BAB III METODE PENULISAN. analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENULISAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN,

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah Dinas Bina Marga provinsi Lampung

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP TENTANG

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAMBI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 17/900/2017 TENTANG

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 14 /900/2017 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BENGKULU,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 3/900/2017 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 24/900/2017 TENTANG

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KANTOR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR :32/900/2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 7/900/2017 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 14 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MANDAILING NATAL

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP TENTANG

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

NOMOR 8 "TAH U ti.q017

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 11/900/2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 09 PERATURAN WALIKOTA JAMBI

Transkripsi:

13 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sumber yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu membandingkan teori-teori dan faktor-faktor yang berhubungan dengan prosedur pencairan dana belanja langsung di Dina Bina Marga Provinsi Lampung. 3.2 Metode Pengumpulan data Teknikoperasional pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah: 1. Penelitian kepustakaan (Library research) Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur dan karya ilmiah yang ada kaitannya dalam masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, yang akan digunakan sebagai landasan teoritis yang mendukung dalam pemecahan masalah. 2. Penelitian lapangan penelitian lapangan ini suatu cara mendapatkan data serta informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Penulis menggunakan penelitian lapangan dengan cara: a. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung objek penelitian yaitu magang / PKL selama 2 bulan pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

14 b. Wawancara Wawancara yaitu penelitian dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung dari bagian-bagian terkait mengenai prosedur pencairan dana belanja langsung dan pelaksanaan anggaran yang dilakukan oleh kantor dinas terkait. c. Dokumentasi Pengumpulan data tertulis berupa catatan mengenai anggaran dari beberapa bagian yang ada lembaga pemerintahan terutama pada bagian keuangan. 3.3 Gambaran umum Dinas 3.1.1 Sejarah singkat Dinas Bina Marga provinsi Lampung Dinas Bina Marga Provinsi Lampung berdiri tanggal 11 maret 1967 berdasarkan surat keputusan gubernur lampung No. PD/145/UP/1967 atas pertimbangan dari menteri dalam negeri (mendagri). Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1971 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur NO. 172/UP/71 pada tanggal 25 juni 1971. Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1978 tentang perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur NO.12 tahun 1978pada tanggal 4 oktober 1978. Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1986 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur

15 NO.G/286/B.IV/HK/87, pada tanggal 10 desember 1987 dari gubernur atas dasar mendagri No.14/1986 pada tanggal 10 oktober 1986. Surat keputusan gubernur lampung pada tahun 1989 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur No.G/033/B.IV/HK/89, pada tanggal 28 januari 1989. Surat keputusan gubernur lampung pada tahun1995 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan perda No. 06 tahun 1995, pada tanggal 27 februari 1995. Surat keputusan gubernur lampung pada tahun 1996 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan mendagri No.061/3502/Sj pada tanggal 20 desember 1996. Persetujuan pembentukan 3 (tiga ) Dinas yang semula dinas PU dati I lampung menjadi: 1. Dinas PU Pengairan Provinsi Lampung dati I Lampung dengan No. 08 tahun 1997 tanggal 16 juni 1997. 2. Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung dengan No. 09 tahun1997 tanggal 16 juni 1997. 3. Dinas PU Cipta karya Provinsi Lampung Dati I Lampung dengan No. 10 tahun 1997 tanggal 16 juni 1997. Pada tahun 1997 mengalami perubahan struktur organisasi dinas PU Dati I Provinsi Lampung dengan perda Dati I Lampung No. 09 tahun 1997 tanggal 16 juni 1997.

16 Perda No. 03 tahun 2001, tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada dinas-dinas provinsi Lampung. Instansi berwenang dan mempunyai tugas menangani fasilitas transportasi darat khususnya untuk jalan dan jembatan yang ada di wiliyah Provinsi atau Kabupaten. Dimana tugas pokok dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tersebut ditetapkan dengan peraturan Daerah (perda) No.. 17 tahun 2000 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja usaha Dinas Bina Marga Provinsi Lampung pasal 49 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai tugas pokok menyelenggarakan: a. Sebagian kewenangan rumah tangga provinsi (dekonsentralisasi) dalam bidang kebinamargaan yang menjadi kewenangannya dan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur b. Tugas dekonsentralisasi dan tugas pembantu yang diberikan oleh pemerintah kepada Gubernur 2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksut pada ayat 1 pasal ini, Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan, pengaturan, perencanaan, dan penetapan standar atau pedoman. b. Penyediaan dukungan atau bantuan untuk kerja sama antar kabupaten atau kota c. Peningkatan sarana atau prasarana wilayah yang terdiri atas jembatan dan jalan beserta simpul-simpulnya serta jalan bebas hambatan

17 d. Perizinan pembangunan jalan bebas hambatan lintas kabupaten atau kota e. Pembinaan, pengendaliaan,pengawasan, dan koordinasi f. Pengelolaan ketatausahaan Dari bunyi pasal 49 ayat 1 dan 2 tersebut diatas jelas bahwa Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung mempunyai tugas antara lain : merumuskan kebijaksanaan pengaturan perencanaan, penetapan standar atau pedoman, penyediaan dukungan atau bantuan, peningkatan sarana, prasarana dan perizinan pembangunan jalan dan jembatan serta pembinaan, pengendalian, pengawasan, koordinasi dan pengelolaan ketatausahaan.

18 3.1.2 Struktur organisasi perusahaan KEPALA DINAS SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAAN BIDANG PEMBANGUNAN BIDANG PEMELIHARAAN BIDANG BINA JASA KONSTRUKSI SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN SEKSI JALAN DAN TEKNIK KONSTRUKSI SEKSI PEBANGUNAN DAN PENGGANTIAN SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENGGANTIAN SEKSI KEMITRAAN SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN SEKSI TATA TEKKNIK PEMBANGUNAN JALAN DAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UPTD

19 3.1.3 Fungsi Dinas Bina Marga Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Bina Marga mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan, pengaturan, dan penetapan standar / pedoman. 2. Penetapan kebijakan, pengaturan, dan standar / pedoman. 3. Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten / kota 4. Pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan provinsi. 5. Fasilitas penyiapan program pembanguna sarana dan prasarana perkotaan dan pedesaan di lingkungan Provinsi. 6. Peningkatan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum dilingkungan wilayah provinsi. 7. Fasilitas pengembangan prasarana dan sarana air limbah lintas kabupaten / kota. 8. Fasilitas penyelenggaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana dan saran persampahan secara nasional di wilayah provinsi. 9. Fasilitas penyelenggaraan pembangunan kawasan saiap bangun dan lingkungan siap bangun lintas kabupaten Kota. 10. Fasilitas penyelenggaraan penanganan pemukiman kumuh. 11. Pelaksanaan pembangunan dan pengolahan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah provinsi. 12. Mengembangkan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah provinsi 13. Pembinaan, pengadilan, pengawasan dan koordinasi. 14. Pelayanan administratif.

20 3.1.4 Wewenang Dinas Bina Marga : 1. kepala Dinas Kepala dinas selaku kepala SKPD (satuan kerja perangkat Daerah). Pengguna anggaran yang dengan keputusan Gubernur Provinsi Lampung, mempunyai kewenangan selaku otorisator dan bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan anggaran (keuangan) dan pelaksanaan fisik sebagai pejabat pemegang kewenangan pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD dan dipimpinnya sesuia permendagri No.13 tahun 2006 yang meliputi antara lain : a. Menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD serta melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja. b. Menganggkat dan menetapkan pejabat pengendali kegiatan, koordinator kegiatan, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK-SKPD), pembantu bendahara untuk pelaksanaan kegiatan. c. Melaksanakan anggaran SKPD dan mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya. d. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan menentukan pembayaran. e. Mengadakan ikatan / perjanjian kerja sama dengan pihak lain dengan batas anggaran yang telah ditetapkan. f. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggunga jawab SKPD yang dipimpinnya dan melaksanakan pemungutan penerimaan pajak. g. Menandatangani surat perintah membayar (SPM).

21 h. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya. i. Melaksanakan tugas-tugas penggunaan anggaran berdasarkana kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah. j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah k. Melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh bendahara pengeluaran sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 bulan dan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan kas. 2. Kepala Sub bagian Keuangan Kepala sub bagian keuangan melaksanakan tugas membantu kepala dinas selaku pengguna Anggaran SKPD dalam menyiapkan bahan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah serta perhitungan anggaran. Melakukan pembinaan dan bimbingan administrasi keuangan, perbendaharaan, TP-TGR dan bimbingan pengelolaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Kepala sub bagian Keuangan Satuan Kerja peraangkat Daerah (PPK-SKPD) melakukan pengujian terhadap kebenaran secara materil transaksi, baik yang berakibat penerimaan maupun pengeluaran anggaran sebelum ditandatangani oleh kepala dinas selaku pengguna Anggaran SKPD dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu beberapa staf keuangan sesuai dengan fungsi penugasan dan berkoordinasi dengan kepala Sub bagian Keuangan serta betanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas selaku pengguna Anggaran.

22 Kepala Sub Bagian Keuangan sebagai pejabat penata usahaan keuangan SKPD menyelenggarakan penataan dokumen keuangan dan penyusunan laporan keuangan / realisasi anggaran berdasarkan DPA-SKPD dengan tugas sebagai berikut : a. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui / disetujui oleh bendahara PPTK-SKPD. b. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. c. Melakukan verivikasi harian atas penerimaan dan pengeluaran. d. Menyiapkan SPM untuk ditandatangani oleh kepala SKPD. e. Melaksanakan kegiatan akuntansi SKPD dan menyiapkan laporan keuangan SKPD. 3. Bendahara pengeluaran Bendahara pengeluaran yang menyelenggarakan penata ushaan terhadap pengeluaran / penggunaan uang yang menjadi tanggunga jawabnya sesuai dengan peraturan Menteri dalm negeri No.16 tahun 2006 dalam fungsi bendaharawan yaitu menerima, menyimpan, membayar dan mempertanggungjawabkan uang untuk belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. a. Bendahara pengeluaran berdasarkan SPD atau dokumen lain yang disamakan dengan SPD, mengajukan SPP kepada pengguna anggaran

23 untuk memperoleh persetujuan melalui PPK-SKPD (SPP-UP,SPP-GU, SPP-TU, SPP-LS) dan dilengkapi dengan lampiran sesuai dengan ketentuan. b. Melakukan pemeriksaan kas yang dilakukan oleh pembantu bendahara sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3( tiga) bulan dan dituangkan dalam berita Acara pemeriksaan Kas. c. Melakukan verivikasi, analisis dan evaluasi atas laporan pertanggung jawaban pengeluaran terhadap pembantu bendahara. d. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran dibantu oleh beberapa staf pembantu bendahara yang terdiri dari pembantu bendahara bagian SDP / SPP, bagian bidang-bidang, bagian penelitian SPJ, bagian pembukuan, bagian dokumen / arsip dan bagian aevaluasi Laporan. 3.1.5 Ruang Lingkup Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Lakip Dinas Bina Marga provinsi Lampung disusun dengan pertimbangan semua potensi organisasi yang dimiliki serta kemungkinan pengembangannya dimasa depan untuk mendukung keberhasilan pembangunan provinsi Lampung.Lakip ini memproyeksikan hasil yang dicapai oleh Dinas Bina Marga Propinsi Lampung selama pelaksanaanya di Tahun 2013 yang terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Visi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Visi merupakan pandangan jauh kedepan yang dapat terukur, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang

24 menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, Visi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung adalah sebagai berikut: Terwujudnya jaringan jalan propinsi yang mantap, nyaman, aman dan efisien untuk mendukung Lampung menjadi provinsi unggulan dan berdayasaing tinggi. Visi tersebut dapat diharapkan dapat mendorong potensi masyarakat Lampung membangun daerah nya dengan mengikuti pola penataan dan pemanfaatan ruang yang maksimal, sehingga tercipta keselarasan pembangunan yang sinergi dengan aktivitas masyarakat. Misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Untuk mencapai yang diinginkan oleh visi tersebut diatas, maka untuk jangka menengah periode 2010-2014 dirumuskan misi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung yang selanjutnya dijabarkan kedalam bentuk tujuan, sasaran, dan program yang seterusnya diimplementasikan dalam bentuk kegiatan. Rumusan misi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung juga harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan misi pembangunan propinsi Lampung. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan kontribusi keberhasilan kinerja dinas terhadap kinerja propinsi dan menghindari adanya kegiatan dinas yang tidak memberikan kontribusi kepada pencapaian kinerja provinsi. Berdasarkan pendekatan tersebut di atas, misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dirumuskan sebagai berikut:

25 Misi 1 : Memelihara meningkatkan dan membangun prasarana jalan dan jembatan untuk melayani kebutuhan masyarakat dibidang prasarana wilayah yang efektif dan efisien. Misi 2 : Meningkatkan profesionalisme Sumber daya Manusia (SDM) di jajaran Dinas Bina Marga dalam pengelolaan jalan. Misi 3 : Meningkatkan tertib pemanfaatan jalan. Tujuan Dinas Bina Marga : 1. Meningkatkan kualitas prasarana, sarana, dan SDM (sumber daya manusia) dijajajaran Dinas Bina Marga. 2. Meningkatkan kondisi jalan provinsi menjadi 80% mantap pada akhir tahun 2014 3. Meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan dan pemanfaatan prasaranan jalan sesuai perundang-undangan yang berlaku. Sasaran Dinas Bina Marga : 1. Peningkatan kualitas sarana, prasarana, dan SDM melalui penambahan gedung kantor,pemeliharaan gedung kantor, pendidikan dan pelatihan Formal, pengadaan Alat-alat Laboratorium, pengadaan suku cadang dan Renovasi Alat-alat Berat yang dicanangkan dalam 5(lima) tahun. 2. Peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan provinsi dengan target panjang 775 km atau peningkatan kondisi mantap sebesar 56.91% yang akan dicapai dengan peningkatan jalan dan jembatan serta pemeliharaan jalan dan

26 jembatan baik pemeliharaan berkala (periodik) maupun pemeliharaan rutin selama 5 (lima) tahun 3. Penanganan jalan Nasional dengan target panjang efektif 621 km atau peningkatan kondisi mantap sebesar 95% yang akan dicapai dengan peningkatan jalan dan program pemeliharaan jalan baik pemeliharaan berkala (periodik) maupun pemeliharaan rutin selama 5 (lima) tahun. 4. Sosialisasi tertib pemanfaatan jalan.