtif remaja pada program IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. financial literacy sebagai variabel bebas dan perilaku konsumtif sebagai variabel terikat. siswa program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Teknik Analisis ANOVA analisis korelasi dan regresi linier Hasil Penelitian Pengetahuan keuangan pribadi ditemukan ratarata perempuan memiliki pengetahuan keuangan yang lebih rendah daripada lakilaki. Financial literacy berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif remaja, yaitu ketika financial literacy meningkat maka perilaku konsumtif akan menurun. Bashar, Ahmad and Wasiq (2013) untuk menguji asosiasi variabel independen yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan terhadap perilaku konsumtif di daerah Delhi & NCR perilaku konsumtif, jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Pembeli toko di daerah Delhi & NCR analisis regresi dan analisis korelasi. Faktor demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif didaerah Delhi & NCR. Brougham, Jacobs- Lawson, Douglas and Trujillo (2010) untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa dan menjelaskan faktor apa yang membedakan pembayaran hutang mahasiswa tersebut. perilaku konsumtif, pengetahuan keuangan dan kewajiban keuangan mahasiswa di Amerika Serikat ANOVA perilaku konsumtif mahasiswa bervariasi, tergantung pada siapa yang menanggung kewajiban (diri sendiri, orang tua atau keduanya). Natasha Shanty Herawati (2014) Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan faktor demografi terhadap perilaku konsumtif mahasiswa bisnis di Surabaya. Literasi Keuangan, Faktor Demografi dan Perilaku Konsumtif Mahasiswa Bisnis di Surabaya Multiple Regression Analysis Literasi Keuangan dan faktor demografi tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa bisnis di Surabaya.

14 2.2 Landasan Teori Pada sub bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendukung untuk digunakan sebagai dasar dalam menyusun kerangka penelitian maupun merumuskan hipotesis, yaitu sebagai berikut : 2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif diartikan sebuah perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mewah yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik (Triyaningsih, 2011). Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Nugroho, 2003 : 3). Menurut Nugroho (2003 : 11) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah: 1. Faktor kebudayaan Faktor ini meliputi kebudayaan, sub-budaya dan kelas sosial. 2. Faktor sosial Faktor ini meliputi kelompok referensi, keluarga serta peran dan status. 3. Faktor pribadi Faktor ini meliputi umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

15 4. Faktor psikologis Faktor ini meliputi motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap. Perilaku konsumtif juga diartikan sebagai suatu tindakan memakai produk yang tidak tuntas, artinya belum habis sebuah produk yang dipakai seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lainnya atau dapat disebutkan, membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang memakai barang tersebut (Sumartono, 2002 : 117). Menurut Sumartono (2002 : 119) indikator perilaku konsumtif, yaitu : 1. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. 2. Membeli produk karena kemasannya menarik. Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihiasi dengan warna-warna menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus rapi dan menarik. 3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya konsumen mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut dan sebagainya dengan tujuan agar konsumen selalu berpenampilan menarik perhatian yang lain. Konsumen membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan.

16 4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya). Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. 5. Membeli produk untuk menjaga simbol status. Konsumen mempunyai kemampuan membeli yang tinggi, baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain. 6. Memakai produk karena mengidolakan model yang mengiklankan. Konsumen cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. Konsumen juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. 7. Membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Konsumen sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri. 8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Konsumen akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelum ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.

17 2.2.2 Pengertian Literasi Keuangan Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan dengan tujuan mencapai kesejahteraan (Lusardi & Michell, 2007). Menurut Kiyosaki (2008) kecerdasan finansial atau literasi keuangan adalah bagian dari kecerdasan mental seseorang yang berhubungan dengan bagaimana mencari solusi masalah keuangan. Menurut Lusardi, Mitchell & Curto (2008) bahwa ada tiga hal yang memberikan pengaruh terhadap kemampuan financial literacy, yaitu : 1. Sosiodemographi, ada perbedaan kepahaman antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dianggap memiliki kemampuan financial literacy lebih tinggi daripada perempuan. 2. Latar belakang keluarga, pendidikan seorang ibu dalam sebuah keluarga berpengaruh kuat pada financial literacy, khususnya ibu yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi. 3. Kelompok pertemanan (peer group), kelompok atau komunitas seseorang akan memengaruhi financial literacy seseorang, memengaruhi pola konsumsi dan penggunaan dari uang yang ada. Literasi keuangan adalah pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya (knowledge and ability) (Lusardi & Mitchell, 2009). Literasi keuangan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan situasi keluarga (Lusardi, Mitchell & Curto, 2010), usia, pengalaman dan etnis (Lusardi & Mitchell, 2007). Menurut Chen and Volpe (2002), literasi keuangan memiliki 4 aspek utama, yaitu pengetahuan umum keuangan, tabungan, asuransi dan investasi yang sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi.

18 1. Aspek pengetahuan umum keuangan menurut Chen and Volpe (2002) menyatakan bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki terkait literasi keuangan bentuk pengetahuan umum. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan keuangan yang kurang tinggi menyebabkan perempuan lebih rendah daripada laki-laki tentang pemahaman akan uang bahwa uang merupakan sumber daya yang terbatas sehingga perlu dikelola dengan cermat. 2. Aspek tabungan menurut Chen and Volpe (2002) menyatakan bahwa literasi keuangan bentuk tabungan untuk laki-laki secara signifikan berbeda dengan perempuan, artinya bahwa laki-laki memiliki tabungan yang cukup untuk konsumsi di masa mendatang serta untuk pensiun yang lebih baik daripada perempuan. 3. Aspek asuransi menurut Chen and Volpe (2002) menyatakan bahwa persiapan dana proteksi merupakan hal yang vital karena setiap orang memiliki kemungkinan untuk mengalami peristiwa yang tidak diharapkan. Selanjutnya, untuk perbedaan jenis kelamin, ditemukan bahwa laki-laki lebih tinggi literasi keuangannya untuk memahami bagaimana memilih instrumen asuransi yang tepat dan bagaimana mengaplikasikannya dengan tepat. 4. Aspek investasi menurut Chen and Volpe (2002) menyatakan bahwa laki-laki akan lebih berani berinvestasi di pasar modal daripada perempuan sebab penelitian yang berfokus pada pengetahuan dalam

19 bidang investasi menemukan bahwa laki-laki memiliki pengetahuan yang tinggi dibandingkan perempuan. 2.2.3 Pengertian Faktor Demografi Robb dan Sharpe (2009) mengatakan demografi sebagai suatu studi yang mempelajari karakteristik, sikap dan perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, status pendidikan dan pendapatan. Beberapa variabel demografi yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan pekerjaan orang tua. 2.2.4 Pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif Menurut Brougham, Jacobs-Lawson, Douglas and Trujillo (2010) mengungkapkan bahwa perilaku konsumtif mahasiswa bervariasi, tergantung pada siapa yang menanggung kewajiban (diri sendiri, orang tua atau keduanya). Seorang mahasiswa dengan pengetahuan keuangan yang tinggi dimungkinkan memiliki perilaku konsumtif yang tinggi pula, dikarenakan pembayaran hutang yang dilakukan oleh orang tua. Sedangkan, dengan pengetahuan yang rendah dimungkinkan memiliki literasi keuangan yang rendah pula, dikarenakan pembayaran hutang yang dilakukan oleh diri sendiri. 2.2.5 Pengaruh faktor demografi terhadap perilaku konsumtif Bashar, Ahmad and Wasiq (2013) menyatakan bahwa faktor demografi yang meliputi jenis kelamin dan pekerjaan orang tua berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif.

20 1. Jenis kelamin Bashar, Ahmad and Wasiq (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa jenis kelamin berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif. Perempuan memiliki perilaku konsumtif yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, dimana ketika melakukan pembelian perempuan lebih sering didasarkan pada keinginan dan kehidupan sosial, sedangkan laki-laki didasarkan pada kebutuhan pribadi. 2. Pekerjaan orang tua Bashar, Ahmad and Wasiq (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pekerjaan berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif. Wiraswasta merupakan pekerjaan yang paling berpengaruh terhadap perilaku konsumtif daripada kategori yang lain, seperti pegawai negeri dan swasta. 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat dibuat kerangka pemikiran guna mempermudah peneliti dalam menemukan jawaban dari kerangka tersebut. Kerangka teoretis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Mudrajat, 2013: 45). Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini merupakan sebagian kecil dalam penelitian kolaborasi antara dosen dan mahasiswa, dengan kerangka kolaborasi seperti di bawah ini.

21 Well Being Gambar 2.1 KERANGKA KOLABORASI Sesuai dengan kerangka besar di atas, penelitian ini merupakan bagian dari penelitian kolaborasi dengan kerangka pemikiran sebagai berikut. Literasi Keuangan H 1 Faktor Demografi Jenis Kelamin H 2 + Perilaku Konsumtif Faktor Demografi Pekerjaan Orang Tua H 3 + Keterangan = pengaruh Gambar 2.2 KERANGKA PEMIKIRAN 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian empiris dan kajian teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini sebagai berikut.

22 H 1 : Literasi keuangan menurunkan perilaku konsumtif mahasiswa bisnis di Surabaya. H 2 : Faktor demografi jenis kelamin perempuan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa bisnis di Surabaya. H 3 : Faktor demografi pekerjaan orang tua wiraswasta berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa bisnis di Surabaya.