STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

PRODUKTIVITAS KINERJA MESIN BOR DALAM PEMBUATAN LUBANG LEDAK DI QUARRY BATUGAMPING B6 KABUPATEN PANGKEP PROPINSI SULAWESI SELATAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA.

EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK BERDASARKAN GROUND VIBRATION HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN TEKNIS PEMBORAN UNTUK MENINGKATKAN TARGET PRODUKSI

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

BAB II I S I Kecepatan pemboran suatu alat bor juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR JOINT TERHADAP FRAGMENTASI PELEDAKAN DAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PT SEMEN PADANG (PERSERO), TBK.

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA

Perencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

ANALISIS BIAYA PELEDAKAN PADA PROSES PEMBONGKARAN BATUGAMPING PT. SEMEN BOSOWA MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENGARUH EFISIENSI KERJA ALAT BOR PADA PEMBORAN PRODUKSI NIKEL LATERIT

ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN LUBANG LEDAK, BURDEN DAN SPACING TERHADAP PEROLEHAN FRAGMENTASI BATUGAMPING

Oleh : Santika Adi Pradhana Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No. Hp : ,

GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT ANDERSON OLEH KELOMPOK IV

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DRILABILITAS TUF DI DUSUN GUNUNGSARI, DESA SAMBIREJO, KECAMATAN PRAMBANAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... repository.unisba.ac.id. Halaman

EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK MENGGUNAKAN ANALISIS DISTRIBUSI UKURAN FRAGMEN PADA PELEDAKAN BATUAN PENUTUP DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

EVALUASI SISTEM PENGEBORAN PADA PEMBONGKARAN MATERIAL INTERBURDEN DI PT RENTAL PERDANA PUTRATAMA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

ANALISIS PENGARUH POWDER FACTOR TERHADAP HASIL FRAGMENTASI PELEDAKAN PADAPT. SEMEN BOSOWA MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS POWDER FACTOR DAN FRAGMENTASI HASIL LEDAKAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KUZ-RAM PADA TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014 Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa Makassar, 13 September 2014

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA NILAI KESEDIAAN ALAT DAN UKURAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN DENGAN BESARNYA PENGGUNAAN DAYA LISTRIK PADA HAMMER CRUSHER

RUSTAM D Proposal Tugas Akhir

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Supervisor Departement Drill and Blast, PT Bina Sarana Sukses

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Tambang Terbuka (013)

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

Serba-serbi Lengkap Mesin Pemecah atau Penghancur Batu/Stone Crusher Machine

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA KEBERHASILAN PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN

POTENSI DAN PEMANFAATAN BATUGAMPING DI PT. SUGIH ALAMNUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

Artikel Pendidikan 23

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI

Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN

ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUANPADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA SITE ADARO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUGAMPING UNTUK KEBUTUHAN PABRIK SEMEN DI PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

POLA PEMBORAN & PELEDAKAN

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Prinsip Pengeboran

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

ENIM, SUMATERA SELATAN

RANCANGAN SISTEM WAKTU TUNDA PELEDAKAN NONEL UNTUK MENGURANGI EFEK GETARAN TANAH TERHADAP FASILITAS TAMBANG

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

ANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP UKURAN FRAGMENTASI OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA JOBSITE ADARO KALIMANTAN SELATAN

EVALUASI PERIMETER BLASTING TERHADAP TINGKAT GETARAN TANAH (GROUND VIBRATION) PADA PRE BENCH PIT AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

Laporan Kegiatan Pengeboran Eksplorasi dan Geotech periode April 2018

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

PROPOSAL TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Tugas Akhir Penelitian Mahasiswa Pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.

RANCANGAN TEKNIS PENGEBORAN DAN PELEDAKAN OVERBURDEN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

PENGARUH GEOMETRI TERHADAP PRODUKSI PELEDAKAN BATUAN PENUTUP SUATU PENDEKATAN STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus

I. PENDAHULUAN. Dampak penambangan yang paling serius dan luas adalah degradasi, kualitas

KAJIAN RADIUS AMAN ALAT GALI MUAT TERHADAP FLYROCK PELEDAKAN PADA PIT 4500 BLOK 12 PT TRUBAINDO COAL MINING KUTAIBARAT KALIMANTAN TIMUR

EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

EVALUASI CRUSHING PLANT DAN ALAT SUPPORT UNTUK PENGOPTIMALAN HASIL PRODUKSI DI PT BINUANG MITRA BERSAMA DESA PUALAM SARI, KECAMATAN BINUANG

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Ramadhani Febrian Malta 1, Nurhakim 2, Riswan 2, Basri 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 3 Manager of Plan and Mine, PT Semen Tonasa e-mail : rama.dfm@gmail.com ABSTRAK PT Semen Tonasa merupakan perusahaan yang memproduksi semen terbesar di Indonesia Timur. Bahan baku utama dalam pembuatan semen Tonasa adalah limestone yang mana cara pengambilan bahan baku tersebut adalah dengan cara peledakan. Proses sebelum melakukan peledakan adalah pembuatan lubang ledak yang dibuat oleh alat bor. Berdasarkan hasil observasi lapangan alat bor yang bekerja tidaklah maksimal dalam pengerjaan pengeboran lubang ledak. Oleh sebab itu akan dilakukan analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Geometri pengeboran yang direncanakan perusahaan pada lokasi B.4 adalah burden 4,5 m, spasi 5 m, kedalaman 12,5 m sedangkan untuk lokasi B.8 rencana geometrinya adalah burden 3,5 m, spasi 4,5 m, kedalaman 9 dengan arah pengeboran vertikal dan pola pengeboran yang dipakai adalah staggered pattern. Data tertinggi efisiensi aktual alat bor selama pengambilan data adalah sebesar 62 % pada lokasi B.4 dan 44,5 % pada lokasi B.8 dengan kecepatan pengeboran rata-ratanya adalah 1,23 m/menit untuk area B.4 dan 1,33 m/menit untuk lokasi B.8. Jumlah lubang bor yang harus dibuat untuk memenuhi target yang diberikan oleh perusahaan adalah sebanyak 28 lubang/hari untuk lokasi B.4 dan 39 lubang per/hari untuk lokasi B.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai efektifitas alat bor menjadi rendah adalah tingginya waktu alat bor standby dibandingkan dengan jam kerjanya. Adapun faktor yang membuat nilai cycle time menjadi tinggi adalah seringnya rod menyangkut pada proses pembuatan lubang ledak. Sedangkan faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya nilai RPM suatu alat adalah kondisi material yang sedang di bor, semakin keras material yang akan digerus nilai RPM nya akan semakin kecil begitu pula sebaliknya semakin rapuh material yang akan digerus maka semakin besar nilai RPM nya. Kata Kunci : Alat Bor, Efektifitas Alat Bor, Pengeboran PENDAHULUAN PT Semen Tonasa adalah salah satu perusahaan yang memproduksi semen terbesar di kawasan Indonesia Timur. Berdasarkan Ijin Usaha Pertambangan dengan keputusan Bupati Pangkep No. 540.11/014- IUP/DPT/VII/2007 menempati lahan seluas 214,56 ha, berlokasi di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan, yang mana sistem penambangannya dilakukan secara tambang terbuka (quarry). PT Semen Tonasa saat ini memiliki 4 unit pabrik yang sedang beroperasi, yaitu Unit Tonasa II &III yang berkapasitas 590.000 ton semen pertahun, Unit Tonasa IV dengan kapasitas 2.300.000 ton semen per tahun dan Unit Tonasa V dengan kapasitas 2.500.000 ton semen pertahun. Suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi penambangan adalah perencanaan tambang. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern memerlukan model pemograman komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara. Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah perancangan pit (penentuan batas akhir pernambangan, dan pentahapan) penjadawalan produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan. Pada PT Semen Tonasa, untuk melakukan pembongkaran endapan yang ada di daerah tambang dilakukan dengan menggunakan proses peledakan yang mana peledakan tersebut membutuhkan lubang ledak untuk meletakkan detonator, anfo dan juga bahan peledak lainnya. Berdasarkan hasil observasi lapangan, kedalaman lubang ledak pengeboran hasil pengukuran secara manual tidak semuanya sesuai dengan target kedalaman lubang ledak pengeboran secara aktual di lapangan sehingga dapat mempengaruhi produksi pencapaian target yang di targetkan oleh perusahaan. Maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis faktor-faktor yang menyebabkan kedalaman lubang ledak tidak sesuai dengan kedalaman lubang ledak pengeboran secara aktual di lapangan. Dari kondisi inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tugas akhir dengan judul Kajian Teknis Produktivitas Alat Bor Untuk Penyediaan Lubang Ledak di PT Semen Tonasa Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan. DASAR TEORI Estimasi Produktifitas Pengeboran Lubang Ledak Produktifitas suatu mesin bor untuk penyediaan lubang ledak menyatakan berapa volume atau berat batuan yang dapat dicakup oleh lubang ledak dalam waktu tertentu, 31

sehingga produktifitas mesin bor dinyatakan dalam volume atau berat per satuan waktu (m 3 /jam, ton/jam). Ini dengan anggapan bahwa seluruh volume cakupan lubang ledak itu akan terbongkar ketika diledakkan. Produktifitas mesin bor dipengaruhi oleh geometri dan pola pengeboran, kecepatan pengeboran, efesiensi kerja, dan volume setara. Persamaan untuk menghitung produktifitas alat bor adalah sebagai berikut : W rpm p ( 61 28log10 Sc ) D 300 Dimana : p = Kecepatan Penetrasi (ft/jam) Sc = Kuat tekan uniaxial (psi) W/D = Berat penekanan pada bit dibagi 1000 (lbs) rpm = Putaran bor per menit (rpm) Waktu Edar Waktu edar pengeboran adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat bor untuk melakukan serangkaian skegiatan pembuatan satu lubang bor. Adapun persamaan untuk menentukan waktu edar pengeboran adalah : Ct n ( Bt St) Pt Dt i 1 Dimana : Ct = Waktu pengeboran (menit) Bt = Waktu mengebor dari permukaan sampai kedalaman tertentu yang disertai dengan peniupan serbuk bor/flushing, (menit) St = Waktu untuk menyambung batang-bor, meniup serbuk bor, melepas batang bor (menit) Pt = Waktu pindah posisi. Waktu yang diperlukan oleh alat bor untuk pindah dari lubang bor yang telah dibuat ke lokasi lubang bor baru yang akan dibuat (menit) Dt = Waktu yang digunakan untuk mengatasi hambatan yang terjadi (menit) Kecepatan Pengeboran Kecepatan pengeboran adalah lamanya lwaktu yang diperlukan untuk mengebor dan mengatasi hambatan selama pengeboran. Kecepatan pengeboran dipengaruhi oleh banyak faktor seperti : geologi, sifat fisik batuan, penyebaran tegangan dan struktur internal. Adapun persamaan untuk perhitungan kecepatan pengeboran : H Vdr Ct Dimana : Vdr = Kecepatan mesin bor rata-rata (drm/menit, meter/menit) H = Kedalaman lubang bor (meter) Ct = Waktu pengeboran (menit) Penggunaan Efektif (Effective Utilization, EU) Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja produktif, penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari penggunaan efektif sebagai berikut : Kesediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA) Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang dipergunakan. Kesediaan mekanik (MA) ini menunjukkan kesediaan alat secara nyata karena adanya waktu akibat masalah mekanik. Persamaan dari kesediaan mekanik (MA) adalah: MA W W R x 100% Kesediaan Fisik (Physical Availability, PA) Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang dipergunakan dalam beroperasi. Faktor ini merupakan pengaruh dari segala waktu akibat semua permasalahan yang ada. PA W S W R S x 100% Persen Penggunaan Kesediaan (Use of Availability Percent, UA) Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Nilai kesediaan pemakaian (UA) biasanya memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan alat digunakan. Persamaan dari persen penggunaan ketersediaan (UA), sebagai berikut: W UA W S x 100% Keterangan : EU = Efisiensi kerja alat bor (%) W = kerja alat, yaitu waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap waktu mengatasi hambatan hambatan yang ada, waktu untuk pulang pergi permukaan kerja, waktu pindah tempat permukaan kerja, waktu pelumasan dan pengisian bahan bakar, serta waktu hambatan akibat keadaan cuaca (jam) R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang digunakan untuk perbaikan dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan, termasuk juga waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan (jam) S = Jumlah jam menunggu alat, yaitu jumlah jam suatu alat yang tidak dapat pergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi (jam) 32

HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Pengeboran Geometri pengeboran yang direncanakan oleh perusahaan untuk area B.4 adalah burden 4,5 m, Spasi 5 m dengan kedalaman 12,5 m sedangkan untuk area B.8 adalah burden 3,5 m, spasi 4,5 m, dengan kedalaman 9,5 m. Sedangkan geometri aktual yang diukur secara langsung di lapangan adalah sebagai berikut. No. Tanggal Burden Tabel-1. Geometri Aktual Spasi Kedalaman Kemiringan Tinggi Jenjang Diameter Area B.4 1. 4,59 5,63 12,7 90 0 12,7 0,1143 4,59 2. 4,48 5,57 12,5 90 0 12,5 0,1143 4,48 3. 3,19 4,01 12,3 90 0 12,3 0,1143 3,19 4. 3,95 5,23 12,5 90 0 12,5 0,1143 3,95 5. 3,97 5,71 12,5 90 0 12,5 0,1143 3,97 6. 4,01 5,72 12,6 90 0 12,6 0,1143 4,01 7. 4,03 5,56 12,5 90 0 12,5 0,1143 4,03 Area B.8 1. 3,66 4,3 8,7 90 0 8,7 0,1143 3,66 2. 3,22 4,45 9,9 90 0 9,9 0,1143 3,22 3. 2,9 4,27 9,1 90 0 9,1 0,1143 2,9 4. 3,76 5,33 9,3 90 0 9,3 0,1143 3,76 5. 4,1 5,53 9,2 90 0 9,2 0,1143 4,1 6. 3,93 5,66 9,6 90 0 9,6 0,1143 3,93 Waktu Kerja Alat Bor Waktu kerja alat bor adalah waktu yang digunakan alat bor untuk melakukan proses pengeboran yang meiputi waktu kerja, waktu perbaikan alat dan juga waktu standby, adapun waktu kerja alat bor yang diamati dilapangan tercantum dalam Tabel-4. Pengaruh Nilai Kuat Tekan Uniaksial Dengan Kecepatan Penetrasi Nilai kuat tekan uniaxial sangat berpengaruh terhadap kecepatan penetrasi, semakin keras batuan maka kecepatan penetrasi nya akan semakin lama. Gambar-1 memuat grafik hubungan antara nilai kuat tekan uniaxial terhadap kecepatan penetrasi. Semakin kuat batugamping, kecepatan penetrasi semakin berkurang. Tabel-4. Waktu Kerja Alat Bor Waktu Siklus Pengeboran Waktu siklus pengeboran merupakan waktu yang dibutuhkan oleh alat bor untuk membuat satu lubang bor dengan mengatasi semua hambatan yang ada. Hasil pengamatan di lapangan diambil sampelcycle time pengeboran dari alat bor yang bekerja di area B.4 dan juga B.8. Waktu siklus pengeboran rata-rata pada tiap kali pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel-2. Cycle Time Alat Bor Area B.4 No. Tanggal Cycle Time Cycle Time (Detik) (Menit) 1. 15 637,35 10,62 2. 16 623,32 10,39 3. 20 579,99 9,67 4. 22 552,52 9,21 5. 23 579,03 9,65 6. 28 699,55 11,66 7. 29 606,82 10,11 JUMLAH 4278,58 71,31 Tabel-3. Cycle Time Alat Bor Area B.8 No. Tanggal Cycle Time Cycle Time (Detik) (Menit) 1. 13 500,5 8,34 2. 19 441,64 7,36 3. 21 470,99 7,85 4. 26 456,89 7,61 5. 27 274,45 4,57 6. 30 449,82 7,5 JUMLAH 2594,29 43,24 33

RPM JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 31-36 No. Tanggal Kerja (W) 1 15 2 16 3 20 4 22 5 23 6 28 7 29 Tabel-5. Efektifitas Kerja Alat Area B.4 Perbaikan (R) Standby (S) PA UA MA EU 5,6 0,8 3,6 92 60,87 87,5 56 5,6 0,6 3,8 94 59,57 90,32 56 5,1 1,1 3,8 89 57,3 82,26 51 4,8 1 4,2 90 53,33 82,76 48 5,1 0,9 4 91 56,04 85 51 6,2 0,8 3 92 67,39 88,57 62 5,3 1,3 3,4 87 60,92 80,3 53 Gambar 1. Grafik Hubungan Nilai Kuat Tekan Uniaxial Dengan Kecepatan Penetrasi Hubungan RPM Terhadap Kecepatan Penetrasi RPM (Revolutions Per Minute) sangatlah berpengaruh terhadap kecepatan penetrasi, semakin tinggi nilai RPM maka kecepatan penerasi dari suatu alat bor akan semakin tinggi pula guna menggerus batuan untuk membuat suatu lubang ledak. Adapun hubungan keduanya dapat dilihat pada grafik berikut : 450.00 400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 Hubungan RPM Dengan Kecepatan Penetrasi y = 0.3965x + 1E-13 R² = 1 0 500 1000 1500 Drr RPM Linear (RPM) Gambar 2. Grafik Hubungan RPM Dengan Kecepatan Penetrasi Efektifitas Kerja Alat Bor Efektifitas kerja yang digunakan berdasarkan waktu kerja dari alat bor untuk bekerja secara produktif dalam membuat lubang bor selama 1 (satu) hari kerja.waktu kerja tersedia untuk membuat lubang bor setiap harinya adalah 10 jam. Dari hasil perhitungan menunjukkan efektifitas kerja rata-rata serta jam kerja efektif rata-rata per hari untuk alat bor dapat dilihat pada Tabel berikut : No. Tanggal Kerja (W) 1 13 2 19 3 21 4 26 5 27 30 6 Tabel-6. Efektifitas Kerja Alat Area B.8 Perbaikan (R) Standby (S) PA UA MA EU 4,45 1,65 3,9 83,5 53,29 72,95 44,5 3 1,9 5,1 81 37,04 61,22 30 4,1 0,85 5,05 91,5 44,81 82,83 41 4 0,9 5,1 91 43,96 81,63 40 3,6 1,1 5,3 89 40,45 76,6 36 3,9 1,6 4,5 84 46,43 70,91 39 KESIMPULAN 1. Kecepatan pengeboran rata-rata yang dibuat oleh alat bor pada 2 area berbeda yaitu pada area penambangan PT Semen Tonasa B.4 kecepatan pengeboran rata-rata yang dibuat adalah 1,23 m/menit dan pada area penambangan PTSemen Tonasa B.8 kecepatan pengeboran rata-rata yang mampu dibuat adalah sebesar 1,33 m/menit. 2. Faktor yang menyebabkan utilitasi alat bor rendah adalah tingginya waktu standby alat bor yang dikarenakan unit alat bor berhenti bekerja sebelum waktu kerja berakhir. 3. Kebutuhan lubang ledak pada 2 lokasi di area penambangan quarry PT Semen Tonasa yaitu pada area B.4 dan juga B.8 berbeda. Pada area B.4 jumlah lubang yang harus dibuat adalah sebanyak 8.352 lubang/tahun atau sebanyak 28 lubang per hari. Sedangkan kebutuhan lubang ledak pada area B.8 adalah sebanyak 11.592 lubang/tahun atau 39 lubang per harinya. 34

DAFTAR PUSTAKA [1] Gokhale, B.V., 2010, Rotary Drilling and Blasting in Large Surface Mines. CRC Press. New York. Hal : 16. [2] Hemphil, G.B., 1981, Blasting Operations., United State of America : McGraw-Hill Book Company. Hal : 41. [3] Hustrulid, Williams. 3 rd Edition. Open Pit Mine Planning & Design. Hal : 781-785 & Hal 963-982. [4] Jimeno, Carlos Lopez. 2010, Drilling and Blasting of Rocks. [5] Koesnaryo, S., 2001, Pengeboran untuk Penyediaan Lubang Ledak, Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta. Hal : 5-21. [6] Kurniawan, L., 2004, Modul Perkuliahan Teknik Peledakan. Banjarbaru : Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat. Hal : 33. 35

36