BAB V PENUTUP. digolongkan dalam beberapa bagian: Pertama, perempuan mempunyai. Ketiga, teks keagamaan sangat menghargai perempuan, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

Merupakan metodologi penafsiran Al Qur an Bertujuan untuk menghasilkan produk tafsir berkeadilan Gender Kerangka berpikir didasari oleh Pemikiran

BAB VII PENUTUP. 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah,

Selama manusia masih hidup di dunia, tentu tidak akan pernah lepas. dengan yang namanya problem-problem kehidupan. Begitu juga dengan

GENDER DALAM PERSPEKTIF AGAMA (ISLAM)

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan pembangunan. Tidaklah mudah untuk mengadakan perubahan

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

BAB IV PENUTUP. tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai

Pendidikan Agama Islam

KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017

PENERAPAN DIMENSI GSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (120 )

BAB V PENUTUP. telah terdapat beberapa kesimpulan sebagaimana berikut: perempuan tercermin dalam kalimat wa bimaa anfaqu min amwaalihim yang

Perempuan dalam pandangan Islam

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan atau laki-laki secara terpisah, tetapi bagaimana menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional tidak akan terwujud secara optimal tanpa adanya

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. candu bagi masyarakat digunakan untuk membius sebagaian besar

BAB I PENDAHULUAN. Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Paramadina, Jakarta, 2001, hlm 3.

HANIFAH MUYASSARAH FAK. DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHAZALI CILACAP

BAB IV. Refleksi Teologis. sekolah adalah perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan. Dimana sudah sangat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

Artikel HUMANIORA: KEKERASAN GENDER DALAM WACANA TAFSIR KEAGAMAAN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM 1. Oleh: Marzuki 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Teologi feminis dibangun berdasarkan keprihatinan terhadap kaum perempuan.

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

KEKERASAN GENDER DALAM TAFSIR KEAGAMAAN PERSPEKTIF ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

Penyusunan Kebijakan Responsif Gender. Bivitri Susanti Lembaga Administrasi Negara, 15 Maret 2017

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

BAB 4 PENUTUP. pengguna Sterilisasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon.

PERSPEKTIF KEADILAN DALAM REDD+

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU. DINA MARTIANY, S.H., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI. Feminisme dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf. Penelitian tersebut

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB IV TAFSIR QUR AN SURAT AL-NISÂ AYAT 34 PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER. A. Konsep Kesetaraan Gender Perspektif Asghar Ali Engineer

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dan mempertanyakan kembali segala bentuk tradisi dan aturan agama

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok

BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER

ANALISIS PESERTA DIDIK Karakteristik Umum PESSERTA DIDIK (USIA, GENDER, LATAR BELAKANG)

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ranah pemerintah daerah seperti Desa Pakraman kebijakan tentang hak-hak

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

PAKET 3 DIMENSI INKLUSI GENDER DAN SOSIAL (Gender SOSIAL Social Inclusion (Gender Social Inclusion GSI) GSI) DALAM PENDIDIKAN 120 menit 1

BAB III METODE PENELITIAN

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak untuk semua anak dan hal ini telah tercantum dalam berbagai instrument internasional

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sunda dan Islam dalam carita pantun Sunda Sri Sadana berlangsung secara

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dilakukan dan

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

BAB I PENDAHULUHAN. Anak merupakan amanah yang harus dijaga, karena pada merekalah masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERWAWASAN GENDER DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Maryati Jabar, Djusmaini Djamas, Latisma Dj

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. membentuk organ tubuh masyarakat. Jika keluarga baik, masyarakat secara

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. 1. Kisah Ina Mana Lali Ai ini merupakan gambaran dari realitas

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

golongan Kristiani, dan tidak juga kepada golongan keagamaan lainnya di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep keadilan gender perspekitf Mansour Fakih sebenarnya memiliki cakupan luas, akan tetapi pemikiran Mansour Fakih tersebut dapat di ringkas, yaitu bahwa keadilan gender, khususnya pada perempuan dapat digolongkan dalam beberapa bagian: Pertama, perempuan mempunyai kedudukan dan martabat yang sama dalam Islam, yaitu sebagai makhluq yang dilahirkan dari satu unsur dan sama-sama menerima tugas sebagai Khalifah di bumi. Kedua, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pendidikan. Ketiga, teks keagamaan sangat menghargai perempuan, sehingga pemahaman atau penafsiran yang kurang responsif terhadap perempuan perlu dikaji ulang untuk dilakukan sebuah perbaikan-perbaikan, misalnya, penafsiran mengenai masalah bahwa perempuan [Hawa] diciptakan dari tulang rusuk laki-laki [Adam] yang bengkok. 2. Gender dalam pendidikan Islam merupakan kegiatan atau proses yang mengaitkan satu komponen dengan komponen lainnya untuk menghasilkan pendidikan yang lebih baik, mengenai kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan dalam pendidikan Islam. Keadilan gender dalam Islam merupakan sesuatu yang esensial dalam proses pendidikan, sebab tujuan utamanya yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya perempuan. Adapun landasan- 144

145 landasan pendidikan Islam adalah Al-Qur'an, Hadis dan ijtihad. Dengan karakteristiknya, seperti tujuan pendidikan Islam dan kurikulum pendidikan Islam. Dan dengan beberapa metode pendidikan Islam yang secara garis besarnya terdapat di dalam Al-Qur'an dan Hadis, yaitu mengandung muatan keadilan bagi perempuan. 3. Analisa mengenai relevansi konsep keadilan gender perspektif Mansour Fakih dalam pendidikan Islam, maka hal-hal yang harus diperhatikan dalam melihat relevansi keadilan gender dalam pendidikan Islam yaitu: Meninjau kembali keadilan di dalam Islam khusunya pendidikan perempuan, pendidikan Islam harus responsive terhadap kebutuhan masyarakat dan peserta didik (laki-laki dan perempuan), tanpa membedakan kedua-duanya dalam dunia pendidikan, dengan mengkaji ulang kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk perempuan, memberikan solusi pembenaran atau meluruskan kembali segala bentuk permasalahan ketidakadilan gender dengan jalan, memberikan penjelasan yang benar dan transparan terhadap masyarakat dengan tujuan menegakkan keadilan, bersih dari campur tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan metode yang bisa merusak nilai-nilai kemurnian agama demi kepentingan tertentu, khususnya keadilan gender dalam pendidikan Islam. Akan tetapi secara praktis di lapangan, dalam proses pembelajaran, beberapa permasalahan atau kebijakan tersebut belum bisa memberikan rasa keadilan bagi perempuan. Maka berkenaan dengan masih adanya bias gender yang terjadi kepada perempuan, maka gender dalam

146 pendidikan Islam belum relevan dalam konsep keadilan gender perspektif Mansour Fakih. Sehingga diperlukan adanya suatu perubahan-perubahan di dalam komponen-komponen pendidikan Islam, baik itu mengenai sistem atau isi materi daripada pendidikan Islam yang berkeadilan. Kemudian juga penjelasan yang lebih detail dalam menafsirkan kata gender, sehingga dikemudian hari tidak terjadi lagi kesalahpahaman atau diskriminasi terhadap gender khususnya kepada perempuan dalam pendidikan Islam. B. Saran 1. Bagi Masyarakat Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, memiliki beragam macam sosial, budaya, etnis dan bahasa. Perbedaan ini bukanlah untuk saling menuntut dan menjatuhkan, tetapi untuk bersama-sama dalam satu tujuan kemaslahatan umat sebagai Khalifah di bumi. Dengan kedudukannya sebagai Khalifah, masyarakat harus memiliki pemahaman bersama bahwa antara laki-laki dan perempuan itu sama, sama-sama memiliki peran sosial, ekonomi dan terutama pendidikan. Perempuan juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dan mencari ilmu. Jangan sampai ada mitos bahwa perempuan hanya cukup di rumah saja. Masyarakat harus memiliki kesadaran yang krtitis dan benar dalam menafsiri gerakan kesetaraan gender terutama bagi anak-anak perempuan mereka, para ulama' dan para mufassir sebagai panutan umat, harus memberikan pemahaman yang benar kepada orang lain tentang tafsiran-

147 tafsiran seputar gender dan perempuan. Sehingga tidak ada tindakan diskriminasi terhadap gender dan perempuan 2. Bagi Kalangan Pendidikan Penulis berharap besar kepada para penanggung jawab pendidikan Islam dari semua tingkatan, mulai dari pusat sampai pada sekolah, untuk selalu bijak dan inklusif dalam mendesain dan mengimplementasikan segala kebijakan pendidikan Islam yang menghargai kaum perempuan. Pendidikan Islam selama ini, secara konseptual sudah responsive terhadap perempuan, akan tetapi di dalam kehidupan praktis, kita masih menempatkan posisi dan peran perempuan yang kurang seimbang dengan laki-laki terutama dalam proses belajar mengajar. Maka kalangan pendidikan harus mempunyai niatan bersama unrtuk menciptakan konsep kebijakan yang memperhatikan keadilan bagi manusia khususnya perempuan. Kesetaraan gender dalam proses pembelajaran memerlukan keterlibatan dinas-dinas yang terkait, sebagai pengambil kebijakan dibidang pendidikan sekolah secara kelembagaan dan terutama guru, Dalam hal ini diperlukan standarisasi buku materi yang salah satu kriterianya adalah berwawasan gender. Selain itu, guru akan menjadi agen perubahan yang sangat menentukan bagi terciptanya kesetaraan gender dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang peka gender. 3. Bagi Kalangan Pembela Perempuan Para pemerhati perempuan, selama ini sudah sering mengadakan pendampingan dan penyadaran terhadap kaum perempuan, tetapi hasil

148 yang diperoleh masih belum maksimal. Para aktivis ini selanjutnya harus lebih menyelami dunia pendidikan dengan ikut dalam mendesain dan mengimplementasikan kebijakan yang adil terhadap perempuan, yang nantinya akan menghasilkan peserta didik yang ramah pula terhadap perempuan, dengan memberikan penyadaran lewat pendidikan Islam sebagai bagian terpenting dalam Islam.