BAB III ARBITRAGE PRICING THEORY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pasar ini, investasi memiliki risiko dan return yang berbeda. Risiko dan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

Dua model keseimbangan:

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

Model-model Keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

Model-model keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB III CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING TEORY (APT)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. yang menjelaskan mengenai hubungan risiko dan harapan pengembalian (expected

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RISIKO & RETURN PADA ASSET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penyimpangan yang sering disebut ketidakpastian (uncertainty).

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian suatu negara termasuk di Indonesia. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

Daftar lsi BAB 2 MEMPERSIAPKAN DATA... 15

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

OVERVIEW. Dua model keseimbangan: Arbitrage Pricing Theory (APT) Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3/40

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1. Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan identifikasi masalah terhadap analisis pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2006, secara bertahap akan

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan masing-masing sebesar 3,2 persen dan 3,0 persen.

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

Rita Indah Mustikowati, SE, MM

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri properti saat ini sangat pesat. Kurang lebih 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan

Return Portofolio. Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III ARBITRAGE PRICING THEORY 3.1 Pendahuluan Douglas (2012, hlm. 6) mengemukakan bahwa teori keuangan modern telah difokuskan pada risiko sistematis seperti inflasi, tingkat suku bunga dan lain sebagainya sebagai sumber risiko. Ini menunjukan bahwa dalam jangka panjang, return aset individu mencerminkan pengaruh fundamental ekonomi yang sistematis. Markowitz s (dalam Douglas 2012, hlm. 11) mengemukanan bahwa teori portofolio modern berkaitan dengan ekspektasi return dan risiko portofolio. Didasarkan pada asumsi bahwa investor yang rasional memilih untuk memegang portofolio efisien dalam memaksimalkan laba untuk tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko untuk return yang diberikan. Berdasarkan teori tersebut, portofolio efisien dapat diidentifikasi dengan analisis informasi untuk setiap saham mengenai ekspektasi return dan variansi. Makroekonomi memperhatikan terhadap pengaruh return saham serta return pasar saham. 3.2 Model Arbitrage Pricing Theory 3.2.1Deskripsi Umum Capital Asset Pricing Model bukan merupakan satu-satunya teori yang menjelaskan mengenai bagaimana suatu aktiva ditentukan oleh harga pasar, atau bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang di pandang layak untuk suatu investasi. APT merupakan cara lain untuk menghubungkan variabel makroekonomi dengan return saham. Ross(dalam Douglas Akwasi 2012, hlm. 16) mengemukakanarbitrage Pricing Theory merupakan suatu teknik penilaian aset modal yang mengasumsikan bahwa return pada aset adalah fungsi linear dari setiap jumlah faktor makroekonomi. APT menyatakan bahwa realisasi return pada aset terdiri dari return ekspektasi atas aset tersebut pada awal periode waktu dan realisasi tak terduga dari kfaktor risiko selama periode itu ditambah risiko tertentu dalam perusahaan.faktor-faktor tersebut terbatas dan tidak berkorelasi dengan faktor tertentu dan saling independen antara faktor. Model APT didasarkan pada dua konsep. Pertama adalah generasi dari return yaitu sejumlah faktor yang diasumsikan menghasilkan return aset berisiko. Faktor tersebut adalah faktor sistematis yaitu mempengaruhi semua aset berisiko sampai batas tertentu. Konsep lainnya dari model APT adalah prinsip arbitrase. Untuk menghindari kemungkinan arbitrase, return pada ekuitas harus sama dengan hasil yang diharapkan dari portofolio yang menggabungkan faktor portofolio dan aset tanpa risiko disebut portofolio 27

arbitrase. Portofolio arbitrase adalah setiap portofolio yang dibangun tanpa modal dan diinvestasikan tidak memiliki risiko dan dapat menghasilkan return rata-rata nol. 3.2.2 Asumsi Dasar Menurut Reilly (2000) terdapat tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) yaitu 1) Pasar modal dalam keadaan yang kompetitif. 2) Para investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang dengan kepastian, 3) Pendapatan aset dapat dianggap mengikuti model faktor. Husnan (1994) berasumsi bahwa dalam APT returndibentuk dari risikosuatu faktor model (return generating process) yang akan mempengaruhi return suatu portofolio. Faktor risikomerepresentasikan keadaan makro ataupun risiko spesifik dari suatu perusahaan. Model ini mengasumsikan bahwa saham yang berbeda akan memiliki sensitifitas yang berbeda terhadap faktor risiko. Model Arbitrage Pricing Theory bermanfaat jika investor dapat: 1) Mengidentifikasi dengan baik faktor-faktor yang relevan terkait return saham. 2) Mampu mengukur sensitivitas masing-masing saham terhadap faktor-faktor tersebut. Dalam APT kategori risiko aset terbagi menjadi dua bagian yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.risiko sistematis adalah faktor makroekonomi yang mempengaruhi semua saham meliputi pasar aset secara keseluruhan dan risiko yang selalu ada pada setiap saham, sedangkan risiko tidak sistematis bentuk error. Elemen ini adalah unik untuk setiap saham dan dapat dihilangkan dengan diverisifikasi 3.2.3 Model Faktor Risiko tidak sistematis antar aset di pasar saham tidak saling berkorelasi sedangkan risiko sistematis pada setiap pasar saham akan saling berkorelasi, karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sama. Pengaruh risiko sistematis dapat dilihat dengan menggunakan koefisien beta, yang dapat mengukur kepekaan saham terhadap perubahan pasar. Semakin peka perubahannya nilai beta akan semakin tinggi. Return pada setiap saham dapat ditulis sebagai : R i = E R i + U R i (3.1) dimanar i menyatakan Return aktual, E R i menyatakan ekspektasi return, dan U R i menyatakan bagian tak terduga dari return aktual dan merupakan risiko. 28

Karena setiap risiko pada saham dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu sistematis dan tidak sistematis. Maka persamaan (3.1) dapat ditulis kembali sebagai: R i = E R i + m + ε i (3.2) dimanam menyatakan risikosistematis dan ε i menyatakan risiko tidak sitematis. Sumber-sumberrisikosistematis dinotasikan sebagai F yang disebutfaktor. Sehingga persaman diatas disebut sebagai model faktor yang merupakan fondasi utama dari model APT. Secara formal modelk-faktoradalah modeldi manasetiapreturn sahamyang dihasilkanoleh: R i = E R i + β 1 F 1 + β 2 F 2 + + β k F k + ε i dimanaf 1 k menayatakan faktor atau sumber risiko sistematiske-1 sampai kek, β 1 k menyatakan koefisien beta return saham ke-1 sampai ke-k, E R i menyatakan ekspektasi return dan ε i (t) menyatalan bentuk error. ( 3.3) Persamaan (3.3) disebut sebagai market model. Istilah tersebut karena indeks yang digunakan untuk faktor adalah indeks return yang mewakili seluruh pasar.jika dituliskan dalam bentuk matriks sebagai berikut: R 1 R 2 R N = E R 1 E R 2 E R N + β 11 β 12 β 1K β 21 β 22 β 2K β N1 β N2 β NK F 1 F 2 F k + ε 1 ε 2 ε N ( 3.4) Dengan asumsi bahwa 1) E F k = E ε i = E F k, F m = E ε i, ε j = E F k, ε i = 0 Hal ini mempunyai arti ekspektasi untuk semua faktor risiko aktual dan bentuk error adalah nol. 2) cov ε i, F j = 0, Untuk semua j = 1,2,, K Hal ini mempunyai arti, bentuk error tidak berkorelasi dengan faktor risiko aktual 3) cov F j t, F j t = cov ε i t, ε i t = 0, untuk semua j = 1,2,, K dan untuk semua t t Hal ini mempunyai arti, semua faktor aktual dan bentuk error tidak saling berkorelasi antar waktu. Model faktor yang paling sederhana adalah model satu faktor, indeks harga pasar seperti IHSG digunakan sebagai faktor tunggal. Dengan menggunakan single factor model. Tingkat keuntungan sahamadalah sebagai berikut : R = E(R) + β R indeks pasar E R indeks pasar + ε ( 3.5) Market model ditulis sebagai : 29

R = E(R) + β R M E R M + ε dimanar M menyatakan return dari portofolio pasar. ( 3.6) 3.2.4 ReturnPortofolio Proses linear penambahan return menghasilkan persamaan (3.3) adalah persamaan yang mendasari model APT. Pertama, bentuk portofolio dari sejumlah N saham dengan menggunakanone factor modeluntuk menjelaskan risiko sitematis.jika X i adalah proporsi dari dana yang diinvestasikan pada saham ke-i maka X 1 + X 2 + + X N = 1 (3.7) Karena return portofolio adalah rata-rata tertimbang darireturn asetindividu dalamportofolio. Secara aljabar, inidapat ditulissebagai berikut: R p = X 1 R 1 + X 2 R 2 + + X N R N (3.8) Dalam persamaan (3.3) menunjukan bahwa setiapreturnasetdipengaruhiolehfaktorf, danrisiko tidak sistematis dariε i. Oleh karena itu dengan mensubtitusi persamaan (3.5) untuk setiap return aset R i ke persamaan (3.7) diperoleh R p = X 1 E(R 1 ) + β 1 F + ε 1 +X 2 E(R 2 ) + β 2 F + ε 2 + + (3.9) (Return pada saham ke-1) (Return pada saham ke-2) +X N E(R N ) + β N F + ε N (Return pada saham ke-n) Persamaan (3.8) menunjukkan bahwa return pada portofolio dipengaruhi oleh tiga kumpulan parameter, yaitu : 1) Ekspektasi return pada setiap sahamindividual E R i. 2) Betasetiapsahamdikalikan dengan dengan faktorf. 3) Risiko tidak sistematisdarisetiapsahamindividu, ε i. Bentuk tiga kumpulan parameter adalah sebagai berikut: Rata-rata tertimbang dari return ekspektasi R p = X 1 E R 1 + X 2 E R 2 + + X N E R N Rata-rata tertimbang dari Beta F + X 1 β 1 + X 2 β 2 + + X N β N F Rata-rata tertimbang risiko tidak sistematis (3.10) +X 1 ε 1 + X 2 ε 2 + + X N ε N Jika investor melakukan diversifikasi secara sempurna maka baris ketiga pada persamaan (3.8) akan hilang. Dengan kata lain diversifikasi akan menghilangkan risiko 30

tidak sitematis.ross (dalam Arnold Cheuk, 1992, hlm 45). Return portofolio adalah kombinasi dari return aset, jika terdiri dari proporsi yang tersebar merata di seluruh banyak aset, dan risiko aset-spesifik (bentuk error) menjadi independen dan terbatas, maka risiko ini akan hilang dari return portofolio. Karena risiko error dapat didiversifikasi dalam portofolio besar, tidak ada investor yang perlu menanggung risiko ini. Karena jumlah aset menjadi besar, meningkatkan pendekatan linear dan sebagian return rata-rata aset hampir tepat dari fungsi linear aset return dengan faktor umum ekonomi yang luas. Jadi, sekali lagi, diversifikasi tanpa biaya masuk akal untuk menghilangkan risiko tidak sistematis. 3.2.5 Struktur Model Arbitrage Pricing Theory Dengan memilih portofolio arbitrase dengan beta nol di setiap faktornya berakibat laba pada portofolio arbitrase menjadi pilihan yang konstan, dan proporsi menghilangkan semua unsur ketidakpastian, sehingga R p bukanlah variabel acak. Oleh karena itu, persamaan (3.9) menjadi R p = X i i E R i (3.11) Model portofolio dibentuk dengan menggabungkan saham dengan proporsi investasi X i sehingga : a) Portofolio memiliki harga nol dengan kata lain investor tidak memerlukan investasi, sehingga portofolio sepenuhnya dijelaskan oleh vektor x T = x 1, x 2, x 3,, x N dan kondisi harga nol menjadi N i=1 (3.12) x i = 0 = x T. 1 Hal ini mempunyai artibahwa vektor dari proporsi saham ortogonal dengan vektor dari satu. b) Jika memilih rata-rata tertimbang dari komponen risiko sistematis untuk setiap faktor agar menjadi sama dengan nol ditulis sebagai: X i β k = 0 (3.13) i Maka portofolio menjadi tidak berisiko. Kondisi x i β ij = 0menunjukkan bahwa vektor dari proporsi saham ortogonal terhadap vektor β ij. Namun jika suatu portofolio tidak memiliki risiko, berakibat 31

sebagai: i X i E R i = 0 (3.14) Sehingga jika peluang arbitrase tidak terjadi, kondisi tersebut dapat ditulis E R 1 R f E R 2 R f E R N R f β 11 β 12 β 1k β N1 β N2 β Nk X 1 X 2 X N = Konsekuensi secara aljabar dari persamaan. (3.13) adalah vektor ekspektasi return adalah kombinasi linear dari vektor konstan dan vektor koefisien. Dalam aljabar, harus ada sekumpulan k + 1 koefisien, R 0, R 1,, R k, maka E R i = R 0 + R 1 β i1 + + R k β ik (3.15) Oleh karena itu, ekspektasi return dari aset ke-i diberikan oleh persamaan (3.14). Jika terdapat aset tanpa risiko dengan tingkat return tanpa risiko dinotasikan dengan R f, makaβ 0k = 0 dan R f = R 0. Sehingga, persamaan (3.14) dapat ditulis dalam "bentuk kelebihan return " sebagai atau E R i R f = R 1 β i1 + + R k β ik (3.16) E R i = R f + (R 1 R f )β i1 + + (R k R f )β ik dimanae R i menyatakan ekspektasi dari return aset ke-i, R f menyatakan return aset bebas risiko,r k menyatakan return faktor saham ke-k, dan β ik koefisien beta return saham. Persamaan di atas menunjukkan bentuk umum dari model APT. Dalam keseimbangan versi APT, terdapat hubungan harga linear yang tepat pada setiap faktor beta aset. Jika semua portofolio nilai β sama dengan nol maka hasil return akan kurang dari return tanpa risiko, sehingga investor akan membeli saham tanpa risiko. Sedangkan jika return lebih besar dari return bebas risiko maka investor akan mendapat keuntungan dengan membeli portofolio. 0 0 0 3.2.6 Faktor Variabel Makroekonomi dalam Model APT Menurut (Azeez & Yonezawa, 2003) model APT tidak memiliki teori formal dalam memilih faktor ekonomi untuk dimasukkan dalam model APT. Sedangkan menurut Berry et al. (1988) pilihan yang "benar" kelompok variabel makroekonomi adalah : 1) Variabel makroekonomi dapat dibuat atas dasar empiris. 32

2) Faktor harus cukup menjelaskan return aset. 3) Variabel makroekonomi harus lulus uji statistik yang diperlukan untuk memenuhi syarat sebagai faktor APT yang sesuai. 4) Return aktual aset harus menunjukkan sensitivitas yang masuk akal dalam faktor aktual ini. 5) Faktor-faktor harus memiliki nilai tidak nol dalam model APT. Selain itu Berry et al. memberikan instruksi yang baik dan sederhana untuk jenis variabel memenuhi syarat sebagai faktor risiko dalam Model APT. Faktor risiko harus memiliki tiga sifat penting yaitu: 1) Pada awal setiap periode, faktor harus benar-benar tak terduga terhadap pasar. 2) Setiap faktor APT harus memiliki pengaruh luas terhadap return saham. 3) Faktor yang relevan harus mempengaruhi ekspektasi return; yaitu mereka harus memiliki harga tak-nol. 3.3 Perhitungan Risiko Perhitungan risiko σ untuk aset tunggal menggunakan metode standar deviasi. Ross (2013, hlm. 319) variansi dari sampel dihitung sebagai berikut: σ 2 = 1 T 1 R i E(R i ) 2 dimana T menyatakan jumlah saham, R i menyatakan return saham ke-i, dan E(R i ) menyatakan ekpektasi return saham.standar deviasi adalah akar dari variansi. (3.17) 3.4 Prosedur Penentuan Model APT 1) Hitung nilai return untuk saham dan variabel makroekonomi.. Perhitungan return saham dan variabel makroekonomi dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.1) untuk data saham, persamaan (2.2) untuk IHSG, persamaan (2.3) untuk IHK, persamaan (2.4) untuk nilai tukar, persamaan (2.5) untuk jumlah uang beredar, persamaan (2.6) untuk nilai ekspor dan persamaan (2.7) untuk nilai impor. 2) Uji stasioneritas nilai return yang diperoleh. 3) Estimasi model dengan menggunakan model regresi dari return saham dan variabel makroekonomi. 4) Uji asumsi klasik. 5) Uji keberartian model secara parsial dan simultan. 33

6) Bentuk kembali model regresi return saham dengan variabel yang berpengaruh secara signinikan. 7) Setelah diperoleh nilai return beta pada nomor (6) hitung nilai ekspektasi return saham dengan model APTmenggunakan persamaan (3.16) 8) Hitung nilai risiko dengan menggunakan model APT. 34