BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI UANG RUSAK (STUDY KASUS DI PASAR KAYEN PATI) SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar modal memegang

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV. Analisis Hukum Islam Terhadap Penjualan Obat Generik Melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Pada Tiga Apotek di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antara pihak principal atau kontraktor dan pihak obligee atau pemilik

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DI KOPERASI UNIT DESA (KUD) BAHAGIA KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Sejarah Bank Syariah di Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pedagang baik pedagang grosir maupun eceran tercatat dari tahun 2011

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara. Bank sebagai lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk perwujudan sistem ekonomi syariah adalah berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Peranan dan kedudukan lembaga keuangan syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Pada awalnya, pembentukan bank islam semula memang banyak diragukan. Pertama, banyak orang beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga ( interest free) adalah sesuatu yang tak mungkin dan tak lazim. Kedua, adanya pertanyaan tentang bagaimana bank akan membiayai operasinya. Tetapi di pihak lain, Bank Islam adalah satu alternatif sistem ekonomi Islam. Akhmad Hasan Ridwan ( 2004 : 113). Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surah An-Nisa ayat 29 yang berbunyi: ی ا أ ی ھ ا ال ذ ین آ م ن وا لا ت ا ك ل وا أ م و ال ك م ب ی ن ك م ب ال ب اط ل إ لا أ ن ت ك ون ت ج ار ة ع ن ت ر اض م ن ك م و لا ت ق ت ل وا أ ن ف س ك م إ ن الله ك ان ب ك م ر ح یم ا Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa : 29). Dari uraian ayat di atas diketahui bahwa jual beli merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dibolehkan dalam islam. Apapun konsep yang ditawarkan oleh Islam berpijak pada nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan sehingga akan memperoleh keberkahan antara penjual dan pembeli. Selain itu juga Islam melarang jual beli yang dapat menimbulkan kebathilan seperti adanya penipuan dan kebohongan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara yang tidak dibenarkan oleh agama Islam. Islam menghendaki jual beli atau perdagangan itu dilakukan dengan baik atau bersih dan dilakukan suka sama suka. Bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit Usaha Syariah. Diantaranya adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Niaga, dan lain sebagainya. Dan perkembangan asset perbankan syariah pada bank umun syariah (BUS) meningkat pada Agustus 2011 Rp 94,325 Miliar dibandingkan pada Juli 2011 Rp 90,734 Miliar. Dan untuk unit usaha syariah (UUS) mengalami peningkatan pada bulan Agustus 2011 Rp 22,484 Miliar dibandingkan pada bulan Juli 2011 Rp 22,130Miliar. Bank Indonesia (Op.cit:95) Menurut Website resmi Bank Indonesia bahwa selama tahun 2012, perbankan syariah indonesia mengalami tantangan yang cukup berat dengan mulai dirasakannya dampak melambatnya pertumbuhan perekonomian dunia yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi indonesia tidak setinggi yang

diharapkan, walaupun Indonesia termasuk Negara yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil didunia. Selain itu, faktor lain seperti dampak penurunan DPK antara lain karena penarikan dana haji dari perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan syariah. Oleh karena itu pertumbuhan asset perbankan syariah tidak setinggi pertumbuhan pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hingga bulan oktober 2012 pertumbuhan asset perbankan syariah mencapai 37% (yoy) dan total assetnya menjadi Rp 179 triliun. Meskipun demikian Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan perbankan syariah tahun 2013 tetap mengalami pertumbuhan yang relative cukup tinggi berkisar antara 36% - 58% (scenario pesimis-optimis). Sementara perekomian Indonesia di tahun depan masih tetap mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam kisaran 6,3% - 6,7%. Salah satu produk unggulan pembiayaan perbankan syariah adalah produk pembiayaan murabahah. Pembiayaan ini adalah pembiayaan yang mengambil keuntungan yang diperoleh dari selisih dari harga beli dengan harga jual. Murabahah hakikatnya jual beli, dimana masing-masing yang terlibat dalam transaksi jual beli membuat suatu kesepakatan yang kemudian kesepakatan ini dalam istilah perbankan syariah dituangkan dalam nota akad. Implikasi dan aplikasi murabahah dalam perbankan syariah dapat dikategorikan kepada pembiayan konsumtif dan pembiayaan produktif. Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan untuk keperluan konsumsi nasabah, antara lain;

pembelian rumah, motor dan keperluan konsumsi keseharian lainnya. Sedangkan untuk pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang terkait dengan modal kerja dan investasi. Murabahah merupakan jual beli barang (rumah) pada harga asal dengan tambahan keuntungan atau margin yang disepakati antara bank dan nasabah Ascarya (2008:51). Bank -bank Islam mengambil murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada kliennya (nasabah) untuk membeli barang walaupun klien (nasabah) tersebut mungkin tidak memiliki uang tunai untuk membayar. Murabahah, sebagaimana digunakan dalam perbankan Islam ditemukan terutama berdasarkan dua unsur: harga membeli dan biaya yang terkait, dan kesepakatan berdasarkan mark-up (keuntungan). Murabahah merupakan metode utama pembiayaan yang merupakan hampir 75% dari aset bank-bank islam pada umumnya. Di saat sekarang ini kebutuhan akan perumahan semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnnya jumlah pendapatan perkapita masyarakat dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang semakin hari semakin bertambah banyak. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok setiap manusia selain pangan dan sandang. Rumah sebagai tempat berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya malam, rumah juga sebagai tempat berkumpul dan berkomunikasinya seluruh anggota keluarga. Hadirnya pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara

cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional. Akan tetapi, seiring berjalan waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah. Maka hadirlah produk pembiayaan rumah dengan prinsip syariah, yang dikenal dengan KPRS (Kongsi Pemilikan Rumah Syariah). Kredit Pemilikan Rumah dengan skema jual beli murabahah di dalam bank syariah dikenal dengan nama KPR ib (Islamic Banking) Pembelian. Pembiayaan perumahan ini termasuk ke dalam jenis pembiayaan konsumtif yang bertujuan memiliki rumah. Pembiayaan dengan konsep murabahah ini telah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah No.04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 Tentang Murabahah. Beberapa penelitian mengenai penerapan pembiayaan kredit kepemilikan rumah berdasarkan PSAK No.102 telah dilakukan oleh Nabila (2011) Perlakuan Akuntansi Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Berdasarkan PSAK No.102 Tentang Akuntansi Murabahah (Studi Kasus Pada Bank BRI Syariah Sidoarjo) menyimpulkan bahwa: Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah yang dilakukan peneliti pada PT. BRI Syariah Sidoarjo dapat bahwa PT. BRI Syariah Sidoarjo sudah menerapkan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Perbankan Syariah No.102, namun masih terjadi ketidaksesuaian pada prosedur pembiayaan murabahahnya saja. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kh ususnya dengan akad Murabahah karena penulis

melihat banyak masyarakat pekanbaru yang menggunakan KPR khususnya akad murabahah pada PT. Bank BRI Syari ah Cabang Pekanbaru. Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank BRI Syari ah Cabang Pekanbaru Tahun 2010-2013 No Nama Produk Jumlah Nasabah 2010 2011 2012 2013 1. Kredit Kepemilikan Rumah 416 434 644 861 Murabahah (KPR) 2. Kredit Kendaraan Bermotor 157 56 26 40 Murabahah (KKB) 3. Kredit Multi Guna 71 32 68 46 Murabahah (KMG) 4. Investasi Murabahah 32 146 126 346 5. Modal Kerja Murabahah 0 22 23 20 6. Murabahah Mikro 0 133 210 323 Sumber : PT. Bank BRI Syari ah Kantor Cabang Induk Pekanbaru Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah nasabah yang menggunakan produk PT. Bank BRI Syari ah khususnya Kredit Kepemilikan Rumah dengan akad murabahah lebih banyak dari pada produk lainnya. Dari tahun 2010 sampai 2013 dapat kita lihat jumlah nasabah KPR akad murabahah mengalami peningkatan.

Hal ini yang melatarbelakangi penulis ingin meneliti tentang KPR khususnya akad murabahah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru, dalam penerapan pembiayaan kredit pemilikan rumah terhadap pembiayaan murabahah berdasarkan PSAK No. 102, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya sebagai berikut : 1. Karena pembiayaan murabahahnya memakai akad bil wakalah, jadi pada pihak PT. Bank BRI Syariah ini uang mukanya tidak dibayarkan kepada pihak bank tetapi dibayarkan kepada pihak developer/diwakilkan. Jadi, apabila terjadi pembatalan pembelian, maka pada PSAK No. 102 menyatakan bahwa uang mukanya akan dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual. Tetapi berhubungan disini uang mukanya dibayarkan kepada pihak developer, jadi pihak bank tidak tahu apakah riilnya jika terjadi pembatalan pembelian uang mukanya dikembalikan atau tidak. 2. Dalam PSAK No. 102, potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli jika melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurangan keuntungan murababah. Sedangkan pada PT. Bank BRI Syariah ini diakui sebagai keuntungan karena pihak bank harus tetap mendapatkan keuntungan yang sama pada saat awal kesepakatan yang mereka lakukan. Dan keuntungan

murabahah diakui saat penyerahan asset murabahah karena menggunakan metode acrual basic. 3. Dalam PSAK No. 102, potongan angsuran murabahah jika disebabkan oleh pembeli yang membayarkan secara tepat waktu, maka akan diakui sebagai pengurangan keuntungan murabahah. Sedangkan pada PT. Bank BRI Syariah ini diakui sebagai keuntungan karena pihak bank harus tetap mendapatkan keuntungan yang sama pada saat awal kesepakatan yang mereka lakukan. Dan jika nasabah tersebut mendapatkan potongan angsuran murabahah disebut dengan pinalti. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi objek penelitian dengan judul PENERAPAN PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD MURABAHAH BERDASARKAN PSAK NO. 102 PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEKANBARU 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan yang akan dicari pemecahannya secara umum adalah : 1. Bagaimana pertimbangan pemberian Pembiayaan KPR PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru dengan akad murabahah diberikan kepada calon penerima pembiayaan?

2. Apakah penerapan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru telah sesuai dengan PSAK No. 102? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan pemberian Pembiayaan KPR PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru dengan akad murabahah diberikan kepada calon penerima pembiayaan. b. Untuk mengetahui apakah penerapan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru telah sesuai dengan PSAK No. 102. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah : Adapun manfaat atau yang diharapkan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah : 1. Bagi Peneliti, untuk memperkaya khasanah pengetahuan di bidang ekonomi syariah dan sebagai bahan informasi untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sistem pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR). 2. Bagi para akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam perkembangan ilmu akuntansi dan menambah wawasan untuk mengetahui sistem pembiayaan

kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang nantinya akan memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan, sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam 6 ( enam ) bab yang dapat dirinci sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai landasan teori yang mendukung pembahasan masalah untuk dapat melakukan pembahasan terhadap penelitian lebih lanjut, dimana teori tersebut akan dihubungkan dengan hasil penelitian yang dilakukan. Bab ini menguraikan tentang teoriteori yang berhubugan dengan ilmu perbankan syariah dan juga teori pembiayaan khusus murabahah. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memaparkan tentang gambaran umum perusahaan, yaitu mengenai sejarah perusahaan, stuktur organisasi dan aktivitas perusahaan. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis mengenai penerapan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah berdasarkan PSAK No. 102 pada PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru. BAB VI : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau penutup dari penelitian skripsi yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian.