BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa dimulai dari sumber daya manusia yang berkualitas, untuk menciptakannya harus dimulai sejak dini atau bayi. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah pemberian ASI pada satu jam pertama kelahiran atau sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (IMD). Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif, dapat mencegah atau menurunkan angka kematian bayi dan juga dipercaya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakitpenyakit yang beresiko kematian tinggi seperti kanker syaraf, leukemia dan berdampak psikologis pada ibu dan bayi (Roesli, 2008). Penelitian Dr. Karen Emond, 2006 yang dilakukan di Ghana dan diterbitkan dalam jurnal pediatrics menunjukkan bahwa jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama kelahiran maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan tetapi jika bayi mulai menyusu pertama saat bayi berusia di atas dua jam dan di bawah 24 pertama, tinggal 16% nyawa bayi dibawah 28 hari yang dapat diselamatkan atau dengan kata lain 22% kematian bayi baru lahir dapat dicegah dengan pemberian ASI pada satu jam pertama kelahiran. Indonesia saat ini tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1000 kelahiran hidup, itu artinya setiap hari bayi meninggal dan 1
2 sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun dan menurut survei demografi kesehatan yang dilakukan pada tahun 2002-2003 hanya 4% bayi yang mendapat ASI pada satu jam pertama kelahiran dan 8% bayi mendapatkan ASI eksklusif sedangkan pemerintah menargetkan 80% pencapaian pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Fika dan Syafiq tahun 2003 yang diterbitkan oleh Journal Kedokteran Trisakti menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan IMD hasilnya 8 kali lebih berhasil dalam pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Patricia di Rumah Sakit Sadjito Jogjakarta diperoleh data 70,2% kasus hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir disebabkan oleh faktor keterlambatan pemberian ASI (Patricia, 2000). Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai dengan warna kuning pada kulit dan sklera. Akibat akumulasi bilirubin yang berlebihan berpotensi menjadi toksik dan menyebabkan kematian atau bila bayi bertahan hidup dalam jangka panjang akan menimbulkan gejala sisa neurologi (Nelson, 2007). Data Catatan Medik Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada 2 tahun terakhir yaitu pada bulan Desember 2007 sampai dengan Desember 2008 di ruang BBRT diperoleh data sekitar 10,1% bayi meninggal sebelum berusia satu bulan. Terkait dengan hal tersebut diatas, data hasil wawancara dengan 15 ibu hamil tentang IMD, 9(58%) mengatakan tidak mengetahui tentang proses dan manfaat IMD.
3 Pelaksanaan IMD di rumah Sakit Roemani belum berjalan dengan optimal dan belum terdata dengan baik, hal ini dimungkinkan karena belum adanya kebijakan dari pihak Rumah Sakit tentang program IMD, demikian juga pengetahuan tentang IMD belum banyak diketahui masyarakat bahkan petugas kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir menjadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama ibuibu yang sedang hamil, demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga informasi yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada masyarakat luas sehingga apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai dengan baik. B. Perumusan Masalah Pelaksanaan IMD merupakan salah satu tindakan preventif yang mudah dan sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu, diantaranya adalah dapat memperlancar keluarnya ASI, sehingga faktor keterlambatan dalam pemberian ASI yang merupakan salah satu penyebab dari penyakit hiperbilirubinemia dapat diminimalkan. Terkait dengan hal tersebut informasi tentang IMD sangat penting bagi ibu hamil untuk mempersiapkan segala sesuatunya dalam proses pelaksanaan IMD sehingga bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat. Berdasarkan pada uraian diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan dan persepsi ibu hamil
4 tentang IMD di Poliklinik kebidanan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan persepsi ibu hamil tentang IMD di Poliklinik kebidanan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang IMD di Poliklinik kebidanan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah b. Mendeskripsikan persepsi ibu hamil tentang pelaksanan IMD di Poliklinik kebidanan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah D. Manfaat penelitian Manfaat yang di dapat dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Klien Memperluas wawasan pengetahuan ibu hamil tentang IMD dan dapat mengaplikasikannya saat melahirkan, keluarga juga lebih paham tentang manfaat IMD sehingga dapat membantu meluruskan mitos-mitos yang salah dan mendukung terlaksananya program tersebut.
5 2. Praktisi kesehatan Meningkatkan pengetahuan tentang IMD, kemudian menginformasikan pada masyarakat luas khususnya pada ibu-ibu hamil dan mempraktekannya saat menolong persalinan. 3. Rumah sakit Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan ibu hamil dengan memberikan informasi tentang pentingnya program IMD melalui penyuluhan atau leflet, menerapkan program pelaksanaan IMD di Rumah Sakit, khususnya di ruang bersalin. 4. Peneliti Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian tentang IMD mulai dari pengambilan data sampai pada hasil penelitian sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program pendidikan sarjana di program studi ilmu keperawatan Universitas Muhammadiyah 5. Pendidikan Memberikan informasi atau sebagai bahan bacaan perpustakaan akademik untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terutama tentang IMD. E. Bidang ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah keperawatan Maternitas.