BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu. No Judul/Peneliti Persamaan Perbedaan

dokumen-dokumen yang mirip
UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

MODUL. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1

BAB III METODE PENELITIAN

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Yuk Belajar... Huruf Hijaiyah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

- لخ بي ر ر ب ه م م ن- ي و م ذ ذ.9 و ا ن ه لش د ي د د - ل م و ري ت قد ح ا.A ا لمغ ي رت ص ب ح ا ف -و ا ن ه و ا ن ه لا- ا ذاب ع ث ر

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

BAB I PENDAHULUAN. dari ajaran agama Islam, diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi

MEDIA PEMBELAJARAN HURUF HIYAIJAH BERBASI MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK PRA SEKOLAH. Septia Lutfi. STMIK Himsya Semarang.

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. mutawtir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. 2

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN ILMU TAJWID BAGI SANTRI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN ASY-SYAMS KULON PROGO SKRIPSI


PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB III ANALISA. Tidak konsisten terhadap mad asli Tidak konsisten dengan gunnah Tidak sempurna vocal kesalahan pengucapan sukun.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

Penakwilan ini sesuai dengan sejumlah riwayat yang ada dari Ibnu Abbas dan yang lainnya :

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

: H. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M. PdI. PROGRAM SARJANA ( STRATA I ) STAIN SALATIGA SEMESTER GENAP (II) TAHUN AKADEMIK 2011/2012

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk beramal salah yaitu dengan. membawanya. Banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lia Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

ISI KANDUNGAN ABSTRAK PENGHARGAAN SENARAI RINGKASAN JADUAL TRANSLITERASI SENARAI JADUAL BAB : PENDAHULUAN. 1 Pendahuluan 1. 2 Latar Belakang Kajian 1

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Transkripsi:

38 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Tabel berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan dalam penelitian ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul/Peneliti Persamaan Perbedaan 1 Pengaruh Pembiasaan Tadarus Al- Quran Terhadap Peningkatan Kompetensi Pembelajaran al- Quran Hadits di MAN 2 Jember Tahun Pelajaran 2008/ 2009 Peneliti: Sofiyah 2 Korelasi antara Pembiasaan Tadarus Al- Quran dan Pemahaman Isi Kandungan Al- Quran Santri Pondok Pesantren Yasinat Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/ 2014 Peneliti: Ahmad Nurbayin Sama- sama meneliti tentang tadarus Al- Quran Sama- sama meneliti tentang tadarus Al- Quran a. Metode analisis data menggunakan rumus product moment b. Variabel terikat a. Metode analisis data menggunakan rumus product moment b. Variabel terikat 38

39 3 Korelasi antara kemampuan baca tulis Al- Quran dan motivasi tadarus Al- Quran siswa kelas VIII SMPN 31 Semarang Peneliti: Mustinganah Sama- sama meneliti tentang tadarus Al- Quran a. Metode analisis data menggunakan rumus product moment b. Variabel terikat B. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Pembiasaan Tadarus Al- Quran a. Pengertian Pembiasaan Tadarus Al- Quran Pembiasaan berasal dari kata biasa yang artinya lazim, umum. Sedangkan pembiasaan artinya sesuatu yang biasa dikerjakan. 56 Sedangkan Menurut Muhibbin Syah kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang berulang- ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. 57 Tadarus berasal dari bahasa Arab, yakni darasa- yadrusu yang artinya mempelajari, memahami kandungan di (درسیدرس ) dalamnya, dan mengambil pelajaran darinya. Setelah ditambah huruf ta didepannya, menjadi tadarasa- yatadarasu (تدارس یتدارس) sehingga 56 Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Surabaya: Apollo, 1997), 102 57 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 120

40 maknanya menjadi saling belajar antara orang satu dengan yang lainnya atau dilakukan secara bersama- sama dalam memahami dan mendalami kitab suci al- Quran. 58 Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan pengertian pembiasaan tadarus al- Quran adalah suatu kegiatan membaca al- Quran secara bersama- sama dan bergantian yaitu satu orang membaca dan yang lainnya menyimak, dengan berulang- ualng atau setiap hari. b. Memahami Hukum Bacaan atau Tajwid Ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kaidah dan cara membaca (membunyikan) huruf- huruf al- Quran secara baik dan benar. Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah memelihara bacaan al- Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca. Mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardlu kifayah, sedangkan membaca al- Quran dengan baik sesuai dengan ilmu tajwid hukumnya fardlu ain. 59 1) Hukum nun sukun dan tanwin Hukum nun sukun dan tanwin ada lima macam, yaitu: a) Idhar Halqi Idhar artinya terang atau jelas, yaitu setiap ada nun sukun, ح, ا yaitu atau tanwin bertemu dengan huruf halq (tenggorokan) 58 Toni Pransiska, Peta & Risalah Ramadhan (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), 41 59 Sayuti, Ilmu Tajwid (Surabaya: Sangkala, 2010), 7

41 خ, ع, غ, ه dan pendek. Sedang hukum bacaannya harus dibaca terang atau jelas b) Idghom Bigunnah Idghom artinya memasukkan atau mentasydidkan. Sedangkan bigunnah artinya dengan mendengung. Hukum bacaan disebut idghom bigunnah yakni apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf yang empat ini, yaitu: و, م, ن, ي Cara membacanya nun sukun atau tanwin itu dimasukkan menjadi satu dengan huruf sesudahnya atau ditasydidkannya dengan mendengung. c) Idghom Bilagunnah Idghom artinya memasukkan atau mentasydidkan. Sedangkan bilagunnah artinya dengan tidak mendengung. Hukum bacaan disebut idghom bilagunnah yakni apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan ر dan ل Cara membacanya yaitu dengan meng- idghomkan nun atau tanwin pada lam dan ro, tetapi tanpa mendengung.

42 d) Iqlab Iqlab artinya menukar atau mengganti. Hukum bacaan disebut iqlab yakni apabila nun sukun atau tanwin bertemu ب. huruf dengan Cara membacanya adalah dengan menyuarakan huruf nun atau tanwin menjadi suara mim dengan merapatkan dua bibir serta mendengung. e) Ikhfa Ikhfa artinya menyamarkan atau menyembunyikan. Hukum bacaan disebut ikhfa, yakni apabila nun sukun bertemu dengan salah satu huruf hujaiyah, yaitu: ز ظ ف ق ك ث ذ س ش ج د ض ط ت Cara membacanya adalah suara nun maupun tanwin masih tetap terdengar tetapi samar antara idhar dan idghom, lagipula terus bersambung dengan makhroj huruf berikutnya, sehingga (ز ظ ف ق ك) kedengarannya berbunyi seperti NG jika bertemu (ث ذ س ش ( bertemu mirip suara NY dan NG jika adakalanya seperti NY jika bertemu ( ج ) dan ada kalanya tetap

43.(ت د ض ط) berbunyi huruf jika bertemu dengan huruf huruf 2) Hukum mim sukun Hukum- hukum bacaan mim sukun ada tiga macam, yaitu: (م ) a) Idhar syafawi Idhar artinya menjelaskan, sedangkan syafawi artinya bibir. Hukum bacaan disebut idhar syafawi yakni apabila ada mim sukun bertemu dengan salah satu huruf yang ke 26 yaitu semua.(ب) ba dan (م) huruf hijaiyah selain huruf mim Cara membacanya adalah terang dan jelas dibibir dengan mulut tertutup. Dan harus lebih dijelaskan lagi apabila mim sukun.(ف) fa dan (و) bertemu dengan huruf wawu (م ) b) Ikhfa syafawi Ikhfa artinya menyamarkan atau menyembunyikan, sedangkan syafawi artinya bibir. Hukum bacaan disebut ikhfa.(ب) ba bertemu dengan (م ) syafawi, yakni apabila mim sukun Cara membacanya harus disuarakan samar- samar dibibir dan didengungkan. c) Idghom mimi Idghom artinya memasukkan atau mentasydidkan,

44 sedangkan mimi artinya mim atau mendengung. Hukum bacaan disebut idghom mimi yakni apabila mim sukun (م ) bertemu sesama mim.(م) Cara membacanya adalah menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan. ) م danن ( bertasydid 3) Hukum nun dan mim yang Apabila ada mim yang bertasydid (م ) dan nun yang bertasydid maka dibaca dengan mendengung dan disebut dengan bacaan (ن ) gunnah. Gunnah artinya mendengung (dipangkal hidung). Jadi cara membacanya dengan mendengungkan huruf mim dan nun bertasydid dipangkal hidung selama 2-3 harokat. 4) Qalqalah Qolqolah artinya goncangan atau pantulan suara dengan tiba- tiba sehingga terdengar suara membalik atau terdengar getaran suara. ق ط ب ج د adalah: Huruf- huruf qolqolah Qolqolah ada dua macam, yakni: a) Qolqolah shugro Qolqolah artinya memantul atau pantulan, sedangkan

45 shugro artinya lebih kecil. Hukum bacaan disebut qolqolah shugro yakni apabila salah satu huruf qolqolah itu berharokat sukun (mati), dan matinya itu dari asal kata- kata dalam Bahasa Arab. Cara membacanya harus bergerak dan berbunyi seperti membalik. b) Qolqolah kubro Qolqolah artinya memantul atau pantulan, sedangkan kubro artinya lebih besar. Hukum bacaan disebut qolqolah kubro yakni apabila salah satu huruf qolqolah itu berharokat sukun (mati) karena waqaf. Cara membacanya lebih jelas dan lebih berkumandang. 5) Mad Memanjangkan bacaan suara huruf dengan panjang satu alif atau dua harokat, dua alif atau empat harokat dan tiga alif atau enam harokat. Ada bermacam- macam, yakni diantaranya: a) Mad Thobi i Mad artinya panjang, sedangkan thobi i artinya biasa. Hukum bacaan disebut mad thobi i yakni apabila huruf yang dipanjangkan bunyi suaranya berupa: (1) Huruf berharokat dlommah dan sesudahnya terdapat huruf wawu sukun (2) Huruf berharokat kasroh dan sesudahnya terdapat huruf ya

46 sukun (3) Huruf berharokat fathah dan sesudahnya terdapat huruf alif dua harokat. Dan cara membacanya harus dipanjangkan satu alif atau b) Mad Wajib Muttashil Mad artinya panjang, wajib artinya harus, dan muttashil artinya bersambung. Hukum bacaan disebut mad wajib muttashil yakni apabila ada mad thobi i bertemu dengan hamzah berharokat hidup di dalam satu kata atau kalimat. Cara membacanya wajib dipanjangkan sampai dua setengah alif atau lima harokat atau dua setengah kali panjang mad thobi i. c) Mad Jaiz Munfashil Mad artinya panjang, jaiz artinya boleh, dan munfashil artinya terpisah. Hukum bacaan disebut mad jaiz munfashil yakni apabila mad thobi i berhadapan dengan hamzah di lain perkataan. d) Mad Lazim Mutsaqqol Kilmi Mad artinya panjang, lazim artinya pasti, mutsaqqol artinya diberatkan dan kilmi berasal dari kata kalimah yang artinya kalimat. Hukum bacaan disebut mad lazim mutsaqqol kilmi yakni apabila mad thobi i berhadapan dengan huruf yang bertasydid di dalam satu perkataan. Cara membacanya harus dipanjangkan lebih dahulu sepanjang tiga alif atau enam harokat

47 baru ditasydidkan. e) Mad Lazim Mukhoffaf Kilmi Mad artinya panjang, lazim artinya pasti, mukhoffaf artinya diringankan, dan kilmi artinya kalimat. Hukum bacaan disebut mad lazim mukhoffaf kilmi yakni apabila mad thobi i bertemu dengan huruf yang berharokat sukun tidak di akhir perkataan. Dan cara membacanya dipanjangkan sampai tiga alif atau enam harokat. c. Membaca Sesuai Dengan Makhorijul Huruf Makhorijul huruf artinya tempat atau letak dari mana huruf- huruf itu dikeluarkan. 60 Menurut Imam Ibnu al- Jazary, tempat keluarnya huruf- huruf hijaiyah itu ada tujuh belas, kemudian diringkas menjadi lima makhraj, yaitu: 61 1) Al- Jaufu (الجوف) :Dalam (lubang tenggorokan dan mulut) 2) Al- Halqu (الحلق) : Tenggorokan 3) Allisanu (اللسان) : Lidah 4) Asysyafataani (الشفتان) :Kedua bibir 5) Al- Khoisyum (الخیشوم) : Pangkal Hidung 60 Sayuti, Ilmu Tajwid (Surabaya: Sangkala, 2010), 102 61 Faisol, Cara Mudah Belajar Ilmu Tajwid (Malang: UIN- Maliki Press, 2010), 7

48 Tabel 2.2 Makhorijul Huruf الرقم مخارج الحروف الھجاي یة سبعة عشر صورة الحروف أحرف المد Keluar dari lubang mulut dan tenggorokan 1 ه ء Keluar dari tenggorokan paling bawah 2 ع ح Keluar dari tenggorokan bagian tengah 3 غ خ Keluar dari tenggorokan bagian atas 4 ق Keluar dari pangkal lidah 5 Keluar dari antara pangkal lidah sebelah ك bawah makhraj Qof serta langit- langit atas 6 Keluar dari antara tengah- tengah lidah dan ج ش 7 langit- langit yang lurus di atasnya Keluar dari salah satu tepi lidah, kanan atau ض 8 ل ن kiri serta gigi rahang/ yang atas Keluar dari antara kedua tepi lidah kanan dan kiri Pada ujung lidah sedikit ke bawah dari makhraj lam 9 10 Mendekati makhraj nun 11 ر Keluar dari antara ujung lidah dan pangkal 12 ط ت

49 lidah Keluar dari antara ujung lidah serta ujung ص س 13 gigi muka atas dan bawah Keluar dari ujung lidah dengan dua buah gigi ث ذ 14 ف yang atas Keluar dari antara lapisan bibir bawah serta gigi atas muka 15 Keluar antara kedua bibir; kalau wawu و ب 16 sedikit merenggang, kalau ba dan mim kedua bibir rapat Janur irung 17 حرف الغنة d. Adab Membaca Al- Quran Di dalam membaca Al- Quran, ada beberapa adab yang harus kita perhatikan, sebagai berikut: 1) Sebelum membaca Al- Quran hendaknya berwudhu dahulu agar suci karena Al- Quran adalah firman Allah SWT. Demikian pula badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk membaca Al- Quran hendaknya suci dari najis. 2) Pada saat mengambil Al- Quran, hendaknya dengan tangan kanan dan membawanya dengan kedua tangan, bukan ditenteng atau dijinjing.

50 3) Diusahakan membaca Al- Quran dengan menghadap kiblat. 4) Membaca Al- Quran dengan mulut bersih atau tidak sambil makan. 5) Sebelum membaca, sunnah hukumnya membaca ta awwudz terlebih dahulu. 6) Hendaknya membaca Al- Quran dengan tartil. Bagi yang sudah mengerti dan memahami maksud ayat- ayat Al- Quran, hendaknya membaca Al- Quran dengan tenang dan mengambil pelajaran dari ayat- ayat yang dibaca. 62 Demikianlah adab membaca Al- Quran yang perlu untuk kita perhatikan sehingga kita dapat membaca kitab suci kita dengan hati yang khusyuk dan mendapatkan banyak keutamaan dan hikmah. 2. Kajian Tentang Motivasi Belajar a. Pengertian motivasi belajar Menurut Mc. Donald, motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. 63 Menurut Hamalik, motivasi adalah semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana 62 Toni Pransiska, Peta & Risalah Ramadhan (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), 42 63 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 158

51 sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tersebut. Gejala ini dimaksudkan proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat- minat. Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing- masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. 64 Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar, seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memperhatikan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, agar siswa selalu semangat dalam 64 Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 80

52 menerima pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Macam- macam motivasi belajar Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang siswa. Keberhasilan yang dicapai oleh seseorang tentu tidak terlepas dari faktor- faktor yang mendukung menuju tercapainya arah tujuan baik yaitu faktor diri dan faktor lingkungan. Motivasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1) Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar. Yang termasuk dalam motivasi intrinsik adalah: a) Kebutuhan Kebutuhan merupakan kecenderungan yang terdapat dalam individu yang dapat menimbulkan rangsangan dan dorongan untuk melakukan aktifitas tertentu guna untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi kebutuhan yang dipenuhi oleh seorang siswa, maka semakin banyak aktifitas yang dilakukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut. Pada dasarnya ada tiga macam kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan pokok akan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

53 b) Cita- cita Keinginan seseorang untuk memperoleh apa yang dicita- citakan akan memotivasi dirinya sendiri untuk lebih berusaha mencapainya. c) Kecenderungan aktualisasi diri Setiap orang pasti menginginkan keberadaannya diakui di lingkungan di mana ia berada. Adapun kecenderungan aktualisasi diri tersebut disebabkan oleh hal sebagai berikut: (1) Berakar dari sifat bawaan (2) Perilaku manusia untuk mencapai perkembangan yang optimal (3) Mengaktualisasikan bertindak sebagai evaluasi perjalanan yang berupa memiliki pengalaman positif untuk berkembang secara optimal. 65 2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu, atau motivasi ini tidak ada hubungannya dengan tujuan belajar. Yang termasuk dalam motivasi ekstrinsik adalah: a) Pemberian ulangan Siswa akan lebih giat belajar apabila tahu guru akan mengadakan tes ulangan. Hal ini dapat menimbulkan dorongan 65 Sarwan, Belajar dan Pembelajaran (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 131

54 pada siswa untuk belajar lebih serius dibanding denga hari- hari sebelumnya. Karena itu ulangan merupakan sarana motivasi, tetapi ulangan tidaklah boleh dilakukan setiap hari karena dapat membosankan dan tidak lagi memberi motivasi siswa. Dan dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswa. b) Pemberian hadiah Hadiah adalah memberikan penghargaan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang- kenangan atau cenderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa sajatergantung dari keinginan pemberi. Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Pemberian hadiah bisa diterapkan disekolah. Guru dapat memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dan bisa diberikan ketika kenaikan kelas dan dapat pula dilakukan ketika proses belajar mengajar. Keampuhan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan balik dari siswa akan terasa jika penggunaannya tepat. Terlalu sering memberikan hadiah juga tidak dibenarkan, sebab hal itu akan menjadi kebiasaan yang kurang menguntungkan kegiatan belajar mengajar. Dikhawatirkan siswa giat belajar bila hasil kerjanya mendapat imbalan dari guru. Dengan kata lain

55 berilah hadiah secara spontanitas sebab dengan hadiah siswa bisa merasa senang karena hasil kerjanya dihargai dengan materi. c) Pemberian pujian Pujian adalah bentuk reinforcment yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Sardiman mengatakan dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi keinginan belajar. Hal ini dimaksudkan agar antara siswa yang satu dengan yang lain saling mendorong ingin mengikuti langkah siswa tersebut. Pujian ini berupa kata- kata seperti kerjamu bagus, kerjamu rapi, selamat sang juarabaru dan lain sebagainya adalah sejumlah kata- kata yang biasanya digunakan orang lain untuk memuji orang- orang tertentu yang dianggap berprestasi. Demikianlah pujian dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari setiap siswa dalam proses belajar mengajar. d) Pemberian hukuman Hukuman adalah reinforcement yang negatif, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman dimaksudkan adalah hukuman yang mendidik seperti menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan atau apa saja yang sifatnya mendidik. Guru dapat memberikan peringatan pada siswa yang berupa hukuman tersebut bagi siswa yang memperoleh nilai

56 rendah, tidak taat pada peraturan sekolah, membuat keributan di kelas dan lain- lain. Hukuman tersebut sifatnya yang tidak menyenangkan, dengan demikian siswa akan terdorong untuk menghindari hal- hal tersebut sehingga siswa itu akan lebih giat belajar. Sanksi atau hukuman tersebut harus segera dilakukan dan jangan ditunda, karena tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dari siswa. 66 c. Fungsi motivasi Daru uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kkelakuan. Jadi, fungsi motivasi itu meliputi berikut ini. 1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 67 Hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasiadalah sebagai penggerak, pengarah, dan penyeleksi perbuatan yang dilakukan seseorang, yang dapat mempengaruhi bentuk instensitas cita-cita serta meningkatkan prestasinya. 66 Sarwan, Belajar dan Pembelajaran (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 134 67 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 161

57 d. Prinsip- prinsip motivasi Motivasi mempunyai peranan yang sangat strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seseorang belajar tanpa didasari motivasi. Untuk lebih mengoptimalkan peranan motivasi dalam belajar, maka prinsip- prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu: 1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik. 3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. 68 3. Kajian Tentang Mata Pelajaran Al- Quran Hadits Kata Al- Quran Hadits ini berasal dari dua kata, yaitu Al- Quran dan Hadits. Al- Quran adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Muhammad SAW. yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya. 69 Agama Islam diutus oleh Allah Swt. kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sumber atau pokok ajarannya ialah Al- Quran al-karim, yaitu sebuah kitab yang tidak ada sedikit pun kebatilan dan kepalsuan di 68 Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 264 69 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al Quran Dan Tafsir (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), 5

58 dalamnya.maka dari itu, dalam kehidupan di dunia manusia (khusus umat Islam) dituntut mempunyai kewajiban terhadap Al- Quran.Kewajiban ini tidaklah satu, tapi merupakan kewajiban yang amat banyak. Menurut Amru Khalid, di buku Ibadah Sepenuh Hati, menyebutkan bahwa kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia kaitannya dengan Al- Quran adalah sebagai berikut: a. Menjadwalkan wirid bacaan Al- Quran yang tetap dan teratur; b. Belajar membaca Al- Quran; c. Meresapi Al- Quran dengan merenungi ayat-ayatnya dan memahami kandungan-kandungan maknanya; d. Mengulang-ulang hafalan (bacaan) dan mengingat-ingat hafalan yang terlupa; e. Mengamalkan Al- Quran secara nyata. 70 Di samping Al- Quran sebagai sumber pertama bagi segala hukumhukum, terdapat pula hadits-hadits Rasulullah Saw. yang merupakan sebagai pengurai dan penafsir dari Al- Quran, menerangkan apa yang perlu diterangkan dan dijelaskan.rasulullah Saw. menerangkan ajaran-ajaran Islam kepada manusia dengan perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan dan perlakuan-perlakuan dan sebagainya, yang sering disebut dengan Hadits.Secara harfiah Hadits adalah pembicaraan, periwayatan atau pernyataan. Dalam arti khusus, hadits adalah penuturan yang disandarkan pada perkataan atau perbuatan nabi Muhammad Saw. sebagaimana yang 70 Amru Khalid, Ibadah Sepenuh Hati (Solo: AQWAM, 2006), 260

59 dituturkan kembali oleh para sahabatnya. 71 Menurut T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, di buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, menerangkan bahwa Hadits ialah segala perkataan, segala perbuatan dan segala taqrir Nabi Saw. yang bersangkutpaut dengan hukum. 72 Uraian di atas, dapat dipahami bahwa Al- Quran dan Hadits merupakan pandangan hidup bagi setiap muslim dan sekaligus sebagai sumber dari segala sumber hukum ajaran Islam. Oleh karena itu, keduanya harus dimengerti, dipahami dan sekaligus diamalkan dengan melalui pendidikan dan pengajaran. Proses pendidikan dan pengajaran membutuhkan adanya suatu mata pelajaran. Mata pelajaran Al- Quran Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al- Quran dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya seharihari. 4. Kajian Tentang Pengaruh Pembiasaan Tadarus Al- Quran terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al- Quran Hadits Proses belajar mengajar seorang pendidik tidak dapat lepas dari metode mengajar. Seorang pendidik hendaknya mengadakan pendekatan 71 Sudarmaji, Ensiklopedi Ringkas Al Quran (Jakarta: Lintas Pustaka, 2005), 102 72 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), 4.

60 emosional dengan selalu berusaha menumbuhkan dan memberi semangat peserta didiknya. 73 Pendidik berperan memberikan pengaruh untuk memberikan semangat, memberikan sentuhan ruhani kepada siswa diyakini sangat besar kontribusinya dalam memicu dan memacu semangat, menumbuhkan minat siswa dalam belajar dengan melalui metode belajar mengajar yang variatif, termasuk di dalamnya melakukan tadarus Al- Quran bersama sebelum pelajaran dimulai. Karena tadarus Al- Quran mempunyai pengaruh positif terhadap kondisi psikis siswa. Kondisi psikis siswa yang sehat, tenang dan stabil memungkinkan siswa untuk lebih mencurahkan perhatiannya kepada pelajaran yang akan dipelajari. Hal ini merupakan hikmah Al- Quran sebagai penenteram jiwa dan obat jasmani maupun ruhani bagi pembacanya. Tadarus Al- Quran atau kegiatan membaca Al- Quran merupakan bentuk peribadatan yang diyakini dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan yang berimplikasi pada sikap dan perilaku positif, dapat mengontrol diri, dapat tenang, lisan terjaga, dan istiqamah dalam beribadah. Tadarus Al- Quran disamping sebagai wujud peribadatan, meningkatkan keimanan dan kekecintaan pada Al- Quran juga dapat menumbuhkan sikap positif di atas, sebab itu melalui 73 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 106

61 tadarus Al- Quran siswa siswi dapat tumbuh sikap- sikap luhur sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar. 74 Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kegiatan tadarus Al- Quran berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, dan untuk mencapai prestasi belajar tersebut siswa harus memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya. Tadarus Al- Quran berfungsi sebagai obat bagi jiwa siswa yang membawa kondisi psikis siswa menuju kesiapan menerima apa yang akan diberikan dalam proses belajar mengajar. Tadarus Al- Quran diharapkan dapat mempengaruhi dan memberikan sentuhan tersebut, yaitu menumbuhkan atau meningkatkan motivasi belajar seseorang (siswa) untuk selalu merasa tertarik, senang, dan selalu aktif dalam mengikuti mata pelajaran Al- Quran Hadits. Konsekuensi logisnya motivasi belajar pun dapat bertambah dan meningkat karena dimulai dengan tadarus Al- Quran. 74 Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Malang: UIN- Maliki Press, 2010), 120