BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN ONE-TO-ONE

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran. Bagi murid, penggunaan teknik pembelajaran dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dipaparkan beberapa teori dari para ahli mengenai pengertian belajar dan hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Belajar. Al-qur an Al-Kahfi ayat 84. Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. adanya perubahan pada diri seseorang. 2 Jadi, Strategi. yang nantinya akan dilaksanakan dalam bentuk konkret melalui beberapa

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB II KAJIAN TEORI. tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar. tidak menyetir kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN TEORI. segala macam pelajaran yang diberikan. Lebih lanjut Abdul Majid menjelaskan

BAB II TINJAUAN TEORETIS. sebagai a plan method, or series of ectivities designed to echieves a particular

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Wina Sanjaya dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 1 Berdasarkan pengertian di atas, ada dua hal yang patut kita cermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi. Saiful berpendapat bahwa secara umum straegi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 124 6

7 ditentukan. Lebih lanjut dikatakan, jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bias diartikan sebagai pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. 2 Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandengan hidup masyarakat c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajanya. d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. 2. Strategi Pembelajaran Learning Starts With a Question Strategi learning start with a question adalah suatu strategi pembelajaran dimana proses belajar diarahkan siswa aktif dalam bertanya sebelum mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dari guru sebagai pengajar. Salah satu 2 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 5

8 cara untuk membuat siswa belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar. Strategi ini dapat memberikan stimulus siswa untuk mencapai kunci belajar, yaitu bertanya. Bertanya dalam Strategi pembelajaran learning start with a question, merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswanya dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang menantang, siswa akan terangsang untuk berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-gagasan barunya yang berisi tentang informasi yang lengkap. 3 Adapun langkah-langkah strategi learning starts with a question sebagai berikut : a. Pilih materi kemudian dibagikan kepada siswa. Dalam hal ini bacaan tidak harus difotokopi. Cara lain adalah dengan cara memilih satu topic atau bab tertentu dari teks. Usahakan bacaan itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda b. Mintalah kepada siswa untuk mempelajari bacaan secara sendirian atau dengan teman c. Mintalah kepada siswa untuk memberi tanda pada bacaan yang tidak dipahami. Anjurkan kepada mereka untuk memberi tanda sebanyak mungkin jika waktu yang memungkinkan, gabungkan pasangan belajar dengan 3 Muslihin, Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question. http://www.referensimakalah.com /2012/10/strategi-pembelajaran-learning-start-with-a-question- LSQ.html, Diakses pada tanggal 2 Maret 201

9 pasangan yang lain, kemudian minta mereka untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui yang diberi tanda d. Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta kepada siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca e. Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis siswa f. Sampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 4 strategi learning starts with a question mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: a. Kelebihan strategi learning starts with a question yaitu: 1) Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada hasil belajar siswa dan keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa. 2) Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa. 3) Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan. 4) Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis, berdiskusi dan mendorong siswa untuk berfikir dalam memecahkan suatu 4 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), 2010, hal. 112

10 soal dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar. 5) Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri siswa. 6) Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan didiskusikan. b. Kelemahan strategi learning starts with a question yaitu: 1) Memakan waktu yang banyak. 2) Tidak semua materi pelajaran bisa digunakan strategi learning starts with a question, misalnya: pada materi pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan siswa. 3. Pengertian Hasil Belajar Belajar berarti melakukan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raganya. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa sebab masuknya kesan-kesan baru. 5 Lebih lanjut Sardiman mengemukakan bahwa tujuan belajar 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka cipta, 2002), hal. 13

11 adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. 6 Setelah proses pembelajaran berlangsung, seorang guru atau pendidik ingin mengetahui sejauhmana kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang disampaikannya. Adakalanya kemampuan siswa tersebut tinggi, sedang ataupun rendah. Kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran dikenal dengan hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya batas dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian atau (proses, cara, perbuatan mencapa i) tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 7 Sedangkan hasil belajar menurut Agus Suprijono adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Agus Suprijono menjelaskan hasil belajar berupa : a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 6 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hal. 28 7 Dimyati dan Mudjiono, Loc. Cit.

12 b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analistis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. 8 Berdasarkan pengertian di atas maka, hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang suatu proses pembelajaran melalui evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru/instruktur kepada siswanya yang dinterprestasikan dalam bentuk nilai, meliputi 1) hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), 2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan 3) hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (Psikomotorik). 9 8 Agus Suprijono, Loc. Cit. 9 Sardiman, Loc. Cit.

13 Berikut dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar. a. Hasil belajar bidang kognitif 1) Tipe hasil pengetahuan hafalan (Knowledge) 2) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehension) 3) Tipe hasil belajar penerapan (Aplikation) 4) Tipe hasil belajar analisis 5) Tipe hasil belajar sintesis 6) Tipe hasil belajar evaluasi b. Hasil belajar bidang afektif Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak memberi tekanan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atens/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain. c. Hasil belajar bidang psikomotor Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). 10 10 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2005), hal. 54

14 Menurut Bloom, dkk. Hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. a. Domain kognitif Domain kognitif memiliki enam tingkatan yaitu : 1) Ingatan 2) Pemahaman 3) Penerapan 4) Analisis 5) Sintesis 6) Penilaian b. Domain afektif mempunyai lima tingkatan yaitu : 1) Menerima 2) Menanggapi 3) Menghargai 4) Mengatur diri 5) Menjadikan pola hidup c. Domain psikomotor 1) Persepsi 2) Kesiapan 3) Gerakan terbimbing 4) Bertindak secara mekanis

15 5) Gerakan kompleks 11 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Syamsu Mappa mengemukakan bahwa secara garis besar, faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokkan atas faktor internal dan eksternal, yang tergolong faktor internal ialah segala faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti faktor fisiologis yang mencakup pendengaran, penglihatan dan kondisi fisiologis serta faktor psikologis yang mencakup kebutuhan, kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, ingat dan lupa. Faktor eksternal ialah segala faktor yang bersumber dari luar siswa seperti faktor lingkungan belajar yang mencakup lingkungan alam, fisik, sosial serta faktor sistem penyajian yang mencakup kurikulum, bahan belajar dan metode penyajian. 12 Slameto juga mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat. 13 11 Hery Asep Hermawan, Pengambangan Kurikulum dan Pembelajran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal. 327 12 Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Dikti-Depdikbud, 1994), hal. 29 13 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka cipta, 2003), hal. 54-60

16 Pendapat senada juga dikemukakan oleh Surya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat berada dalam diri siswa itu sendiri (faktor internal), dan dapat pula berada diluar dirinya (faktor eksternal). 14 Faktor-faktor internal atau dalam diri siswa antara lain: a. Siswa kurang memiliki kemampuan dasar yang diperlukan untuk pembelajaran. Salah satu kemampuan dasar yang diperlukan adalah kecerdasan. Apabila kemampuan ini rendah, maka besar kemungkinan hasil belajar yang diperolehnya rendah pula. b. Kurangnya bakat khusus untuk situasi pembelajaran tertentu. Beberapa jenis pembelajaran tertentu seperti melukis, kesenian, musik, olah raga dan sebagainya banyak ditentukan oleh bakat khusus. c. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar. Motif mempunyai peranan yang besar sebagai pendorong bagi terwujudnya tingkah laku belajar. d. Situasi pribadi yang menetap maupun yang sementara seperti gangguan emosional, pertentangan dalam diri dan lain-lain. e. Faktor-faktor fisik seperti cacat tubuh, gangguan kesehatan, penglihatan, pendengaran dan sebagainya. f. Faktor-faktor bawaan seperti buta warna, kidal, cacat bawaan dan sebagainya Sedangkan faktor-faktor yang ada di luar diri siswa (faktor eksternal) baik di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat antara lain: 14 Surya, Kapita Selekta Kependidikan SD, (Jakarta: UT, 2001), hal. 11.20

17 a. Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi pembelajaran seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum, alat Bantu mengajar, ruang kelas dan sebagainya. b. Suasana dalam keluarga yang kurang mendukung kegiatan belajar seperti, kegaduhan di rumah, kurang perhatian dari orang tua, peralatan belajar dan sebagainya. c. Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti pengaruh pergaulan, film, TV, bacaan, dan sebagainya. Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor intern (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor ekstern (dari luar diri subjek belajar). Sehingga dalam penelitian ini penulis dapat mengemukakan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan guru termasuk pada salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa. B. Penelitian Relevan Setelah penulis membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, unsur relevannya dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah sama-sama meningkatkan hasil belajar dan menggunakan strategi yang sama. Adapun penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur Kheli pada tahun 2010, dengan judul Penerapan Strategi LSQ (Learning Start with a Question) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 023 Teratak Kecamatan Dalu-dalu. Adapun

18 unsur relevannya dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah menciptakan suasana pembelajaran aktif, maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik tidak jenuh. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap pra siklus keaktifan peserta didik mempunyai prasentase 44 % dan rata-rata tes akhir 71,45. Pada siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan keaktifan belajar peserta didik meningkat menjadi 56 % dan rata-rata tes akhir 79,60. Sedangkan pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu keaktifan peserta didik dapat diprosentasekan menjadi 72 % dan rata-rata tes akhir peserta didik adalah 85,92. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan sebelum diterapkan strategi learning start with a question dengan sebelumnya. Namun dari penelitian tersebut terdapat siswa yang dari tahap pra siklus, siklus pertama dan kedua mempunyai nilai skor tes akhir di bawah kriteria ketuntasan minimal, hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu memang daya ingat atau tingkat intelektualitas maupun IQ yang rendah. 15 Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Sumaryati (2009), Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII B SMP N 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian diawali dengan proses KBM dan diakhiri postes pada setiap siklus I (ranah kognitif ) sebesar 6,85. Rata nilai siklus II (ranah kognitif 15 Nur Kheli, Penerapan Strategi LSQ ( Learning Start with a Question) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SEKOLAH DASAR NEGERI 023 Teratak Kecamatan Dalu-dalu, Skripsi, Pekanbaru: Universitas Riau, 2010, Pekanbaru, hal 92

19 sebesar 8,15). Hasil angket minat siswa didapat hasil 6 siswa termasuk kriteria sangat berminat dan 34 siswa berminat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran question student have efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan membuat siswa berminat mengikuti pelajaran Biologi yang dilakukan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009. 16 Ketiga, penelitian oleh Pintar pada tahun 2011, dengan judul Penerapan Strategi Everyone is a Teacher Here untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pemeliharaan Kesehatan Kerangka Tubuh Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Pulau Tengah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Adapun hasil penelitian saudara Pintar menunjukkan bahwa pada tes awal sebelum diterapkannya Strategi Everyone is a Teacher Here, diperoleh hasil belajar siswa 55 dengan kategori rendah, dan pada siklus pertama setelah diterapkannya Strategi everyone is a teacher here, maka rata-rata hasil belajar siswa naik menjadi 65, tetapi masih dengan kategori rendah. Kelemahan yang dijumpai pada siklus pertama setelah diperbaiki pada siklus kedua maka, diperoleh kemampuan rata-rata siswa dengan kategori sedang atau perolehan nilai rata-rata sebesar 79, dan tingkat keberhasilan yang dicapai sebesar 90% dari jumlah siswa, artinya 18 dari 20 orang siswa telah mencapai nilai keberhasilan yang telah ditetapkan (minimal 70%). 17 16 Sumaryati, Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII B SMP N 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009, hal 87 17 Pintar, Penerapan Strategi Everyone is a Teacher Here untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pemeliharaan Kesehatan Kerangka Tubuh Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Pulau Tengah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Skripsi, Pekanbaru: UIN SUSKA, 2011, Pekanbaru, hal 71

20 C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian tindakan ini bahwa jika diterapkan strategi learning starts with a question maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas Guru 1) Guru memilih materi dan memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda yang dibagikan kepada siswa. 2) Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari bacaan secara sendirian atau dengan teman, berpasangan, atau berkelompok 3) Guru meminta kepada siswa untuk memberi tanda pada bacaan yang tidak dipahami sebanyak mungkin. Jika waktu yang memungkinkan, gabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain, kemudian minta mereka untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui yang diberi tanda 4) Di dalam pasangan atau kelompok kecil, guru meminta kepada siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca 5) Guru mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis siswa 6) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut

21 b. Aktivitas Siswa 1) Siswa menerima materi dan memuat informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda yang diberikan guru 2) Siswa mempelajari bacaan secara sendirian atau dengan teman, berpasangan, atau berkelompok 3) Siswa memberi tanda pada bacaan yang tidak dipahami sebanyak mungkin. Jika waktu yang memungkinkan, siswa bergabung dengan pasangan belajar yang lain, kemudian mereka membahas poin-poin yang tidak diketahui an diberi tanda 4) Di dalam pasangan atau kelompok kecil siswa menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca 5) Siswa memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis siswa 6) Siswa mendengarkan penjelasan jawaban-jawaban atas pertanyaan mereka 2. Indikator Hasil Peneliti menetapkan indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa dalam belajar IPA mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 secara individu telah dapat dikatakan tuntas, dan ketuntasan secara klasikal apabila hasil belajar siswa mencapai nilai 75%. 18 Artinya dengan persentase tersebut, hasil belajar IPA siswa tuntas. 18 Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: UT. 2004), hal. 4.21