PEMBERDAYAAN SDM DALAM PEMANFAATAN SAMPAH BASAH SEBAGAI PUPUK CAIR DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BAGI KELOMPOK TANI DESA KARTAMA PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PANRITA_ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M Universitas Hasanuddin

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BMF BIOFAD TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

PEMANFAATAN KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L. ) DENGAN PENAMBAHAN DAUN BAMBU (EMB) DAN EM-4 SEBAGAI PUPUK CAIR NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

S U N A R D I A

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh :

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI LIMBAH PENGOLAHAN IKAN TRADISIONAL

TINJAUAN PUSTAKA. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR BIOETANOL MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diduga tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Merkel, 1981). Limbah

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK BUAH- BUAHAN MENJADI PUPUK DENGAN MENGGUNAKAN EFFEKTIVE MIKROORGANISME

TINJAUAN PUSTAKA Nira Kelapa

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

Energi Alternatif. Digester anaerob. Penambahan Bahan Aditif. Tetes Tebu

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN LITERATUR. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

TINJAUAN PUSTAKA. Kompos Sampah Rumah Tangga. dan tidak bermanfaat sehingga disebut bahan buangan. Menurut sumbernya,

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh : Rahmawati Sagita.W Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

Nur Rahmah Fithriyah

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

BAB I PENDAHULUAN. karena pupuk akan meningkatkan kualitas lahan. dibutuhkan tanman dalam jumlah besar. Maka para petani hanya memikirkan

Transkripsi:

Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 26-33 PEMBERDAYAAN SDM DALAM PEMANFAATAN SAMPAH BASAH SEBAGAI PUPUK CAIR DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Harimbi Setyawati Dwi Ana Anggorowati Mochtar Asroni Sanny Anjarsari Dosen Teknik Kimia, Teknik Mesin, dan Teknik Industri FTI ITN Malang ABSTRAKSI Kegiatan ini dilakukan untuk memberdayakan SDM yang ada di RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang dalam mengelola lingkungan, khususnya dalam memanfaatkan sampah yang selama ini banyak menimbulkan kerugian, baik bagi manusia maupun lingkungan. Tumpukan sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia ini belum banyak ditangani dan biasanya hanya ditimbun atau dibakar. Sampah basah dari rumah tangga biasanya berupa sisa sayuran, buah-buahan busuk dan lainnya ternyata mengandung unsur-unsur yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik. Pupuk cair organik ini diharapkan dapat menggantikan ketergantungan para petani terhadap pemakaian pupuk kimia, dimana selain bisa menekan biaya pembelian pupuk cair organik juga lebih ramah lingkungan. Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan kepada seluruh masyarakat dan dilanjutkan dengan pelatihan, pembimbingan, serta praktek langsung dalam pembuatan pupuk cair. Proses pembuatan pupuk cair diawali dengan pemilahan sampah organik dan anorganik, kemudian dilakukan perajangan dan penghancuran. Bubur sampah dimasukkan dalam wadah dan ditambahkan bakteri kemudian difermentasikan. Hasil fermentasi disaring dan filtratnya dipakai sebagai pupuk cair. Dari hasil penelitian didapatkan pupuk cair yang paling bagus adalah dengan penggunaan sumber carbon dari tetes serta lama waktu fermentasi adalah 14 hari dengan kandungan N 3,745%, P 2 O 5 3,49%, dan K 2 O 5,97%. Kata Kunci: Pemberdayaan, Sampah Basah Organik, Fermentasi, Pupuk Cair Organik. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemberdayaan masyarakat dalam perkembangan suatu daerah merupakan salah satu tujuan pembangunan yang bertumpu pada 26

Pemberdayaan SDM dalam Pemanfaatan Sampah Harimbi Dwi Ana A. M. Asroni Sanny A. kemampuan masyarakat sendiri. Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat dalam perkembangan suatu daerah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, mengalihkan peran masyarakat dari obyek menjadi subyek, mencapai tujuan lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan hidup, dan mewujudkan aspek pemerataan dalam pembangunan. Pembangunan di wilayah RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang sampai saat ini secara prinsip telah dilaksanakan dengan partisipasi dan peran serta masyarakat melalui lembaga kemasyarakatan yang ada (LPMK, BKM, dan sebagainya). Namun, dalam perencanaannya sering dilakukan secara spasial (per wilayah RT atau RW) tanpa adanya keterpaduan yang terarah dalam jangka panjang. Dengan demikian, diperlukan upaya untuk memahami potensi wilayah yang dapat dipakai sebagai media untuk peningkatan pembangunan wilayah tersebut. Wilayah RW 08 Kelurahan Sukun posisinya berada di pinggir kota Malang. Daerah ini belum melakukan pemanfaatan sampah rumah tangga secara maksimal, sehingga sampah masih dianggap sebagai limbah saja. Untuk ini, diperlukan suatu pemecahan masalah, dimana salah satunya dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk cair. Penggunaan pupuk cair organik dari sampah organik ini diharapkan dapat menggantikan peran pupuk kimia yang digunakan masyarakat selama ini, sehingga kondisi kesehatan dan keseimbangan lingkungan bisa dipertahankan. Perumusan Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan belum seluruhnya dapat tersampaikan, khususnya untuk masyarakat yang jauh dari pusat pembangunan, seperti halnya masyarakat di daerah RW 08 Kelurahan Sukun. Hal ini menyebabkan kurangnya kreativitas dalam mengolah lingkungan sekitar, terutama permasalahan limbah rumah tangga yang dihasilkan. Dengan demikian, diperlukan adanya pembaruan informasi untuk pemerataan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan diadakannya penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk cair organik. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah: Meningkatkan pemberdayaan masyarakat RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang. Membuka lapangan kerja baru. Menyelesaikan permasalahan sampah basah dengan iptek yang ramah lingkungan. 27

Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 26-33 Manfaat Kegiatan Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang lebih ekonomis. Meningkatkan perekonomian masyarakat RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang. Mewujudkan aspek pemerataan dalam pembangunan. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan adalah dengan penyuluhan yang diawali dengan melakukan ujicoba proses pembuatan pupuk cair dengan menghimpun peran aktif masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan. Rangkaian kegiatan tersebut dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang tergabung dalam institusi pemerintahan kelurahan maupun non pemerintahan kelurahan. Diagram alir pembuatan pupuk cair organik adalah sebagai berikut: Sampah Basah Memperkecil ukuran Penghilangan getah Wadah fermentasi Penambah an bakteri Pemisahan dan penyaringan Produk Analisa ph Analisa N,P,K 28

Pemberdayaan SDM dalam Pemanfaatan Sampah Harimbi Dwi Ana A. M. Asroni Sanny A. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Penyuluhan Kegiatan penyuluhan dalam rangka pemberdayaan SDM dilingkungan RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Malang ini diikuti oleh semua elemen masyarakat dari Insitusi Pemerintahan Desa yaitu perangkat RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Malang, meliputi RT, RW dan Karang Taruna juga lembaga diluar institusi pemerintahan yaitu masyarakat yang tergabung dalam lembaga kemasyarakatan, kelompok kerja (pokja), remaja masjid, karang taruna dan lain-lain Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah terciptanya kelompokkelompok kerja yang mampu mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi dan mampu menghimpun serta mengkoordinir anggota kerjanya untuk melaksanakan hasil penyuluhan di lapangan. Berdasarkan data-data yang ada, didapatkan hasil bahwa kegiatan penyuluhan ini mendapatkan respon yang luar biasa dari peserta penyuluhan yang ditandai dengan terciptanya komunikasi dan pembimbingan yang baik antara para penyuluh lapangan dan peserta sehingga tujuan dari penyuluhan bisa tercapai yaitu memberikan pemahaman tentang pentingnya pengolahan sampah yang ada disekitar lingkungan RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Malang dan adanya tindak lanjut untuk merealisasikan kegiatan pembuatan pupuk cair. Data Pengamatan dan Analisis Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Fermentasi No Sumber Karbon Hari Ke Warna ph 1 Gula pasir 2 Gula jawa 3 Tetes 6 Keruh 5,5 8 Keruh 5,5 10 Keruh 5,5 12 keruh 5 14 keruh 5 6 Kuning kecoklatan 5,5 8 Kuning kecoklatan 5,5 10 Kuning kecoklatan 5,5 14 Kuning 5 16 Kuning 5 6 Coklat kehitam 5,5 8 Coklat kehitaman 5,5 10 Coklat tua 5,5 12 Coklat tua 5 14 Coklat tua 5 29

Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 26-33 Tabel 2 Hasil Analisa Pupuk Cair untuk % N dari Proses Fermentasi Waktu Fermentasi Sumber Carbon (Hari) Gula Gula Jawa Tetes 6 0,717 0,84 1,068 8 1,102 1,364 1,609 10 1,505 1,942 2,380 12 1,715 2,922 3,184 14 1,995 3,412 3,745 Tabel 3 Hasil Analisa Pupuk Cair untuk % P 2O 5 dari Proses Fermentasi Waktu Fermentasi Sumber Carbon (Hari) Gula Gula Jawa Tetes 6 0,325 0,746 1,083 8 0,828 1,114 1,383 10 1,445 1,645 1,841 12 2,082 2,333 2,624 14 2,731 3,155 3,490 Tabel 4 Hasil Analisa Pupuk Cair untuk % K2O dari Proses Fermentasi Waktu Fermentasi Sumber Carbon (Hari) Gula Gula Jawa Tetes 6 0,439 0,689 0,847 8 1,348 1,449 1,847 10 2,315 2,596 3,017 12 3,220 3,565 4,493 14 4,067 4,554 5,970 Gambar 1. Hubungan antara Lama Waktu Fermentasi terhadap Besarnya Kadar Nitrogen dalam Pupuk Cair 30

Pemberdayaan SDM dalam Pemanfaatan Sampah Harimbi Dwi Ana A. M. Asroni Sanny A. Gambar 2. Hubungan antara Lama Waktu Fermentasi terhadap Besarnya Kadar Fosfor dalam Pupuk Cair Gambar 3. Hubungan antara Lama Waktu Fermentasi terhadap Bkadar Kalium dalam Pupuk Cair 31

Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 26-33 Hasil Analisis Pengaruh Lama Waktu Fermentasi dengan Besarnya Kadar Nitrogen Kegunaan nitrogen bagi tumbuhan adalah untuk pembentukan atau pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Dari Gambar 1 didapatkan hasil yag paling baik adalah 3,745%. Hasil tersebut tersebut didapat dari sumber carbon yang berasal dari tetes. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan karbon (C) dan Nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Tetes berfungsi untuk fermentasi pupuk dan menyuburkan mikroba yang ada di dalam tanah, karena dalam tetes tebu (molasses) terdapat nutrisi bagi bakteri yang bertugas untuk menghancurkan material organik yang ada dalam pupuk dan tentunya mereka juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit untuk nutrisi mereka. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran material organik. Karena tetes mengandung komponen nitrogen yang lebih besar daripada gula pasir dan gula jawa, disertai berbagai nutrien yang diperlukan jasad renik, maka akan dapat meningkatkan kecepatan proses produksi pupuk dalam waktu yang singkat. Pengaruh Lama Waktu Fermentasi dengan Besarnya Kadar Fosfor Kegunaan dari fosfor bagi tumbuhan adalah untuk mempercepat pertumbuhan akar serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa. Dari Gambar 2 didapatkan hasil yang paling baik adalah 3,49%. Kenaikan kandungan fosfat bergantung dari ph larutan itu sendiri dan lama waktu fermentasi, dimana semakin asam larutan, maka kandungan fosfor dalam larutan akan meningkat. Dengan demikian, semakin lama waktu fermentasi, maka keasaman larutan akan naik diikuti dengan kenaikan kandungan fosfor. Pengaruh Lama Waktu Fermentasi dengan Besarnya Kadar Kalium Kegunaan dari kalium bagi tumbuhan adalah untuk mengeraskan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit, serta dapat meningkatkan kualitas buah/biji. Dari Gambar 3 didapatkan hasil yang paling baik dari kandungan kalium adalah 4,554%. Pada penelitian didapatkan hasil yang tidak sesuai, yaitu sebesar 5,970%. Karena syarat baku mutu pupuk cair organik adalah maksimal 5%, maka hal tersebut tidak sesuai. Hal itu dikarenakan bakteri yang digunakan dalam penilitian adalah EM-4 dan dalam bakteri mengandung mikroorganisme 32

Pemberdayaan SDM dalam Pemanfaatan Sampah Harimbi Dwi Ana A. M. Asroni Sanny A. genus lactobacillus yang dapat meningkatkan unsur hara kalium. Karena dalam fermentasi ini bakteri belum mengalami fase kematain, maka unsur hara kalium akan terus meningkat sampai bakteri mengalami fase stasioner ataupun fase kematian. KESIMPULAN Dari hasil penelitian didapatkan hasil yang paling baik untuk waktu fermentasi selama 14 hari dengan sumber carbon yang berasal dari tetes dengan hasil analisis yang didapatkan adalah: Nitrogen ( %N ) : 3,745% Fosfor ( % P 2 O 5 ) : 3,490% Kalium ( % K2O ) : 4,554% DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2008. Manfaat Limbah Pisang. Available online: http://www.smallcrab.com/others/383-manfaat-limbah-pisang. 15 Januari 2010.. 2008. Memanfaatkan Limbah Pisang. Available online: http://lestarimandiri.org/id/pupuk-organik/pembuatan-pupuk-organik/46- pembuatan-pupuk-organik/148-memanfaatkan-kulit-pisang.html. 13 Januari 2010.. 2008. Hidrolisis Polisakarida. Available online: http://www.hidrolis polisakasrida.html. 15 Januari 2010.. 2009. Optimalisasi Fermentasi dengan Aditif Tetes Tebu (Molasses) untuk menghasilkan Pupuk Organik Cair. Available online: http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/pkm/article/view/6466 27 April 2010.. 2008. Pemanfaatan Sampah Sebagai Pupuk Cair Organik untuk Perkembangan dan PertumbuhanTanaman. Available online: http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20081023162707. 02 Januari 2010.. 2008. Pupuk Organik. Available online: http ;//www.scribd.com/doc/14348998/pupuk-organik. 15 Januari 2010. Budiyanto, Moch. Agus Krisno, Ayub. 2004. Pupuk Organik Cair. Bandung: Agromedia Pustaka. Djuarnani. 2004. Cara Cepat Membuat Kompos. Bogor: Agromedia Pustaka. Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka. Marsono dan Paulus. 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. Sudrajat, R. 2006. Mengelola Sampah Kota. Bogor. 33