BAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA

BAB 2 DATA DAN ANALISA

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta,

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMERINTAH KOTA MALANG KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP KOTA MALANG

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

: Menjelajah Angkasa Luar : Keteraturan yang Menakjubkan. Mata Pelajaran. Alokasi Waktu. Materi Pembelajaran Hak,

PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna

MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Neger

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Museum Antariksa Indonesia

NOMOR : 2 TAHUN 1989 (2/1989) USAHA PROMOSI PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 2 Landasan Teori

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr.

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. 1. Histori Sekolah Dasar Negeri Sapen 03. (UPTD) Mojolaban kabupaten Sukoharjo.

Pendidikan Keluarga memberikan dasardasar pendidikan bagi seluruh aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 94 TAHUN 2004 TENTANG

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PUSAT PENGAMATAN TATA SURYA DI BATU. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pamor Indonesia sebagai salah satu destinasi berlibur favorit wisatawan

PROPOSAL PENAWARAN ROMBONGAN STUDY TOUR KARIMUNJAWA Menyenangkan, Mendidik, dan Terjangkau

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

Barelang TV channel 5 PROFILE & PROGRAM ACARA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang

BAB I PENDAHULUAN. TSI II Prigen ini merupakan Safari Park terbesar di Asia yang berlokasi di

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

PROFIL PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup pendidikan suatu pembelajaran materi yang diajarkan

DAFTAR GAMBAR. Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB III Analisa Masalah

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN. Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

Transkripsi:

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber-sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur : buku, majalah, artikel elektronik, maupun non-elektronik. 2. Wawancara dengan nara sumber dari pihak terkait Planetarium Jakarta adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium tertua ini letaknya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan/peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami konsepsi tentang alam semesta melalui acara demi acara. Visi Planetarium Jakarta adalah menjadi tempat wisata pendidikan yang menarik dan mencerdaskan dengan memberikan layanan prima dan profesional. Misi Planetarium Jakarta adalah meningkatkan profesionalisme SDM (Sumber Daya Manusia) pengelola, meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengunjung, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana dokumentasi dan publikasi, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pertunjukan dan layanan lainnya, dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan ilmu astronomi kepada guru, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. 4

Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Dalam tahun 1968 gedung Planetarium Jakarta dan pemasangan peralatan di dalamnya berhasil diselesaikan dan pada tanggal 10 Nopember 1968 tahun itu pula gedung Planetarium diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya PKJ-Taman Ismail Marzuki. Kemudian pada tanggal 1 Maret tahun berikutnya Planetarium Jakarta resmi dibuka untuk umum. Pada tahun 1984 pemerintah DKI Jakarta membentuk organisasi penyelenggara fungsi dan tugas-tugas planetarium dan observatorium, yaitu Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium DKI Jakarta yang mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Gubernur DKI Jakarta Raya. Pada tahun 1996, Badan Pengelola Planetarium & Observatorium melakukan pemutakhiran peralatan pertunjukan dan renovasi pada bangunan sambil melanjutkan penyempurnaan gedung. Karena itulah terjadi penggantian proyektor utama dengan peralatan canggih yang dapat dikontrol sepenuhnya dengan program komputer. Planetarium serasa lahir kembali dengan tenaga dan semangat baru yang siap menghadapi tantangan dan harapan dari khalayak masa sekarang dan yang akan datang. Dari waktu ke waktu Planetarium Jakarta senantiasa berupaya meningkatkan pelayanan dengan menambah berbagai fasilitas / sarana dan prasarana berupa ruang tunggu yang lebih nyaman, peralatan pertunjukan yang mutakhir dengan mengganti proyektor yang baru yaitu Universarium model M VIII buatan pabrik Carl Zeiss Jerman sekaligus melakukan 5

renovasi gedung pertunjukan yang lebih memadai pada tahun 1996/1997 dan memperluas bangunan gedung ruang tunggu pengunjung pada tahun 2002 melalui dukungan dana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di Planetarium Jakarta juga tersedia ruang pameran benda-benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori. Di ruang pameran ini, ada juga pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi angkasa, termasuk mendarat di bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan antariksa turut dipamerkan. Sebuah proyektor berbentuk bola berwarna biru dengan banyak lensa berbagai ukuran di permukaannya, berdiameter sekitar satu meter bertuliskan Carl Zeiss di bagian bawahnya, terletak di tengah ruangan teater. Kursi-kursi penonton didesain khusus sehingga nyaman untuk posisi tidur, diatur berjajar di seluruh ruangan melengkung melingkupi proyektor. Fasilitas yang dimiliki oleh Planetarium Jakarta antara lain : 1. Ruang pertunjukan atau biasa disebut ruang peragaan, semula berkapasitas 500 kursi dan ditempatkan melingkar menghadap proyektor di tengahnya. Namun setelah dilakukan renovasi pada tahun 1996, kapasitas kursi berkurang menjadi 320 kursi, dengan seluruh kursi menghadap selatan. Proyektor yang digunakan Universarium MVIII dengan keistimewaan sistem optik dengan citra yang lebih cemerlang, serta bebas menetapkan tempat dan waktu simulasi langit. Dalam satu minggu Planetarium Jakarta terbuka bagi pengunjung selama enam hari 6

(Selasa-Minggu). Pada hari Senin Planetarium ditutup untuk mengistirahatkan dan merawat peralatan. 2. Perpustakaan terbuka untuk umum pada hari kerja kantor (Senin-Kamis pukul 07.30-15.30, Jumat pukul 07.30-16.00, Sabtu dan Minggu tutup), memiliki koleksi sekitar 3.600 buah buku, majalah, dan bentuk penerbitan lain yang terus bertambah jumlahnya melalui langganan majalah dan pembelian buku terbitan baru. Selain itu koleksi perpustakaan juga diperoleh dari bantuan dan sumbangan buku, karya-karya ilmiah dari pihak lain, seperti Yayasan Asia, Observatorium Bosscha, dan beberapa kedutaan asing. 3. Ruang Pameran berisi gambar-gambar yang dipotret atau dideteksi oleh peralatan astronomi, baik yang dilakukan dari bumi maupun dari angkasa luar dan model miniatur yang dapat membantu memperluas wawasan pengetahuan mengenai benda-benda langit. 4. Observatorium sebagai tempat peneropongan benda langit. Memiliki tujuan agar dapat melaksanakan kegiatan observasi sebagai bagian dari pekerjaan astronomi profesional dan juga memberikan kesempatan pada pengunjung untuk mengamati keadaan langit secara langsung melalui teropong bintang. Pada waktu-waktu tertentu Planetarium Jakarta bekerja sama dengan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) mengadakan peneropongan umum di lapangan terbuka, untuk memasyarakatkan astronomi sebagai hobi yang bermanfaat. 5. Ruang Pertunjukan Citra Ganda atau sering disebut pertunjukan multimedia menampilkan citra atau gambar dari berbagai media, misalnya slide, video, CD-Rom dan diproyeksikan pada layar datar seperti di bioskop. 7

Jadwal Pertunjukan Planetarium dan Harga Tiket Masuk : 1. Pertunjukan Teater Bintang Untuk Rombongan (minimal 100 orang): - Selasa-Kamis pukul 09.30, 11.00, 13.30 WIB - Jumat pukul 09.30 dan 13.30 WIB (jadwal pertunjukan tidak berlaku pada hari libur nasional) - pelajar dan mahasiswa Rp. 3.000,00 per orang - bukan pelajar dan mahasiswa Rp. 5.000,00 per orang - Kapasitas maksimum 320 tempat duduk 2. Pertunjukan Teater Bintang Untuk Perseorangan - Selasa-Jumat pukul 16.30 WIB - Sabtu, Minggu dan hari libur Nasional pukul 10.00, 11.30, 13.00, dan 14.30 WIB - Hari libur Nasional yang jatuh hari Jumat pukul 10.00, 13.30, 15.00, dan 16.30 - dewasa Rp. 7.000,00 per orang - anak-anak Rp. 3.500,00 per orang - Kapasitas maksimum 320 tempat duduk 3. Pertunjukan Citra Ganda (Slide Show) - Selasa dan Kamis, rombongan pukul 10.00 WIB - Selasa dan Kamis, perorangan pukul 15.00 WIB - HTM dewasa Rp. 2.500,00 per orang - HTM anak-anak di bawah 13 tahun Rp. 1.500,- per orang - Kapasitas maksimum 150 tempat duduk. 8

Planetarium sebagai Tempat Wisata Pendidikan (Edutainment) Planetarium & Observatorium Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menambah wawasan yang sangat luas kepada pengunjung khususnya bidang ilmu pengetahuan astronomi, karena pertunjukan Planetarium yang sering disebut Teater Bintang menyajikan berbagai macam peristiwa alam jagat raya. Di dalam Teater Bintang ini pengunjung diajak mengembara ke berbagai planet yang sangat luas dan menakjubkan, sehingga pengunjung dapat memahami konsepsi tentang alam semesta dan sekaligus memahami akan kebesaran Maha Pencipta. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, pertunjukan Planetarium (Teater Bintang) yang berdurasi (lama pertunjukan) lebih kurang 60 menit, menyajikan 9 judul : 1. Tata Surya 2. Gerhana Matahari & Gerhana Bulan 3. Penjelajah Kecil di Tata Surya 4. Galaksi Kita Bima Sakti 5. Planet Biru Bumi 6. Bintang ganda dan Bintang Variabel 7. Dari Ekuator sampai Kutub 8. Riwayat Hidup Bintang 9. Pembentukan Tata Surya 9

Sejak bulan April 1999, Planetarium & Observatorium Jakarta telah menambah sajian jenis pertunjukan baru yaitu multimedia / citra ganda, salah satu pertunjukan audiovisual yang sangat menarik dengan menggunakan media slide dipadu dengan media lainnya seperti audiotape. Pada pertunjukan ini dijelaskan hal-hal yang penting mengenai matahari sebagai pusat tata surya serta teori-teori mengenai asal-usul atau pembentukan alam jagat raya ini. Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain. Jadwal peneropongan disusun dan disesuaikan dengan memperhatikan prakiraan cuaca. Kegiatan peneropongan tidak dipungut biaya. Dalam perjalanannya, Planetarium & Observatorium Jakarta dari tahun ke tahun semakin bertambah peminatnya bahkan masyarakat / pengunjung ingin mempelajari / memahami lebih jauh tentang tata surya atau jagat raya. Untuk menampung aspirasi / keinginan masyarakat / pengunjung tersebut pada tahun 1985 dibentuk Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) suatu wadah yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat pencinta ilmu astronomi, keanggotaannya berasal dari berbagai latar belakang / tingkatan pendidikan dan profesi. Wadah ini dipelopori oleh Planetarium Jakarta setelah melihat kecenderungan minat masyarakat terhadap astronomi yang makin meningkat sejak 1983. Secara resmi HAAJ berdiri tanggal 21 April 1984. 10

Anggota HAAJ berasal dari berbagai tingkatan usia, latar belakang pendidikan dan profesi. Jumlah yang terbanyak adalah pelajar/mahasiswa. Pembinaan yang dilakukan oleh Planetarium khususnya bertujuan menciptakan wadah yang sehat dan bermanfaat bagi perkembangan generasi muda. Juga diharapkan dapat mempopulerkan dan mengembangkan ilmu astronomi di Indonesia. HAAJ secara berkala (2 minggu sekali) mengadakan kegiatan seperti ceramah, pemutaran film ilmiah (dan film populer - namun aspek keastronomian tetap dipertahankan). Selain itu berdiskusi, pameran, dan melakukan peneropongan (baik dalam kota maupun luar kota). 2.2 Data Penyelenggara Planetarium Jakarta sebagai penyelenggara promosi. Visi Planetarium Jakarta adalah menjadi tempat wisata pendidikan yang menarik dan mencerdaskan dengan memberikan layanan prima dan profesional. Misi Planetarium Jakarta adalah meningkatkan profesionalisme SDM (Sumber Daya Manusia) pengelola, meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengunjung, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana dokumentasi dan publikasi, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pertunjukan dan layanan lainnya, dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan ilmu astronomi kepada guru, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. 11

2.3 Data Pendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan pendukung dari Promosi untuk Planetarium Jakarta ini. Visinya yaitu : Mewujudkan Jakarta yang nyaman dan modern sejajar dengan kota-kota metropolitan dunia dengan masyarakatnya yang sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan hidup yang berkesinambungan. Kemudian misi dari Planetarium Jakarta adalah : membangun Jakarta yang berbasis kekuatan masyarakat, menciptakan aparatur Pemerintah yang bersih,berwibawa, dan sejahtera, memberdayakan masyarakat sebagai aspek utama dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota jasa bertaraf internasional, mengembangkan suasana lingkungan kehidupan yang harmonis dan berwawasan jangka panjang, dan mengembangkan fungsi Jakarta sebagai katalisator persatuan, kesatuan dan demokratisasi di Indonesia. Program-program pembangunan yang didasarkan pada visi dan misi pembangunan tersebut akan menghasilkan tercapainya tujuan-tujuan pembangunan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, misalnya : terbinanya kondisi aman dan tertib di wilayah Jakarta, terlaksananya pola kepemimpinan baru yang lebih kondusif dan melaksanakan prinsip good governance, tumbuh suburnya dunia usaha dan kegiatan investasi, berkembangnya rasa terayomi dan perlakuan yang adil bagi semua elemen masyarakat, tercapainya secara kualitatif posisi kota Jakarta yang sejajar dengan kota-kota metropolitan lain di dunia 12

2.4 Target Komunikasi Target Komunikasi dari promosi ini adalah masyarakat khususnya anakanak muda di Jakarta dan sekitarnya, pria-wanita, B-C level. Rentang usia target komunikasi adalah usia 12-19 tahun. Usia pelajar yang sudah cukup mandiri sehingga memudahkan mereka mengunjungi Planetarium Jakarta tanpa harus bersama orangtua ataupun sekolah. 2.5 Analisa SWOT Strength (Kekuatan) : - merupakan satu-satunya tempat wisata astronomi di Jakarta - adanya divisi Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta yang menangani perancangan promosi untuk Planetarium dan Observatorium Jakarta - adanya HAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta) yang bisa menjadi perintis bagi perkumpulan pencinta astronomi dan membantu promosi bagi Planetarium Jakarta - letaknya yang strategis di kompleks Taman Ismail Marzuki yang sering dijadikan sebagai tempat berbagai kegiatan pendidikan, seni, maupun hiburan - harga yang terjangkau bagi masyarakat Weakness (Kelemahan) : - promosi yang sudah dilakukan dengan berbagai media tidak memiliki desain yang saling berkesinambungan satu sama lain - kurangnya perhatian pemerintah akan promosi yang lebih menarik bagi Planetarium Jakarta 13

- kapasitas maksimal di ruang pertunjukan Planetarium Jakarta hanya 320 tempat duduk - kurang gencarnya promosi Planetarium Jakarta mengakibatkan hanya orangorang dengan minat tinggi terhadap astronomi saja yang berkunjung - fasilitas Planetarium yang sudah lama dan kurang memadai terutama bila dibandingkan dengan Planetarium di negara lain Opportunity (Kesempatan) : - adanya program karya wisata dari sekolah-sekolah untuk berkunjung ke Planetarium Jakarta - masih adanya orang-orang yang berminat tinggi terhadap astronomi - Planetarium Jakarta tidak memiliki pesaing sebagai tempat wisata astronomi di Jakarta - media komunikasi yang makin informatif di sekitar masyarakat seperti internet, radio, televisi, poster, dan sebagainya Threat (Ancaman) : - anak muda saat ini tidak familiar dengan planetarium karena dianggap kurang menarik sebagai tempat wisata, mereka umumnya pergi ke Planetarium karena adanya karyawisata sekolah, bukan karena adanya ketertarikan dari diri sendiri. - banyaknya tempat hiburan dan tempat wisata lainnya yang lebih menarik bagi masyarakat, khususnya anak muda - kurangnya informasi dan promosi yang tersampaikan kepada masyarakat tentang Planetarium Jakarta 14