PENGENALAN INOVASI LEKSIKAL BAHASA MELAYU RIAU PADA MASYARAKAT LIMBUNGAN KECAMATAN RUMBAI PESISIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

PELATIHAN KEMAMPUAN BERPIDATO BAGI AKTIVIS BEM DAN BLM UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 171 KULIM KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

ROSI SUSANTI NIM

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

SEMINAR KESUSASTERAAN MELAYU ANTAR BANGSA ( INDONESIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND DAN MALAYSIA ) 21 MEI 2001 DI LABORATORIUM PARIWISATA USU O L E H

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KONTRASTIF KOSAKATA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA MALAYSIA PADA FILM ANIMASI BOBOIBOY

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

ANALISIS BENTUK-BENTUK DIKSI DIALEK MELAYU MASYARAKAT KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

PENYULUHAN DAN PARENTING PENDIDIKAN SEKS BAGI ANAK USIA DINI DI KECAMATAN RUMBAI. Abstrak

PENCATATAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN USAHA BAGI PARA PENGRAJIN DI KELURAHAN PADANGSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

Keyword: Persepsi kerumitan, kemudahan, kegunaan, kepuasan pelayanan, fasilitas e-filing, SPT Masa secara Online dan Realtime

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

ANALISIS REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA DALAM DIALEK BAHASA MELAYU DESA PENGUJAN KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan.

Oleh: SINTA KARLINA NIM

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: FITRI NUR FATHONAH A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Keyword:Bermain Peran, Keterampilan Berbicara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan. Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dan bertujuan untuk :

VARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

SPEECH DISFEMISM IN SOCIETY DISTRICT TAPUNG HULU

Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun

GAYA BERBAHASA AKRAB RIDWAN KAMIL DALAM TWITTER SKRIPSI

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Oleh

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

SILABI. I. Identitas Mata Kuliah

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK SAWANG KELURAHAN SAWANG KECAMATAN KUNDUR BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB V PENUTUP. burung lawet ini adalah elips (pelesapan S,P,O,K) hal ini dilakukan untuk

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

Peningkatan Daya Saing Produk Melalui Kreasi Makanan Berbahan Baku Hasil Pertanian Lokal

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang

Oleh: Moh. Ghozali SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

Transkripsi:

PENGENALAN INOVASI LEKSIKAL BAHASA MELAYU RIAU PADA MASYARAKAT LIMBUNGAN KECAMATAN RUMBAI PESISIR -------------------------------------------------------------------------------------------------- Juli Yani Dosen Universitas Lancang Kuning (Naskah diterima: 9 April 2017, disetujui:22 Mei 2017) Abstract Community service is titled Introduction to Programming Lexical Malay Riau on Urban Village Community Limbungan Rumbai Coastal District of the city of Pekanbaru. The main problems faced by the partners are many variations of innovation lexical Malay Riau in Sub Limbungan District of Rumbai Coastal caused many Village community Limbungan District of Rumbai coastal city of Pekanbaru who married someone outside the village Limbungan District of Rumbai Coastal and go out or leave. The purpose of this devotion is through training on the introduction of lexical innovation, are expected to provide knowledge and understanding of innovation lexical variation in the Riau Malay Village community Limbungan Rumbai Coastal District of the city of Pekanbaru. Ibm Community activities carried out to villages in District Rumbai Limbungan and Coastal. The number of people who will participate in this training 20 people. Keywords: Innovation lexical, Bahasa Melayu Riau, District Rumbai Coastal. Abstrak Pengabdian pada masyarakat ini berjudul Pengenalan Inovasi Leksikal Bahasa Melayu Riau pada Masyarakat Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra adalah banyaknya terjadi variasi inovasi leksikal dalam Bahasa Melayu Riau di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir yang disebabkan banyaknya masyarakat Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru yang menikah dengan orang yang diluar Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir dan pergi keluar atau merantau. Tujuan Pengabdian ini adalah Melalui pelatihan tentang pengenalan inovasi leksikal, diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang variasi inovasi leksikal Bahasa Melayu Riau di lingkungan masyarakat Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Kegiatan Ibm dilakukan kepada Masyarakat kelurahan Limbungan dan di Kecamatan Rumbai Pesisir. Jumlah masyarakat yang akan mengikuti pelatihan ini 20 orang. Kata kunci: Inovasi leksikal, Bahasa Melayu Riau, Kecamatan Rumbai Pesisir.

1. PENDAHULUAN D ialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional atau dialek geografi. Dialek merupakan bahasa kelompok penutur tertentu yang melibatkan keteraturan yang sistematik dan membentuk dialek dari bahasa yang sama. Dialek memiliki dua ciri, yaitu: (1) seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing memiliki lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama dan (2) dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa. Dialek mengacu ke sumua perbedaan antar variasi bahasa yang satu dan yang lain mencakup penggunaan tata bahasa, kosakata maupun aspek ucapannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur dalam bentuk ujaran setempat yang merupakan penilaian hasil perbandingan dengan salah satu isolek lainnya yang dianggap lebih unggul. Selain itu variasi penutur berarti siapa yang menggunakan bahasa itu, di mana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya dan kapan bahasa itu digunakan. Berdasarkan penggunaanya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya. Variasi pertama yang dilihat berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yakni variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang memiliki variasi bahasanya atau idiolek masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna, suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Suatu perbedaan disebut sebagai perbedaan dalam bidang leksikal, jika leksem-leksem yang digunakan untuk merealisasikan suatu makna yang sama tidak berasal dari satu etimon prabahasa. Sebagai contoh, untuk bahasa Minahasa (Timur Laut) terdapat 3 kata yang digunakan untuk merealisasikan makna lekas, yaitu rawak, rior, dan hagog dan dua kata untuk merealisasikan makna garuk, yaitu: korkor/ko?kor dan kukuduq.

Sebagai contoh, dalam bahasa Melayu yang dipakai di kelurahan Limbungan terdapat variasi leksikal dalam meralisasikan makna bodoh adalah [bebal], [joloh] dan [jejuh]. Variasi leksikal dalam merealisasikan makna kikir adalah [loke?] dan [bakil]. Dari contoh di atas terdapat tiga kata untuk makna bodoh yaitu bebal, joloh,, dan jejoh. Tiga kata tersebut memiliki variasi dari segi leksikal karena kata joloh digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata bebal dan jejuh digunakan ketika seseorang sedang marah, yang sifatnya kasar dan merupakan kata-kata tabu. 2. PERMASALAHAN MITRA Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra adalah banyaknya terjadi variasi inovasi leksikal dalam Bahasa Melayu Riau di Kelurahan Limbungan tepatnya Kecamatan Rumbai Pesisir. Permasalahan ini yang disebabkan adanya faktor banyaknya masyarakat Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir menikah dengan orang yang di luar Kecamatan Rumbai Pesisir, banyaknya penduduk pendatang seperti Minang, Jawa, Batak, Bugis, dan lainnya serta kelamaan pergi keluar atau merantau ke tempat lainnya. 2. SOLUSI Melalui pelatihan yang diberikan, diharapkan masyarakat Kelurahan Limbungan di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru dapat mengetahui dan menggunakan leksikalleksikal bahasa Melayu Riau yang hampir punah di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Dengan demikian leksikal Bahasa Melayu Riau tidak akan punah di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Adapun secara rinci solusi yang dihasilkan dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut: 1. Mitra dapat mengetahui inovasi leksikal bahasa Melayu Riau yang masih terdapat atau digunakan Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. 2. Mitra dapat mencegah kepunahan leksikal bahasa Melayu Riau Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. 3. METODE Kegiatan I b m dilakukan kepada Masyarakat Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di Kota Pekanbaru. Jumlah masyarakat yang akan mengikuti pelatihan ini 20 orang (setiap Kelurahan 20 orang). Pelak-

sanaan kegiatan meliputi beberapa tahap sebagai berikut. 1. Pelatihan berupa ceramah yang dilakukan untuk mengetahui definisi dan pengenalan lekasikal bahasa Melayu Riau yang terdapat di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di Kota Pekanbaru. Pada tahap ini, tim melakukan transfer informasi mengenai definisi serta pengenalan leksikal bahasa Melayu Riau. Pada tahap ini tim memberikan pemahaman tentang pengertian dan pengenalan leksikal bahasa Melayu Riau yang masih digunakan dalam berkomunikasi. Materi yang disampaikan pada tahap ini adalah: - Definisi inovasi leksikal, variasi bahasa - Pengenalan inovasi leksikal, dan leksikal yang masih digunakan - Peralatan yang dibutuhkan pada tahap ini adalah: - Contoh leksikal yang sudah punah atau tidak dipakai lagi di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di Kota Pekanbaru. - Ke sana dulu melakukan peninjauan lokasi pengabdian 2. Pelatihan berupa ceramah dan pemutaran video tentang penggunaan leksikal dalam budaya guna mengetahui ciri dan syarat leksikal yang harus dilestarikan dalam budaya. Pada tahap ini, tim melakukan transfer informasi mengenai ciri dan syarat leksikal yang harus diles-tarikan. Materi yang disampaikan pada tahap ini adalah: - Ciri leksikal yang masih dilestarikan atau digunakan - Syarat leksikal yang harus dilestarikan atau digunakan - Vidio berupa Budaya melayu Riau. Peralatan yang dibutuhkan pada tahap ini adalah: - Contoh daftar leksikal yang masih terdapat dan digunakan di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di Kota Pekanbaru. - Lembar Kerja 3. Pelatihan mengenal Inovasi Leksikal dalam berbicara sehari-hari pada Masyarakat Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di Kota Pekanbaru. Pada tahap ini, tim melakukan transfer informasi mengenai cara mendata inovasi leksikal yang masih terdapat di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di

Kota Pekanbaru. Tahap ini adalah tahap praktek. Masing-masing masyarakat ditugaskan untuk mendaftar inovasi leksikal yang masih terdapat di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir di Kota Pekanbaru denga cermat. Setelah itu dilakukan evaluasi bersama atas daftar inovasi leksikal yang telah mereka kumpulkan. 4. HASIL Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 November di Kantor Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini, tim pengabdian kepada masyarakat FIB Unilak telah mengirimkan undangan kepada kepala Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru untuk mengirimkan masyarakatnya sebagai perwakilan yang akan ikut kegiatan ini. Hasil dari undangan tersebut, jumlah peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang. Mereka terdiri dari perwakilan dari Kelurahan Limbungan yang ada di lingkungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh pegawai-pegawai kantor Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai pesisir. Melihat banyaknya peserta yang ikut dalam kegiatan ini, pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat yang bertemakan Pengenalan Inovasi Leksikal Bahasa Melayu Riau Pada Masyarakat Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir dikatakan berhasil. Bahkan, terdapat kelebihan peserta karena hantusiasnya akan minta masyarakatnya lebih dari pada yang di minta sebagai peserta yang mengikuti pengabdian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Kelurahan Limbungan di Lingkungan Kecamatan Rumbai Pesisir untuk dapat mengikuti pelatihan pengenalan inovasi leksikal bahasa Melayu Riau Dialek Rumbai Pesisir cukup tinggi. Dan selama pelatihan ini terjadi pertanyaan serta diskusi yang menarik dari masyarakat yang memiliki minat yang tinggi tentang inovasi leksikal bahasa melayu tersebut. Pada awal kegiatan, penulis memaparkan inovasi-inovasi bahasa melayu Riau Rumbai Pesisir yang masih digunakan dan yang sudah tidak digunakan. Setelah itu memaparkan berbagai budaya Melau Riau yang masih ada di Rumbai Pesisir tepatnya Kelurahan Limbungan. Proses inovasi bahasa tidak hanya sekedar bahasa saja tetapi dapat juga melalui budaya yang ada di lingkungan Kecamatan Rumbai Pesisir yang masih ada pada masyarakat. Lebih dari itu, pengenalan

inovasi leksikal adalah suatu usaha untuk menyampaikan dan menghidupkan bahasa Melayu yang ada di masyarakat yang masih ada dengan tujuan untuk mengcegah terjadinya kepunahan bahasa Melayu tersebut. Pada tahap ini, peneliti juga memaparkan serta bertanya kepada semua peserta arti salah satu contoh variasi leksikal-leksikal yang masih digunakan di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir seperti kata Kasur tilam, lipan,kasua,kero berubah menjadi Sprimbet. Tahap selanjutnya, penulis memaparkan bagian-bagian penting dalam pengenalan inovasi leksikal. Bagian terpenting dalam pengenalan inovasi leksikal adalah pengertian inovasi, bahasa ibu, variasi, dan kemampuan dalam menggunakan bahasa ibu yang digunakan masyarakat Kelurahan Limbungan kecamatan Rumbai Pesisir. Semua ini sangan berfungsi agar dapat melakukan peningkatan kemampuan pengenalan inovasi leksikal Bahasa Melayu di Kecamatan Rumbai Pesisir. Tahap ketiga adalah sesi tanya jawab. Pada tahap ini, tim pengabdian kepada masyarakat memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi yang telah disampaikan. Antusiasme peserta kembali terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Beberapa pertanyaan seperti kenapa bahasa ibu tepatnya di Limbungan ini tidak digunakan masyarakata limbungan akan tetapi bahasa yang digunakan itu adalah bahasa Minang,, itu kenapa buk?, apa saja jenis-jenis variasi leksikal inovasi, bagaimana menentukan inovasi leksikal dalam bahasa Melayu yang masih ada dan yang sudah punah, dan bagaimana cara mengatasi kepu-nahan bahasa Melayu di kalangan masyarakat Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir. Tahap selanjutnya adalah sesi praktik. Pada tahap ini, tim pengabdian kepada masyarakat mengajak peserta untuk ikut berpartisipasi langsung dalam mengkomentari dan mengklasifikasi satu-satu contoh variasi leksikal Bahasa Melayu Riau yang ada di Kecamatan Rumbai Pesisir kepada masyarakat pendatang di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir yang masih digunakan masyarakat dan menentukan bahasa yang sudah punah di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir berdasarkan materi yang sudah di paparkan. Dalam sesi praktik, terlihat peserta antusias dalam melakukan tahap demi tahap mengamati dan mengkomentarinya. Setiap peserta diberi kebebasan dalam mengko-

mentari setiap tahap vidio yang di tontonkan kepada peserta. Selain itu, tim juga memberikan bimbingan kepada peserta yang mengalami kesulitan selama proses praktik berlangsung. Tahap terakhir adalah sesi motivasi. Sebelum kegiatan berakhir, tim pengabdian kepada masyarakat terlebih dahulu memberikan motivasi kepada peserta. Pada sesi ini, tim menganjurkan kepada setiap peserta harus selalu mengajarkan dan menggunakan bahasa ibu kepada anak-anak kita di rumah ketika berkomunikasi di lingkungan keluarga supaya anak kita dapat mengenal bahasa ibu yang masih digunakan di lingkungan Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Sebagai proses evaluasi kegiatan ini, penulis memantau jumlah peserta yang ikut dalam pelatihan ini. Peserta yang ikut dalam pelatihan ini telah melebihi dari jumlah peserta yang ditargetkan. Hal ini berarti dari segi tingkat kehadiran peserta, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan oleh tim dapat dikatakan berhasil. Selain dilihat dari jumlah kehadiran, tim juga melakukan evaluasi dari tingkat partisipasi aktif peserta. Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta mengajukan pertanyaanpertanyaan seputar inovasi Leksikal Bahasa Melayu. Kondisi tersebut memper-lihatkan bahwa tingkat partisipasi untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan cukup tinggi. Evaluasi terakhir adalah dengan melihat penguasaan materi pelatihan. Pada saat praktik, terlihat bahwa keseluruhan peserta dapat menguasai materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dengan antusiasnya peserta mengkomentari dan hasil dari kuisioner tentang pelatihan yang diberikan kepada peserta untuk mengisinya sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan. Sebelum pelatihan dilakukan semua peserta mengisi kuisioner yang sudah disediakan terkait dengan tema pelatihan tersebut menghasilkan 50% peserta yang hanya memahami pengenalan inovasi leksikal bahasa Melayu Riau, tetapi selanjutnya setelah pelatihan peserta disuruh lagi untuk mengisi kuisioner yang sama di dapatkan hasil kuisioner mengenai pemahaman masyarakat tentang pengenalan inovasi leksikal bahasa Melayu setelah dilakukan test 90% masyarakat tersebut memahami pelatihan mengenal inovasi leksikal bahasa Melayu Riau. Meskipun terdapat beberapa peserta yang hanya mengamati saja, hal tersebut bukan berarti mereka tidak menguasai materi

yang disampaikan. Banyaknya peserta yang bertanya tersebut menunjukkan bahwa antusiasme mereka untuk mempelajari serta mencegah dan menggunakan bahasa melayu Riau guna supaya tidak terjadi kepunahan bahasa khususnya bahasa Melayu Riau cukup tinggi. Berikut 22 indikator keberhasilan penguasaan materi dan praktik. 5. KESIMPULAN Setelah dilakukan kegiatan pelatihan, masyarakat di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang persamaan dan perbedaan inovasi leksikal Bahasa Melayu yang masih digunakan dan yang tidak digunakan masyarakat dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Pengetahuan tersebut sangatlah penting mengingat bahasa selalu dinamis dan berkembang sehingga perlu ditanamkan pemahaman dalam mengenal inovasi leksikal serta membedakan persamaan dan perbedaan inovasi leksikal kepada masyarakat dengan tujuan untuk mempertahankan bahasa tersebut dalam penggunaannya dan tidak terjadi kepunahan bahasa pada masyarakat. Berbekal pengetahuan tersebut, diharapkan masyarakat dapat mempertahan leksikal bahasa Melayu Riau di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Mustanni, dkk. 1984. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Bangka. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Alwasilah, Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi.1993. Prosudur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ayatrohaedi. 1979. Dialektologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. --------------. 2002. Pedoman Praktis: Penelitian Dialektologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal- Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Chaer,Abdul.1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandar, Soehendra. Dialektologi dalam Lingusitik. Makalah. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses 2 Oktober 2009.