Kemiskinan Anak Multidimensi di Papua: Temuan Empiris dari 6 Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
Kemiskinan Anak di Asia Timur dan Pasifik: Deprivasi dan Disparitas. Sebuah studi di tujuh negara

Kemiskinan Multi-Dimensi Anak di Indonesia: Pola, Perbedaan dan Asosiasi. Gracia Hadiwidjaja, Cindy Paladines, dan Matthew Wai-Poi

Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia

Landasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

KEMISKINAN ANAK DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI FILIPINA. Reyes, Tabulaga, Rodriguez UNICEF Philippines

MENGUKUR PENDAPATAN DAN KEMISKINAN MULTI-DIMENSI: IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN

Novi Hidayat Pusponegoro. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Child Poverty and Social Protection Conference September 2013

b. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000

Mekanisme Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat. Ei Ei Thu Research Co-ordinator, Social Policy & Poverty Research Group - Myanmar

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DINAMIKA KEMISKINAN DAN PENGUKURAN KERENTANAN KEMISKINAN DALAM UPAYA MELINDUNGI ANAK-ANAK DARI DAMPAK KEMISKINAN

Perencanaan Berbasis Bukti untuk Menjawab Kebutuhan Kesehatan Anak dan Jaminan Sosial Bidang Kesehatan: Studi Kasus Tasikmalaya dan Jayawijaya

BALITA PADA RUMAHTANGGA MISKIN DI KABUPATEN PRIORITAS KERAWANAN PANGAN DI INDONESIA LEBIH RENTAN MENGALAMI GANGGUAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

PENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL RUMAH TANGGA MISKIN DALAM MENGOPTIMALKAN STATUS GIZI DAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK

Multiple Indicator Cluster Survey Kabupaten Terpilih di Papua dan Papua Barat Temuan Kunci Awal

Perlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia. Dr. Stephen Kidd

UNDANGAN PENGAJUAN MAKALAH

Kertas Kebijakan ini memberikan gambaran umum tentang masalah kesetaraan gender utama

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mempengaruhi variabel terikat yaitu tingkat kemiskinan.

Oleh : Setyo Budiantoro Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

Tantangan-tantangan yang Muncul dalam Mengukur Kemiskinan dan Kesenjangan di Abad ke-21

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono

ANALSIS MANFAAT INSIDEN (BENEFIT INCIDENCE ANALYSIS) PELAYANAN PUBLIK DI MALANG RAYA BENEFIT INCIDENCE ANALYSIS OF PUBLIC SERVICES IN MALANG RAYA

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. UPTPK didirikan kegiatan penyaluran bantuan kemiskinan di Kabupaten Sragen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

PEMBELAJARAN TENTANG PENGANGGARAN BERPIHAK PADA DAERAH

BAB IX PENUTUP. A. Kesimpulan

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

BAB 1 Pendahuluan. dan Sawada 2003), penyedia investasi modal manusia (Raut dan Tran 2005) serta layanan

MENGAPA PROMOSI KESEHATAN?

Sumatera Barat. Jam Gadang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

Keuangan Inklusif dan Penanggulangan Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan masalah multi dimensional, kemiskinan bukan

Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia

Perumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015

Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMISKINAN MULTIDIMENSI PAPUA

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendapatan per kapita saat itu hanya Rp. 129,615 (sekitar US$ 14) per bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KINERJA INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS PADA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH KECAMATAN MAIWA KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan

Peran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2014

Pemantauan & Evaluasi

Pendahuluan. Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008

Tgs PEMBANGUNAN EKONOMI PERDESAAN DAN PERKOTAAN. Rv Ppr

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: carbon accounting, akuntansi manajemen lingkungan, kinerja managerial, dan kinerja perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2017

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

TOLOK UKUR (BENCHMARK)

BAB I PENDAHULUAN. LP2KD Pemprov. Kaltara, 2017

EXECUTIVE SUMMARY PENGARUH NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA KERJA DALAM PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPTIF PADA KEMENTERIAN AGAMA

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI ANAK-ANAK MISKIN DI PERKOTAAN. Bagong Suyanto Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga

Universitas Indonesia

Kalimantan Timur. Lembuswana

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

PROTEKSI ASET INFORMASI ASIH ROHMANI,M.KOM

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2014

Sulawesi Tenggara. Tugu Persatuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

Transkripsi:

Kemiskinan Anak Multidimensi di Papua: Temuan Empiris dari 6 Kabupaten Erlangga Agustino Landiyanto UNICEF Papua Office, Indonesia Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013

Rasional: Mengapa Kita Mengamati Kemiskinan Anak di Papua Kemiskinan anak adalah salah satu penyebab kemiskinan saat dewasa Kemiskinan mempunyai banyak wajah dan multi-dimensi dan mengabaikan anak dalam hak asasi dasar mereka A high level of poverty and real observable challenge exist in accessing public services in Papua. Tingginya angka kemiskinan dan tantangan nyata dalam akses layanan publik di papua Keterbatasan ketersediaan data untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk melindungi anak miskin di Papua

Tujuan Penelitian Mengidentifikasi dan mengaplikasikan metode yang lebih baik untuk pengukuran kemiskinan anak di papua Mengidentifikasikan karakteristik anak miskin berdasar multiple indicator cluster survey (MICS) dalam konteks tanah papua Untuk memberikan rekomendasi kebijakan dengan strategi yang sesuai untuk mengurangi kemiskinan anak dan melindungi anak termiskin dari dimensi spesifik kemiskinan anak

Indikator, Data dan Metodologi

Dimensi Kemiskinan Anak (Gordon et al, 2003) Deprivasi Air yang Parah: Children who only has access to surface water Anak yang hanya mengakses air permukaan Deprivasi Sanitasi yang parah: Children who had no access to a toilet Anak yang sama sekeli tidak punya akses ke toilet Deprivasi Kesehatan yang Parah: Anak yang sama sekali tidak pernah diimunisasi dari penyakit apapun Deprivasi Pendidikan yang Parah: Anak usia 7 sampai 18 yang sama sekali tidak pernah sekolah Deprivasi Tempat Tinggal yang Parah: Anak yang tinggal dalam ruangan yang berisi lebih dari lima orang per-ruangan Deprivasi Informasi yang Parah: Anak usia 3-18 yang sama sekali tidak punya akses terhadap radio, televisi dan komunikasi

Temuan dan Analisis

Korelasi antara Indikator Kemiskinan Anak (Anak) Air Sanitasi Kesehatan Pendidikan Air 1 Sanitasi.312 ** 1 Kesehatan.285 **.262 ** 1 Pendidikan.246 **.230 **. b 1 Tempat Tinggal Info Tempat tinggal.037 **.103 **.025.073 ** 1 Informasi.296 **.405 **.272 **.259 **.129 ** 1

Headcount Deprivasi dari Indikator Individual Anak (%) Air Sanitasi Kesehatan Pendidikan Tempat Tinggal Merauke 12.3 7.4 3.7 2.6 10.7 11.5 Info Kaimana 6.8 29.6 19.1 2.9 5.8 12.4 Manokwari 3.3 20.3 17.3 2.2 5.1 10 Jayawijaya 38.7 58.1 34.9 16.2 8.8 45.5 Sorong 3.6 9.4 8.3 1.8 5.8 12 Biak 4.2 11.1 7.4 2.1 7.6 12.7 Kota 1 7.5 9.7 1.3 6.2 3.1 Desa 14.9 27.1 16.9 5.4 7.8 21.9 Total 10.5 20.9 14.5 4.1 7.3 16

Korelasi antara Indikator Kemiskinan Anak (Rumah Tangga yang memiliki Anak) Air Sanitasi Kesehatan Pendidikan Air 1 Sanitasi.348 ** 1 Kesehatan.287 **.335 ** 1 Tempat Tinggal Info Pendidikan.246 **.252 **. c 1 Tempat tinggal.034 *.084 ** -.015.084 ** 1 Informasi.303 **.438 **.336 **.264 **.110 ** 1

Headcount Deprivasi dari Indikator Individual Rumah Tangga (yang memiliki anak) dengan anak miskin (%) Air Sanitasi Kesehatan Pendidikan Tempat Tinggal Merauke 10.1 5.2 2 2.9 6.3 9.3 Kaimana 6.6 27.3 11.2 3.2 4.2 11.6 Manokwari 3.2 19.4 9.2 2.9 2.8 9.2 Info Jayawijaya 40.0 60.9 20.4 15 6.1 42.9 Sorong 2.4 6.5 3.7 2.2 3.4 7.8 Biak 3.5 10.4 5.4 2.6 5.2 11.9 Kota 0.7 6.9 5.8 1.7 4 3 Desa 14.5 25.7 9.1 5.8 4.9 19.6 Total 10.1 19.7 8.1 4.5 4.6 14.4

Headcount Kemiskinan % Anak Miskin % Rumah Tangga Dengan Anak Miskin K=1 K=2 K=3 K=1 K=2 K-3 Merauke 30.6 10.2 3.8 24.7 7.0 2.9 Kaimana 47.7 16.1 3.9 45 15.5 3.1 Manokwari 32.7 10.5 3.4 31 10.8 3.7 Jayawijaya 70.9 55.9 34.0 73.9 58.5 35.5 Sorong 26.8 7.9 2.2 19.2 4.8 1.6 Biak 32.4 8 2.0 29.5 7.2 1.7 Kota 18.8 3.9 0.9 17.2 3.7 1.0 Desa 47.1 22.3 10.4 43.4 21.3 10.3 Total 38.1 16.4 7.4 35.1 15.7 7.4

Headcount Deprivasi dari Indikator Individual Anak Menurut Aset (%) Air Sanitasi Kesehatan Pendidikan Tempat Tinggal Info Termiskin 33.1 68.8 37.8 15.1 12.9 56.6 Agak Miskin 9.7 20.4 10.4 2.6 9.7 15.0 Menengah 5.2 7.0 9.0 1.9 6.2 3.9 Agak kaya 1.5 2.6 6.0 0.1 4.6 0.0 Paling Kaya 0.0 0.0 5.5 0.3 1.9 0.0

Headcount Kemiskinan menurut aset K=1 K=2 K=3 K-4 Termiskin 90.4 63.0 33.0 11.9 Agak Miskin 50.2 11.3 1.9 0.3 Menengah 25.7 2.8 0.1 0.0 Agak kaya 11.9 0.7 0.0 0.0 Paling Kaya 4.6 0.1 0.0 0.0

Implikasi dan Rekomendasi Kebijakan

Rekomendasi (1) Metodologi memperhitungkan modal sosial, kebiasaan dan budaya dan penelitian selanjutnya Identifikasi dimensi non monetary tambahan yang sesuai dengan konteks papua Mengintegrasikan dimensi perlindungan khusus Mengkombinasikan analisa monetary dan non-monetary (harus didukung dengan ketersediaan data) Strategi Pembangunan dan Perencanaan Inclusion of child poverty on poverty reduction strategic paper Inklusi kemiskinan anak dalam strategy penanggulangan kemiskinan Integrasi penanggulangan kemiskinan anak dalam dokumen perencanaan pemerintah

Penganggaran dan Investasi Sosial Rekomendasi (2) Meningkatkan Efektifitas dari Penggunaan anggaran kesehatan dan pendidikan Scaling up and improving BOSDA Meningkatkan skala dan memperkuat BOSDA BOK Provinsi Kerjasama pemerintah dan swasta untuk meingkatkan komunikasi dan informasi Akses Unversal Layanan Publik Expanding the availability of health and education service Memperluas ketersediaan layanan kesehatan dan pendidikan Menyelesaikan masalah jarak

Rekomendasi (3) Perlindungan Sosial Adjusting Raskin into strengthening local food Dukungan Tambahan dari BSP Kartu Papua Sehat Memperkuat bantuan tunai bersyarat agar sesuai dengan konteks lokal

Terima Kasih!