BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Oleh karena itu tentu ada faktor faktor yang mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan dalam menapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pun semakin cepat dan diimbangi dengan tingkat frekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

dua orang yang tidak akan pernah tergantikan dalam hidupku. Serta untuk kalian semua yang selalu memberiku semangat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di dunia usaha akhir akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober Artikel: Wikipedia Thre Free

NADIA NUR FADILLAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2016

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kepuasan bagi konsumennya. Perusahaan dapat menjadi pemenang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1.1 Kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing agar dapat mempertahan-kan eksistensinya. Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis terutama dalam bidang transportasi menjadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan dalam waktu cepat, berteknologi

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAYANAN FASILITAS TERMINAL BAGI PENGGUNA JASA PENERBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. memilki banyak pulau sehingga moda transportasi udara dibutuhkan untuk

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang dan terdiri dari banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dan banyaknya antusiasme masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi kedepannya dalam pengembangan jasa angkutan udara, dimana angkutan udara dapat menjangkau daerah-daerah terpencil sekaligus, dan juga dapat menghemat banyak waktu dalam perjalanan dibanding dengan sarana transportasi lain seperti darat dan laut. Dengan banyaknya peminat dalam penggunaan transportasi udara, pihak-pihak yang terkait seperti perusahaan penerbangan, dan penyedia layanan penerbangan yaitu bandar udara melakukan berbagai langkah dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat dari masa ke masa. Keberadaan Bandara Husein Sastranegara di kota Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat, menjadikan bandara ini cukup strategis karena didukung oleh intensitas kegiatan domestik sosial ekonomi yang tinggi. Bandara Husein Sastranegara merupakan prasarana pokok untuk menunjang berkembangnya kegiatan sosial ekonomi dan berbagai aktivitas di Jawa Barat. Meningkatnya pergerakan penumpang dan barang diharapkan dapat menciptakan peningkatan ekonomi. Pertumbuhan lalu-lintas udara secara langsung berpengaruh menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana 1

2 transportasi yang cukup jauh dan sulit dijangkau bila menggunakan transportasi darat. Selain itu dari tahun ke tahun permintaan terhadap transportasi udara di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung terus meningkat. Peningkatan permintaan pada jasa transportasi udara dari dan ke Kota Bandung harus diseimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana bandar udara, baik untuk kepentingan terhadap pesawat terbang maupun kepentingan penumpang dan barang (pay load). Peningkatan sarana dapat berupa peningkatan kapasitas pesawat terbang, ataupun peningkatan prasarana berupa pengembangan sisi udara (air side) maupun sisi darat (land side). PT. Angkasa Pura II (Persero), merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang khusus menangani jasa pelayanan pada transportasi penerbangan yakni berupa bandar udara yang merupakan suatu lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan bongkar muat kargo dan pos serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai perpindahan antar moda transportasi. Untuk mendapatkan hasil operasional pelayanan yang optimal, perusahaan perlu melakukan pelaksanaan program-program yang berhubungan dengan kegiatan operasionalnya yaitu meningkatkan kualitas dari kinerja karyawan agar dapat melaksanakan rencana kerja dan program-program kerja perusahaan. Penilaian kinerja merupakan proses kontrol kinerja karyawan yang dievaluasi berdasarkan standar tertentu. Penilaian kinerja dilakukan secara efektif untuk mengarahkan perilaku karyawan dalam rangka menghasilkan jasa dengan

3 kualitas yang tinggi. Selain itu, penilaian kinerja juga dilakukan untuk memotivasi karyawan melakukan tugas-tugasnya dan mewujudkan tujuan perusahaan. Manfaat dari penilaian kinerja digunakan untuk perbaikan prestasi kerja, penyesuaian kompensasi, kebutuhan pengembangan, serta melihat penyimpangan maupun kesalahan dalam pekerjaan. Namun dalam hal ini, kinerja karyawan masih belum terlihat begitu optimal. Hal ini dikarenakana masih belum terkelolanya jasa transportasi darat sebagai contoh masih minimnya lahan parker untuk konsumen dan pengelolaan yang belum teratur. Kegunaan tersebut mengharuskan penilaian kinerja mampu memberikan gambaran yang tepat dan objektif mengenai prestasi kerja karyawan. Berikut adalah data penilaian kinerja di PT Angkasa Pura II (Persero) : Tabel 1.1 Standar Penilaian Hasil Kerja Karyawan di PT Angkasa Pura II (Persero) Skor Nilai Bobot 5 301 ke atas Sangat Tinggi 4 251-300 Tinggi 3 201-250 Sedang 2 151-200 Rendah 1 150 ke bawah Sangat Rendah Sumber : PT Angkasa Pura II (Persero) Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menjelasakan bahwa standar penilaian di perusahaan berdasarkan skor, nilai dan bobot masing-masing yang telah ditentukan oleh perusahaan. Melihat kinerja karyawan di PT Angkasa Pura II (Persero) di tentukan oleh hasil kerja karyawan tersebut.

4 Tabel 1.2 Rata-rata Kinerja Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun Nilai Rata-Rata Skor Bobot 2013 247 3 Sedang 2014 226 3 Sedang 2015 196 2 Rendah Sumber : PT Angkasa Pura II (Persero) Dari data di atas mengenai rata-rata prestasi kerja karyawan dari tahun 2013-2015 mengalami penurunan dalam prestasi kerja karyawan hal itu dapat dilihat pada tahun 2013 dengan rata-rata kerja karyawan adalah 247 dengan skor 3 dan bobot sedang, pada tahun 2014 prestasi kerja karyawan memiliki nilai ratarata 226 dengan skor 3 dan bobot sedang, pada tahun 2015 prestasi kerja karyawan mengalami penurunan dilihat dari nilai rata-rata 196 dengan skor 2 dan bobot rendah. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja karyawan di PT Angkasa Pura II (Persero) masih belum optimal. Mengingat begitu pentingnya kinerja karyawan dalam mendukung kegiatan perusahaan, maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja karyawannya. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan mulai dari pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi, memberikan pujian dan motivasi hingga penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan kerja, kompensasi, Budaya Organisasi, Kepuasan kerja, Kompetensi, Disiplin Kerja. Gibson (2010:124) mengemukakan terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi prestasi kerja karyawan. Diantaranya Faktor individu antara lain keterampilan dan disiplin kerja. Faktor

5 psikologis yaitu motivasi, dan faktor organisasi antara lain kepemimpinan dan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut hendaknya harus diperhatikan oleh pimpinan sehingga prestasi kerja dapat lebih optimal. Setelah melakukan prasurvey kepada 20 orang karyawan PT Angkasa Pura II maka dapat dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar kepada kinerja karyawan adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Faktor-Faktor Yang diduga Mempengaruhi Kinerja Karyawan Menjadi Menurun di PT Angkas Pura II (Persero) Nilai Variabel Responden Frekuensi (F) (n) Skor (%) Kompensasi 7 20 35% Motivasi 5 20 25% Lingkungan Kerja 2 20 10% Kepemimpinan 2 20 10% Budaya Organisasi 0 20 0% Kepuasan Kerja 1 20 5% Kompetensi 1 20 5% Disiplin Kerja 2 20 10% Jumlah 20 20 100% Sumber : PT Angkasa pura II (Persero) Dari Tabel 1.3 menunjukan bahwa faktor yang diduga paling besar mempengaruhi variabel kinerja karyawan menurut responden pada PT Angkasa Pura II (Persero) adalah variabel Kompensasi sebesar 35% dan Motivasi sebesar 25%. Serta diperkuat dengan hasil observasi dan wawancara penulis kepada beberapa karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) terlihat bahwa kinerja karyawan mengalami penuruanan yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh insentif yang belum memuaskan, kurangnya penghargaan, kurangnya komunikasi, usaha karyawan yang belum maksimal, keterlambatan karyawan, dan kurangnya

6 kerjasama. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kompensasi dan Motivasi kerja merupakan variabel yang mempengaruhi menurunnya Kinerja Karyawan. Kompensasi merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Pemberian kompensasi tersebut dapat digunakan untuk memotivasi para karyawan di sebuah perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja dari para karyawan, salah satu cara yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan motivasi kepada karyawan untuk dapat membangkitkan dan meningkatkan kinerja dari karyawan. Selain itu perusahaan harus memberikan kompensasi yang sesuai kepada karyawan sebagai penambah semangat dari karyawan untuk dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Kompensasi dan motivasi sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Kompensasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna mendapatkan hasil yang terbaik, motivasi kerja karyawan perlu dibangkitkan agar pegawai dapat melaksanakan kinerja yang terbaik, sebaliknya karyawan yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya akan sulit untuk bekerja dengan baik dan cenderung tidak bertanggung jawab sekalipun karyawan tersebut memiliki kemampuan operasional yang baik. Penilaian kinerja karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai karyawan. Apakah kinerja yang dicapai setiap karyawan baik, sedang, kurang. Penilaian kinerja penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan selanjutnya. Seorang

7 karyawan dikatakan memiliki kerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan perusahaan. Tuntutan-tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karyawan ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak dapat diatasi maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan semangat kerja. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul : Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Husein Sastranegara Bandung 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terlihat adanya permasalahan dalam Kinerja karyawan di PT Angkasa Pura II (persero) diantaranya : 1. Pemberian insentif yang belum memuaskan karyawan. 2. Kurangnya penghargaan yang diberikan kepada karyawan. 3. Kurangnya pemberian bonus kepada karyawan yang berprestasi. 4. Kurangnya usaha karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal sesuai standar perusahaan ( dapat dilihat pada Tabel 1.2 ). 5. Banyaknya karyawan yang datang terlambat. 6. Rendahnya motivasi kerja yang dimiliki karyawan. 7. Kurangnya kerjasama antar sesama karyawan. 8. Kurangnya komunikasi sesama karyawan maupun kepada atasan. 9. Kurangnya kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan tugas.

8 10. Kurangnya pengawasan yang diberikan oleh atasan. 11. Tidak adanya sanksi yang tegas. 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kompensasi yang diberikan di PT Angkasa Pura II (Persero). 2. Bagaimana motivasi kerja karyawan di di PT Angkasa Pura II (Persero). 3. Bagaimana kinerja karyawan yang terjadi di PT Angkasa Pura II (Persero). 4. Berapa besar pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupu parsial di PT Angkasa Pura II (Persero). 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Kompensasi yang diberikan oleh PT Angkasa Pura II (persero). 2. Motivasi kerja karyawan di PT Angkasa Pura II (persero). 3. Kinerja karyawan di PT Angkasa Pura II (persero). 4. Besarnya pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun parsial di PT Angkasa Pura II (persero).

9 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat sejalan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian berguna baik secara akademis maupun praktis. 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi untuk memperkarya cakrawala berfikir dan sebagai referensi untuk peneliti lainnya. selain itu dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan antara teori dalam penelitian dengan penerapan dalam dunia kerja yang sebenarnya dan mempraktekan ilmu yang di dapat di dalam perkuliahan ke dalam dunia kerja. 1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan atau keputusan yang dipandang perlu dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan. b. Bagi Karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan melaksanakan tugas dengan baik. c. Bagi Pihak Lain. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, wawasan dan pengalaman secara langsung dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam dunia kerja serta dapat digunakan untuk latihan menerapkan antara teori yang didapat dari bangku kuliah dengan dunia kerja atau kenyataan.