BAB I PENDAHULUAN. dengan pimpinan puncak suatu organisasi. Masing masing sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam lembaga keuangan seorang karyawan merupakan asset atau

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing memberikan kontribusi yang berbeda-beda dan memiliki fungsi. dan produkifitas kerja organisasi sebagai keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan adalah para karyawan. Seberapa canggih alat-alat yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Mengenai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. dan sosial yang pertama dibangun oleh nabi. Lembaga ini berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perencanaan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dimana baitul

BAB I PENDAHULUAN. relevan terhadap penyusunan strategi bisnis. Untuk dapat menyusun strategi. manusia yang berkualitas dan berkompeten tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). sementara yang lain merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun di bidang jasa. Pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kelembagaan tentunya terdapat suatu organisasi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa perusahaan. Salah satu usaha yang mungkin saat ini menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, serta penetapan tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB II LANDASAN TEORI. mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi sebagai soko guru

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja karyawan. Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling

BAB I PENDAHULUAN. 2010, hlm Burney dan Swanson Sistem Sumber Daya Manusia : Bagasatwa,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga menciptakan suatu manajemen yang baik. mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satunya adalah koperasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyediakan jasa keuangan yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. aset paling penting bagi perusahaan, dimana sumber daya tersebut memiliki

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha saat ini baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya manusia (SDM) yang ikut terlibat dalam melakukan aktivitas aktivitas operasional dalam suatu organisasi terdiri atas berbagai jenis dan tingkat, mulai dari karyawan tingkat rendah sampai dengan pimpinan puncak suatu organisasi. Masing masing sumber daya ini memberikan kontribusi kontribusi yang berbeda dan masing masing juga memiliki fungsi dan peranan yang berbeda pula, namun kontribusi dan fungsi fungsi ini saling berkaitan untuk mendukung berjalannya aktivitas dan seluruh kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. SDM adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi. 1 Begitupun dengan BMT tidak terlepas dari manajemen dan kualitas sumber daya manusia yang mengelolanya, dalam hal ini adalah karyawan. Sumber daya manusia (SDM) berkaitan dengan semua aspek tentang bagaimana orang bekerja dan dikelola dalam organisasi. SDM 1 Tjutju Yuniarsih dan Suwanto, Manajeman Sumber Daya Manusia, (Bandung : Alfabeta, 2008),hal.8 1

2 merupakan sumber daya yang berharga, SDM akan berjalan dengan efektif apabila dikembangkan dan didorong oleh kebijakan yang konsisten yang mendorong munculnya komitmen, akibatnya kemauan karyawan akan berkembang untuk bertindak lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan kepentingan organisasi untuk meraih keunggulan. Hal ini mencakup kegiatan seperti SDM, tanggung jawab sosial organisasi, manajemen pengetahuan, pengembangan organisasi, manajemen kinerja, pembelajaran dan pengembangan, manajemen imbalan, hubungan karyawan, kesejateraan karyawan, kesehatan dan keselamatan, serta penyediaan jasa karyawan. 2 Karyawan merupakan mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau organisasi, baik swasta maupun pemerintah dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. 3 Sebagai manusia, karyawan memiliki hakekat sebagai makhluk individu yang saling membutuhkan dan saling memiliki ketergantungan satu dengan yang lain. Serta sebagai makhluk sosial yang memerlukan kehidupan bersama dalam kebersamaan. Demikian juga dalam hal bekerja yang memerlukan hubungan yang saling berkaitan antara motivasi dan sikap yang ada pada diri karyawan. Dalam suatu pekerjaan karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam melakukan 2 Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. (Bandung : Alfabeta, 2013), Hal. 28 3 Bedjo Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja. (Bandung : Sinar Ilmu, 1998), Hal. 10

3 beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. 4 Namun pada dasarnya suatu organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. 5 Dalam melakukan suatu pekerjaan setiap karyawan membutuhkan motivasi yang ada pada dirinya agar timbul suatu semangat atau kegairahan dalam bekerja. Ada dua faktor penyebab timbulnya motivasi, yaitu dari dalam diri karyawan itu sendiri dan dari faktor luar karyawan. Setiap karyawan memiliki perbedaan motivasi pada dirinya dalam bekerja ada yang menginginkan suatu penghargaan yang diberikan oleh organisasi dimana ia bekerja dan ada juga yang menginginkan imbalan. 6 Motivasi merupakan salah satu unsur penting kesuksesan seorang karyawan dalam mencapai target pekerjaannya. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan untuk mencapai tujuan tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan karyawan untuk memenuhi dan 4 Veithzal Rifai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta : Raja Grafindo Perkasa, 2003), Hal. 250 5 Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), Hal. 216 6 Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis..., Hal. 170

4 menyalurkan kebutuhan individual tertentu agar dapat memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. 7 Sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang orang, obyek obyek, dan situasi situasi dengan siapa ia berhubungan. 8 Sikap atau determinasi perilaku berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Apabila seorang karyawan dalam dirinya tidak tertanamkan motivasi untuk maju dan sikap yang tidak baik maka akan berdampak pada kinerja dari karyawan tersebut. Kinerja merupakan hasil hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan atau pegawai seperti : motivasi, kecapakan, persepsi peranan dan sebagainya. 9 Motivasi dan sikap saling berhubungan terhadap kinerja karyawan, karena apabila seorang karyawan tidak mempunyai motivasi untuk maju serta kurangnya semangat dalam bekerja akan berdampak pada kinerja dari karyawan tersebut. Selain itu sikap juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sikap merupakan gambaran perilaku atau perbuatan pada diri 7 Suwatno, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 2013), hal. 171 8 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta : Prenada Media, 2004), hal. 211 9 Moh Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 121

5 seseorang dimana sikap dapat mengetahui bagaimana respon atau perilaku yang akan diambil oleh seorang karyawan yang bersangkutan. BMT merupakan sebuah lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam dalam bentuk koperasi serba usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya disektor keuangan, yakni simpan pinjam. Oleh karena itu hendaknya benar benar dioperasionalkan sesuai dengan yang dikehendaki oleh syariah dan tentunya tanpa mengesampingkan faktor profesionalitas baik dari segi pembinaan sumber daya manusia karyawannya maupun aspek aspek lain yang mampu mendongkrak omset BMT tersebut sehingga BMT mampu bersaing dengan lembaga lembaga keuangan konvesional lainnya. BMT berasaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berlandaskan prinsip syariah islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah, keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia dan akherat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil (sosial dan bisnis). Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung

6 pada uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pola pengelolaanya harus profesional. 10 Langkah awal yang perlu dilakukan BMT adalah menciptakan suasana kerja yang nyaman dalam dunia kerja. Salah satunya adalah bagaimana pihak karyawan dapat termotivasi, sehingga dituntut harus mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Pada dasarnya motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara proaktif dan produktif yang pada akhirnya berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. BMT Pahlawan Tulungagung merupakan salah satu dari 3000 BMT yang bertebaran diseluruh tanah air. BMT Pahlawan hadir untuk memberdayakan ekonomi masyarakat kecil sesuai syariah islam, yakni sistem bagi hasil atau tanpa bunga. BMT Pahlawan mulai beroperasi sejak 10 Nopember 1996 sampai sekarang. Untuk mempermudah pelayanan dan jangkauan, BMT Pahlawan mendekatkan diri dengan membuka cabang cabang di beberapa tempat yakni : Cabang Bandung di Ruko Stadion Bandung, Cabang Gondang di Komplek Ruko Stadion Gondang, Cabang Ngunut dan Pokusma di Notorejo. Jenis jenis pembiayaan yang dilakukan di BMT Pahlawan diantaranya: pembiayaan musyarokah, pembiayaan murabahah, 10 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (Yogyakarta : UII Press, 2004), hal.126-130

7 pembiayaan ba i bitsaman ajil, dan pembiayaan qordul hasan. Selain itu di BMT Pahlawan juga terdapat simpanan atau tabungan, diantaranya : simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan pokok khusus (saham), simpanan sukarela dengan pola mudharabah, simpanan investasi khusus, simpanan haji, dan simpanan pensiun. Dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi akan membawa dampak positif terhadap berkembangnya BMT Pahlawan. Sehingga masyarakat tidak ragu lagi untuk menyimpan dananya di BMT. Dengan jumlah dana yang besar, maka tingkat keuntungan BMT Pahlawan juga akan meningkatkan. Terbukti dari tahun ke tahun perolehan peningkatan laba BMT Pahlawan sebesar 3,2 %. Jumlah karyawan yang bekerja di BMT sampai saat ini berkisar antara 16 orang karyawan. 11 Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan tujuan ingin mengetahui tentang Pengaruh Motivasi dan Sikap Karyawan Terhadap Kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung. B. Rumusan Masalah 1. Apakah motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagng? 2. Apakah sikap karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung? hal.11 11 LPJ Pengurus BMT Pahlawan tahun buku 2013, rapat anggota tahunan 29 April 2014,

8 3. Apakah motivasi dan sikap karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh signifikan motivasi terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung 2. Untuk menguji pengaruh signifikan sikap karyawan terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung 3. Untuk menguji pengaruh motivasi dan sikap karyawan terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi dan menambah khasanah ilmiah terutama di bidang ekonomi islam 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Lanjutan Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti lain sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan tema penelitian ini b. Bagi BMT Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi BMT untuk mengetahui hubungan motivasi dan sikap karyawan sehingga dapat

9 menentukan langkah langkah bagi kinerja guna meningkatkan kinerja karyawannya. c. Bagi karyawan Sebagai bahan atau wawasan bagi karyawan agar dapat memotivasi dirinya dan dapat meningkatkan kinerjanya. E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Variabel variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh motivasi dan sikap karyawan terhadap kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung. Populasi atau obyek penelitiannya yaitu karyawan di BMT Pahlawan Tulungagung dengan populasi karyawannya berjumlah 16 orang. F. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi variable secara operasioanal, secara paraktik, secara riil, secara nyata, dalam lingkup obyek penelitian atau obyek yang diteliti. 1. Penegasan Konseptual a. Motivasi adalah bagian integral dan hubungan perburuhan dalam rangka proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumberdaya manusia. Karena sumber daya manusia merupakan elemen penting dan sangat menentukan dalam hubungan perburuhan maka hal hal yang berhubungan dengan konsepsi

10 motivasi sudah wajar diberi perhatian untuk keberhasilan perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan. 12 b. Sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang orang, obyek obyek, dan situasi situasi dengan siapa ia berhubungan. 13 Sikap atau determinasi perilaku berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. c. Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan, baik swasta maupun pemerintah dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. 14 d. Kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu, berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya. 15 e. Baitul Maal wa tamwil (BMT) adalah sebuah lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan dalam bentuk koperasi usaha. Yang berorientasi non profit dan komersial. seperti : pengumpulan dana zakat, infaq, dan shadaqah. 16 12 Siswanto, Pengantar manajemen, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), hal. 119 13 Winardi, Manajemen Perilaku Organisas..., hal. 211 14 Bedjo Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja..., hal. 10 15 Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis..., hal. 196 16 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa tamwil..., hal. 126

11 2. Penegasan Operasional Dari definisi konseptual di atas maka dapat dijelaskan maksud dari judul Pengaruh Motivasi dan Sikap Karyawan terhadap Kinerja di BMT Pahlawan Tulungagung adalah untuk mengetahui hal hal atau faktor faktor apa yang dapat mengarahkan karyawan dalam hubungannya dengan motivasi dan sikap. Sehingga kinerja karyawan dapat lebih baik dari sebelumnya dan BMT tersebut kualitasnya dapat meningkat. G. Sistem Pembahasan skripsi Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan beberapa unsur yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, penegasan istilah, metode penelitian serta sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Landasan teori ini berisikan teori teori sebagai hasil dari studi pustaka. Teori teori yang didapat akan menjadi landasan bagi penulisan untuk melakukan pembahasan dan pengambilan kesimpulan mengenai judul dari penelitian ini.

12 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini kan menguraikan tentang : pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampling dan sampel penelitian, sumber data, variabel dan skala pengukuran, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian serta analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan semua temuan temuan yang didapatkan dalam penelitian dan pembahasan secara deskriptif. Dalam bab ini terdapat dua bagian, yaitu : deskripsi data, pengujian hipotesis serta pembahasan BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan sebagai jawaban atas rumusan masalah sehingga dapat diketahui inti dari penelitian yang dilakukan dan saran bagi penelitian selanjutnya dan bagi pihak perusahaan.