BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

PENAWARAN AGREGAT. Minggu 14

III. KERANGKA TEORITIS

Fungsi produksi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output (jumlah produksi barang/jasa) dan faktor-faktor produksi (input).

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012).

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

Pasar Faktor Produksi: Tenaga Kerja. Pertemuan 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Untuk mendukung penulisan skripsi mengenai analisis faktor faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Di Indonesia. (Tahun ) JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara tentunya tidak bisa terlepas dari

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tahun 2011 (Azhar & Arifin, 2011). Penelitian yang berjudul Faktor faktor

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. total penduduk di hampir setiap negara di dunia (World Bank, 2012). Namun, kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Penawaran Agregat

Penawaran agregatif Meet-7

Fungsi Konsumsi Keynes

PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

KURVA PHILLIPS (PHILLIPS CURVE) 1

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

Permintaan Agregat & Penawaran Agregat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. diantaranya yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum dan. mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara umum tujuan pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, PDRB DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PULAU JAWA TAHUN

MODEL SEDERHANA PERMINTAAN AGREGAT PENAWARAN AGREGAT

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), tenaga kerja merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut. Menurut Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja terbagi menjadi dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk angkatan kerja merupakan penduduk usia produktif yang berusia 15 tahun atau lebih yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Penduduk bukan angkatan kerja merupakan penduduk usia produktif (berusia 15 tahun atau lebih) yang masih sekolah, mengurus pekerjaan rumah tangga atau lainnya selain pekerjaan pribadi. 16

17 Gambar 2.1 Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja Penduduk Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Penerima Pendapatan Setengah Pengangguran Bekerja Penuh Kentara (Jam Kerja Sedikit) Tidak Kentara Produktifitas Rendah Penghasilan Rendah Sumber : Payaman Simanjuntak, 1998 Menurut Simanjuntak (1985:3), banyaknya tenaga kerja yang menawarkan diri dalam membantu proses produksi, tergantung pada banyaknya penyediaan atau supply tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat. Jumlah orang yang yang menawarkan diri menjadi tenaga kerja tersebut terbagi menjadi 3 golongan yaitu orang yang telah bekerja, orang yang siap bekerja, serta orang yang sedang mencari pekerjaan. Keadaan ini

18 sering disebut angkatan kerja atau Labour Force, sedangkan Total Labour Force merupakan konsep angkatan kerja secara menyeluruh.konsep Total Labour Force ini merumuskan jumlah keseluruhan dari angkatan kerja yang tidak dilembagakan dan yang berusia 16 tahun. 2. Penyerapan Tenaga Kerja Penyediaan lapangan kerja merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi, terutama di Indonesia, dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dibandingkan pertumbuhan kesempatan kerja. Pembangunan ekonomi yang semakin meningkat dan membaik akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja disuatu daerah. Ada dua faktor yang mempengaruhi keadaan ketenaga kerjaan yaitu faktor permintaan (dipengaruhi oleh dinamika pembangunan ekonomi) dan faktor penawaran (di tentukan oleh perusahaan struktur penduduk). Menurut Todaro (2003), penyerapan tenaga kerja merupakan penerimaan tenaga kerja untuk melakukan tugas (pekerjaan) atau suatu keadaan yang mengggambarkan tersedianya lapangan pekerjaan untuk siap diisi oleh para pencari pekerjaan. Secara umum, penyerapan tenaga kerja tersebut menunjukkan seberapa besar suatu perusahaan dalam menyerap tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk. Kemampuan untuk menyerap tenaga kerja berbeda dari satu sektor dengan sektor lainnya (Sumarsono, 2003).

19 Menurut Barthos (1999), tenaga kerja dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Tenaga kerja fisik Tenaga kerja fisik berdasarkan kekuatan jasmaniah atau kekuatan otot yang berupa kekuatan tangan dan juga kaki. 2. Tenaga kerja berdasarkan pikiran Tenaga kerja ini berdasarkan atau mengandalkan otak, akal dan pikirannya. Di dalam dunia kerja yang berkaitan dengan hal penyerapan tenaga kerja, setiap sektor berbeda-beda dalam penyerapan tenaga kerjanya. Seleksi dalam dunia kerja membutuhkan keahlian khusus, pendidikan serta pengalaman untuk bisa bekerja di sektor formal yang dibutuhkan. 3. Permintaan Tenaga Kerja Sudarsono (1988: 35), permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan/instansi yang dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh nilai marginal produk (Value Marginal Product, VMP), yang merupakan hasil perkalian antara Produk Fisik Marginal dengan harga produk yang bersangkutan. Permintaan akan tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Permintaan perusahaan akan tenaga kerja yaitu untuk membantu dalam proses produksi

20 yang menghasilkan suatu produk yang kemudian di jual di pasar dan dibeli oleh konsumen. Sementara, permintaan konsumen akan barang dan jasa itu akan memberikan utilitas (nikmat) kepada konsumen yang membeli. Upah VMPP L W1 W W2 D= MPP L x P 0 A N B Penetapan Pekerja (L) Sumber : Payaman Simanjuntak, 1998 Gambar 2.2 Fungsi Permintaan Terhadap Tenaga Kerja Gambar 2.2, kurva permintaan tersebut menjelaskan hubungan antara besarnya tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja. Kurva permintaan tenaga kerja memiliki kemiringan (slope) yang negatif, yang berarti semakin tinggi upah yang diminta, maka jumlah tenaga kerja yang diminta semakin sedikit, dan begitu juga sebaliknya. Semakin rendah upah yang diminta, maka jumlah tenaga kerja yang diminta semakin meningkat (Simanjuntak, 1998:128). Tingkat upah pada permintaan tenaga kerja dapat dilihat dari nilai produk marginal. Produk marginal merupakan poduk marginal dari suatu

21 input dikali dengan harga hasil produksi dipasar. Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : VMPL (Upah) = MPL x P Keterangan : VMPL = Nilai produk marginal MPL = Marginal produk tenaga kerja P = Harga produk Nilai Produk Marginal Upah Nilai Produk Marginal (Kurva Tenaga Kerja) Jumlah Maksimalisasi Keuntungan Tenaga Kerja Gambar 2.3 Kurva Nilai Produk Marginal Pada gambar 2.3, menunjukkan bahwa garis horizontal merupakan upah. Titik dimana kedua kurva tersebut berpotongan merupakan keuntungan maksimal yang diperoleh perusahaan dengan cara menambah tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan keuntungan, apabila nilai produk marginal lebih besar dari upah. Penambahan tenaga kerja yang tidak menguntungkan, apabila nilai produk marginal lebih kecil

22 dari upah. Kesimpulannya, suatu perusahaan kompetitif akan menambah tenaga kerja hingga titik dimana nilai produk marginal tenaga kerja sama dengan upah. Perubahan tingkat upah mengakibatkan pada perubahan permintaan tenaga kerja. Perubahan pada permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek tergantung pada besarnya elastisitas tenaga kerja dan permintaan akan hasil produksi serta proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi dan elastisitas penyediaan faktor-faktor pelengkap lain (VMPPL). Perubahan tersebut merupakan perubahan yang terjadi sepanjang garis permintaan. Perubahan pada permintaan tenaga kerja dalam jangka panjang merupakan pergeseran dari permintaan (D) (Mankiw, 2008). Wage ($) W 2 W 1 D L 3 L 2 L 1 VMPP L Jumlah Tenaga Kerja Sumber: Mankiw, 2008 Gambar 2.4 Kurva Permintaan Tenaga Kerja Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pada gambar 2.4, menunjukkan apabila tingkat upah naik dari W 1 ke W 2, dalam jangka pendek perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja

23 yang digunakan yaitu dari L 1 ke L 2. Dalam jangka panjang, perusahaan akan menggunakan modal sebagai pengganti tenaga kerja dan mengurangi tenaga kerja yang digunakan sampai di L 3 (Nuanga, 2001).Menurut Mankiw (2006), pergeseran tenaga kerja di pengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut : (a) harga hasil produksi, (b) perubahan teknologi, serta (c) penawaran faktor-faktor produksi lainnya. 4. Penawaran Tenaga Kerja Penawaran tenaga kerja terbagi menjadi dua macam, yaitu penawaran dalam jangka pendek dan penawaran dalam jangka panjang. Penawaran jangka pendek merupakan suatu penawaran tenaga kerja dimana jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan bagi suatu perekonomian dapat dilihat sebagai hasil pilihan jam kerja dan pilihan partisipasi oleh individu. Penawaran tenaga kerja dalam jangka panjang merupakan konsep penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan kendala. Berbeda dengan hubungan antara tingkat upah dan penawaran tenaga kerja secara keseluruhan, Backward Bending Supply Curvehanya bisa terjadi pada penawaran tenaga kerja yang bersifat perorangan. Dalam perekonomian secara luas, semakin tinggi upah yang di berikan maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang masuk dalam pasar tenaga kerja. Orang-orang yang bekerja dengan tingkat upah yang rendah juga ikut mencari pekerjaan dengan tingkat upah yang lebih tingggi (Suparmoko, 1998).

24 Upah W3 W2 W1 Q3 Q1 Q2 Jam yang disediakan tenaga kerja Gambar 2.5 Kurva Penawaran Tenaga Kerja Pada gambar 3.3, menunjukkan bahwa kurva penawaran mempunyai bagian yang melengkung kebelakang. Pada tingkat upah tertentu penyediaan waktu kerja bertambah apabila upah bertambah yaitu dari W ke W 1. Setelah mencapai upah di W 1, pertambahan upah tersebut justru mengurangi waktu yang tersedia untuk keperluan belanja yaitu ditandai bergesernya W 1 ke W N. Keadaan seperti inilah yang disebut dengan Backward Bending Supply Curve. 5. Pasar Tenaga Kerja Menurut Sudarso (1991), pada dasarnya, prinsip pasar tenaga kerja sama dengan pasar barang. Harga tenaga kerja disebut upah yang digambarkan pada sumbu vertikal dan kuantitas menunjukkan jumlah tenaga kerja. Tingkat upah atau wage rate dapat dinyatakan dalam rupiah per jam, rupiah per minggu, rupiah per bulan dan sebagainya, di tentukan oleh kurva permintaan akan tenaga kerja agregatif dan kurva penawara akan

25 tenaga kerja agregatif. MenurutMankiw (2010:88), pasar tenaga kerja tidak berbeda dengan pasar lainnya dalam perekonomian yang dikendalikan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Permintaan tenaga kerja merupakan tenaga kerja turunan (derived demand), hal tersebut yang menyebabkan pasar tenaga kerja berbeda dari sebagian pasar lainnya, dimana permintaan akan tenaga kerja tergantung dari output yang dihasilkannya. Upah Dn Kurva Penawaran Tenaga Kerja W* E Sn Kurva Permintaan Tenaga Kerja E* Kesempatan Kerja Gambar 2.6 Keseimbangan di Pasar Kerja yang Kompetitif Pada gambar 2.6, menunjukkan bahwa titik E* dan jumlah jam kerja E* merupakan titik keseimbangan antara penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Titik E adalah dimana setiap perusahaan memperkerjakan tenaga kerja, titik dimana nilai marjinal produk tenaga kerja (value of marginal product of labor) sama dengan upah di pasar kerja yang kompetitif.

26 B. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan antara Upah Minimum Kabupaten/Kota dengan Penyerapan Tenaga Kerja Permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat upah. Kenaikan upah dapat meningkatkan kesempatan kerja melalui peningkatan konsumsi, namun dalam beberapa kasus kenaikan upah justru berdampak negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Menurut Payaman Simanjuntak (1998), bagi pengusaha upah di anggap sebagai beban, karena keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha tergantung besarnya tingkat upah yang dikeluarkan. Semakin besar tingkat upah, maka keuntungan yang diperoleh pengusaha tersebut semakin kecil. Oleh karena itu, pengusaha akan menurunkan tenaga kerja apabila upah naik (terjadi kenaikan upah). Kebijakan upah minimum bertujuan untuk melindungi para pekerja dari tingkat harga yang rendah, apalagi saat tingkat penawaran tenaga kerja yang tinggi sehingga tingkat upah tidak mengalami penurunan terus menerus.

27 W W Mengikat Tidak Mengikat W 0 W M W 1 A excess supply B W 0 W 1 W M A B L D =MRP L L D =MRP L L 0 L 2 L 1 L 3 L L 0 L 1 L Gambar 2.7 Kurva Kebijakan Upah Minimum Mengikat dan Tidak Mengikat Pada gambar 2.7 diatas, keseimbangan upah terjadi pada saat W 0 dan kesempatan kerja sebanyak L 0. Kenaikan tenaga kerja ditandai dengan bergesernya kurva penawaran tenaga kerja dari L 0 menjadi L 1. Kenaikan penawaran yang dibiarkan terus menerus akan menyebabkan tingkat upah turun sampai ke W 1. Pemerintah dapat mencegah penurunan tersebut dengan menetapkan tingkat upah di atas W 1 yaitu sebesar W M. Jadi W M merupakan tingkat upah paling rendah yang masih diperbolehkan. Kebijakan upah minimum disebut mengikat apabila tingkat upah minimum lebih tinggi dari pada tingkat upah keseimbangan. Kebijakan upah minimum mengikat ini akan berakibat pada penawaran tenaga kerja yang berlebih karena jumlah tenaga kerja yang ditawarkan (L 3 ), lebih besar dari jumlah yang diminta (L 2 ). Pada kondisi ini akan terjadi pengangguran sebanyak L 2 L 3, yang menyebabkan tidak efisiensinya alokasi didalam pasar tenaga kerja (MRP L MC L ).

28 Menurut Mankiw (2007), kekakuan upah (wage regidity) terjadi karena upah gagal dalam menyesuaikan penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Kekakuan upah merupakan salah satu yang menyebabkan terjadinya pengangguran. Undang-undang upah minimum menetapkan upah minimal yang harus dibayarkan kepada para pegawainya. Kebijakan upah minimum ditengarai akan berdampak lebih banyak dengan penganggur usia muda. 2. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Penyerapan Tenaga Kerja Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat dari Gross Domestic Produk (output totalnya) dan jumlah penduduknya. Output per kapita merupakan output total dibagi jumlah penduduk (Boediono, 2009:1). Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan laju pertumbuhan PDRB menurut harga konstan. Indikator pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya tahunan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu sumber daya alam (SDA), akumulasi modal, pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi. Menurut Wallis (2002), pertumbuhan ekonomi secara otomatis akan meningkatkan upah dan penyerapan tenaga kerja, karena meningkatnya permintaan tenaga kerja. Pertumbuhan mempengaruhi ketenagakerjaan dari sisi permintaan yaitu mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan dari sisi penawaran yaitu mampu meningkatkan kualitas

29 tenaga kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki peran penting untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Daerah dengan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Mangkoesubroto (1994), Pengeluaran pemerintah merupakan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menentukan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Kebijakan pemerintah yang terkait dengan pengeluaran pemerintah tersebut adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal akan berbentuk mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan pajak apabila terjadi inflasi. Kebijakan fiskal akan menambah pengeluaran dan mengurangi pajak apabila terjadi pengangguran yang tinggi. Dalam Dumairy (1999:157), pengeluaran pemerintah merupakan salah satu unsur permintaan agregat. Konsep perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran menyatakan bahwa : Y= C+I+G+X-M Dimana :Y merupakan pendapatan nasional atau penawaran agregat. variabel di ruas sebelah kanan di sebut permintaan agregat. Variabel G merupakan pengeluaran pemerintah (Government Expenditures). Menurut Reksoprayitno (2009), fungsi stabilisasi merupakan salah satu dari fungsi pokok kebijakan anggaran belanja pemerintah.

30 Terpeliharanya kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga yang stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai adalah salah satu tujuan dari fungsi stabilisasi. Studi empirisfatas dan Mihov (1998), menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah Amerika Serikat mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ketersediaan kesempatan kerja. C. Penelitian Terdahulu Studi empiris mengenai penyerapan tenaga kerja, kerja, upah riil, pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah telah banyak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik tersebut: 1. Dimas dan Nenik (2009), dalam penelitian Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan ini menggunakan data panel yang terdiri dari time serie periode 1990-2004 dan data cross section. Model yang digunakan: LnY = Ln X1 LnX2 LnX3 Dimana: = Intersep 1 = Koefisien regresi yang di taksir X1 = PDRB (Rp Juta) X2 = Upah Riil X3 = Investasi Riil M = Faktor gangguan stokastik

31 Ln = Logaritma natural Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel PDRB signifikan berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan variabel upah riil dan investasi riil signifikan berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. 2. Tambunsaribu (2013) dalam penelitian Analisis Pengaruh Produktifitas Tenaga Kerja, Upah Riil dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di 35 Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Penelitian tersebut menggunakan data panel yang terdiri dari time serie periode 2008-2010 dan data cross section 35 Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Model yang digunakan yaitu: EMP= ƒ(produktk, WP, PE) Dalam ekonometrika sebagai berikut Dimana : EMPit = + 1 PRODUKTKit + 2 WPit ++ 3 PEit + 1D 1 + 2D 2 + 3 D 3 + id i EMP = Penyerapan tenaga kerja PRODUKTK = Produktivitas tenaga kerja WP = Upah riil PE = Pertumbuhan ekonomi 1 - i = koefisien regresi α1- αi = koefisien dummy

32 D1- Di = dummy μit = nilai residual (factor pengganggu) yang berada diluar model i = kabupaten/kota di Jawa Tengah) t = waktu (data time-series, tahun 2008-2010) Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa produktifitas tenaga kerja mempunyai pengaruh negarif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan upah riil dan pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja. D. Kerangka Pemikiran Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untukmemperjelas akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut ini gambar kerangkapemikiran yang skematis: Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Penyerapan Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2011-2015 Upah Minimum Kabupaten/Kota (-) Pertumbuhan Ekonomi (+) Penyerapan Tenaga Kerja Pengeluaran Pemerintah Daerah (+)

33 Memperbaiki sistem upah melalui kebijakan upah minimum merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Penerapan kebijakan upah minimum tersebut merupakan usaha dalam meningkatkan upah perkapita pekerja sehingga tingkat upah rata-rata tenaga kerja meningkat. Kenaikan upah dapat meningkatkan kesempatan kerja melalui peningkatan konsumsi, namun dalam beberapa kasus kenaikan upah justru berdampak negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi yang tidak mendorong penyerapan tenaga kerja akan berakibat pada masalah pengangguran dan kemiskinan sehingga menimbulkan ketidakstabilan sosial. Sementara penyerapan tenaga kerja yang tidak mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi berakibat pada gangguan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pertumbuhan mempengaruhi ketenagakerjaan dari sisi permintaan yaitu mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan dari sisi penawaran yaitu mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja. Jadi pertumbuhan ekonomi memiliki peran penting untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pengeluaran pemerintah merupakan suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat serta menuju pada pertumbuhan ekonomi yang baik. Kebijakan pengeluaran pemerintah yang secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi adalah belanja, karena variabel tersebut diwujudkan dalam bentuk pembangunan prasarana

34 ekonomi dan sosial. Perkembangan pengeluaran pemerintah diukur dari besarnya belanja langsung dan tidak langsung. E. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian. Hipotesis yang dimaksud merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga bisa salah. Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan berdaarkan studi empiris yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian bidang ini, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut : 1. Diduga variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015. 2. Diduga variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015. 3. Diduga variabel Pengeluaran Pemerintah Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015.