BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORITIK. Mranggen yang mengalami fluktuasi (naik turun). Adanya fluktuasi ini terkait

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. (aturan) sendiri.banyak pihak yang mengungkapkan hal-hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. asasnya. Masing-masing nilai itu dapat diimplementasikan dalam berbagai. persatuan dan kesatuan, kerakyatan dan keadilan.

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. 1 Maka, pendidikan saat. masalah yang dihadapi saat ini juga.

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV MASYARAKAT SOJOMERTO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 12. hlm Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2000,

sekretariat tim kartanu 2015 komplek ketintang regency no 17-19, telp surabaya jawa timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi organisasi yang tidak hanya menjalankan fungsi sosial membina

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ranah agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Hal ini karena yang

1) Mendefinisikan Konsep kegiatan pengajian rutin Majelis Dzikir

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. 1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya IPNU-IPPNU Dukuh Tengah

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI LEARNING OUTCOME MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM MATA KULIAH DASAR UMUM ( MKDU ) INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Berubahnya status perguruan tinggi dari Institut menjadi Universitas

FORUM SILATURRAHIM PONDOK PESANTREN ( FSPP )

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1988), hlm Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk memahami ruang lingkup fundraising. Adapun fundraising pada

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 03/KONBES-XVIII/VI/2012

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Ketua yang berproses alamiah atau tradisional biasanya bersifat informal

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Budaya organisasi merupakan pembeda antara instasi satu dengan isntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara dengan penduduk yang sangat majemuk. masyarakatnya, sebagai contohnya di Indonesia terdapat organisasi-organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BUPATI PADANG LAWAS BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WAKIL BUPATI PADANG LAWAS YANG SAYA HORMATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Implementasi karakter positif sangat penting dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia secara individual menjadi manusia yang berakhlakul karimah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hal. 5.

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa peralihan antara masak kanak kanak dengan masa dewasa. Yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah organisasi sudah dikenalkan sejak tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Organisasi itu disebut organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Di kehidupan bermasyarakat juga ada organisasi, salah satunya adalah arisan ibu-ibu. Suatu organisasi pasti memiliki visi dan misi. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah yang tepat untuk mengembangkan bakat di dalam dirinya. 1 Pengertian tersebut menjelaskan bahwa organisasi tidak hanya menghimpun kegiatan sosial atau lainnya dalam rangka meningkatkan jiwa yang bersosial kepada masyarakat. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur an surat At-Taubah: 122, Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama 1 Edy Sutrisno, 2011, Budaya Organisasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 1

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. 2 Ayat ini menerangkan kelengkapan dari hukum-hukum yang menyangkut perjuangan. Hukum-hukum yang menyangkut perjuangan adalah hukum mencari ilmu dan mendalami agama. Artinya, bahwa pendalaman ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan menggunakan bukti-bukti penyampaian. Pendalaman agama juga merupakan rukun terpenting dalam menyeru kepada Allah SWT dan menegakkan ajaran-ajaran Islam. Motivasi adalah daya dorong yang muncul dari diri seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 3 Sehingga, adanya motivasi semangat para anggota bertambah. Hal ini yang menyebabkan peneliti ingin mengetahui motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ranting Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo. Prinsip berorganisasi adalah mencapai tujuan, untuk mencapai keinginan atau tujuan yang ingin dicapai, maka ketua dan anggota harus mampu mengembangkan bakatnya dengan baik. Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mempunyai semangat baru untuk mengaktifkan kembali organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama yang ada di Dukuh Tengah. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang berada di bawah naungan jam iyah Nahdlatul 2 3 Departemen Agama RI, 2002, Al Qur an danterjemahnya, PT Sari Agung, Jakarta, hal. 123-124 Miftah Thoha, 1998, Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, RajaGrafindo P, Jakarta, hal. 5.

Ulama (NU).4 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama merupakan tempat aktualisasi, dan kaderisasi pelajar-pelajar berhimpun, wadah komunikasi, Nahdlatul Ulama. Selain itu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama merupakan bagian dalam dari potensi generasi muda Indonesia yang menitikberatkan bidang pekerjaannya pada pembinaan dan pengembangan remaja terutama kalangan pelajar (siswa dan santri). Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan mempunyai tugas khusus antara lain berpartisipasi aktif dalam melakukan dakwah Islamiah. Organisasi ini beranggotakan pelajar-pelajar dan santri yang mempunyai potensi sangat tinggi. Tujuan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama antara lain. Pertama terwujudnya pelajarpelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua, berakhlakul karimah. Ketiga, menguasai ilmu pengetahuan. Keempat, teknologi. Kelima, memiliki kesadaran. Keenam, tanggung jawab terhadap terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan. Ketujuh, demokratis atas dasar ajaran Islam ahlussunah wal jamaah. Fungsi dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama adalah sebagai wadah komunikasi pelajar Nahdlatul Ulama untuk menghimpun ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syari at Islam dan wadah aktualisasi pelajar Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan 4 Ricky Rahmanto, 2015, Kajian moral dan kewarganegaraan, Vol. 03, No. 03, 1376

pengembangan syariat Islam. Sebelum memutuskan untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, apa tujuan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama dan apa fungsi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama itu sendiri. Dengan demikian, segala upaya yang membutuhkan keputusan yang benar, akan melahirkan kemantapan hati, agar tidak melanggar syariat Islam. Keputusan adalah solusi yang dilakukan secara sadar dalam mengambil konsekuensinya. Oleh karena itu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama bertujuan memberi kesempatan untuk bergabung dalam melakukan dakwah Islamiah. Pemuda adalah golongan muda yang masih membutuhkan bimbingan dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi, anak-anak yang paling dinamis dalam perdebatan intelektual. 5 Pemudi adalah golongan perempuan muda yang masih membutuhkan bimbingan dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi. 6 Pemuda atau pemudi adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kelebihan untuk berfikir serta bisa memotivasi diri sendiri dalam mengambil sebuah keputusan untuk bergabung di organisasi Islam yakni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Tidak semua pemuda dan pemudi bisa memotivasi diri sendiri dalam mengambil sebuah 5 Inda Putri Manroe, 2003, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Greisinda Press, Surabaya, hal. 274. 6 Inda Putri Manroe, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, hal. 274.

keputusan, hanya pemuda dan pemudi yang memiliki keimanan, keyakinan serta kepercayaan yang sudah matang yang dapat memotivasi diri. Di dalam mengambil sebuah keputusan, pemuda dan pemudi membutuhkan pencarian informasi dan pengenalan secara jelas dan mendalam. Keputusan pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama bisa dipengaruhi oleh budaya, sosial, lingkungan dan motivasi diri sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tema motivasi, karena motivasi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuan, motivasi merupakan unsur yang sangat penting dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi maka salah satu hal yang perlu dilakukan ketua adalah memberikan daya pendorong yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku para anggota agar bersedia melakukan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Daya pendorong tersebut disebut sebagai motivasi. Dalam melakukan suatu tanggung jawab, setiap anggota membutuhkan motivasi yang ada pada dirinya agar timbul suatu semangat atau kegairahan dalam melakukan tanggung jawab masing-masing anggota. Latar belakang peneliti tertarik untuk fokus penelitiannya di bidang motivasi adalah karena organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatu Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama di ranting Dukuh Tengah setelah beberapa tahun fakum dan saat ini sudah mulai aktif kembali, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang motivasi para anggota untuk

bergabung dan mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini menggunakan rumusan masalah sebagai berikut: apa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ranting Dukuh Tengah, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur? B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui apa motivasi pemuda dan pemudi untuk bergabung di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. C. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi organisasi yang bersangkutan. Selain itu, penelitian ini disusun untuk mengembangkan teori tentang motivasi. 2. Manfaat Praktis

Teori tentang motivasi yang ditemukan di penelitian ini dapat bermanfaat bagi ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama sehingga dapat meningkatkan jumlah anggota yang maksimal sesuai harapan ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. D. Definisi Konsep Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul Motivasi pemuda dan pemudi untuk Bergabung Di IPNU-IPPNU, maka kiranya perlu dijelaskan istilah-istilah atau kata-kata yang terdapat di dalam judul tersebut. 1. Motivasi Motivasi adalah daya dorong yang muncul dari diri seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan.7 2. Pemuda Pemuda adalah golongan terdiri dari laki-laki muda yang masih membutuhkan bimbingan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi, anak-anak yang paling dinamis dalam perdebatan intelektual.8 3. Pemudi Pemudi adalah golongan perempuan muda yang masih membutuhkan bimbingan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan generasi. 9 7 Hasymi Ali, 1995, Organisasi Dan Manajemen Jilid I, Bumi Aksara, Jakarta, hal, 400. Inda Putri Manroe, 2003, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Greisinda Press, Surabaya, hal. 274. 9 Inda Putri Manroe, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, hal. 274. 8

4. IPNU IPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai keislaman, kebangsaan, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran dalam upaya pembinaan kemampuan yang dimiliki sumber daya anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran Islam ahlussunnah wal jama ah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.10 5. IPPNU Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah organisasi pemula dalam jajaran jam iyah Nahdlatul Ulama (NU) yang dalam pelaksanaan fungsinya mengikuti tugas utama organisasi, yaitu sebagai salah satu badan otonom NU.11 E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan skripsi. Sistematika pembahasan dibuat untuk mempermudah memahami penulisan skripsi ini. Sistematika pembahasan penelitian ini memiliki beberapa kategori. Kategori tersebut memiliki karakteristik yang digunakan sebagai pembeda antar bab. Kategori pertama disebut bab pertama. Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini memiliki karakteristik yang membahas tentang gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah. Adanya latar belakang, peneliti mendapatkan rumusan masalah. Rumusan masalah adalah rumusan 10 11 Ricky Rahmanto, 2015, Kajian moral dan kewarganegaraan, Vol. 03, No. 03, 1370 Ricky Rahmanto, 2015, Kajian moral dan kewarganegaraan, Vol. 03, No. 03, 1370

pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian. Karakteristik ketiga adalah tujuan penelitian. Tujuan penelitian disusun untuk mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Karakteristik keempat adalah manfaat penelitian. Karakteristik kelima adalah definisi konsep. Karakteristik terakhir adalah sistematika pembahasan. Kategori kedua disebut bab kedua. Bab kedua adalah kajian teoritik. Bab ini memiliki karakteristik yang berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan. Penelitian terdahulu digunakan untuk meyakinkan peneliti dan pembaca. Penelitian terdahulu ini dapat membuktikan bahwa skripsi ini disusun berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada. Selanjutnya, karakteristik kedua adalah kerangka teori. Kerangka teori memiliki sub bab khusus yaitu perspektif Islam. Kategori lain dalam bab ini adalah bab ketiga. Bab ketiga merupakan metode penelitian. Karakteristik bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian. Karakteristik kedua yaitu lokasi penelitian. Karakteristik ketiga penelitian ini adalah jenis dan sumber data. Serangkaian ini merupakan hal wajib yang harus ada dalam penelitian kualitatif. Karakteristik keempat adalah tahap-tahap penelitian. Karakteristik lain bab ini yaitu teknik pengumpulan data. Pembahasan khusus dalam penelitian kualitatif yaitu pembahasan mengenai teknik validitas data. Kategori keempat adalah pembahasan. Pembahasan terletak dalam bab keempat skripsi. Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian. Kategori ini memiliki karakteristik berbeda dengan bab lain yaitu pembahasan

hasil penelitian (analisis data). Hal ini merupakan serangkaian dalam penyelesaian penelitian ini. Bab ini sering disebut inti dalam suatu penelitian, sehingga bab ini sering lebih diperhatikan dalam penyusunannya. Kategori terakhir adalah penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian. Sistematika pembahasan ini dapat digunakan pembaca sebagai alat untuk mengetahui isi