BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

. BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. universal yang dilakukan oleh manusia. Dengan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan tertentu baik bersifat akademis maupun nonakademis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jalur sekolah atau pendidikan formal salah satunya melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan : Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 1 Sekolah Menengah Kejuruan di Salatiga salah satunya adalah SMK Kristen Bisnis dan Manajemen Salatiga. Di SMK Kristen BM Salatiga ini terdapat guru sebanyak 33 orang dan siswa sebanyak 470 orang. Ada empat jurusan yaitu Akutansi, Pemasaran, Perkantoran, dan Multimedia. Di dalamnya ada pembagian kelompok mata pelajaran normatif, adaptif, dan produktif. Salah satu mata pelajaran adaptif adalah kewirausahaan. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang mengutamakan keahlian dalam mengatur usaha mandiri. Upaya mengoptimalkan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menyajikan bahan ajar dengan baik. Kompetensi guru mata pelajaran kewirausahaan mengarah pada proses kemandirian dan profesionalitas guru dalam menjalankan seperangkat tugasnya yang berorientasi pada kualitas pendidikan. 1 Wina Sanjaya, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Media Group, jakarta,hal.143.

2 Guru juga merupakan sumber belajar bagi para peserta didik, maka dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya guru melakukan transfer ilmu kepada peserta didik dengan berpegang pada sumber yang valid dan dapat diterima oleh peserta didik. Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan : 1. Sebaiknya guru memilki bahan referensi yang lebih banyak di banding dengan siswa. 2. Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain. 3.Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan materi pelajaran inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan mana materi yang harus diingat kembali karena materi pernah dibahas dan lain sebagainya. 2 Mata pelajaran kewirausahaan di SMK Kristen salatiga kelas XI.6 dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini cenderung membuat siswa merasa cepat jenuh dan menciptakan kondisi siswa yang tidak dapat menciptakan ide kreatif dalam belajar dan hanya terfokus pada penjelasan yang disampaikan oleh guru. Ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan ini ditentukan oleh KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). KKM itu dipengaruhi oleh daya serap siswa, sarana prasarana dan rata-rata kelas pada mata pelajaran yang bersangkutan. Mata pelajaran Kewirausahaan KKM kelas XI 6 adalah 70. Namun demikan masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar KKM. Upaya yang akan dilakukan peneliti untuk melakukan perbaikan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran 2 Ibid. hal.281.

3 kooperatif ini guru lebih melakukan perannya sebagai fasilitator yang menghubungkan arah pemahaman siswa yang lebih tinggi dengan catatan yang dimilki oleh siswa itu sendiri. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat samapi enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. 3 Pembelajaran kooperatif mengarahkan siswa pada situasi dimana mereka harus mampu mencapai tujuan bersama secara kelompok. Dalam situasi ini siswa akan tumbuh rasa kebersamaan dan bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Pembelajaraan kooperatif mempunyai berbagai macam tipe salah satunya adalah dengan menggunakan tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation). Tugas-tugas akademik harus diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekedar di desain untuk mendapatkan jawaban dari suatu pertanyaan yang bersifat factual (apa, siapa, atau sejenisnya). 1.2. Permasalahan Penelitian Seharusnya dalam kegiatan belajar di dalam kelas guru selalu aktif dalam menyesuaikan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi siswa. Dengan model pembelajaran yang tepat fungsi guru sebagai penghubung untuk 202. 3 Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme Guru, hal.

4 menyampaikan ilmu kepada siswa akan mencapai ketuntasan sesuai tujuan pembelajaran. Senyatanya model pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengajar di kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen BM Salatiga mata pelajaran kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha guru hanya menggunakan metode ceramah di depan kelas. Aktivitas belajar hanya didominasi oleh guru dan menghasilkan kondisi belajar siswa yang tidak kondusif untuk belajar. Guru hanya sekedar ceramah dan memberikan soal tanpa melakukan evaluasi bersama. Kondisi belajar yang tidak kondusif seperti ini yang menjadikan siswa malas belajar. Sehingga dalam kenyataannya hasil belajar menurun dan tidak mencukupi standar KKM yang telah ditentukan oleh mata pelajaran kewirausahaan kelas XI 6. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di dalam kelas, ditemukan ada beberapa siswa yang tidur ketika guru memberikan ceramah di depan kelas, ada beberapa siswa yang membawa telephon seluler dan sedang bermain, ada beberapa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan secara acak oleh guru, dan ada beberapa siswa yang medapatkan nilai di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sehingga mengakibatkan menurunnya keaktifan belajar siswa yang terlihat di dalam hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM sebesar 70. Berdasarkan gejala problematis yang telah dijabarkan tersebut, yang menjadi sasaran dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah Apakah dengan

5 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Kewirausahaan, pokok bahasan Analisis Peluang Usaha Kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media, semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen BM Salatiga?. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Kewirausahaan, pokok bahasan Analisis Peluang Usaha dengan menggunakan di Kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media, semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen BM Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan mempunyai manfaat khususnya antara lain : A. Bagi siswa - Penelitian ini sebagai acuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran Kewirausahaan. - Mengembangkan kreatifitas siswa dalam mengkoordinasi pembagian tugas individu maupun kelompok.

6 - Membangun rasa kepercayaan diri mereka dalam menyelesaikan masalah pada mata matapelajaran Kewirausahaan. B. Bagi guru - Penelitian ini membantu meningkatkan kemampuan mengajar dengan menggunakan model pembelajaran secara profesional. - Guru termotivasi untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. C. Bagi sekolah SMK Kristen Salatiga - Penelitian ini untuk menumbuhkan suasana kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah. - Memajukan kualitas sekolah dalam mata pelajaran adaptif.