bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

NO KATALOG :

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB II PROFIL WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB I LATAR BELAKANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan Kuantan Mudik kabupaten Kuantan Singingi. Mayoritas dari

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Katalog BPS :

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK TAHUN 2015

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB II SEJARAH DAKWAH ISLAM DI DESA KALIORI. A. Strategi Awal Dakwah Islam dan Kristenisasi di Desa Kaliori

BAB I PENDAHULUAN. wawancara, curah pendapat, serta mengacu buku profil desa dan profil Dusun

Transkripsi:

21 BAB II GAMBARAN UMUM DESA KLINTING KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS A. Sejarah Pembangunan Desa Klinting Sejarah pembangunan desa Klinting dimulai pada masa kepemimpinan bapak Sawijaya, yang merupakan kepala desa Klinting yang ke-9. Adapun kepala desa yang memimpin desa Klinting dari yang pertama sampai saat ini yaitu sebagai berikut. 1. Ki Cemplong 2. Ki Cagati 3. Ki Anggadipa 4. Ki Dipanangga 5. Ki Bangsawijaya 6. Ki Karyadipa 7. Ki Dage 8. Ki Jayawikrama 9. KI Sawijaya (antara tahun 1949-1989) 10. Bapak Nano Martosuwiryo (antara tahun 1989-2001) 11. Bapak Sukarso (antara tahun 2001-2007) 12. Bapak Mardi, S.H (antara tahun 2007-2011) 13. Bapak Sudir (antara tahun 2011 sampai sekarang) Inilah para tokoh yang pernah dan sedang memimpin desa Klinting, adapun pembangunan desa Klinting sebelum pemerintahan Ki Sawijaya belum terlihat, karena pada waktu itu negara Indonesia belum merdeka jadi masih belum 21

22 memikirkan pembangunan, yang terpenting pada saat itu adalah merebut dan memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia. Setelah kemerdekaan barulah desa Klinting dibawah kepemimpinan Ki Sawijaya melakukan beberapa pembangunan yang pada waktu itu memang masih cukup sederhana diantaranya. 1. Dibangunnya SD Inpres pada tahun 1950. 2. Pembentukan RT dan RW pada tahun 1950. 3. Pembangunan balai desa pada tahun 1954. 4. Pengerasan jalan lingkungan pada tahun 1969. 5. Jalan desa yang dinamakan Padat Karya pada tahun 1978. 6. Masuknya jaringan listrik pada tahun 1980. Setelah Ki Sawijaya menjabat sebagai kepala desa Klinting selama kurang lebih 40 tahun, kemudian pemilihan kepemimpinan selanjutnya dilakukan melalui proses Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1989 yang dimenangkan oleh bapak Nano Martosuwiryo. Bapak Nano Martosuwiryo sebagai kepala desa Klinting menjabat selama 10 tahun dan pada kepemimpinannya kemajuan dalam pembangunan diantaranya. 1. Pembangunan mushola dan masjid untuk tempat ibadah umat Islam antara tahun 1994 sampai 1996. 2. Pembangunan Pura Pedaleman Giri Kendeng untuk tempat ibadah umat Hindu pada tahun 1999, pembangunan Pura ini memang sudah direncanakan sejak lama, tapi kerena minimnya dana dan tidak adanya lahan maka pembangunan baru bisa terwujud pada tahun 1999, dengan bantuan dari pemerintah.

23 3. Dibangunnya jalan aspal yang menghubungkan desa Tanggeran, Sokawera, Kemawi, dan Sumpiuh antara tahun 1999-2001. 4. Penambahan area balai desa Klinting pada tahun 1997. 5. Pembangunan TK Pertiwi Klinting pada tahun 1998 6. Pembangunan sarana air bersih pada tahun 2000. 7. Penataan wilayah RT dan RW pada tahun 2000. 8. Penyelamatan lingkungan hidup pada tahun 2000. 9. Pengadaan program kejar paket A pada tahun 2001. 10. Penataan kelembagaan desa pada tahun 2001. Setelah masa jabatan Nano Martosuwiryo sebagai kepala desa berakhir, kemudian diadakan pemilihan kepala desa kembali yang diselenggarakan pada tahun 2001 dan yang terpilih adalah Sukarso. Dibawah kepemimpinan Sukarso nampak adanya kemajuan pembangunan yang berupa. 1. Penyadaran warga pentingnya PBB pada tahun 2002. 2. Pembangunan jalan dengan konsep Rabat Beton pada tahun 2002-2003. 3. Di bidang pertanian memprakarsai berdirinya KLOMPECAP pada tahun 2005. 4. Memajukan kesenian daerah pada tahun 2006. Setelah masa jabatan Sukarso berakhir, kemudian diadakan kembali pemilihan kepala desa pada tahun 2007 dan yang terpilih adalah Mardi, S.H.. Semenjak dilantik menjadi kepala desa Klinting. Mardi memiliki semangat untuk melanjutkan pembangunan di bidang sarana dan prasarana, program yang dikembangkan antara lain.

24 1. Pembangunan sarana air bersih pada tahun 2008. 2. Pembangunan Polindes pada tahun 2009. 3. Pengembangan Posyandu Model atau PAUD pada tahun 2009. 4. Pembangunan jalan dengan konsep Rabat Beton pada tahun 2010-2011. Namun jabatan Mardi tidak sampai dengan masa akhir jabatannya yang berakhir pada tahun 2011, kemudian diisi penjabat sementara dari kecamatan untuk menggantikan Mardi yaitu Suwarno. Walaupun hanya dalam beberapa bulan Suwarno dapat mengembangkan program-program sebagai berikut. 1. Pembinaan perangkat dalam bidang administrasi. 2. Penerimaan bantuan LISDES di wilayah Dusun III desa Klinting. Setelah diadakan kembali pemilihan kepala desa pada bulan Juli 2011, dan kemudian terpilih dan dilantiknya Sudir sebagai kepala desa baru, beliau melanjutkan program-program dan pembangunan dalam berbagai bidang. Mulai dari pembangunan jembatan, rehabilitasi jembatan dan masih banyak lagi. Program-programnya dari sektor sosial yang diantaranya memberikan bantuan kecelekaan kepada penderes, kemudian untuk membantu para petani dan peternak, mereka dibantu dengan diberikan bantuan berupa bibit pohon durian, bibit kelapa hibrida, bibit jambu, bibit kedelai, kambing Etawa untuk di pelihara dan bantuan pakan serta bibi ikan gurame. Kepemimpinan bapak Sudir memang masih sampai sekarang dan semua program-programnya juga belum sepenuhnya terlaksana. Tetapi tidak dipungkiri bahwa kepemimpinan Sudir sebagai kepala desa Klinting, memang membawa dampak yang nyata bagi kemajuan desa Klinting. Hal ini dapat dilihat dari

25 prestasi yang telah dicapai, yang membawa desa Klinting sebagai desa terbaik ke 2 dalam pelaksanaan program RASKIN tahun 2012 kabupaten Banyumas. Pada baru-baru ini tepatnya tahun 2014, desa Klinting juga mendapat prestasi dan keberhasilan dalam melunasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2014 kabupaten Banyumas. (Sumber: Profil Pembangunan Desa Klinting Tahun 2014) B. Letak Geografis Desa Klinting Desa Klinting merupakan desa yang berada di daerah pegunungan dan termasuk dalam wiliyah kecamatan Somagede kabupaten Banyumas. Desa yang berpenduduk 2.307 orang ini mempunyai luas wilayah 3,76 km 2 dengan ketinggian 300 meter dari permukaan laut (Data Monografi Desa Klinting Kecamatan Somagede tahun 2013). Desa Klinting mempunyai konfigurasi pegunungan, tergolong dataran sedang dan sebagian dataran tinggi. Terdapat dua aliran sungai yang melintasi desa Klinting yaitu sungai Curug Gong dan sungai Curug Gadung Jarak desa Klinting berada pada 2 Km dari pusat pemerintahan kecamatan Somagede dan 27 km dari ibukota kabupaten Banyumas. Desa ini relatif mudah untuk dapat diakses melalui jalan darat dengan kendaraan umum atau dengan kendaraan pribadi lainnya, dapat juga dijangkau dengan kendaraan bermotor dalam waktu sekitar 20 menit dari pusat kecamatan Somagede dan sekitar 1 jam dari pusat ibukota Banyumas.

26 Wilayah Klinting terdiri dari 20 RT, 2 RW, dan 4 dusun yaitu dusun Wanasara, dusun Jumbul, dusun Karang Pucung, dan dusun Klinting, masingmasing dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun. Batas-batas administratif desa Klinting kecamatan Somagede kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut. 1. Sebelah Utara : Desa Somagede dan Desa Kanding 2. Sebelah Timur : Desa Kemawi 3. Sebelah Selatan : Desa Karang Gintung 4. Sebelah Barat : Desa Tanggeran C. Keadaan Demografis Desa Klinting 1. Jumlah Penduduk Desa Klinting dapat dikatakan sebagai wilayah yang tidak padat dengan luas 3,76 km 2 yang dihuni oleh 2.307 Jiwa yang terdiri dari 1.138 orang laki-laki dan 1.169 orang perempuan dengan kepadatan penduduk 613,56 per km 2. Penduduk desa Klinting kecamatan Somagede kabupaten Banyumas secara keseluruhan memiliki status kewarganegaraan sebagai warga negara Indonesia (WNI). Komposisi penduduk berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

27 Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur dan Jenis Kelamin No Umur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0-4 tahun 109 108 217 2. 5-9 tahun 102 91 193 3. 10-14 tahun 100 82 182 4. 15-19 tahun 60 64 124 5. 20-24 tahun 56 62 118 6. 25-29 tahun 63 74 137 7. 30-34 tahun 76 88 164 8. 35-39 tahun 97 88 185 9. 40-44 tahun 76 83 159 10. 45-49 tahun 78 93 171 11. 50-54 tahun 85 82 167 12. 55-59 tahun 66 81 147 13. 60-64 tahun 51 56 107 14. 65-69 tahun 46 39 85 15. 70-74 tahun 34 35 69 16. 75 tahun ke atas 39 43 82 Jumlah Total 1.138 1.169 2.307 Sumber: BPS kabupaten Banyumas, hasil proyeksi penduduk desa Klinting 2013 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Desa Klinting Kecamatan Somagede No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (orang) (%) 1. Laki-laki 1.138 49 % 2. Perempuan 1.169 51 % Jumlah Total 2.307 100 % Sumber: BPS kabupaten Banyumas, hasil proyeksi penduduk 2013 Bisa kita lihat pada Tabel 2.1 populasi umur yang paling banyak di desa Klinting yaitu umur 0-4 tahun, dimana usia tersebut adalah usia anak-anak. Usia ini menunjukan angka kelahiran anak dari penduduk semakin tinggi, jadi tidak menutup kemungkinan untuk tahun kedepannya populasi masyarakat desa Klinting pasti akan semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk umur yang paling

28 sedikit populasinya adalah umur 70-74 tahun itu berarti sedikitnya usia yang sudah tidak produktif, dimana usia tersebut pada umumnya masyarakat Indonesia dianggap sebagai usia maksimal kerja atau pensiun. Pada desa Klinting untuk jumlah penduduk perempuan memiliki populasi lebih banyak sebesar 51 % dibandingkan penduduk laki-laki yang hanya 49 %. 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan di desa Klinting tergolong sedang, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan yaitu diantaranya telah tersediannya 2 PAUD, 2 TK, 2 Sekolah Dasar. Adapun komposisi penduduk desa Klinting berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Tidak/belum tamat SD 72 3 % 2. Tamat SD 2.074 90 % 3. Tamat SLTP 72 3 % 4. Tamat SLTA 52 2 % 5. Akademi/Universitas 37 2 % Jumlah Total 2.307 100 % Sumber: Data Monografi Desa Klnting, Somagede tahun 2013 Dari tabel 2.3 dapat dilihat mayoritas penduduk di desa Klinting mayoritas berpendidikan tamat SD sebanyak 2.074 atau 90 % orang sedangkan di urutan kedua penduduk yang tamat SLTP dan tidak atau belum tamat SD yaitu 3 % berjumlah 72 orang. Urutan ketiga penduduk yang tamat SLTA sebanyak 52 orang, sedangkan di urutan keempat tingkat pendidikan akademi atau universitas

29 sebanyak 37 orang. Dari tingkatan itu dapat kita simpulkan bahwa masyarakat desa Klinting merupakan masyarakat yang belum modern karena mereka belum sadar akan pentingnya pendidikan. hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang tingkat penddikannya putus dijenjang SD, dan berbanding terbalik dengan jumlah lulusan dari akademi atau universitas yang masih sedikit. Faktor ini juga dikarenakan lokasi pada wilayah desa Klinting memang di pegunungan yang masih minim akan lembaga-lembaga pendidikan. 3. Pekerjaan Penduduk Dalam aktivitas perekonomian warga, masyarakat pada desa Klinting memiliki keragaman pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat. Jenis pekerjaan penduduk yang cukup dominan adalah dalam bidang pertanian, yang kedua dominannya adalah dalam bidang industri. Dan urutan ketiga terbanyak adalah dalam perdagangan. Tabel 2.4 Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan Desa Klinting No Jenis Pekerjaan Jumlah/ Persentase Orang (%) 1. Pertanian 863 50 % 2. Pertambangan dan Penggalian 5 0,3 % 3. Industri 434 25 % 4. Listrik, Gas, dan Air 1 0,1 % 5. Konstruksi 70 4 % 6. Perdagangan 162 9 % 7. Angkutan dan Komunikasi 72 4 % 8. Lembaga Keuangan 4 0,2 % 9. Jasa-jasa 104 6 % Jumlah Total 1.715 100 % Sumber: BPS Kabupaten Banyumas Tahun 2013

30 Mayoritas mata pencaharian masyarakat di desa Klinting adalah pada sektor pertanian, baik sebagai petani penggarap maupun buruh tani. Jenis komoditas yang ada di desa Klinting lebih dominan pada komoditas pertanian seperti padi, jagung, kedelai, kacang. Pertanian yang paling mendominasi yaitu tanaman padi dan tanaman kedelai pada musim kemarau, karena sistem pengairan sawahnya adalah tandah hujan sehingga sistem tanamnya dilakukan secara bergantian sesuai musimnya. Selain mata pencahariannya dalam sektor pertanian, masyarakat desa Klinting khususnya dusun Wanasara yang mayoritas beragama Hindu juga bekerja dalam sektor industri-industri kecil atau industri rumah tangga. Industriindustri ini didukung dengan banyaknya jenis komoditas perkebunan seperti kelapa dan cengkeh. Namun untuk cengkeh memang tidak terlalu diandalkan oleh penduduk karena jarak dari proses penanaman sampai panen memang tergolong lama. Didukung dengan lokasi daerahnya yang berada di puncak pegunungan Kendeng yang subur. Untuk umat Hindu yang berada di Dusun Wanasara mayoritas bekerja mengambil air nira kelapa. Kelapa oleh penduduk tidak hanya dicari hasil buah kelapanya saja, namun yang lebih utama dan paling banyak adalah disadap atau diambil air niranya untuk dibuat menjadi gula kelapa. Gula kelapa itu biasanya di jual ke luar daerah Klinting, karena memang di Klinting belum ada pasar untuk jual beli, sehingga gula kelapa harus di bawa ke pasar Somagede, yang tak jauh dari Klinting.

31 D. Jumlah Penduduk Desa Klinting Menurut Agama Seperti yang diketahui bahwa agama memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menghidupkan rasa gotong royong. Harmonisasi hubungan dalam keluarga rasa hormat-menghormati, dan motivasi lainnya yang ada dalam masyarakat. Agama dapat memberikan motivasi bagi masyarakat agar mereka dapat berusaha dalam hal pembangunan ekonomi keluarga sehingga mereka dapat memelihara kesejahteraan rumah tangga dengan baik dan tepat. Berbicara tentang agama, mayoritas dari penduduk masyarakat desa Klinting memeluk agama Islam, tapi untuk agama Hindu di desa Klinting termasuk cukup banyak. Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Agama Desa Klinting No Agama Jumlah Persentase (orang) (%) 1. Islam 2.132 92 % 2. Hindu 175 8 % Jumlah Total 2.307 100 % Sumber: KUA Kecamatan Somagede Tahun 2013 Dapat disimpulkan mayoritas memang kaum muslim lebih banyak pemeluknya dibanding dengan pemeluk agama Hindu. Namun adanya rumah ibadah yang cukup beraneka ragam menunjukkan memang masyarakat desa Klinting sangat saling menghargai antar umat beragama lainnya. Umat Hindu klinting juga memiliki dua aliran yaitu Hindu-Jawa dan Hindu-Bali. Dari jumlah 175 umat Hindu diantaranya ada 50 % yang penganut Hindu-Jawa dan 50% menganut Hindu-Bali.

32 E. Sarana dan Prasarana Desa Klinting Sarana jalan angkutan merupakan salah satu penunjang tercapainnya pemerataan pembangunan. Adapun pemerataan pembangunan dilaksanakan untuk mencapai terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi dan terjagannya stabilitas nasional. Karena memang pada hakekatnya masingmasing rakyat memiliki hak yang sama untuk menikmati hal tersebut. Demikian pula desa Klinting, pembangunan jalan sebagai lalu lintas perhubungan antara Somagede sebagai kecamatan dan Purwokerto sebagai ibukota kabupaten Banyumas, dihubungkan jalan darat dengan konstruksi jalan beraspal. Sedangkan dari pusat desa menuju keseluruh dusun dihubungkan dengan jalan yang diperkeras dengan batu dan sebagian sudah beraspal. Keadaan jalan yang beraspal mampu mendukung mobilitas dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi lebih tinggi, sehingga banyak masyarakat desa Klinting yang melakukan urbanisasi, terutama kaum muda. Memang karena kurang tersedianya lapangan pekerjaan di desa Klinting, mengakibatkan sebagian besar penduduknya mencari kerja di luar desa untuk pergi ke kota-kota besar untuk bebeberapa waktu bahkan beberapa tahun. Bagi penduduk desa Klinting jalan beraspal sangat membantu proses kehidupan dalam sehari-hari, terutama bagi pedagang dan para pekerja yang mempunyai pekerjaan di luar desa Klinting. Hal itu juga mendorong peningkatan produksi dari hasil penduduk berupa gabah maupun gula kelapa untuk dipasarkan di luar desa. Sarana prasarana dalam bidang pendidikan bisa dibilang tergolong sedang, hal ini didukung adanya fasilitas pendidikan di desa Klinting dengan tersedianya 2 PAUD, 2 TK, dan 2 SD.

33 F. Kelembagaan Desa Klinting Kelembagaan desa adalah organisasi sebagai aturan main yang menentukan ruang gerak dalam mencapai tujuan dalam lingkup desa. Aturan main yang memberikan gerak berjalannya suatu organisasi diatur dalam undangundang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, peraturan daerah serta keputusan kepala daerah. Sedangkan lembaga masyarakat adalah suatu himpunan yang mengatur norma-norma dari tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Lembaga sosial yang ada di desa Klinting adalah sebagai berikut. Tabel 2.6 Lembaga Sosial di Desa Klinting No Jenis Kelembagaan Desa Jumlah Pengurus/Kader 1 Pemerintah Desa 14 orang 2 BPD 7 orang 3 LPMD 13 orang 4 PKK 18 5 Karang Taruna 32 6 Kelompok Tani 6 7 RT 20 8 RW 2 9 Kelompok Kesenian 15 kelompok 10 PAUD 2 11 TK 2 12 SD 2 Sumber: Profil Pembangunan Desa Klinting Tahun 2014 Selain menjadi kelengkapan struktur kelembagaan dalam pemerintahan desa. Lembaga-lembaga yang berada di desa Klinting juga membantu masyarakatnya dalam segala aspek kehidupan. Karena pada hakekatnya memang

34 kelembagaan ini mucul guna membantu untuk menampung segala aspirasi dari masyarakat, sehingga dapat memenuhi segala yang dibutuhkan dalam masyarakat.