HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tinggnya Angka Kematian Ibu.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASKEB II PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT 2 DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

Referat Fisiologi Nifas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MOBILISASI DINI PASCA HEACTING PERINEUM DI BPS DESI ANDRIYANI GARUNTANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

HUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Elfitri Rosita Febriyany INTISARI Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu maternal salah satunya disebabkan adanya komplikasi setelah melahirkan (post partum). Berdasarkan penyebab kematian ibu secara langsung, infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu terbesar yaitu sekitar 20,25%, infeksi post partum dapat terjadi dari perlukaan jalan lahir, dari bendungan ASI dan salah satunya dari subinvolusi uterus juga retensio urine yang kemungkinan disebabkan kurangnya melakukan mobilisasi dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik, populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya periode Bulan April 2015 sebanyak 156 orang. Sampel penelitian adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal ketika kebetulan peneliti ada di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya periode Bulan April sebanyak 42 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pengolahan data dengan tabulasi silang. Analisa statistik dengan uji Chi Square dengan taraf signifikasi α = 0,05. Hasil penelitian dan analisa data menunjukan bahwa pada analisis univariat 19 orang tidak melakukan mobilisasi dini (45,2%) dan yang mengalami retensio urine 16 orang (38,1%) yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai ρ 0,001. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa sebagian besar ibu nifas melakukan mobilisasi dini, sebagian besar tidak mengalami retensio urine dan ada hubungan antara mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas. Kata Kunci : Mobilisasi dini, Retensio urine, Ibu nifas Kepustakaan : 18 Sumber (2005-2015) 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Angka Kematian Ibu (AKI) diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas (Ali, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tertinggi di negara Asia Tenggara. Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 tercatat 262 per 100.000 KH, tahun 2006 tercatat 255 per 100.000 KH, tahun 2007 tercatat 248 per 100.000 KH. Target Millineum Development Goals (MDGS) AKI di Indonesia tahun 2015 mencapai 125 per 100.000 KH (Brata, 2008). Berdasarkan penyebab kematian ibu secara langsung, infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu terbesar yaitu sekitar 20,25%, infeksi post partum dapat terjadi dari perlukaan jalan lahir, dari bendungan ASI dan salah satunya juga retensio urin yang kemungkinan disebabkan kurangnya melakukan mobilisasi dini (Manuaba, 2008). Retensio urin merupakan masalah yang perlu diperhatikan pada masa intrapartum maupun post partum. Pada masa intrapartum, sebanyak 16-17% kasus retensio plasenta diakibatkan oleh kandung kemih yang distensi akibat dari retensio urin. Sedangkan insiden terjadinya retensio urin pada periode post partum, menurut hasil penelitian Saultz berkisar 1,7% sampai 17,9%. Penelitian yang dilakukan oleh Yip menemukan insiden retensio urine post partum sebesar 4,9% dengan volume residu urine 150 cc sebagai volume normal paska berkemih spontan (Jurnal USU, 2009). Secara umum, retensio urin post partum dapat disebakan oleh trauma intra partum, reflek kejang sfingter uretra, hipotonia selama hamil dan nifas, ibu dalam posisi tidur terlentang, peradangan, psikogenik dan umur yang tua (khoirotun, 2013). Ermiati (2008) mengatakan juga dalam penelitiannya perdarahan postpartum adalah gangguan kontraksi uterus yang dapat diakibatkan oleh adanya retensio urin. Retensio urin menyebabkan distensi kandung kemih yang kemudian mendorong uterus keatas dan kesamping. Keadaan ini biasa menghambat uterus berkontraksi dengan baik yang akhirnya menyebabkan perdarahan. Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali disertai daerah kecil hemoragi. Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina atau episiotomi menurunkan atau mengubah 2

refleks berkemih. Penurunan berkemih, menyebabkan retensio urin sehingga terjadi distensi kandung kemih (Ermiati, 2008). Mobilisasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonalis. Di samping itu ibu merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segara merawat bayinya. Ibu harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur (Bahiyatun, 2009). Menurut survei awal di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya sejak Bulan Januari-Febuari 2015 tercatat 620 ibu post partum. Ibu yang tidak mengalami retensio urine sebanyak 602 orang (97,1 %) dan ibu yang mengalami retensio urine sebanyak 18 orang (2,9 %). Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan yang mengalami retensio urin di ruang nifas RSUD dr. Soekardjo di sebabkan oleh kurangnya mobilisasi dini dengan alasan ibu merasa takut akan bekas jahitan, malas, dan merasa capek setelah melahirkan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Mobilisasi Dini dengan Retensio Urin pada Ibu Nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Hubungan Mobilisasi Dini dengan Retensio Urine pada Ibu Nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mendapatkan gambaran mobilisasi dini di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2015. b. Mendapatkan gambaran retensio urine di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2015. c. Mendapatkan hubungan mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2015. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau 3

sekelompok objek (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010). A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Bulan April 2015 sebanyak 156 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan accidental sampling yaitu tehnik pengambilan sample berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu atau bersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010), dimana populasi yang akan dijadikan sampel adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal ketika kebetulan peneliti ada di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Bulan April 2015 sebanyak 42 orang. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Tanggal 14-30 April Tahun 2015. C. Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan membuat lembaran observasi. 2. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan lembaran observasi check list terhadap langkah-langkah mobilisasi dini yang disarankan oleh bidan untuk dilakukan oleh ibu dalam masa nifas. 3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi (check list). 4

D. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data a. Editing Data Tahapan ini merupakan tahapan kegiatan membersihkan dan membuang data yang tidak terpakai dalam data primer yang terkumpul pada lembar observasi. b. Coding Data Untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan memberi kode dengan tujuan mempermudah dalam pengolahan data. c. Pemindahan Data Memindahkan data dari lembar observasi kedalam master tabel. d. Tabulating Data Langkah ini berupa pengelompokan data ke dalam tabel tertentu menurut nilai yang dihasilkan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Analisa Data a. Analisa univariat Digunakan untuk mendeskripsikan semua variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P = f x 100 N Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden (Arikunto, 2010). b. Analisa Bivariat Analisa dilakukan untuk melihat hubungan mobilisasi dini terhadap retensio urine dengan menggunakan rumus uji Chi-Square : X 2 2 E Keterangan : O = Frekuensi yang diamati E = Frekuensi yang diharapkan X = Statistik Chi-Square Apabila dari perhitungan didapatkan chi-square lebih besar atau sama dengan harga kritik chi-square yang tertera dalam tabel taraf signifikasi yang ditetapkan, maka kesimpulan H 0 ditolak. 5

Apabila dari perhitungan didapat bahwa chi-square lebih kecil dari harga kritik chi-square yang tertera dalam tabel taraf signifikasi tang ditetapkan, maka kesimpulan H 0 diterima (Arikunto, 2010). III. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Mobilisasi Dini Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian besar ibu nifas melaksanakan mobilisasi dini yaitu sebanyak 23 orang (54,8%). Hal ini disebabkan karena ibu nifas mengetahui dan memahami manfaat dari pelaksanaan mobilisasi dini. Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin untuk membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Mobilisasi dini dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan jalan ringan sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi jam sampai hitungan hari (Sulistyawati, 2009). Kegiata mobilisasi dini dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadi kontraktur juga untuk memungkinkan pasien kembali secara penuh ke fungsi psikologisnya, karena perdarahan postpartum adalah gangguan kontraksi uterus yang dapat diakibatkan oleh adanya retensio urin. Retensio urin menyebabkan distensi kandung kemih yang kemudian mendorong uterus keatas dan kesamping. Keadaan ini biasa menghambat uterus berkontraksi dengan baik yang akhirnya menyebabkan perdarahan (Ermiati, 2008). 2. Kejadian Retensio Urine Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa kejadian retensio urine, pada ibu nifas yang mengalami retensio urine ialah sebanyak 16 orang (38,1%) sedangkan yang tidak mengalami retensio urine sebanyak 26 orang (61,9%). Retensio urine pada nifas dapat disebabkan oleh keadaan hipotonik dari kandung kemh. Perubahan ini dapat berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu nifas. Selama proses persalinan, trauma tidak langsung dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih. Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan kepala bayi saat persalinan serta rasa nyeri akibat laserasi vagina atau episiotomi dapat mempengaruhi proses berkemih (Kartika, 2007). Retensio urine pada nifas paling sering terjadi setelah kelahiran pervaginam spontan, disfungsi kandung kemih terjadi 9-14%, setelah kelahiran menggunakan forcep, angka ini meningkat menjadi 38%. Retensio urine ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot detrusor-spincter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema (Kartika, 2007). 6

3. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Retensio Urine Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa proposi ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi dini tetapi mengalami retensio urine sebanyak 13 responden (68,4%), lebih tinggi dibandingkan proposi ibu nifas yang melakukan mobilisasi dini dan tidak mengalami kejadian retensio urine sebanyak 20 responden (87%). Hasil pengujian statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai ρ sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan α (0,05), maka nilai ρ < nilai α (0,001 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan H O ditolak artinya ada hubungan antara mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Hasil uji statistik ini menunjukan mobilisasi dini memiliki hubungan terhadap kejadian retensio urine. Retensi ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot sphincter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema. Pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya akibat dari tidak mobilisasi dini yang sempurna. Retensio urine dapat terjadi pada pasien yang mengalami kelahiran normal sebagai akibat dari peregangan atau trauma dari dasar kandung kemih dengan edema trigonum. Faktor-faktor predisposisi lainnya dari retensio urine meliputi epidural anhestesia, mobilisasi dini, pada gangguan sementara kontrol saraf kandung kemih, dan trauma traktus genitalis. Retensio urine post partum dapat disebakan oleh trauma intra partum, reflek kejang sfingter uretra, hipotonia selama hamil dan nifas, ibu dalam posisi tidur terlentang, peradangan, psikogenik dan umur yang tua (khoirotun, 2013). Mobilisasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonalis. Di samping itu ibu merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segara merawat bayinya. Ibu harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur (Bahiyatun, 2009). Ada atau tidaknya hubungan bukan dilihat dari jumlah tertinggi kejadian tetapi dilihat dari hasil perhitungan statistik yang batas kemaknaannya 0,05. Hasil penelitian dapat dipengaruhi oleh besar sampel yang digunakan, waktu serta tempat penelitian juga metode penelitian. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Mobilisasi dini pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sebanyak 23 responden dengan presentase 54,8%. 2. Kejadian retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sebanyak 16 responden dengan presentase 38,1%. 3. Ada hubungan antara mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 menunjukan 7

bahwa ρ value sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai alfa (α) 0,05 jadi Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahiyatun. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Brata. (2008). Tersedia dalam http:www.dinkeskaltim.com, diperoleh tanggal 28 April 2015. Jurnal Penelitian USU. (2009). Tersedia dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27637/4/chapter%201.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015. Kartika. (2007). Retensio Urine Postpartum. Tersedia dalam http://www.jevuska.com/2007/04/19/retensi-urine-post-partum diakses pada tanggal 12 April 2015 Kusumahati, Evi. (2009). Panduan Praktis Ilmu Kebidanan. Garut: Garut. Manuaba, (2008), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta. EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam, (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan), Jakarta:Salemba Medika. Parida, ida. (2010). Hubungan Tindakan Persalinan Dengan Kejadian Retensio Urine Pada Ibu Postpartum. Tasikmalaya: Tasikmalaya. Prawirohardjo. (2006). Ilmu Kebidanan Jilid Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka.. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Rukiyah. (2011). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta: Trans Info Medika. Saleha, Sitti. (2009). Asuhan kebidanan pada masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati. (2009). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Wahyuni, Ali. (2013). Angka Kematian Ibu Menurut WHO. Terdapat dalam http://www.academia.edu/4106640/bab_i diakses pada tanggal 29 April 2015. Wiknjosastro. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 8