PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Politeknik Negeri Sriwijay A BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

SISTEM PENTANAHAN GRID PADA GARDU INDUK PLTU TELUK SIRIH. Oleh: ABSTRAK ABSTRACT

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian pembuangan muatan listrik dari arrester, kawat petir pada sepanjang

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB I PENDAHULUAN. transformator atau generator) dengan bumi, baik secara langsung maupun melalui

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari aktivasi kimia pada bentonit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN RESISTIVITAS LISTRIK MORTAR MENGGUNAKAN METODE PROBE DUA ELEKTRODA

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

PERCOBAAN I PENGUKURAN TAHANAN TANAH

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

DAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGGUNAAN GYPSUM DAN MAGNESIUM SULFAT SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN NILAI RESISTANSI PENTANAHAN. ABSTRAK

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI PENTANAHAN

KARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN

PEMANFAATAN BENTONITE SEBAGAI MEDIA PEMBUMIAN ELEKTRODA BATANG

PENGARUH JARAK PROBE PEMBANTU DENGAN ELEKTRODA BATANG TERHADAP HASIL PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN. Oleh : ALFIAN

ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Transkripsi:

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana ABSTRAK Tahanan pentanahan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : jenis tanah, lapisan tanah, kandungan elektrolit tanah. Kandungan elektrolit tanah dapat dirubah dengan penambahan zat aditif pada tanah. Zat aditif tersebut dapat berupa garam, air, bentonit dan lain-lain. Masing-masing zat aditif tersebut memiliki kandungan kimia yang berbeda-beda yang berakibat terjadinya nilai tahanan pentanahan yang berbeda-beda pula. Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai perbedaan penambahan garam dengan penambahan bentonit pada sistem pentanahan. Penelitian dilakukan pada jenis tanah lempung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penambahan garam dengan penambahan bentonit terhadap nilai tahanan pentanahan pada sistem pentanahan. Analisis statistik dengan uji t didapatkan nilai rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan garam didapatkan 7,6750 ± 0,4375 ohm sedangkan nilai rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan bentonit adalah 3,1600 ± 0,008 ohm, sehingga nilai tahanan pentanahan dengan penambahan garam berbeda secara signifikan terhadap nilai tahanan pentanahan dengan penambahan bentonit dengan nilai p = 0, atau p < 0,05. Kata Kunci : Tahanan, Zat aditif,, 1. PENDAHUUAN Sistem pentanahan adalah suatu metode pengamanan gedung beserta peralatan, yaitu apabila terjadi arus lebih akan dialirkan ke tanah. Penanaman elektroda tersebut dapat secara horisontal (sejajar dengan tanah) dan secara vertikal (tegak lurus dengan tanah). Untuk mengamankan gedung beserta peralatan yang ada disekitarnya dibutuhkan tahanan pentanahan sekecil mungkin. Tahanan pentanahan untuk gedung diharapkan < 5 ohm (PUI, 000) dan tahanan pentanahan untuk peralatan diharapkan < 3 ohm. Agar mendapatkan tahanan pentanahan sekecil mungkin tidak cukup hanya dilakukan dengan menanam pasak saja, karena selain sistem pentanahan kandungan elektrolit pada tanah juga berpengaruh terhadap tahanan pentanahan. Kandungan elektrolit pada tanah tersebut, dipengaruhi oleh jenis tanah yang berbeda. Perubahan kandungan elektrolit pada tanah tersebut dapat dilakukan dengan penambahan zat aditif. Zat aditif-zat aditif tersebut seperti : bentonit, garam, air dan lain-lain. Penambahan zat aditif pada tanah tersebut justru cukup besar mempengaruhi tahanan pentanahan. Menurut Kerasta, (003) terdapat perbedaan secara signifikan antara pentanahan tanpa penambahan zat aditif berupa garam dengan penambahan garam. Sedangkan Huwae, (004) mengatakan sistem pentanahan dengan penambahan zat aditif berupa bentonit mengakibatkan penurunan nilai tahanan pentanahannya.. Kedua jenis zat aditif tersebut dapat menurunkan nilai tahanan pentanahan. Sehingga pada penelitian ini diteliti mengenai perbedaan penambahan garam dengan penambahan bentonit terhadap nilai tahanan pentanahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penambahan garam dengan penambahan bentonit terhadap nilai tahanan pentanahan dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan didalam perencanaan atau pemasangan sistem pentanahan. Penelitian ini dibatasi hanya pada jenis tanaha lempung. Metode analisis yang digunakan adalah dengan statistik uji t.. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Dalam sistem tenaga listrik yang ditanahkan adalah titik netral generator, titik netral trafo dan hantaran netral. Pada keadaan seimbang tidak ada arus yang mengalir melalui elektroda pentanahan. Arus akan mengalir melalui elektroda pentanahan apabila terjadi gangguan ketanah atau pada keadaan tidak seimbang. sistem dimaksudkan untuk membatasi tegangan fasa-fasa yang terganggu serta untuk mengatasi arus ketanah (Hutauruk, 1987; Wira Astawa, 000; Tampubolon, 1989). peralatan adalah penghubungan badan atau rangka peralatan listrik (motor, generator, transformator, pemutus daya dan bagian-bagian logam lainnya yang pada keadaan normal tidak dialiri arus) dengan tanah. Maksud dari pentanahan peralatan adalah untuk faktor keamanan. Apabila terjadi gangguan ketanah disekitar peralatan tersebut akan terjadi gradient tegangan. Hal ini akan menimbulkan tegangan langkah, tegangan sentuh dan 4

tegangan pindah yang dapat membahayakan keselamatan manusia apabila perencanaan pentanahan tidak baik. (Hutauruk, 1987; Pabla, 1986) Jenis-jenis Elektroda Beberapa jenis elektroda pentanahan yang biasa digunakan yaitu (Hermawan, 1985) : a. Elektroda Pita b. Elektroda Batang c. Elektroda Pelat ρ 4 R = ln 1 (Ω) (1) π a Untuk n batang pentanahan berlaku persamaan berikut : ηr R n = (Ω) () n R = tahanan pentanahan (Ω) ρ = tahanan jenis tanah (Ω-m) = panjang elektroda pentanahan (m) a = jari-jari elektroda pentanahan (m) η = koefisien kombinasi n = banyaknya elektroda pentanahan η tergantung dari jarak antara dari masing-masing yang harganya diperlihatkan dalam Tabel 1 (Arismunandar, 1991). Tabel 1. Nilai Koefisien Kombinasi Gambar 1. Jenis Elektroda Macam-macam Susunan Elektroda Susunan elektroda pentanahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pentanahan elektroda yang ditanam secara vertikal dan pentanahan elektroda yang ditanam secara horisontal. Untuk daerah-daerah yang tanahnya keras dan berbatu lebih praktis kalau menggunakan pentanahan secara horisontal karena tidak memerlukan penanaman yang dalam, tetapi memerlukan lebih banyak batang pentanahan sehingga biayanya akan lebih besar. Sedangkan untuk daerah yang struktur tanahnya tidak terlalu keras, pentanahan secara vertikal dapat dipakai karena memungkinkan untuk menanam elektroda lebih dalam kedalam tanah sehingga tahanan pentanahan dapat diperkecil (Hutauruk, 1987; Hermawan, 1985). Jarak 0,5 1 3 4 5 η 1,35 1,0 1,15 1,10 1,05 1,0 SJ. Schwarz telah menurunkan persamaan yang telah umum yang bisa dipergunakan untuk menghitung tahanan pentanahan elektroda yang ujung atasnya tidak tepat diatas permukaan tanah seperti Gambar 3. (Kerasta, 003). Z a Tanah Elektroda Gambar 3. Satu Batang Elektroda yang Ditanam dengan Kedalaman z dari Ujung Atasnya Gambar. Satu Batang Elektroda Ditanam Vertikal Persamaan yang digunakan menghitung tahanan pentanahannya adalah : 1 + z ρ 4 R = ln 1 + ln +.. 1 + z π a 4 z + 4 ( z ) z Ohm...(3)... 1 + 4 z + ln + 4 ( z ) dengan : R = tahanan pentanahan ( Ω ) = panjang elektroda pentanahan (m) z = jarak elektroda dengan permukaan tanah (m) ρ = tahanan jenis tanah ( Ω m) a = jari-jari elektroda pentanahan (m) 5

dengan Elektroda Ditanam Horisontal, pentanahan seperti ini dilakukan pada daerah yang berbatu karena tidak memerlukan penggalian yang terlalu dalam (Nugraha, 1999; PT.Telkom, 1994; PT.Telkom, 1988). Tahanan Jenis Tanah Faktor keseimbangan antara tahanan dan kapasitansi disekelilingnya adalah tahanan jenis tanah yang direpresentasikan dengan ρ. Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas tergantung dari beberapa faktor yaitu : - Jenis tanah : tanah liat, berpasir, berbatu dan lainlain. - apisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan berbeda atau uniform. - Kelembaban tanah. - Temperatur. Untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah sering dicoba dengan memberi air atau dengan membasahi tanah, serta dengan mengubah komposisi kimia tanah dengan memberikan garam pada tanah dekat elektroda Teknik Pengkondisian Tanah Cara untuk menurunkan tahanan jenis tanah ini disebut dengan teknik pengkondisian tanah. Adapun macam-macam teknik pengkondisian tanah yaitu : a. Teknik bentonit. b. Teknik kokas atau arang. c. Teknik tepung logam. d. Teknik garam. e. Teknik semen konduktif. Pemilihan teknik pengkondisian tanah tersebut disesuaikan dengan kondisi lokasi yang tergantung pada : - Kemudahan memperoleh bahan-bahan. - Kemudahan pemasangan. - Kemudahan pemeliharaan. - Besarnya tahanan jenis tanah efektif yang dapat dicapai. - Bahaya karat terhadap elektroda pentanahan. Rancangan Penelitian : PG RG PB RB PG = pentanahan dengan menggunakan garam PB = pentanahan dengan menggunakan bentonit RG = Hasil pengukuran tahanan pentanahan dengan menggunakan garam RB = Hasil pengukuran tahanan pentanahan dengan menggunakan bentonit Untuk mendapatkan data-data dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah antara lain : 1. Pengeboran tanah pada lokasi penelitian sedalam,80 meter sebanyak (dua) lubang dengan diameter 4.. Penanaman/ penancapan rod yang sama pada masing-masing lubang dengan panjang 40 cm dan diameter 1,0 cm. 3. Pengisian zat aditif pada masing-masing lubang ( lubang), satu lubang untuk garam dan satu lubang untuk bentonit. 4. Pengukuran tahanan pentanahan seperti pada Gambar 4. 3. METODEOGI PENEITIAN Bahan dan alat penelitian Bahan dan alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah : Rod panjang 40 cm diameter 1,0 cm bahan tembaga, garam, bentonit dan air. Sedangkan alat Bantu yang digunakan pada penelitian ini adalah : bor, martil, linggis, ember dan lain-lain. Sedangkan alat ukur yang digunakan adalah : Earth Tester dengan spesifikasi teknis sebagai berikut : Merek Kyoritsu, Model 410 dan jumlah terminal 3 buah (E, P, C), alat ukur suhu merk MC dan alat ukur kelembaban. Gambar 4. Rangkaian Pengukuran Tahanan R E = Elektroda (batang besi bulat dilapisi tembaga) - Hubungkan kabel penghubung ke terminal alat ukur (E, P, C) dan ke batang (stake) pembantu seperti pada Gambar - Apabila kabel terhubung seluruhnya, maka lakukanlah pengukuran dengan menekan tombol batas ukur (skala) terbesar x 1000 Ω terlebih 6

dahulu untuk menghindari kerusakan alat ukur kemudian tekan tombol MEAS. - Apabila jarum penunjukkan bergeser sedikit (harga penunjukkan kecil), maka rubahlah batas ukur yang lebih kecil (x 100 Ω, x 10 Ω ) agar harga pengukuran dapat terbaca dengan jelas. - Selama dalam pengukuran lampu indikator menyala apabila terminal C dan E terhubung dengan baik, dan apabila terminal C dan E tidak terhubung dengan baik maka lampu indikator tidak menyala (mati). - Posisi tombol MEAS selalu dalam keadaan normal (tidak ditekan) apabila selesai melakukan pengukuran sebab alat ukur menghasilkan tegangan max 130 V, akan terbaca harga pentanahannya. - Pengukuran tahanan pentanahan dilakukan setiap hari pada pukul 1 00 dan pukul 15 00 WITA selama 10 kali pengulangan dengan kondisi yang sama. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : - Tahanan pentanahan adalah tahanan antara elektroda sistem pentanahan dengan elektroda lain pada jarak 5 sampai dengan 10 meter dengan satuan ohm ( Ω ). - Zat aditif dalam penelitian ini adalah garam dan bentonit atau tepung logam sebanyak masingmasing 0 kg. - Elektroda batang adalah elektroda dari batang tembaga dengan panjang 40 cm dan diameter 1,0 cm. - Tanah yang menjadi tempat penelitian adalah jenis tanah lempung yang berlokasi di Padang Sambian Denpasar. 3. HASI DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Penelitian dilaksanakan pada jenis tanah lempung di Padang Sambian Denpasar dengan hasil pengukuran seperti pada tabel 3. Pengukuran dilakukan sebanyak 0 (dua puluh) kali yaitu pukul 1.00 WITA dan pukul 15.00 WITA pada masingmasing objek penelitian. Pada pengukuran tersebut memiliki kondisi yang sama hanya saat pengukuran pertama kondisi dari masing-masing lubang pentanahan masih basah dan terlihat dari data pada tabel 3 bahwa tahanan pentanahan hasil pengukuran terjadi peningkatan atau semakin besar sampai hari ke lima, setelah hari ke lima nilai tahanan pentanahan menjadi tetap. Kondisi tahanan pentanahan hasil pengukuran seperti pada gambar 5 : Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Tahanan Tahanan pentanahan(ω) Peng Pukul Dengan Dengan I 1.00 7 3 15.00 7 3 II 1.00 7 3 15.00 7 3 III 1.00 7 3, 15.00 7,5 3, IV 1.00 7,5 3, 15.00 7,5 3, V VI VII VIII IX X Ratarata 7,6750 ± 0,4375 3,1600 ± 0,008 10.00 Grafik Pengukuran Nilai T ahanan Nilai Tahanan 8.00 6.00 4.00.00 0.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Pengukuran Ke Gambar 5. Grafik Hasil Pengukuran Tahanan 7

Analisis Hasil dengan Uji Statistik Dari hasil pengukuran yang ditunjukkan pada tabel 3 diatas, untuk mendapatkan ada tidaknya perbedaan penambahan garam dengan penambahan bentonit terhadap tahanan pentanahan dapat diuji dengan statistik. Dari analisis statistik dengan uji t, didapatkan bahwa rata-rata tahanan pentanahannya sebagai berikut : - Rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan garam = 7,6750 ± 0,4375 Ω. - Rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan bentonit = 3,16 ± 0,008 Ω. Dengan uji t didapatkan bahwa tahanan pentanahan dengan penambahan garam terjadi perbedaan yang signifikan terhadap tahanan pentanahan dengan penambahan bentonit dengan p = 0.00 atau p < 0,05. Menurut Hutauruk, (1987), Pabla, (1986) tahanan pentanahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : jenis tanah, suhu, kelembaban tanah, lapisan tanah serta kandungan elektrolit tanah. Kandungan elektrolit tanah dapat menurunkan tahanan pentanahan. Kandungan elektrolit tanah dapat dirubah dengan cara penambahan zat aditif pada tanah seperti : bentonit, garam, air, arang dan lain-lain. Hasil pengukuran perbedaan penambahan garam dengan penambahan bentonit menunjukkan perbedaan secara signifikan. Sehingga dalam pemasangan sistem pentanahan perlu memperhatikan zat aditif yang digunakan agar didapatkan tahanan pentanahan sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan garam dengan penambahan bentonit dapat digambarkan pada gambar 6. Grafik Perbandingan Nilai Tahanan Dengan Penambahan dan penambahan garam dengan penambahan bentonit pada sistem pentanahan. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Arismunandar, A. 1991. Buku Pegangan Teknik Tenaga istrik Gardu Induk. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.. Hermawan. 1985. Perencanaan Sistem dengan Muligrid. Bandung : Institut Teknologi Bandung. 3. Hutauruk, TS. 1987. Netral Sistem Tenaga dan Peralatan. Jakarta : Erlangga. 4. Huwae, V. 004. Perencanaan dan Pemasangan Sistem Guna Mengamankan Peralatan Elektronik di Kampus Fakultas Teknik Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Universitas 5. Kerasta, N. Pengaruh Jenis Tanah dengan Penambahan Terhadap Tahanan. Tugas Akhir : Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas 6. Nugraha, AAA. 1999. Pengaruh Diameter Pasak Terhadap Tahanan Pada Daerah Dataran Rendah. Tugas Akhir : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas 7. Pabla, AS. Terjemahan : Hadi, A. Sistem Distribusi Daya istrik. Jakarta : Erlangga. 8. Tampubolon. 1989. Pembumian Gardu Induk dengan Struktur Dua apis Tanah. Jakarta 9. Wira Astawa, M. Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Tahanan Jenis Tanah Dalam Sistem. Denpasar : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Nilai Tahanan 8 6 4 0 7,675 3,16 10. -------------. 000. Peraturan Umum Instalasi istrik (PUI). Jakarta 11. -------------. 1994. Sistem Telekomunikasi. Bandung : PT. Telkom. 1. -------------. 1993. Elektroda Bumi Jenis Batang Bulat Berlapis Tembaga. SPN 10. Jakarta Gambar 6 Grafik perbedaan rata-rata tahanan pentanahan dengan garam dan dengan penambahan bentonit. 4. SIMPUAN Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan terjadi perbedaan yang signifikan antara 8