BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tuberkulosis, Human Immunodeficiency Virus (HIV), hepatitis B, dan hepatitis C

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi. Oleh: SHANGITA BALA JOTHY NIM:

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional yakni dilakukan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner Children Fear Survey Schedule - Dental Subscale

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang ditandai dengan munculnya berbagai gejala penyakit akibat penurunan sistem imunitas tubuh (Depkes, 2008). Virus HIV merupakan golongan retrovirus yang menginfeksi komponen vital sistem kekebalan tubuh manusia seperti limfosit T CD4+, makrofag, dan sel dendritik. Virus HIV menghancurkan sel T CD4+, akibatnya penderita HIV sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme sehingga muncul berbagai gejala penyakit yang bermanifestasi sebagai AIDS (Ketut dkk., 2008). Menurut data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI tahun 2014 menyatakan bahwa secara kumulatif 1 April 1987 hingga 30 September 2014 jumlah HIV di Indonesia adalah 150.296 kasus dengan penambahan 22.869 kasus dan 55.799 kasus AIDS dengan penambahan 1.876. Hingga 30 September 2014 diketahui 9.796 jiwa meninggal karena kasus HIV-AIDS di Indonesia. Kasus HIV di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 29.037 kasus dan data terakhir hingga September tahun 2014 tercatat 22.869 kasus. Sedangkan kasus AIDS di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 6.266 kasus dan data terakhir hingga September tahun 2014 tercatat 1.876 kasus. Kejadian HIV-AIDS tahun ini lebih kecil dari tahun lalu 1

2 namun penurunan tersebut bukan berarti HIV-AIDS merupakan penyakit yang tidak berbahaya lagi karena mengingat dalam kasus ini berlaku Ice Berg Theory atau sering disebut juga Teori Gunung Es, artinya bahwa angka-angka yang tersaji dari sumber adalah seperempat dari fakta yang ada dan tiga per empat lainnya tersembunyi karena berbagai macam faktor (Dirjen PP & PL Kemenkes RI, 2014). Jumlah kasus HIV-AIDS di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta periode 1993-2014 adalah 2.933 kasus dengan 1.755 kasus HIV dan 1.178 kasus AIDS. Jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi sebesar 27,3% yaitu di Kota Yogyakarta, diikuti Kabupaten Sleman (22,8%), serta Kabupaten Bantul (19,8%) (KPA Provinsi D.I Yogyakarta, 2014). Penambahan kasus tiap tahunnya tersebut menjadikan dokter gigi memiliki kemungkinan besar untuk menjumpai penderita HIV, dan atau pasien yang belum terdiagnosis selama memberikan pelayanan kesehatan gigi, sementara pasien tersebut sudah berpotensi untuk menularkan infeksi HIV (Hartanto dkk., 2011). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004, orang dengan HIV-AIDS 40% - 50% memiliki masalah dengan kesehatan gigi dan mulut mereka sehingga sebagai tenaga kesehatan gigi, dokter gigi dalam prakteknya harus siap ketika mendapat pasien dengan HIV-AIDS. Dokter gigi diharapkan mampu mengenali dan mengevaluasi tanda-tanda dan gejala-gejala dari HIV-AIDS pada pasiennya. Selanjutnya pengetahuan tentang diagnosis, media penularan, cara penularan serta cara pencegahan dari penyakit tersebut merupakan salah satu komponen yang efektif dalam program pengendalian

3 HIV-AIDS secara keseluruhan. Faktor-faktor yang juga berpengaruh terhadap pencegahan penyakit adalah pengetahuan dan sikap seseorang terhadap penyakit tersebut. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai suatu hal, cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan masalah (Permata, 2002). Pengetahuan dan sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung yang masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran. Respon terhadap tindakan nyata seseorang sebagai stimulus adalah bentuk tindakan nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan teori pengetahuan seseorang akan mempengaruhi sikap dan sikap tersebut teraplikasi dalam suatu tindakan seseorang. Agama Islam memberikan tuntunan bagi manusia dalam berinteraksi yang baik, baik interaksi dengan diri sendiri, interaksi dengan Tuhan, interaksi dengan orang lain, maupun berinteraksi dengan alam dan lingkungan sekitar kita. Agama Islam berperan dalam mendorong orang untuk berbuat baik dan taat serta mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana tertera dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 97 yang berbunyi: Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri

4 balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Departemen Kesehatan RI (2003) menyatakan bahwa ada tahapan prosedur dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Tahapan prosedur yang dimaksud antara lain persiapan petugas (dokter gigi dan perawat gigi menggunakan jas lab, masker, dan sarung tangan), anamnesa dilakukan dengan jelas dan lengkap, persiapan tindakan meliputi rencana perawatan atau pengobatan, informed consent, dan sterilisasi alat. Tahap profesi merupakan salah satu syarat mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi untuk mencapai gelar dokter gigi. Oleh karena itu dalam praktek kedokteran gigi, seharusnya mahasiswa profesi kedokteran gigi melaksanakannya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Jika tidak, dapat merugikan bagi para mahasiswa profesi kedokteran gigi itu sendiri maupun pasien yang dirawat, karena dalam melakukan perawatan gigi dan mulut berhubungan langsung dengan rongga mulut yang merupakan mediator infeksi HIV-AIDS. Untuk mewujudkan kesehatan yang merata perlu didukung fasilitas kesehatan yang bermutu, efisien, merata, dan terjangkau. Salah satunya adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Profil RSGM UMY, 2013). Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan para mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini terdiri dari: 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan pendidikan.

6 d. Untuk mengetahui gambaran sikap mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. e. Untuk mengetahui gambaran sikap mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin. f. Untuk mengetahui gambaran sikap mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan pendidikan. g. Untuk mengetahui gambaran tindakan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. h. Untuk mengetahui gambaran tindakan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin. i. Untuk mengetahui gambaran tindakan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan pendidikan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Terkait a. Penelitian ini dapat berguna untuk dijadikan acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada Orang Dengan HIV-

7 AIDS (ODHA) terutama di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Dapat dijadikan untuk membuat perencanaan kebijakan pelayanan dan penanganan terhadap ODHA di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Bagi Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi a. Mengetahui gambaran menangani pasien ODHA dengan baik dan benar tanpa diskriminasi dan stigmasi. b. Meningkatkan kesadaran terhadap tindakan kontrol infeksi HIV-AIDS di bidang kedokteran gigi. 3. Bagi Institusi Pendidikan Merupakan bahan kajian untuk dapat mengembangkan kurikulum yang berbasis pada hasil penelitian, mengingat semakin meningkatnya kasus HIV-AIDS. 4. Bagi Peneliti a. Mengetahui dan memaparkan gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa profesi kedokteran gigi tentang HIV-AIDS yang berada di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Dapat dijadikan sebagai pedoman yang baik bagi penelitian sejenis selanjutnya.

8 E. Keaslian Penelitian 1. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Profesi dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember. Oleh Duhita Rinendy, tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan observasi analitik. Subyek penelitian adalah mahasiswa profesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember dengan besar sampel sebanyak 191 responden, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Data dari penelitian ini diperoleh dari data primer dengan menggunakan kuesioner dan check list. Dalam kuesioner yang dibagikan dan check list yang diamati peneliti, pada variabel pengetahuan disediakan 15 pertanyaan, variabel sikap 10 pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dan khusus untuk variabel tindakan penggolongan kategori berdasarkan skor dibagi menjadi 3 kelompok karena adanya perbedaan tahap yang dilakukan di tiap-tiap klinik dengan rincian yaitu Klinik Penyakit Mulut dan Ortodonsia tindakan yang diamati hanya nomor 1-7 dari 10 nomor yang ada pada daftar check list. Klinik Periodonsia, Pedodonsia, Konservasi pengamatan dilakukan pada seluruh nomor yang ada pada check list, sedangkan Klinik Bedah Mulut dan Prostodonsia pengamatan dilakukan pada 9 nomor (semua nomor kecuali nomor 8). Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation dengan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan frekuensi hubungan antara pengetahuan dengan tindakan didominasi oleh

9 pengetahuan tinggi dengan tindakan cukup dan adanya korelasi antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit menular serta frekuensi hubungan antara sikap dengan tindakan didominasi oleh sikap positif dengan tindakan cukup dan didapatkan korelasi antara sikap dan tindakan pencegahan penyakit menular. 2. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Iqra Terhadap HIV dan AIDS di Kabupaten Buru. Oleh Nurjanna La Adili, dkk., tahun 2013. Penelitian ini meneliti tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai HIV dan AIDS berdasarkan jenis kelamin dan usia, sedangkan penelitian peneliti gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai HIV-AIDS berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), sedangkan subyek penelitian peneliti adalah mahasiswa profesi kedokteran gigi di RSGM UMY dengan dibagi 2 kelompok pendidikan, yaitu: a. < 1 tahun dan b. > 1 tahun dan < 2 tahun. Analisis data pada penelitian ini dengan univariat dan analisis perbedaan dengan uji t independen, sedangkan analisis data pada penelitian peneliti dengan analisis frekuensi. Penyajian data pada penelitian ini dengan bentuk tabel dan narasi, sedangkan penyajian data pada penelitian peneliti dengan tabulasi silang. 3. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai HIV-AIDS pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tanjungpura.

10 Oleh Desilianty Sari, tahun 2011. Penelitian ini meneliti tentang proporsi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai HIV-AIDS berdasarkan jenis kelamin, usia, dan angkatan, sedangkan penelitian peneliti tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai HIV-AIDS berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa PSPD FKIK UNTAN angkatan 2008, 2009, dan 2010, sedangkan subyek penelitian peneliti adalah mahasiswa profesi kedokteran gigi di RSGM UMY dengan dibagi 2 kelompok pendidikan, yaitu: a. < 1 tahun dan b. > 1 tahun dan < 2 tahun. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling, sedangkan cara pengambilan sampel pada penelitian peneliti menggunakan proportionate stratified random sampling.