BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dimana baitul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB V PEMBAHASAN. dibuat semacam interpretasi dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. orang (Tambunan, 2013). Sedangkan menurut sebuah tulisan di harian

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun di bidang jasa. Pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Koperasi syariah

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Hasan, memperkirakan bahwa pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga-lembaga keuangan sejenis

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat dalam segala bidang usaha. Hal ini terlihat pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis bagi pendorong

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perencanaan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan keinginan konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang begitu kuat terhadap situasi perdagangan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai Perbankan dan juga PP No. 72 / 1992 mengenai BPR atau Bank. Perkreditan Rakyat (Ridwan, 2013 : 34).

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). sementara yang lain merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi terhadap dunia perbankan. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. dimedan pada tanggal 08 September Sebagai perusahaan daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah merupakan hubungan vertikal Allah SWT dengan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa perusahaan. Salah satu usaha yang mungkin saat ini menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembagalembaga perekonomian bahu membahu mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah mengakibatkan tingkat persaingan menjadi semakin tinggi sehingga lembaga keuangan yang mampu memberikan kepuasan kepada nasabah lah yang akan memperoleh simpati. Nasabah telah pandai memilah dan memilih produk mana yang memberikan keuntungan lebih, serta pelayanan yang memuaskan. 1 Dalam perkembangannya, ekonomi syariah mendapat tanggapan yang cukup baik. Maka dari itu, saat ini banyak bermunculan lembaga berbasiskan nama syariah. Adapun lembaga keungan yang ada saat ini di Indonesia yang berlebel syariah meliputi Bank Syariah, Koperasi Syariah, Baitul Maal Wa Tanwil, Asuransi syariah, Pegadaian Syariah, dan lain sebagainya. Seiring dengan berkembangannya system syariah, pemerintah mengesahkan peraturan yang mangatur tentang syariah yaitu Undang-Undang no 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah. Perkembangan perbankan syariah yang pesat tersebut tentunya juga berdampak pada lembaga keuangan lainnya seperti Baitul Maal Wa Tamwil. 1 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 9 1

2 Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur berlandaskan syariah dan di ridhoi Allah SWT, yang tidak ada unsur bunga atau ribawi, kegiatan yang banyak memfokuskan menarik dan menyalurkan uang dari dan kepada masyarakat. 2 Pada umumnya yang dimaksud dengan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan yang usaha produknya memberikan kredit dan jasajasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah dan berorientasi mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam. Salah satu lembaga keuangan syariah di Tulungagung adalah BMT Sahara yang memiliki kantor pusat di daerah Ruko Kembang Sore No. 2A Desa Bolorejo Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung, dan kantor cabang yang terletak di daerah Bandung Jl. Raya Bakalan No. 7 Desa Suruhan Kidul Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada nasabah pengguna jasa BMT Sahara Tulungagung. Alasan dilakukan penelitian ini karena adanya persaingan yang sangat ketat dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan syariah saat ini. Agar mampu mensosialisasikan ke masyarakat luas, maka perusahan harus mengetahui perilaku konsumen dan pengambilan keputusan untuk menjadi nasabah khususnya pada pembiayaan murabahah yang berhubungan dengan karakteristik konsumen dan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan. 2 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), hal. 248

3 Lembaga keuangan syariah dalam fungsinya sebagai investor/penyalur dana menjanjikan suatu sistem operasional yang lebih adil, khususnya pada sistem profit loss sharing (bagi hasil) seperti yang ada pada sistem Mudharabah dan sistem Musyarakah. Kedua komponen tersebut menggunakan akan bagi hasil atau profit sharing, dengan membagi porsi pendapatan hasil usaha masing-masing shahibul maal dan mudharib. Strategi pemasaran juga yang dilakukan oleh Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dalam memasarkan produknya yang mana saat ini sudah sangat bersaing, dalam menyampaikan maksud dari strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan dimengerti oleh nasabah. Variabel dari strategi pemasaran adalah produk. Pemilihan produk yang seksama akan produk merupakan bagian yang penting. Pembeli baru mau membeli suatu produk kalau memang merasa tepat untuk membeli produk yang bersangkutan. Artinya, produklah yang harus menyesuaikan diri terhadap pembeli, bukan pembeli yang menyesuaikan diri terhadap produk. Variabel kedua yaitu harga, harga bagi sebagian besar masyarakat masih menduduki tempat teratas, sebelum ia membeli barang atau jasaa. Bagi penjual yang penting bagaimana menetapkan harga yang pantas, terjangkau oleh masyarakat dan tidak merugikan masyarakat. Variabel ketiga yaitu tempat, untuk menyampaikan barang atau jasa ke konsumen apakah diperlukan saluran distribusi. Perlukah adanya tempat, apa langsung dari produsen ke konsumen. Variabel keempat yaitu promosi, suatu barang tidak akan selalu langsung dikenal oleh konsumen. Jadi

4 promosi penting digunakan untuk mengenalkan suatu produk ke masyarakat luas. 3 Dalam fungsinya BMT selain harus memberikan pelayanan yang baik juga harus tetap berhubungan baik dengan masyarakat. Hubungan ini dijalankan dengan tujuan agar BMT dapat mengetahui sejauh mana kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan. Kepuasan nasabah merupakan bagian terpenting BMT, oleh karena itu harus diberikan pelayanan terbaik, karena tanpa nasabah BMT tidak ada artinya. Kegiatan ini tidak lepas dari usaha BMT untuk memenuhi kebutuhan nasabah tersebut mendorong BMT untuk melakukan strategi pemasaran yang efektif. Oleh karena itulah pemasaran sangat diperlukan, agar masyarakat lebih mengenal BMT ini, terutama BMT Sahara Tulungagung. Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka penelitian dimaksudkan untuk menguji tentang faktor strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah terhadap keputusan nasabah dengan mengambil judul Analisis Faktor Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih BMT Sahara Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahn di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah dari Analisis Faktor Strategi Pemasaran 3 M. Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi Aksara), hal. 69

5 Produk Pembiayaan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih BMT Sahara Tulungagung adalah sebagai berikut: 1. Apakah produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung? 2. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung? 3. Apakah tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung? 4. Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung? 5. Apakah produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh signifikan produk terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 2. Untuk menguji pengaruh signifikan harga terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 3. Untuk menguji pengaruh signifikan tempat terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 4. Untuk menguji pengaruh signifikan promosi terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung.

5. Untuk menguji pengaruh signifikan produk, harga, tempat, promosi terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT Sahara Tulungagung. 6 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kemungkinan benar atau kemungkinan salah. Dari pengertian diatas, hipotesis menurut penulis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih lemah. Hipotesis tersebut akan ditolak jika ternyata salah, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan. Adapun hipotesis penelitian ini adalah: 1. Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 2. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 3. Tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 4. Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. 5. Produk, Harga, Tempat, Promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung.

7 E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau nilai guna, baik manfaat dalam bidang teoritis maupun dalam bidang praktis. Adapun kegunaan penelitian diharapkan sesuai dengan fenomena yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis Bahwa hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan keilmuan khususnya di bidang keuangan syariah, sebagai bahan referensi atau rujukan, dan tambahan pustaka pada perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. 2. Secara praktis a. Bagi nasabah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga dalam ilmu pengetahuan khususnya di bidang keuangan syariah, dan menambah wawasan masyarakat sebagai bacaan ilmiah. b. Bagi Lembaga BMT Dapat memberikan konstribusi atau sumbangan pemikiran BMT Sahara Tulungagung, dengan upaya meningkatkan nasabahnya. Sehingga untuk kedepannya diharapkan prestasi BMT Sahara Tulungagung tersebut dapat lebih berkembang. c. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang lembaga keuangan syariah khususnya mengenai faktor strategi

8 pemasaran produk pembiayaan, sehingga nantinya dapat melakukan pengkajian lebih mendalam dengan cara mengkaji pengaruh lain selain yang ada dalam penelitian ini. F. Pembatasan Penelitian Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Objek penelitian yang akan dianalisa hanya difokuskan pada nasabah pembiayaan di BMT Sahara Tulungagung. b. Penelitian hanya difokuskan pada pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT Sahara Tulungagung. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan penjabaran sebagai berikut: a. Variabel yang diteliti Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek (benda) yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 4 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel independen atau biasa disebut variabel bebas dan variabel dependen atau biasa disebut 29 4 Ali Mauludi, Tekhnik Memahami Statiska 1, (Jakarta: Alim s Publishing, 2013), hal.

9 variabel terikat. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Berkaitan dengan hal ini, sesuai dengan judul penelitian yang diajukan, maka penulis menentukan variabel-variabel sebagai berikut: Variabel bebas (variabel independen) diasumsikan dengan X Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah (X1) produk, (X2) harga, (X3) Tempat dan (X4) promosi. Variabel terikat (variabel dependen) diasumsikan dengan (Y) Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah keputusan nasabah b. Populasi atau subjek penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang terlibat dalam penelitian ini adalah nasabah pembiayaan BMT Sahara Tulungagung. H. Definisi Operasional Konseptual Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini serta memahami pokok-pokok uraian, maka terlebih dahulu peneliti uraikan pengertian dari judul Analisis Faktor Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih BMT Sahara Tulungagung.

10 1. Definisi Konseptual Strategi Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. 5 Pemasaran Semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Keputusan Keputusan adalah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 6 Nasabah Nasabah adalah konsumen dari pelayanan jasa perbankan, sehingga perlindungan konsumen baginya merupakan suatu tuntutan yang tidak boleh diabaikan. 7 2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau mengspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk 5 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2005), hal. 67 6 Syafarudin & Anzizham, Sistem Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Grasindo, 2004), hal. 47 7 Iswi Hariyani, Restrukturisasi dan Penghimpunan Kredit Macet, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), hal. 234

11 mengukur kontrak atau variabel tersebut. 8 Secara operasional, pengaruh faktor strategi pemasaran terhadap keputusan nasabah memilih BMT Sahara Tulungagung adalah penelitian kuantitatif yang berfokus pada pelaksanaan strategi pemasaran untuk mempengaruhi nasabah dalam memilih produk yang ditawarkan BMT Sahara Tulungagung, dalam penelitian ini strategi pemasaran diukur dari produk, harga, tempat, promosi yang ditawarkan kepada para nasabahnya. I. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam skripsi ini disajikan dalam 5 (lima) bab, dan di setiap babnya terdapat sub bab. Sub bab sebagai perincian dari bab-bab tersebut. Maka sistematika pembahasan skripsinya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, untuk memberikan gambaran secara singkat apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, dalam bab ini didalamnya menyajikan beberapa unsur yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pembatasan penelitian, ruang lingkup, definisi operasional dan sistematika skripsi. Bab II Landasan teori, dalam bab ini diuraikan berbagai teori, konsep dan anggapan dasar tentang pemasaran, faktor-faktor strategi pemasaran, keputusan nasabah. Serta penelitian terdahulu dan kerangka berfikir. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini memuat tentang rancangan penelitian (berisi pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampling dan 8 Mohamad Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Galia Indonesia, 2005), hal. 126

12 sampel penelitian, sumber data, variabel dan skala pengukurannya, tekhnik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dibagian ini memuat diskripsi singkat hasil penelitian (yang berisi diskripsi data dan pengujian hipotesis) dan pembahasan. Bab V Penutup, pada bab akhir ini membahas kesimpulan dan saran dan daftar rujukan, lampiran-lampiran serta surat pernyataan keaslian skripsi dan daftar riwayat hidup.