BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

ABSTRAK PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI

PRASASTI MAYUNGAN DI DESA PAKRAMAN MAYUNGAN, DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography

PRASASTI BENGKALA SEBUAH KAJIAN EPIGRAFI OLEH NI LUH PUTU DILA APSARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

BAB I PENDAHULUAN. suatu arena atau wilayah tertentu. Aktivitas sabung ayam sejatinya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

PENGELOLAAN SITUS PURA MAOSPAHIT TONJA DENPASAR DALAM UPAYA PELESTARIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Kabupaten/Kota

PERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 7/PERDA/1976 TENTANG PAJAK PERTUNJUKAN DAN KERAMAIAN DI DAERAH TINGKAT II BADUNG

PRASASTI MAYUNGAN, BATURITI, TABANAN Mayungan Inscription, Baturiti, Tabanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

SUMBER PENDAPATAN KERAJAAN BALI KUNA PADA MASA RAJA JAYAPANGUS BERDASARKAN DATA PRASASTI. Aditya Revianur

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK. 01/2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PELAKSANAAN PUNGUTAN PAJAK BAHAN GALIAN GOLONGAN C DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN SKRIPSI. Oleh EGY VALIA BP.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS PRASASTI TUMBU (KAJIAN EPIGRAFI) Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Arkeologi Universitas Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelosok tanah air termasuk daerah Bali, sesungguhnya sudah sejak lama

DESKRIPSI KARYA PRASI DEWI SARASWATI IDA AYU KADE SRI SUKMADEWI, S.SN.,M.ERG

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, membayar pajak merupakan salah satu kewajiban dalam. mewujudkan peran sertanya dalam membiayai pembangunan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. logam tertentu. Kemampuan ini sangat mengagumkan dan revolusioner. Sehingga

P E R A T U R A N D A E R A H

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa pajak merupakan iuran wajib dari rakyat kepada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena dari era reformasi yang sangat menarik untuk dikaji oleh berbagai kalangan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuntutan reformasi disegala bidang membawa dampak terhadap hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum juga terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Pasal 18 ayat (1)

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

ISSN : /Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

Penggunaan Jeruk Nipis sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Secara Tradisional pada Prasasti Sukawana D

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TIGA LEMPENG PRASASTI LANGKAN DARI RAJA JAYASAKTI

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan sedunia

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang merata di segala bidang. Untuk itu diperlukan adanya dana baik yang bersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (NKRI) terbagiatas beberapa provinsi dan beberapa provinsi terbagi

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan kesenian

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BESAR,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasasti adalah suatu putusan resmi yang di dalamnya memuat sajak untuk memuji raja, atas karunia yang diberikan kepada bawahannya, agar hak tersebut sah dan dapat dipertahankan secara yuridis. Prasasti dirumuskan dalam bahasa resmi hukum dengan gaya hukum tertentu. Prasasti adalah suatu putusan resmi atau dokumen yang tertulis di atas batu atau logam, dirumuskan menurut kaidahkaidah tertentu, berisikan anugerah dan hak yang dikaruniakan dengan beberapa upacara (Bakker, 1972 : 10). Prasasti yang dikeluarkan oleh raja atau ratu sangat penting artinya bagi desa atau pihak penerima prasasti, karena di dalamnya diatur kewenangan, kewajiban, serta tugas pihak penerima prasasti yang patut dilaksanakan oleh masyarakat. Prasasti pada umumnya berisi tentang ketetapan hukum atau penetapan sebidang tanah menjadi sima atau daerah otonom, larangan lalu lalang di tempattempat suci, pemisahan pemerintah secara administratif antar dua desa, peninjauan pajak, dan lain sebagainya (Setiawan, 2010 : 29). Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain : (1) Prasasti yang terbuat dari batu berdiri atau meja batu disebut lingga prasasti. (2) Media tulis prasasti yang ditatah di atas logam disebut tambra prasasti (3) Media tulis prasasti yang di tulis pada daun tal atau lontar disebut ripta prasasti (Boechari, 1977 : 1-2 dalam Sunarya, 1993 : 64)

2 Menurut Casparis (1975) prasasti merupakan tulang punggung dalam penulisan sejarah kuno Indonesia. Isi dari prasasti mencakup berbagai aspek kehidupan seperti agama, ekonomi, politik, hukum, teknologi dan aspek lainnya (Suarbhawa, 2000 : 137). Data yang terkandung di dalam prasasti merupakan sebuah informasi tentang gambaran peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Hal inilah yang membedakan antara prasasti dengan bukti tertulis lainnya. Keberadaan prasasti menjadi sangat penting untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan masyarakat pada masa itu. Penelitian terhadap prasasti-prasasti yang ditemukan di Bali, Goris memberikan sistem penomoran dan penamaan menggunakan data kronologis tiponomis dengan pertimbangan umur prasasti, tempat ditemukan atau tempat penyimpanan prasasti. Semua prasasti diberi nama menurut tempat dimana prasasti itu ditemukan atau disimpan. Sebagian prasasti disimpan di pura, sehingga di belakang nama desa ditambahkan nama pura, sering juga terjadi di suatu desa atau pura terdapat sekumpulan prasasti dari masa yang berbeda dan raja yang berlainan, maka ditambahkan kode A, B, C, D, dan seterusnya I, II, III, dan seterusnya. Prasasti yang paling tua diberikan nomor paling kecil, demikian seterusnya sehingga semakin muda penanggalan prasasti nomornya semakin besar. Pada umumnya masih banyak prasasti yang tidak dapat dibaca dengan baik oleh peneliti karena adanya berbagai kendala. Kendala itu diantaranya karena kondisi prasasti rusak sehingga sulit untuk dimengerti, prasasti tidak lengkap, banyak istilah yang tidak terdapat di dalam kamus, prasasti sangat dikeramatkan oleh masyarakat yang sangat fanatik, walaupun kemungkinan sebagian besar

3 mereka tidak mengetahui isi prasasti tersebut. Bertitik tolak dari fakta tersebut, maka perlu adanya pendekatan simpatik kepada masyarakat demi terungkapnya isi prasasti. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui bagian-bagian gelap dari kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti salah satu prasasti tembaga yang merupakan temuan baru dan belum pernah dipublikasikan secara holistik oleh pihak yang berkompeten yakni prasasti Bengkala. Prasasti ini disimpan di Pura Bale Agung Desa Pekraman Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. Prasasti Bengkala merupakan salah satu prasasti yang dikeluarkan oleh Sri Maharaja Haji Jayapangus Arkajacihna beserta kedua permaisurinya. Ada beberapa pertimbangan yang melandasi pemilihan prasasti ini sebagai objek penelitian. Salah satu pertimbangannya yakni prasasti tersebut merupakan temuan baru pada tahun 1971 dalam keadaan utuh dan lengkap. Prasasti ini merupakan salah satu prasasti yang sudah pernah diteliti oleh para ahli epigrafi dari Balai Arkeologi Denpasar pada bulan Februari tahun 2009. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya berupa survei dan alih aksara prasasti kemudian diterbitkan dalam Forum Arkeologi NO.III Oktober 2009 oleh Balai Arkeologi Denpasar dengan judul Budaya Tulis di Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, terbitan serupa juga diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dalam bentuk buku dengan judul Himpunan Prasasti-Prasasti Bali Masa Pemerintahan Raja Jayapangus pada tahun 2004. Prasasti Bengkala secara garis besar berisi tentang perintah Paduka Raja Jayapangus yang mendengar ketidakberdayaan masyarakat Bengkala karena

4 bersengketa dan selalu ditekan paksa oleh Sang Admak Akmitan Apigajih (para petugas pemungut pajak) setiap bulan cetra (sasih kesanga). Supaya tidak terbengkalai segala masalah perpajakan, dinyatakan dengan jelas oleh baginda Sri Maharaja bahwa semua jenis perpajakan dari pada masyarakat Bengkala, berkat kebijaksanaan raja yang telah memperhatikan isi kitab Manawa Kamandaka dikeluarkanlah prasasti yang berisi tentang keringanan pajak dengan maksud agar dapat dipakai pedoman bagi masyarakat tidak dipertentangkan sampai kelak dikemudian hari. Itulah sebabnya mereka diberikan menjaga prasasti sebagai pegangan dan tuntunan dalam bertindak dan harus dijaga untuk mengokohkan dirinya dan menunggui masyarakat sebagai wilayah swatantra (otonomi). Prasasti Bengkala ditemukan oleh Kaki Sawit pada tahun 1971 dalam dua buah lobang pada tebing Tukad Daya di sekitar Tibuan Lantang, dengan jarak kedua lobang kurang lebih 6 meter (Sunarya, 2009 : 92). Prasasti Bengkala terdiri atas enam lempeng yang berbentuk persegi panjang. Keenam lempeng prasasti tembaga ini merupakan prasasti lengkap, yang isinya memuat bagian awal sampai akhir. Berdasarkan laporan penelitian, prasasti ini menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno. Lempeng pertama ditatah 6 baris aksara hanya pada satu sisi, lempeng II, III, IV, V, dan VI ditatah 6 baris aksara pada masing-masing sisi. Lempeng VI B yang merupakan bagian akhir prasasti ditatah 4 baris aksara (Sunarya, 2009 : 93). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian menyangkut kebahasaan yang akan dikaji secara terperinci baik dari segi aksara, ejaan, dan afiksasi.

5 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim epigrafi Balai Arkeologi Denpasar, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai informasi yang diperoleh dari prasasti Bengkala. Prasasti Bengkala menyebutkan bahwa prasasti ini ditujukan kepada karaman Bengkala dan dianugerahkan oleh Raja Jayapangus. Penelitian lanjutan ini menggunakan beberapa analisis dan teori yang menunjang penelitian, sehingga memperoleh hasil penelitian yang holistik atau menyeluruh karena pada penelitian yang sebelumnya hanya bersifat pendekatan pendahuluan. Isi laporan penelitian sebelumnya hanya berupa alih aksara dan terjemahan saja. Selain itu, kemungkinan terdapat kesalahan di dalam mentransliterasi atau alih aksara, sehingga penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil yang lebih spesifik terhadap prasasti Bengkala. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan dua permasalahan. Adapun permasalahannya sebagai berikut. 1. Bagaimana aspek kebahasaan dari prasasti Bengkala, khususnya di bidang aksara atau paleografi, ejaan, bahasa, dan afiksasinya? 2. Bagaimana aspek pranata sosial masyarakat yang disebutkan dalam prasasti Bengkala?

6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan salah satu tolak ukur dalam upaya menjawab secara mendetail semua permasalahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah. Pada umumnya terdapat dua tujuan penelitian yang tidak dapat dihilangkan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yakni mengacu pada tujuan dari ilmu epigrafi dan ilmu paleografi, yaitu menjabarkan tulisan kuna khususnya pada prasasti Bengkala. Selain itu, untuk mengungkap secara holistik aspek budaya pada masa lampau melalui tulisan-tulisan kuna yaitu melalui prasasti Bengkala yang menitikberatkan pada isi dan struktur prasasti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat Bengkala dan masyarakat luas tentang peradaban masyarakat sebagai pendukung dari prasasti pada masa lampau. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang telah dituangkan dalam rumusan masalah secara terarah dan terperinci yaitu : 1. untuk mengetahui aspek kebahasaan melalui bahasa dan aksara, serta ejaan dan afiksasi yang terdapat pada prasasti Bengkala, dan 2. untuk mengetahui aspek pranata sosial masyarakat yang disebutkan dalam prasasti Bengkala.

7 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini sangat diharapkan agar dapat membantu dan memberikan sumbangan pemikiran kepada berbagai kalangan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis merupakan suatu manfaat yang bersifat ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu arkeologi. Penelitian ini sangat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah khususnya bagi ilmu epigrafi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai aspek sosial budaya pada masa lampau yang dapat diketahui melalui identifikasi, transliterasi, atau alih aksara serta rangkuman isi prasasti. Melalui cara tersebut dapat diketahui pula peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tersebut. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi-informasi penting bagi pemerintah atau instansi-instansi terkait. Khusus bagi masyarakat Desa Bengkala dapat mengetahui isi dari Prasasti Bengkala sehingga menambah pengetahuan masyarakat setempat mengenai peninggalan yang terdapat di wilayah Desa Bengkala berupa prasasti yang merupakan warisan leluhur serta budaya yang harus dilestarikan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

8 Ruang lingkup penelitian sangatlah penting di dalam melakukan penelitian yang berisikan tentang batasan-batasan yang jelas tentang objek yang akan diteliti serta tidak melebar atau menjauh dari objek penelitian dan permasalahan yang akan dipecahkan. Ruang lingkup penelitian terdiri atas ruang lingkup objek dan ruang lingkup permasalahan. 1.5.1 Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek penelitian mencakup prasasti, wilayah ditemukannya prasasti, dan tempat disimpannya prasasti. Prasasti yang dijadikan objek penelitian ini adalah prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Jayapangus yang bernama prasasti Bengkala. Adapun wilayah yang dijadikan batasan penelitian ini, yakni desa tempat ditemukannya prasasti, yaitu Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Prasasti Bengkala terdiri atas enam lempeng prasasti tembaga dan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno. Lempeng I ditatah 6 baris aksara hanya pada satu sisi, lempeng II, III, IV, V, VI ditatah 6 baris aksara pada masing-masing sisi kecuali pada lempeng VI B yang merupakan bagian akhir prasasti yang ditatah 4 baris aksara. 1.5.2 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan ini meliputi permasalahan yang diajukan pada penelitian. Diantaranya terdapat dua permasalahan yang disebutkan yakni terkait dengan aspek kebahasaan dan isi dari prasasti Bengkala. Aspek kebahasaan ini terdiri dari aspek epigrafi dan aspek paleografi. Aspek kebahasaan berupa aksara, ejaan, bahasa, dan afiksasi. Aspek isi dari prasasti Bengkala yaitu

9 menyangkut tentang aspek pranata sosial yang terdapat di dalam prasasti Bengkala.