BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil kuisioner dan pengukuran pencahayaan, suhu, kelembaban, dan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dapat diselenggarakan dengan melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB III METODE PENELITIAN

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB III METODE PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) JASA KONSULTANSI PEKERJAAN PERENCANAAN PERBAIKAN INTERIOR WISMA AHMAD SUBARDJO DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PROBOLINGGO

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

PEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN

JL. OTTO ISKANDARDINATA NO. 7 KLANGENAN TELP (0231) KLANGENAN - CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini didapatkan 7 (tujuh) tema yaitu : pengalaman mengenai. penilaian pelayanan kesehatan di rumah sakit.

PENDIRIAN RUMAH SAKIT SWASTA DI INDONESIA KHUSUSNYA JAKARTA/ ESTABLISHMENT OF A PRIVATE HOSPITAL IN INDONESIA ESPECIALLY IN JAKARTA

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Rumah sakit memiliki resiko untuk terjadi Health care Associated

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Evaluasi Pasca Huni Performansi Fisik Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BANGUNAN GEDUNG HIJAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

MENGENAI SUCOFINDO. 1. Perusahaan inspeksi pertama yang didirikan pada 22 Oktober 1956 oleh Negara Republik Indonesia

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit. operasional sementara nomer 503/0299a/DKS/2010. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

EVALUASI DESAIN TATA RUANG UNIT HD RS MUHAMMADIYAH WONOSOOBO

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

STANDAR USAHA VILA NON BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR. I PRODUK 1. Bangunan 1. Bangunan Vila memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

IDENTIFIKASI DOKUMEN BAB II

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB V PENUTUP. operasional berdasarkan unit aktivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

MASTER PLAN RSUD BELITUNG TIMUR. KATA Pengantar


Bab V Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang Evaluasi Pasca Huni (EPH) ruang operasi RSUD Padang Panjang, didapatkan kesimpulan: 1. Aspek Fungsional, a. Studi dokumentasi master plan ruang operasi terlihat sudah memuat dan memperlihatkan pembagian ruangan berdasarakan kebutuhan pelayanan. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor belum tertulis. Penempatan bangunan ruang operasi di rumah sakit sudah berada pada area sesuai standar. b. Pengamatan pada ruang operasi didapatkan beberapa ruangan belum memenuhi standar ruang aspek fungsional, penempatan ruangan tidak berdasarkan kegunaan sesuai perencanaan. Alur sirkulasi belum mengakomodasi pasien, petugas dan barang-barang. Tidak terlihat marker atau tanda pembagian zona resiko dalam ruang operasi. c. Studi kuntitatif yaitu perbandingan standar ruang operasi yang ada dengan pedoman teknis standar ruang operasi Kemenkes 2012 didapatkan hasil belum memenuhi persyaratan (standar ruangan 43%, alur sirkulasi 26% dan zoning 50%) d. Hasil studi kualitatif menggunakan wawancara dengan informan pengguna ruang operasi disimpulkan bahwa ruang operasi sudah digunakan untuk pelayanan pembedahan dan tidak ditemukan masalah terhadap standar ruangan, alur pelayanan (petugas, pasien dan barang-barang) dan zoning secara makro dan

mikro. Pemanfaatan ruangan berdasarakan kebutuhan dari pengguna, menyesuaikan dengan fasilitas ruangan yang tersedia. Berdasarakan hasil penelitian dengan beberapa metoda diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa aspek fungsional ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang masih belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kemenkes RI. Walaupun kondisi standar ruang, pengaturan alur sirkulasi dan pembagian area yang masih belum sempurna, namun tidak memberikan pengaruh kepada pengguna dalam melakukan kegiatan atau memberikan pelayanan pembedahan. Aktifitas pelayanan berjalan lancar dengan memanfaatkan fasilitas fisik ruang operasi yang tersedia. Pelayanan pembedahan yang selama ini berjalan dengan baik mengindikasikan bahwa prosedur manajemen pelayanan pembedahan di ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang sudah berjalan sebagaimana mestinya. Namun, berdasarkan tuntutan pemerintah melalui UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UU Nomor 36 Tahun Tentang Kesehatan yaitu : pemerintah mewajibkan rumah sakit untuk melakukan akreditasi. Akreditasi rumah sakit merupakan pengakuan dimana semua yang ada didalamnya sudah sesuai dengan standar, termasuk sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit harus sesuai standar. Oleh karena itu, untuk mendapatkan akreditasi rumah sakit dengan penilaian sempurna (Paripurna), seluruh sarana dan prasarana rumah sakit harus disesuaikan dengan standar, termasuk sarana dan prasarana ruang operasi. 2. Aspek Teknikal a. Studi dokumentasi didapatkan belum lengkapnya dokumen yang berhubungan dengan aspek teknik tentang keselamatan kebakaran, finishing interior, sanitasi, penghawaan, elektrikal dan pencahayaan ruang dioperasi RSUD Kota Padang

Panjang. Hasil penilaian kadar mikroba dalam ruang operasi masih tinggi (melebihi nilai ambang batas). b. Pengamatan pada ruang operasi terhadap fasilitas fisik yang dimiliki (keselamatan kebakaran, finishing interior, sanitasi, penghawaan, elektrikal dan pencahayaan) di ruang dioperasi RSUD Kota Padang Panjang hampir memenuhi kriteria dalam hal komposisi, struktur dan komponen yang digunakan, walaupun adanya perubahan secara teknis setelah digunakan. c. Hasil Studi Kuantitatif, didapatkan penilaian aspek teknik keselamatan kebakaran 80%, finishing interior 78%, sanitasi 68,79%, penghawaan 62,5%, elektrikal 71,4% dan pencahayaan 100%. Secara keseluruhan hampir memenuhi persyaratan. d. Hasil studi Kualitatif, aspek teknik ruang operasi dirasakan sudah membantu proses pelayanan pembedahan, namun perlu disempurnakan untuk mendapatkan kondisi yang sesuai dengan pedoman dan aturan. Belum tersedia pedoman perawatan dan pemeliharaan dalam bentuk Prosedur Tetap (Protap) secara periodik. Dari beberapa hasil penelitian diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa aspek teknik : proteksi terhadap bahaya kebakaran, finishing interior (dinding, langit-langit dan lantai), sanitasi, tata udara/ penghawaan, pencahayaan dan elektrikal ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang hampir memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kemenkes RI. Utilisasi sarana dan prasarana teknikal yang ada di ruang operasi, dirasakan pengguna sudah memberikan dukungan terhadap kelancaran pelayanan pembedahan. Masih adanya ketidak sempurnaan persyaratan aspek teknikal ruang operasi, mengindikasikan bahwa belum terciptanya sarana dan prasarana ruang operasi yang sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah (Kemenkes RI).

3. Aspek Perilaku dan Behavior Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari pengguna ruang melalui wawancara terpimpin terhadap pengguna ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang didapatkan hasil, bahwa citra ruang operasi sudah baik, fasilitas fisik ruang operasi juga sudah memberikan kenyamanan dan privasi pengguna disaat berada dalam lingkungan fisik ruang operasi sudah terjaga dengan baik. Hasil evaluasi pasca huni tentang aspek perilaku atau behaviour pengguna ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang berbanding terbalik terhadap kondisi eksisting fungsional dan teknikal yang terdapat di ruang operasi. Dimana, interpretasi pengguna terhadap citra, kenyamanan dan privasi di ruang operasi memberikan kesan bahwa kondisi lingkungan fisik ruang operasi sudah memenuhi keinginan pengguna, padahal disisi lain diketahui masih ada ditemukan kekurangan di ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang dari aspek fungsional dan aspek teknikal. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa, walaupun masih ada keterbatasan kondisi fisik ruang operasi dari aspek fungsional dan teknikal, namun pengguna memberikan tanggapan yang baik terhadap citra, kenyaman dan privasi di ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang. Hal ini perlu dilakukan analisa yang lebih dalam terhadap hubungan kondisi fisik dengan aspek perilaku atau behaviour bangunan ruang operasi. 7.2 Saran 1. Peneliti berharap agar hasil penelitian ini bisa menjadi bahan acuan untuk penelitian berikutnya. 2. Menuju penilaian akreditasi rumah sakit yang diwajibkan oleh pemerintah, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Padang Panjang melakukan peninjauan kembali

terhadap ketersediaan sarana dan prasarana fisik ruang operasi dari sisi aspek fungsional dan aspek teknikal sesuai standar/ pedoman yang telah ditetapkan disamping prosedur pelayanan pembedahan yang sudah memenuhi standar. 3. Untuk memenuhi kondisi aspek fungsional dan teknikal yang memenuhi syarat sesuai pedoman Kemenkes 2012, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang untuk segera melakukan perbaikan perbaikan sarana dan prasarana yang masih belum memenuhi persyaratan yang berhubungan dengan aspek fungsional dan aspek teknikal, yaitu: a. Penataan alur sirkulasi pasien, petugas dan barang-barang (kotor dan steril). b. Pengaturan pembagian area berdasarkan resiko dalam ruang operasi c. Perbaikan instalasi hydran, sprinkler dan menyediakan sumber air untuk proteksi kebakaran di ruang operasi. d. Perbaikan komponen dinding, langit-langit dan lantai ruang operasi. e. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan pemisahan pembuangan limbah cair. f. Perbaikan dan perawatan penyaring udara dengan menggunakan hepa filter di ruang operasi. 4. Agar terwujudnya bangunan gedung yang memenuhi standar aspek fungsional dan aspek teknikal yang berorientasi kepada keselamatan, kesehatan, keamanan dan kemudahan bagi pengguna, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang untuk melakukan proses kegiatan proyek pembangunan mengikuti pedoman penyelenggaraan bangunan gedung yang berlaku. 5. Tahapan pembangunan gedung diawali dengan tahap perencanaan, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang agar perencanaan

pembangunan sebaiknya berdasarkan kebutuhan (need) dengan melibatkan pengguna yang akan menempati/ memanfaatkan bangunan tersebut. 6. Pada tahapan penjelasan (briefing) mengenai pekerjaan bangunan gedung, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang untuk memberikan penjelasan secara rinci kepada pihak konsultan tentang fungsi bangunan, termasuk standar-standar fungsional dan teknikal yang harus dipenuhi sesuai dengan visi misi rumah sakit. 7. Peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang untuk menyiapkan tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan pengetahuan bidang perumahsakitan khususnya bangunan ruang operasi untuk terlibat secara proaktif dalam setiap tahapan pembangunan. 8. Untuk menghindari kegagalan bangunan, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang dapat memastikan bahwa pelaksanaan pembangunan ruang operasi sudah berdasarkan pedoman yang ada pada dokumen-dokumen yang telah disiapkan termasuk perijinan. 9. Dalam tahapan pemanfaatan, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang agar supaya dapat mempertahankan kinerja infrastruktur ruang operasi yang sudah dibangun dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna bangunan serta memastikan aspek fungsional dan teknikal bangunan sudah terpenuhi yang ditunjukkan dengan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan. 10. Peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang, agar dalam melakukan perubahan fungsi bangunan ruang operasi hendaknya berdasarkan audit atau yang dilakukan oleh tenaga ahli. 11. Untuk menjaga keandalan bangunan, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang yaitu pada tahapan pemeliharaan fungsional dan teknikal bangunan

ruang operasi agar berpedoman kepada manual pemeliharaan yang ditetapkan atau membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berkaitan dengan aspek fungsional dan teknikal ruang operasi. 12. Untuk meningkatkan citra bangunan ruang operasi, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang untuk melakukan perawatan aspek fngsional dan aspek teknikal bangunan ruang operasi secara periodik. 13. Untuk meningkatkan kenyamanan pengguna ruang operasi, peneliti menyarankan kepada pihak RSUD Kota Padang Panjang agar berupaya memenuhi standar aspek fungsional dan teknikal ruang operasi dengan mengutamakan keselamatan, keamanan, kesehatan dan kemudahan untuk pengguna. 14. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan privasi pengguna serta mewujudkan kondisi ruangan yang mengutamakan sterilitas, peneliti memberi saran kepada Pemerintahan Daerah Kota Padang Panjang dan pihak RSUD Kota Padang Panjang untuk menjadikan ruang operasi bertingkat menjadi 2 lantai. Dimana dengan pembagian lantai tersebut memberikan privasi kepada pengguna dan memudahkan pihak rumah sakit mengatur penempatan ruangan berdasarakan tingkat resiko yang ditimbulkan, dengan pembagian berdasarkan tingkatan lantai yaitu, pada lantai 1 difungsikan untuk : - Ruangan penunggu dan pengantar pasien - Ruangan transfer pasien - Ruangan persiapan pasien - Ruangan induksi - Ruangan persiapan peralatan pembedahan - Ruangan linen - Gudang obat

- Ruangan Operasi Mayor - Ruangan Operasi Minor - Ruangan Pemulihan Sementara untuk ruangan lantai 2 (dua) difungsikan untuk : - Ruangan dokter - Ruangan perawat - Ruangan rapat/ diskusi - Ruangan ganti petugas (dokter dan perawat) - Ruangan kepala instalasi - Ruangan administrasi - Dapur Sehingga ruang operasi RSUD Kota Padang Panjang privasi pengguna dapat terjaga dengan baik dan sterilitas ruang operasi dapat terwujudkan menuju tercapainya akreditasi rumah sakit 2012 dengan nilai sempurna. 15. Peneliti mengharapkan untuk kedepanya adanya pengembangan penelitian untuk melakukan Evaluasi Pasca Huni (EPH) aspek fungsional, aspek teknikal dan aspek perilaku pengguna terhadap bangunan RSUD Kota Padang Panjang secara keseluruhan.