BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah atas maupun tingkat perguruan tinggi tidak terlepas dari matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan dalam berpikir logis, kritis, sistematis, analitis, dan kreatif. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu lain, serta memiliki peran penting untuk mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, siswa harus menguasai matematika agar siswa mudah dalam memahami bidang ilmu lainnya. Penerapan matematika dalam kehidupan tidak hanya sekedar menghitung maupun mengukur, namun dengan adanya matematika seseorang dapat mengambil kesimpulan yang logis maupun sistematis terhadap suatu permasalahan yang dihadapi dengan melakukan penalaran. Pada peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004(Wardhani, 2008) terdapat 5 tujuan pembelajaran matematika di sekolah. Salah satunya adalah siswa dapat melakukan penalaran matematika. Dalam penalaran matematika siswa dituntut untuk dapat menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan 1
2 gagasan dan pernyataan matematika. Hal yang senada juga dirumuskan dalam NCTM (2000) bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yaitu belajar untuk bernalar. Hal ini menujukan bahwa penalaran merupakan salah satu fondasi agar siswa mendapatkan pengetahuan matematika dengan baik. Penalaran yang baik siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap. Siswa juga dapat melakukan pendugaan-pendugaan atas pengalamannya sendiri, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami suatu materi yang akan diajarkan. Berdasarkan hasilobservasi di SMP Negeri 3 Sokaraja kelas VIII G pada tanggal 12 Agustus 2016, peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mengemukakan konsep-konsep yang mendasari penyelesaian sebuah soal, terutama yang berkaitan dengan soal cerita. Selain itu, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk membuktikan kebenaran terhadap sebuah solusi melalui langkah-langkah yang sesuai dengan konsep matematik. Siswa cenderung mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pemahaman konsep tetapi masih banyak memerlukan arahan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan penalaran. Siswa juga memiliki kemampuan penalaran matematis yang kurang dalam menarik kesimpulan. Dari uraian di atas menunjukkan kurangnya kemampuan penalaran matematis siswa. Untuk lebih memperkuat data tentang rendahnya kemampuan penalaran kelas VIII G, peneliti melakuakn pretestkemampuan penalaran matematika dalam materi aljabar. Hasil tes kemampuan penalaran
3 yang diperoleh dengan nilai rata-rata per indikator sebagai berikut : Tabel 1.1 Rata-rata per indikator kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII G No Indikator Rata-rata 1 Mengajukan dugaan 1,90 2 Melakukan manipulasi matematika 2,69 3 Menarik kesimpulan, meyusun bukti, memberikan 1,38 alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi 4 Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen 1,41 5 Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala 0,38 matematis untuk membuat generalisasi Rata-rata kemampuan penalaran 1,55 Berdasarkan hasil pretest diperoleh rata-rata nilai pretest sebesar 1,55. Hasil pretestmenyimpulkan siswa masih kesulitan dalam memahami soal, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan benar. Selain disebabkan oleh faktor dari siswa sendiri, faktor lainnya yang dapat berakibat pada kurangnya kemampuan penalaran adalah model pembelajaran yang kurang tepat dan suasana proses pembelajaran matematika yang kurang menyenangkan. Guru masih menjadi pusat dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Siswa kurang memiliki rasa ingin tahu. Selain itu, siswa menjadi mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran karena suasana pembelajaran yang kurang menarik. Pokok permasalahan yang terjadi sebenarnya ada pada siswa itu sendiri. Hal itu berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis siswa dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar. Dimana proses pembelajaran yang semula berpusat dari guru
4 dialihkan kepada dinamika siswa. Model pembelajaran yang membuat siswa lebih berperan aktif selama pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model Discovery Learning. Discovery Learning adalah model pembelajaran yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa dapat mengorganisasi sendiri. Dalam proses Discovery Learning siswa akan dituntut berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaanpertanyaan yang mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Selain menggunakan Discovery Learning, guru juga bisa menggunakan strategi pembelajaran. Strategi belajar yang akan membantu siswa meningkatkan kemampuan individual yang mereka miliki. Strategi Team Assisted Individualization (TAI) mengkombinasikan keunggulan pembelajaran individual dan pembelajaran kooperatif. Pada tipe ini pembelajaran dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Strategi ini memungkinkan siswa untuk saling bertukar pikiran, menerapkan ide-ide yang mereka mikili dan bekerja sama dalam pembelajaran. Melalui Discovery Learning dengan strategi Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan siswa dapat lebih berperan aktif dalam pembelajaran, dapat berperan aktif dalam diskusi dan memaksimalkan pengetahuan individual yang dimiliki masing-masing siswa sehingga mereka
5 dapat memiliki pengetahuan yang banyak untuk menemukan konsep yang sedang mereka cari sehingga dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Sokaraja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakan Discovery Learning dengan strategi TAI dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Sokaraja dalam pembelajaran matematika? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sokaraja dalam pembelajaran matematika melalui Discovery Learning dengan strategi TAI. D. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapakan dapat bermanfaat untuk, 1. Bagi Siswa Siswa dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa dalam belajar matematika dan dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang menarik dan bermakna. 2. Bagi Guru Guru dapat memanfaatkan Discovery Learning dengan strategi TAI, sehingga kemampuan penalaran matematis siswa dapat meningkat. 3. Bagi Sekolah Memberikan ide yang baik dalam suatu perbaikan pembelajaran
6 matematika sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai Discovery Learning dengan strategi TAI. 4. Bagi Peneliti Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung dengan menerapkan Discovery Learning dengan strategi TAI.