BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

KETERAMPILAN MENULIS DAN PERMASALAHANNYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting dimiliki seseorang. Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita adalah contoh produk bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan masyarakat. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya (Suparno dan Yunus, 2002:1.3) Penggunaan kalimat dalam menyusun karangan/tulisan sering kurang diperhatikan penulisnya terutama dalam hal apakah kalimat yang ditulisnya sudah efektif atau belum. Banyak manfaat yang akan diperoleh ketika seseorang memperhatikan penggunaan kalimat efektif dalam menyusun karangan di antaranya; membuat pemaparan masalah menjadi jelas, terperinci, dan mudah dipahami pembaca. Pembaca tidak akan menikmati apa yang dibaca karena apa yang disampaikan pengarang melalui tulisannya tidak sama persis dengan apa yang ada dalam pikiran pembaca. Informasi disampaikan pengarang melalui tulisannya tidak boleh menimbulkan kebingungan pada pembaca. Seringkali tulisan yang panjang membuat pembaca lelah dan bingung terhadap apa yang dimaksudkan pengarang melalui tulisannya. Tulisan yang membuat bingung pembaca biasanya terjadi karena kalimat yang disusun tidak memiliki kejelasan subjek, ketidaktepatan penyusunan pola kalimat (peletakan unsur-unsur kalimat), menimbulkan

2 keambiguan, dan terjadi kemubaziran kata. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tulisan atau kalimat yang menimbulkan gejala-gejala kebingungan terhadap pembaca bukan merupakan kalimat yang efekitf. Akan tetapi, faktor apa saja yang menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif? Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penelitian tentang Kajian Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Eksposisi Identifikasi Siswa (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI) penting dilakukan. Kalimat dalam karangan eksposisi identifikasi yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium percontohan UPI merupakan korpus/data utama penelitian. Kalimat-kalimat tersebut akan diolah dengan menggunakan instrumen pengolahan data untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Peneliti memilih sekolah tersebut karena pengetahuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI masih lemah. Hal ini terbukti dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara kepada Ani Suryani, S.Pd, salah satu guru Bahasa Indonesia SMA Laboratorium Percontohan UPI. Ani Suryani, S.Pd mengatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan dan tidak memahami apa itu kalimat efektif. Hal tersebut terbukti dialami siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI melalui studi angket. Kebanyakan siswa memang senang menulis karangan. Akan tetapi, lebih banyak siswa yang tidak mengetahui kalimat efektif. Melalui studi angket yang disebar kepada 27 responden diperoleh hasil sebagai berikut: sebanyak 29,6% responden (siswa) mengetahui ciri-ciri kalimat

3 efektif, 22,2% tidak mengetahui, 44,4%, menyatakan biasa saja dan 3,7% memberikan tanggapan lainnya. Dari kategori penilaian, prosentase responden sebanyak 39,6% adalah sangat kurang mengetahui ciri-ciri kalimat efekitf. Pengetahuan siswa tersebut sejalan dengan penggunaan kalimat dalam karangan eksposisi identifikasi yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI menunjukkan tidak efektif. Salah satu contoh karangan yang disusun oleh Fajrina M. siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI berjudul Cara Membuat Pitza. Fajrina memuat sepuluh kalimat dalam karangnnya. Kalimat pertama yang ditulis Fajrina adalah: (01) Pitza adalah makanan yang berasal dari Italia. Menurut Finoza, (2006:147) untuk mencapai keefiktifan kalimat harus memiliki paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. Peneliti menilai, penggunaan kalimat yang terdapat dalam karangan berjudul Cara Membuat Pitza disusun Fajrina M. Siswa kelas X SMA Laboratorium belum mengarah pada keefektifan kalimat. Peneliti mengambil satu sampel sebagai contoh data peneltian, sementara data lainnya lebih jelas akan diuraikan pada bab 3 dan bab 4. Perhatikan kalimat (01). Ditinjau dari aspek kesatuan, kalimat (01) memiliki kesatuan, kerena terjadi hubungan yang membentuk frasa nomina, memiliki kepaduan karena terjalin hubungan yang padu, memiliki keparalelan karena unsur pertama dan keduanya menggunakan nomina, belum memiliki ketepatan karena terjadi kesalahan penulisan pada kata pitza, yang seharusnya

4 ditulis pizza, sudah memiliki kehematan, karena tidak menimbulkan kata-kata mubazir, dan tidak memiliki kelogisan karena kata pitza tidak memiliki arti, seharusnya penulisannya pizza. Dapat disimpulkan, kalimat (01) tidak efektif karena dua syarat keefektifan kalimat yaitu aspek ketepatan dan kelogisan tidak dipenuhi. Mengingat pentingnya penggunaan kalimat efektif dalam membuat sebuah karangan eksposisi, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang penggunaan kalimat efektif dalam karangan eksposisi yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI ditinjau dari aspek ciri-ciri kalimat efektif. Terlepas dari apakah siswa senang menulis karangan eksposisi atau tidak, lebih mudah menulis karangan eksposisi atau tidak, dalam hal ini fokus penelitian yang dimaksudkan peneliti adalah mendeskripsikan penggunaan kalimat efektif siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menyusun sebuah karangan ekposisi identifikasi dan penggunaan kalimat dalam karangan eksposisi identifikasi yang mengarah pada keparalelan antarkalimat dan antarparagraf. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada bagaimana penggunaan kalimat yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam karangan eksposisi identifikasi ditinjau dari aspek ciri-ciri kalimat efektif. Selain itu, penulis akan mengklasifikasikan ketidakefektifan kalimat ke dalam ciri-ciri kalimat tidak efektif jika terdapat kesalahan penggunaan kalimat dalam menyusun karangan eksposisi identifikasi. Peneliti memilih jenis karangan eksposisi identifikasi karena karangan jenis ini mudah untuk menggarap sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan. Penulisnya akan mudah mengungkapkan gagasan-gagasan ke dalam karangan/tulisan atas fakta atau kejadian yang dilihat, atau pengalaman pribadinya

5 maupun orang lain. Pentingnya penggunaan kalimat efektif dalam menyusun karangan/tulisan eksposisi identifikasi bertujuan agar tidak terjadi kekaburan makna atau terjadi kesalahpahaman pada pembaca. Kesalahan-kesalahan penggunaaan kalimat, ketidaksepadanan, dan keambiguitasan kalimat sering dialami siswa ketika menyusun karangan/tulisan. Menyusun karangan/tulisan pada umumnya harus memperhatikan penggunaan kalimat efektif agar pesan yang disampaikan penulis dapat diterima sama persis oleh pikiran khalayak (pembaca). Penelitian ini penting dilakukan terhadap siswa, karena siswa memiliki banyak potensi untuk menuangkan gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian berikutnya dalam menyalurkan ide/gagasan sehingga merangsang siswa untuk mengembangkan minat, bakat, dan imajinasinya ke dalam sebuah tulisan dengan kemampuan memperhatikan penggunaan kalimat efektif. Memiliki kemampuan mengarang eksposisi identifikasi dengan memperhatikan penggunaan kalimat efektif adalah salah satu kemahiran berbahasa produktif yang penting dimiliki siswa. Dengan kemampuan tersebut, diharapakan akan berpengaruh pada kemahiran siswa dalam menyusun karangan jenis lain menjadi lebih mudah dan profesional dengan tetap memperhatikan penggunaan kalimat efektif. Mengingat pentingnya penelitian ini, penulis mencoba melakukan penelitian terhadap siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI melalui Kajian Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Eksposisi Identifikasi

6 Siswa (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI) ). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan kalimat oleh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menyusun karangan/tulisan eksposisi ditinjau dari aspek keefektifan kalimat. Melalui penelitian ini, peneliti akan mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi tidak efektif. Dengan demikian, dapat menjadi tambahan pengetahuan sebagai sumbangsi terhadap dunia keilmuan bahasa. Menurut Suparno dan Yunus (2002:4), teori menulis atau mengarang memang mudah. Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekadar teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang dalam mengarang. Dari pendapat tadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menguasai pemahaman dalam membuat sebuah karangan eksposisi dengan memperhatikan penggunaan kalimat ternyata tidak sekadar mahir memahami teori, melainkan harus sering mencoba mengarang, latihan menulis berulang kali, memilih topik, menentukan tujuan, mengenali pembaca, mencari informasi pendukung, menyusun kerangka karangan, serta menata dan menuangkan ide-idenya secara runtut dan tuntas dalam racikan bahasa yang terpahami. Penelitian ini memfokusksan pada aspek penggunaan kalimat efektif, maka yang diteliti pun tentu saja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam karangan yang disusun siswa.

7 Sebuah kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa Banyak hal menarik untuk diteliti di antaranya; bagaimana ketidaktepatan penggunaan kalimat, kerancuan makna, pemborosan kata, ketidaksepadanan struktur kalimat, dan keambiguitasan kalimat yang ditulis siswa. Bukan berarti karangan/tulisan akan dinilai sebagai karangan yang terbaik apabila djalin dalam kalimat yang panjang dan berbelit-belit. Akan tetapi, kalimat-kalimat pendek pun jika dipergunakan secara tepat akan lebih mengandung tenaga dari kalimat yang panjang. Kalimat dapat dikatakan benar secara sintaksis, tetapi jika kalimat sulit untuk ditangkap dan dipahami, kalimat tersebut belum dapat dikatakan sebagai kalimat efektif. Uraian latar belakang di atas memberikan pengetahuan bahwa betapa penting memperhatikan penggunaan kalimat efektif dalam menyusun karangan/tulisan, baik dalam bentuk laporan, buku, karya ilmiah, esai, artikel, maupun tulisan-tulisan yang berisi uraian atau topik permasalahan. Dengan memperhatikan aspek penggunaan kalimat efektif, sebuah karangan/tulisan akan sangat jelas, terperinci, dan mudah dipahami khalayak (pembaca).

8 1.2 Masalah Penelitian Pada masalah penelitian, penelti membaginya ke dalam tiga subpokok bahasan yaitu; identifikasi, batasan, dan rumusan masalah. 1.2.1 Identifikasi Masalah Fenomena penggunaan kalimat dalam karangan/tulisan, umumnya sering mengalami kesalahan penyusunan dan ketidaktepatan yang dilakukan penulisnya, sehingga kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Melalui studi angket, siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI seperti yang sudah dijelaskan dalam uraian latar belakang di atas, siswa lebih banyak tidak memahami apa itu kalimat efektif. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1) Siswa mengalami kesulitan mendapatkan ide menulis dan mengembangkan kalimat. 2) Siswa belum terbiasa menggunakan atau memperhatikan kalimat efektif dalam menyusun karangan/tulisan. 3) Siswa kesulitan mengembangkan gagasan menyusun karangan eksposisi identifikasi. 4) Siswa belum sepenuhnya memahami kalimat efektif.

9 1.2.2 Batasan Masalah Penulis membatasi penelitian ini pada aspek penggunaan kalimat berdasarkan ciri-ciri umum atau syarat keefektifan kalimat dalam karangan eksposisi identifikasi oleh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI. Adapun konsep kalimat efektif yang digunakan penulis agar lebih fokus dalam melakukan penelitiannya dititikberatkan pada konsep kalimat efektif menurut Putrayasa. Konsep kalimat efektif dari para pakar lainnya tetap penulis gunakan sebagai pendukung teori penelitian ini. 1.2.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah berisi tentang uraian masalah-masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian (Mahsun, 2005:40). Agar permasalahan yang akan peneliti lakukan menjadi lebih jelas, penulis merumuskan beberapa hal sebagai berikut: 1) Apakah penggunaan kalimat dalam karangan eksposisi identifkasi siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI sudah mengarah pada keefektifan kalimat? 2) Apakah kalimat dalam karangan/tulisan eksposisi identifikasi yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI sudah mengarah pada keparalelan antarkalimat dan antarparagraf?

10 1.3 Tujuan Penelitian Setiap tindakan yang dilakukan manusia pasti memiliki tujuan. Mahsun, (2005:41) menyatakan bahwa tujuan penelitian berisi uraian tentang tujuan penelitian secara spesifik yang ingin dicapai dari penelitian yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, tujuan umum dan tujuan khusus 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kalimat oleh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menyusun karangan/tulisan eksposisi identifikasi ditinjau dari aspek keefektifan kalimat. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun secara khusus, penulis melakukan penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan penggunaan kalimat yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menyusun karangan eksposisi. 2) Mengetahui dan mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menyusun karangan eksposisi. 3) Mengetahui dan mendeskripsikan frekuensi penggunaan kalimat efektif dalam karangan eksposisi yang disusun siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI. 4) Mengetahui dan mendeskripsikan frekuensi ketidakefektifan kalimat kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam menyusun karangan eksposisi.

11 1.4 Manfaat Penelitian Pada manfaat penelitian, peneliti membaginya ke dalam dua bagian, manfaat praktis dan manfaat teoretis. 1.4.1 Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat di antaranya: 1) Dapat dijadikan acuan bagi para penulis dalam membuat sebuah karya tulis dengan memperhatikan penggunaan kalimat efektif dalam menyusun karangan eksposisi. 2) Dapat digunakan sebagai acuan menulis karangan yang lebih baik untuk diterbitkan di media massa. 3) Dapat digunakan sebagai bahan penilaian terhadap kegiatan lomba menulis karangan ilmiah. 4) Sebagai pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. 5) Dapat mengembangkan kalimat efektif dalam karangan. 1.4.2 Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut. 1) Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu linguistik bahasa Indonesia. 2) Dapat dimanfaatkan oleh guru Bahasa Indonesia dalam pembelajaran mengarang siswa. 3) Sebagai tambahan referensi pustaka bagi peneliti-peneliti berikutnya. 4) Sebagai pengembangan daya inisiatif dan kreativitas siswa dalam menulis.

12 1.5 Anggapan Dasar Anggapan dasar pada suatu penelitian merupakan suatu landasan bagi proses pemecahan masalah yang dihadapi. Tujuan tulis menulis atau karangmengarang adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, ide, gagasan, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembaca. Akan tetapi, gagasan yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan sehingga menjadi sebuah karangan tidak cukup dari bentuk tulisan yang panjang, melainkan penggunaannya harus mudah dipahami pembaca atau yang disebut dengan memperhatikan penggunakan kalimat efektif. Penggunaan kalimat efektif dalam menyusun karangan kurang diperhatikan oleh sebagian orang. Karangan yang baik, adalah karangan yang sanggup membuat pembaca memahami apa yang dimaksudkan pengarang melalui tulisannya. Karangan bertujuan untuk mengkomunikasikan pikiran atau gagasan pengarang kepada pembaca atau khalayak. Jika kalimat yang digunakan pengarang dalam membuat sebuah karangan sulit dipahami pembaca, dapat dipastikan kalimat yang digunakan pengarang tersebut belum menunjukkan kalimat efektif. Oleh karena itu, penelitian tentang penggunaan kalimat efektif dalam membuat sebuah karangan penting dilakukan. Alasannya, dengan setiap penulis memperhatikan penggunaan kalimat efektif dalam membuat sebuah karangan, pada akhirnya karangan dapat dipahami pembaca secara jelas dan terperinci.

13 1.6 Metode dan Teknik Peneltian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Penelitian deksriptif membuat gambaran secara jelas mengenai suatu hal atau permasalahan sekaligus menerangkan hubungan, menentukan prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan deskripsi yang empiris, objektif, dan sistematis. Peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat dalam karangan eksposisi yang disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI dengan mengacu pada syarat untuk mencapai keefektifan kalimat. Metode ini berusaha mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan metode ini pada akhirnya peneliti dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif ini karena data penelitiannya berupa karangan eksposisi identikasi yang disusun siswa, sehingga mudah mengolah data yang diperoleh. Dengan demikian, penggunaan metode deskriptif kualitatif sangat cocok digunakan peneliti untuk menganalisis data berupa karangan, kemudian disajikan dengan mendeskripsikan data tersebut ke dalam tabel analisis data. Data penelitian berupa kalimat dalam karangan/tulisan eksposisi yang

14 disusun siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI akan mudah penulis analisis dengan mendeskripsikan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan metode ini, pada akhirnya peneliti dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk mengumpulkan data, peneliti menginventarasasi data dengan menggunakan beberapa teknik, di antaranya; teknik wawancara, lembar angket, dan lembar dokumentasi. Sedangkan untuk mengolah data, peneliti menggunakan teknik pengolahan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data berdasarkan pengamatan dari data yang ada. Setelah data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data. 1.7 Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam memahami penelitian ini, berikut dijelaskan sejumlah konsep atau istilah-istilah yang digunakan dalam dalam penelitian ini. 1) Kalimat efektif adalah kalimat yang digunakan siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI untuk mengemukakan gagasan atau pikirannya melalui karangan eksposisi secara jelas dan terperinci. 2) Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam membuat karangan eksposisi dan struktur bahasa yang dipakai. 3) Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Jika siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI menuangkan gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata-kata yang

15 menduduki fungsi yang sama harus ditempatkan dalam struktur kata benda, begitu juga dengan kata kerja. 4) Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat yang dibuat siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam karangan eksposisi. 5) Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat ketika siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. 6) Kecermatan adalah bahwa dalam membuat kalimat, siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI membuat kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda. 7) Kepaduan adalah pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI dalam karangan tidak terpecah-pecah. 8) Kelogisan adalah suatu alur berpikir siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI yang berusaha menghubungkan unsur-unsur yang terdapat dalam kalimat sehingga membentuk kesatuan pikiran yang masuk akal. 9) Karangan eksposisi adalah karangan yang dibuat siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI yang berusaha memaparkan suatu permasalahan secara jelas sehingga pembaca dapat memahami apa yang dimaksudkan pengarang melalui tulisannya.