FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH BUKITTINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan, dan tingkat penghasilan keluarga. Indikator status sosial adalah kasta,

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

Minggu ke 2, 3 Teori Fertilitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

ANALISA PELAKSANAAN PROGRAM KB PROPINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk


BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun pengelolaannya, tetapi juga karena sebab-sebab bukan maternal kelahiran hidup pada SDKI 2012 (BKKBN, 2013).

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

EKONOMI FERTILITAS 1

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi hasil pengolahan data penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

Rata-rata usia kawin pertama seseorang dapat mencerminkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang memilih untuk melakukan perkawinan di usia

Sgmendung2gmail.com

Universitas Gadjah Mada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

KAJIAN HASIL SDKI TAHUN 2007 PROVINSI JAWA TENGAH

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI PUS PENGGUNA MOW DAN MOP DI TANJUNG ANOM

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

PERSEPSI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KELUARGA KECIL (KASUS PADA ETNIS BATAK TOBA DI DAERAH ASAL DAN PERANTAUAN)

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

FAKTOR DETERMINAN PARTISIPASI PRIA DALAM VASEKTOMI. Andik Setiyono, Siti Novianti RINGKASAN

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007)

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah ayah dan ibu (Poerdarminta, 2003) Sedangkan menurut Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan program keluarga berencana dengan menggunakan metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI KELURAHAN PEKAUMAN KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

Policy brieft FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR KAWIN PERTAMA WANITA DI BALI

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH BUKITTINGGI Zulwida Rahmayeni Universitas Putra Indonesia YPTK Jl. Raya Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat 55 Email : rzulwida.mm@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi, menganalisis dan membahas data empiris tentang fertilitas PUS peserta KB ditinjau dari segi tingkat Pendidikan, pendapatan, serta usia perkawinan di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi. Sesuai dengan permasalahan dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur (PUS) yang berusia antara 5-9 tahun, dengan populasi. orang dan sampel 3 orang, dimana sampel responden diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Berdasarkan data penelitian Pasangan Usia Subur (PUS) peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi dimana terdapat 3 responden. Dimana fertilitas berbanding lurus terhadap tingkat pendapatan dan usia perkawinan pasangan usia subur peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi, Namun fertilitas berbanding tetbalik terhadap tingkat pendidikan pasangan usia subur (pus) peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi. Kata kunci: pendidikan, pendapatan, usia perkawinan, fertilitas, pasangan usia subur PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk. Hal ini selanjutnya mengakibatkan proporsi penduduk dengan usia muda yang besar, sehingga kelompok penduduk yang secara langsung ikut dalam proses produksi harus memikul beban yang relatif lebih berat untuk melayani kebutuhan penduduk yang belum termasuk dalam kelompok usia kerja. Makin besarnya jumlah penduduk usia muda mengakibatkan juga peningkatan kebutuhan pendidikan, penyediaan lapangan kerja dan kebutuhan-kebutuhan lain untuk menunjang kesejahteraan penduduk. Dalam menghadapi masalah kependudukan ini, pemerintah telah mengambil kebijaksanaan, salah satu kebijaksanaan yang sudah dijalankan oleh pemerintah adalah program keluarga berencana. (BKKBN Prop. Sumbar, 9). Program keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan pelaksanaan keluarga berencana, diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi, dan dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Pengaruh pelaksanaan program keluarga berencana terhadap angka kelahiran dan tingkat perkembangan penduduk, sudah tentu belum akan dapat terlihat dalam jangka waktu yang singkat, sehingga memang dibutuhkan waktu yang sangat lama dan kesadaran dari tiap pasangan suami-istri untuk mengikuti 36 Vol 8 No. - 6

program ini dengan sungguh-sungguh. Pelaksanaan program ini dilakukan atas dasar sukarela serta tidak bertentangan dengan agama, kepercayaan dan, moral Pancasila. Partisipasi pasangan usia subur di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh terhadap program Keluarga Berencana (KB) berdasarkan data kependudukan dan pencapaian peserta KB aktif bulan Desember (Aur Kuning dalam Angka). Dari data yang diperoleh, 373 orang pasangan usia subur, yang mengikuti program KB adalah sebanyak KK atau sekitar 7,58%, selebihnya, 39 KK atau sekitar 5,% tidak mengikuti KB. Dengan jumlah peserta KB sebanyak 7,58% tersebut diharapkan akan dapat melaksanakan program KB tersebut dengan baik. Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan, fertilitas PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning masih tinggi, dimana jumlah anak dalam setiap keluarga masih banyak yang lebih dari tiga orang. Peneliti berasumsi bahwa hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kondisi perkawinan dan umur perkawinan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Fertilitas atau kesuburan wanita yang dinyatakan banyak sedikitnya kelahiran. Kesuburan penduduk ditunjukkan dengan berbagai ukuran seperti tingkat kelahiran kasar, tingkat kelahiran dikoreksi, tingkat kesuburan umum, tingkat kesuburan spesifik atau khusus, tingkat reproduksi kotor, tingkat reproduksi bersih, apabila dikatakan tingkat kelahiran tanpa keterangan, maka yang dimaksud adalah tingkat kelahiran kasar (Ruslan, dalam Hendri, 998: 5). Agar dapat melahirkan terlebih dahulu hamil yang sebelumnya harus melakukan hubungan seksual, pada saat itu benih pria atau sperma masuk kerahim wanita secara biologis subur. Hasil dari pada pertemuan sel sperma dengan ovum akan menghasilkan terjadinya zygot yang merupakan cikal bakal bayi yang membutuhkan waktu 8 hari atau 9 bulan untuk berkembang dalam kandungan sebelum lahir dalam keadaan hidup. Model Davis dan Blake (956) (dalam Aditomo, : 87) Dalam tulisannnya yang berjudul The Social Structure of Fertility: An Analytical Framework menyatakan bahwa faktorfaktor sosial mempengaruhi fertilitas melalui variabel antara. Variabel adalah variabel yang secara langsung memengaruhi fertilitas dan dipengaruhi oleh variabel-variabel tidak langsung, seperti faktor sosial, ekonomi dan budaya. Selain itu, terdapat tiga tahap penting dalam proses kelahiran, yaitu tahap hubungan kelamin (intercourse), tahap konsepsi (conception) dan tahap kehamilan (gestation). Variabel antara dikelompokka menjadi tiga, yaitu: ). Enam variabel yang berkaitan dengan tahap hubungan kelamin, yaitu semua faktor yang memengaruhi hubungan seks: a). Umur saat memulai hubungan seks, b). Selibat permanen: proporsi perempuan yang tidak pernah melakukan seks seumur hidupnya, c). Lamanya perempuan berstatus kawin, d). Abstinensi sukarela, e). Abstinensi terpaksa; seperti sakit atau berpisah sementara, f). Frekuensi hubungan seks. ). Tiga variabel konsepsi, yaitu faktor-faktor yang memengaruhi kemungkinan terjadinya konsepsi atau pembuahan, a). Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak disengaja (kemandulan sejak lahir atau infeksi kandungan), b). Fekunditas atau infenkunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja, seperti minum obat penyubur atau sterilisasi, c). Pemakaian kontrasepsi. 3). Dua Variabel kehamilan, yaitu factor-faktor yang memengaruhi kehamilan, a). Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja (keguguran), b). Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja (menggugurkan kandungan). Faktor-Faktor.. 37

Fertilitas yang tinggi akan berpengaruh terhadap pengembangan pendidikan. Terutama sekali bagi keluarga atau penduduk yang mempunyai fertilitas tinggi atau mempunyai anak banyak yang berpenghasilan rendah. Maka pendidikan dalam keluarga tersebut sangat berat sekali untuk membiayainya dan sekaligus akan mempunyai dampak terhadap kehidupan ekonomi keluarga. Kalau fertilitas tinggi atau jumlah anak banyak, maka akan berpengaruh kepada pendapatan. Hal ini disebabkan pembagi dari pendapatan itu besar. Dengan kata lain kalau fertilitas tinggi akan mempunyai dampak kepada pendapatan. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasilan yang sifatnya reguler, diterima biasanya sebagai balas jasa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, penjualan barang, hasil investasi seperti bunga modal, jaminan serta keuntungan usaha Lama masa subur yang dijalani oleh sepasang suami istri dalam status perkawinan berpengaruh terhadap tingkat fertilitas pasangan terebut. Perkawinan dapat mempengaruhi jumlah penduduk melalui kelahiran, karena perkawinan dapat mengubah komposisi penduduk, yakni perubahan status. Perkawinan juga merupakan peristiwa berkurangnya jumlah penduduk muda. (Adioetomo: ). Usia perkawinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga dengan melakukan suatu hubungan seksual. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur (PUS) yang berusia antara 5-9 tahun yang ikut program KB yang berjumlah. KK. Berdasarkan hal tersebut maka sampel responden yang diambil dalam penelitian ini adalah % dari PUS yaitu sebanyak 3 KK PUS. Sesuai dengan jenis data yang hendak dicari dalam penelitian ini maka instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Pendidikan Tabel. Jenjang Pendidikan Formal PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh No Jenjang pendidikan F Persentase (%) Tidak pernah sekolah ( th) Tidak tamat SD ( + th) 3,9 3 Tamat SD (6 th),7 Tidak tamat SMP (6+ th) 35 3, 5 Tamat SMP (9 th),7 6 Tidak tamat SMA (9 +. th) 9, 7 Tamat SMA ( th) 9,7 8 Tidak tamat Perguruan Tinggi (+ th) 7 6,9 9 Tamat Perguruan Tinggi (6,5 th) 3,9 Jumlah 3, Sumber : Pengolahan data primer Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh cukup bervariasi, frekuensi yang paling banyak adalah tidak tamat SMP sebanyak 39 orang (37,9%), tidak tamat SMA sebanyak orang (9,%), tamat SD sebanyak orang 38 Vol 8 No. - 6

(,7%), tamat SMA sebanyak orang (9,7%), tidak tamat perguruan tinggi sebanyak 7 orang (6,8%), tamat perguruan tinggi sebanyak orang (3,9%) dan tidak tamat SD sebanyak orang (3,9%). Sedangkan data yang tidak mungkin dikumpulkan dengan kuisioner dilakukan dengan observasi dan pencatatan langsung pada masyarakat Data primer dikumpulkan melalui angket dengan menggunakan gabungan kuisioner tertutup yang telah disiarkan sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pencatatan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk hal yang tidak dapat dilakukan dengan wawancara peneliti menggunakan teknik observasi atau pengamatan langsung dilapangan terhadap profil petani dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kondisi perkawinan PUS peserta KB HASIL PENELITIAN Pada tabel di bawah ini memperlihatkan bahwa rata-rata pendidikan non formal yang pernah didapatkan PUS peserta KB Kelurhan Aur Kuning Kec. Aur Birugo Tigo Baleh yaitu belum pernah mendapatkan pendidikan sebanyak 76 orang (73,8%), mendapatkan pendidikan pertanian orang (97,%), mendapatkan pendidikan kerajinan tangan 9 orang (8,7%) dan mendapatkan pendidikan pertukangan 6 orang (5,8%), mendapatkan pendidikan menjahit orang (.9%). Tabel. Pendidikan Non Formal PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh No Pendidikan non formal F Persentase (%) 3 5 bidang pertanian kerajinan tangan bidang pertukangan menjahit Belum pernah 9 6 76 9,7 8,5 5,8,9 73,8 Jumlah 3 Sumber: Hasil Penelitian, 9 8 7 73,8% 6 5 3 persentase f 9,7% 8,7% bidang pertanian kerajinan tangan 5,8% bidang pertukangan,9% menjahit belum pernah Gambar. Diagram pendidikan non formal PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Faktor-Faktor.. 39

Tabel 3. Pelatihan Keluarga Berencana PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh No Sumber pelatihan F Persentase (%) 3 Penyuluh KB Petugas kesehatan Perangkat Desa Tidak pernah 7 9 5 7 69,9 8,7,85 6,5 Jumlah 3, Sumber : Pengolahan data primer Pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa PUS peserta KB yang mendapatkan pelatihan tentang keluarga berencana dari penyuluh KB yaitu sebanyak 7 orang (69,9%), pelatihan KB dari petugas kesehatan sebanyak 9 orang (8,7%), pelatihan KB dari perangkat desa sebanyak ISSN 85-867 5 orang (,85%), sedangkan PUS yang tidak pernah mendapat penyuluhan tentang KB sebanyak 7 orang (6,5%). Diagram yang menunjukan pelatihan tentang Keluarga Berencana PUS peserta KB dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 8 7 6 69,9% 5 3 persentase f penyuluh Kb 8,7% petugas kesehatan,85% perangkat desa 6,5% tidak pernah Gambar. Diagram PUS peserta KB yang mendapatkan pelatihan KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Pendapatan Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka hasil pengolahan data tentang status pekerjaan PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. Status Pekerjaan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh No Status F Persentase (%) 3 5 Pegawai tetap Punya usaha sendiri Mengerjakan lahan orang lain Bekerja orderan Bekerja tergantung musim 9 76 8 8,7 73,8 7,8 9,7 Jumlah 3 Sumber: Hasil Pengolahan Data, Vol 8 No. - 6

Hasil analisa data yang terdapat pada tabel.9 diatas memperlihatkan bahwa status pekerjaan PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning terdiri dari pegawai tetap yaitu sebanyak 9 orang (8,7%), punya usaha sendiri sebanyak 76 orang (73,8%), PUS yang mengerjakan lahan orang lain sebanyak 8 orang (7,8%), PUS yang bekerja 8 7 6 5 3 8,7 pegawai tetap 73,8 punya isaha sendiri mengerjakan orang lain berdasarkan orderan sebanyak orang (9,7%) dan tidak ada PUS yang bekerja tergantung musim. Diagram yang menunjukan alternatif jawaban responden terhadap status pekerjaan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini : 7,8 9,7 bekerja tergantung orderan Gambar 3. Diagram Responden Terhadap status pekerjaan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Hasil analisa data yang terdapat pada tabel diatas memperlihatkan bahwa status pekerjaan PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning terdiri dari pegawai tetap yaitu sebanyak 9 orang (8,7%), punya usaha sendiri sebanyak 76 orang (73,8%), PUS yang mengerjakan lahan orang lain sebanyak 8 orang (7,8%), PUS yang bekerja berdasarkan orderan sebanyak orang (9,7%) dan tidak ada PUS yang bekerja tergantung musim. Diagram yang menunjukan alternatif jawaban responden terhadap status pekerjaan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 8 7 6 5 3 8,7 pegawai tetap 73,8 punya isaha sendiri mengerjakan orang lain 7,8 9,7 bekerja tergantung orderan Gambar. Diagram Responden Terhadap status pekerjaan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Faktor-Faktor..

Tabel 5. Jumlah pendapatan pekerjaan utama PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh No Jumlah pendapatan F Persentase (%) 3 5 6 < Rp 3. Rp 3. - Rp 5. > Rp 5. Rp 75. > Rp 75. Rp.. > Rp.. Rp.5. > Rp.5. 6 6 6 5 5,8 5,5,7 5,8,7 5,5 Jumlah 3 Sumber : Pengolahan data primer Pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan PUS peserta KB yang menjawab < Rp 3. yaitu sebanyak 6 orang (5,8%), yang menjawab Rp 3. - Rp 5. yaitu sebanyak 6 orang (5,5%), untuk jawaban > Rp 5. - Rp 75. yaitu sebanyak orang (,7%), untuk jawaban pendapatan > Rp 75. Rp.. yaitu sebanyak 6 orang (5,8%,) yang menjawab > Rp ISSN 85-867.. Rp.5. sebanyak orang (,7%) dan yang menjawab > Rp.5. yaitu sebanyak 5 orang (75,5%). Diagram yang menunjukan alternatif jawaban responden terhadap jumlah pendapatan PUS peserta KB dapat dilihat pada gambar 5. Usia perkawinan PUS Tabel 7. Frekwensi umur pertama menikah PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kec.Aur Birugo Tigo Baleh No Umur F Persentase (%) 3 5 < 5 tahun 5 7 tahun 8 tahun 5 tahun > 5 tahun 3 3 3 3,9,,8 3,,6 Jumlah 3, Sumber : Pengolahan data primer 6 5 5,5 3 5,8 5,5,7 5,8,7 < Rp 3. Rp 3. - Rp 5. > Rp 5. Rp 75. > Rp 75. Rp.. > Rp.. Rp.5. > Rp.5. Gambar 5. Diagram Jawaban responden tentang Jumlah pendapatan PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Vol 8 No. - 6

Pada tabel 7 diatas umur pertama menikah PUS peserta KB pada < 5 tahun sebanyak orang (3,9%), umur menikah pertama 5-7 tahun yaitu sebanyak 3 orang (6,%), umur menikah pertama 8 tahun sebanyak 9 orang (8,%, umur menikah pertama -5 sebanyak 3 orang (3,% dan umur menikah pertama > 5 tahun sebanyak 3 orang (,7%). Diagram yang menunjukan umur pertama menikah PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini : 5,, 35, 3, 5,, 5,, 5,, Angka Fertilitas 3,9 Gambar 6. Diagram Responden umur pertama menikah PUS peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Tabel 8. Jumlah kelahiran PUS Kelurahan Aur Kuning berdasarkan Tingkat Umur Kelompok Umur Jumlah PUS Jumlah kelahiran 5 9 5 9 3 3 35 39 >,6,8 77 3 7 53 9 3 3, 7 3 3 5 Jumlah 9 6 Sumber : Pengolahan data primer,6 < 5 tahun 5 7 tahun 8 tahun 5 tahun > 5 tahun = 6 7936 x =,6 = 5 orang Angka fertilitas umum (GFR) Jumlah kelahiran hidup dalamtahun x Jumlah perempuan usia 5-9 tahun pada tahun tsb 6 GFR = x = 3, = 3 orang Angka fertilitas menurut umur (ASFR) Jumlah kelahiran pada perempuan golongan umur tertentu Jumlah perempuan golongan umur tertentu x 3 ASFR = x 53 =,6 = 3 orang Berarti angka fertilitas menurut umur kelurahan aur kuning adalah 3 bayi dari setiap kelompok umur 3 3 tahun Faktor-Faktor.. 3

Tingkat kelahiran menurut urutan kelahiran BOSFR = x c x BOSFR = x = orang Angka fertilitas total/total fertility Rate (TFR) TFR = ASFR x 5 ASFR Per perempuan TFR = 565 x 5 = 3 orang GFR = ASFR 5 9 x 5 6 x = 3,8 =3 x 5 Angka fertilitas kasar = 565 Jumlah kelahiran hidup CBR= x Jumlah penduduk = 6 x 7936 =,6 = 5 orang Angka fertilitas umum (GFR) Jumlah kelahiran hidup GFR= Jmlh perm usia 5-9 tahun 6 x = 3, = 3 orang x Angka fertilitas menurut umur (ASFR) Jml kelahiran pada prm gol umur ttu ASFR= x Jumlah prm gol umur ttu 3 ASFR = x 53 =,6 = 3 orang Berarti angka fertilitas menurut umur kelurahan aur kuning adalah 3 bayi dari setiap kelompok umur 3 3 tahun. Tingkat kelahiran menurut urutan kelahiran BOSFR = x c x BOSFR = x = orang Angka fertilitas total/total fertility Rate (TFR) TFR = ASFR x 5 Per perempuan TFR = 565 x 5 = 3 orang GFR = ASFR 5 9 x 5 6 x = 3,8 =3 x 5 = 565 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas pasangan usia subur peserta KB di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh.. Jenjang pendidikan formal tertinggi PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh sampai tingkat tidak tamat SMP, yang berarti tingkat pendidikan PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning masih rendah, dimana mereka menyelesaikan pendidikan pada saat umur 5 7 tahun. Tetapi tingkat melek huruf mereka sudah sangat baik. Pendidikan non formal masih jarang didapatkan oleh PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning, termasuk pendidikan terhadap kesehatan dan Program Keluarga Berencana itu sendiri.. Pekerjaan utama PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh umumnya adalah pedagang yang telah mempunyai toko sendiri. Dengan kepemilikan saham tersebut, tingkat pendapatan PUS peserta KB Kelurahan Aur Kuning umumnya sudah baik sehingga mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok bahkan ada yang mampu memenuhi Vol 8 No. - 6

kebutuhan sekunder. Disamping memiliki pekerjaan utama sebagai pedagang, banyak juga PUS peserta KB yang memiliki pekerjaan sampingan. 3. Umur pertama menikah PUS umumnya pada umur normal yaitu - 5 tahun dan umumnya menjalani pernikahan pertama. Bagi PUS peserta KB, mereka dapat menjalani ikatan pernikahan yang lama. Umur pertama kali melahirkan PUS umumnya pada umur > 9 tahun yang berarti berada pada usia yang baik untuk melahirkan. Tingkat keberhasilan dalam melahirkan juga baik karena telah dibantu oleh dokter. Hal yang ini berakibat terhadap jumlah anak, dimana rata-rata PUS memiliki jumlah anak > dari 3 orang. Kondisi ini menunjukkan fertilitas di Kelurahan Aur Kuning masih kurang baik. BKKBN Prop. Sumbar. Pedoman Tata Cara PLKB/PKB. BKKBN Sumbar Gaffar, Fahri Muhammad. 99. Pendidikan dan Pengentasan Kemiskinan. Bandung: Majalah Pendidikan No. Sudarsono. 99. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 99. Metode Statistik. Bandung: Transito edisi ke 5. Sugiyono, 8. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian adalah agar memperbanyak pendidikan non formal dengan memanfaatkan pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah. Pengelolaan pendapatan diarahkan kepada pemenuhan sandang dan pangan serta pemenuhan pendidikan anak. Selain itu, perlu dilakukan pengaturan jarak kelahiran agar kondisi kesehatan anak dan ibu terjaga dan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan. DAFTAR PUSTAKA Adioetomo, Sri Moertingsih dan Samosir, Omas Bulan.. Dasar-Dasar Demografi, Edisi. Jakarta: Salemba Empat. Arikunto, Suharsimi. 998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.,. Manajamen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Faktor-Faktor.. 5