BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih harus diperbaiki agar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain tidak semakin jauh. Perbaikan mutu pendidikan melibatkan semua faktor yang terkait dengan pendidikan itu sendiri. Salah satu faktor yang sangat besar perannya adalah guru, tidak hanya kemampuan mengajar tetapi juga kreativitas guru dalam membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Perbaikan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan secara keseluruhan. Di tingkat sekolah, perbaikan mutu akan dapat dilihat dari output atau hasil belajar yang di capai siswa. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada semua mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang mendapatkan perhatian adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa penguasaan konsep-konsep, fakta-fakta, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah mempunyai dua tujuan utama. Pertama, ialah untuk mempersiapkan sebagian murid untuk memasuki jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi, dan kedua untuk mengembangkan manusia yang sadar IPA dan membantunya mengembangkan diri sesuai perkembangan teknologi sekarang ini. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pada saat ini belum sesuai dengan hasil yang optimal. Gurudi sekolah kebanyakan belum memahami bagaimana mengajar IPA dengan benar, dan bagaimana agar belajar dilakukan dalam suasana menyenangkan sehingga siswa mampu meraih prestasi dan hasil belajar yang lebih meningkat. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dan siswa kelas IV di SD Negeri 03 Pelem didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran IPA khususnya yang meliputi: 1
2 a. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran IPA, saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan pendapat, tidak satupun siswa yang berani berbicara. b. Program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai, ditandai dengan hasil belajar IPA yang banyak mendapatkan nilai dibawah batas tuntas yang telah ditentukan sekolah yaitu 65. Dari 30 siswa hanya 15 siswa yang mencapai KKM. c. Banyak siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan. beberapa siswa ada yang mengantuk, berbicara dengan temannya, dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Guru masih terlalu dominan dalam menjelaskan materi sehingga siswa cenderung bosan di dalam kelas d. Kurangnya pemanfaatan sumber belajar sehingga penanaman konsep IPA masih rendah dan siswa hanya berimajinasi tanpa adanya praktek yang nyata. Keseluruhan penjabaran di atas melahirkan gagasan dalam upaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA kelas IV dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang bertujuan meningkatakan hasil belajar dan siswa tidak lagi hanya berimajinasi saat guru menjelaskan konsep IPA. Dampak IPA melalui teknologi modern, kedokteran dan industri terus terasa dalam kehidupan sehari-hari sehingga sadar akan IPA dan lingkungan, penting artinya bagi warga dunia.seperti dikemukakan Jean Piaget anak membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkunganya. Menurut Hadisubroto (2000:11) menyatakan bahwa di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para siswanya untuk belajar. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkkan, bahwa fungsi lingkungan
3 merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar. Walaupun terkadang penggunaan media penting dalam menunjang proses pembelajaran. Penggunaan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada dasarnya memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan keadaan sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran. Di lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa dengan lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubunganya dengan proses belajar mengajar. Cara ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenaranya lebih dipertanggungjawabkan. Menurut Nana Sudjana (2010:56) banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar antara lain:kegiatan belajar lebih menarik, hakikat belajar lebih bermakna, Bahan pembelajaran lebih faktual, kegiatan belajar lebih komprehensif, sumber belajar lebih kaya, membentuk pribadi siswa agar tidak asing dengan kehidupan sekitar. Menurut hasil penelitian Zaenal Arifin (2011) menyatakan bahwa proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih pasif karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul, siswa terlihat jenuh dan kurang semangat karena pembelajaran selalu monoton. Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang terdapat di SD Negeri 03 Pelem tersebut di atas dan referensi dari tim ahli serta hasil penelitian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Memanfaatkan Lingkungan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar sub pokok bahasan Energi dan Perpindahanya pada SiswaKelas IVSD Negeri 03 Pelem Kecamatan GabusKabupaten Grobogan Semester IITahun Pelajaran 2011/2012.
4 1.2. Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang muncul pada saat proses pembelajaran IPA sebagai latar belakang dilakukanya penelitian, yaitu: 1) Pelajaran selalu dilakukan di dalam kelas. 2) Sumber belajar hanya mengandalkan buku pelajaran (buku paket) dan kemampuan guru. 3) Motivasi siswa mengikuti pelajaran rendah terlihat dari siswa bermain sendiri, mengantuk bahkan ada juga yang rame sendiri menggangu temanya. 4) Metode mengajar yang diterapkan adalah ceramah dan kurang variatif. 5) Guru tidak memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar atau sebagai alat belajar IPA. 6) Hasil belajar siswa yang rendah kurang dari KKM (KKM= 65) 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPA sub pokok bahasan Energi dan Perpindahanya pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar pada siswa kelas IV SD N 03 Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.
5 1.5 Manfaat Penelitian Dalam penelitian inidiharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoretis 1) Memberikan sumbangan pengetahuan dan referensi bagi pengembangan dan perbaikan praktik belajar IPA, khususnya tentang pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. 2) Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama dengan lingkup yang lebih luas. 3) Dapat memberikan penguatan pembelajaran yang lebih bermanfaat pada pelajaran IPA. b. Manfaat praktis 1) Bagi Siswa a) Menambah pengetahuan siswa tentang materi pelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa b) Untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. 2) Bagi Guru a) Diharapkan mampu mengembangkan dan memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa. b) Sebagai masukanbagi guru dalam memilih sumber belajar yang sesuai dalam sub pokok bahasan energi dan perpindahanya, sehinggadapat menerapkannya dalam proses pembelajaran IPA di SD. c) Memperbaiki proses belajar mengajar pelajaran IPA di SD dengan memfasilitasi sumber belajar berupa lingkungan sekitar bagi siswa. 3) Bagi Sekolah a) Sebagai masukan dalam proses pengembangan proses belajar mengajar melalui penyediaan sarana penunjang pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. b) Dari hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat lebih meningkatkan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa.